Beranda / Pendekar / Pendekar Romantis / Bab 391 - Bab 400

Semua Bab Pendekar Romantis: Bab 391 - Bab 400

537 Bab

Bab 411: Jadi Murid Ki Talang

“Ibuku…Putri Remi…ayah…mohon maaf Ki Talang, aku tak bisa mengungkapkannya, karena aku sendiri…belum pernah berjumpa dengannya!” Ki Talang malah tersenyum, Remibara tak tahu kalau Ki Talang orang yang sudah kenyang pengalaman, tapi kakek tua ini tak mendesaknya, dia mengangguk-angguk maklum saja.Namun sejak saat itu Ki Talang tak pernah lagi bertanya soal ayahnya, juga tentang riwayat Remibara, hingga remaja ini makin senang. Setelah makan dan beritirahat, bahkan kini di angkat kembali oleh Remibara ke teras pondok, keduanya ngobrol akrab.Padahal tadi pagi Remibara ingin mengajaknya bertarung, Remibara sebenarnya tak mau, cuman karena terlanjur berjanji saja dengan Ki Jenggot, sehingga ia mengiyakan saat itu.Karena Remibara tahu, Ki Talang adalah tokoh golongan bersih, beda dengan Ki Jenggot yang menyeleweng karena sakit hati istrinya di perkosa musuh besarnya puluhan tahun yang lalu.“Remibara…aku ingin melihat kamu bersilat, apa saja yang sudah di pelajari bersama si Jenggot ata
Baca selengkapnya

Bab 412: Mulai Suka Berpakaian Perlente

Dua minggu kemudian Remibara sudah sampai di sebuah kampung yang rame, Remibara merasa lapar.Saat akan menuju ke sebuah rumah makan yang mewah, dan terlihat rame, Remibara kaget saat melihat dua orang berpakaian ala kadarnya terlihat di usir dua penjaga.“Disini tak boleh masuk bagi yang pakainnya seperti kalian, sono cari rumah makan sederhana,” usir dua penjaga berwajah kejam dan kumis melintang.Remibara lalu ingat kitab peninggalan pendekar asmara, di sana tertulis cara dan gaya sang pendekar flamboyan itu, yakni suka sekali pakaian-pakaian mewah dan perlente juga suka pakai harum-haruman.“Gini-gini kan aku juga turunan bangsawan, walaupun aku benci ayahku…tapi mau gimana lagi!” batin Remibara, ia lalu memegang kantong uangnya dan ternyata masih banyak keping emas pemberian Ki Jenggot dulu.Remibara tak jadi menuju rumah makan itu, dia malah menuju ke sebuah toko pakaian terbesar yang ada di kota ini.Melihat ada pria rupawan yang berbaju sederhana celingak-celinguk melihat-liha
Baca selengkapnya

Bab 413: Lirikan Nyai Tari, Bikin Remibara Terlena

“Ahaiii…ada pangeran tampan nyasar ke sini, heeee tampan, pergi sono, ini bukan urusan kamu, sayang wajah tampan kamu yang kayak cewek itu bonyok kalau kena pukulan geledekku,” si kepala rampok ini tergelak sampai perutnya yang agak tambun terguncang.Tiba-tiba ada teriakan minta tolong, saat seorang perampok menarik keluar seorang wanita cantik dari dalam kereta, lalu keluarlah seorang lelaki agak tua dan perut gendut hampir sama dengan perut si kepala rampok, terlihat memohon-mohon agar wanita muda yang cantik itu jangan di culik.“He-he-he, si lintah darat ini punya bini baru lagi, ini yang ke berapa hahhh,” bentak si kepala rampok ini.“Haiyaaa…ini yang ke 7 tuan pelampok, kalian ambil saja halta owe, tapi bini owe jangan di bawa yaa…ini balu 3 bulan owe jadiin bini!” sahut si gendut yang ternyata seorang warga keturunan, yang terkenal sebagai pedagang sekaligus rentiner ini.“Ha-ha-ha…dasar gendut, bini aja sampai 7, bawa istrinya itu, bawa juga semua hartanya di kereta!” perinta
Baca selengkapnya

Bab 414: Ketahuan Selingkuh, Remibara Kabur

Liong Balado kaget bukan main menerima laporan ART nya itu, dia lalu mengecek kamar istri ke 7 nya, namun kamar istri ke 7 nya terkunci. Apalagi saat ART nya ini secara apa adanya bilang terdengar jelas suara Nyai Tari seperti keenakan dan mendesah-desah.Bukan main marah dan cemburunya Liong Balado ini, belum selesai ART nya ini bercerita, dia bergegas menuju ke kamar istrinya itu, dan kini sudah di depan pintu kamarnya tersebut.Liong Balado lalu berteriak-teriak, tiba-tiba pintu kamar terbuka dan istrinya terlihati menguap, seperti orang habis bangun tidur.“Ada apa sih koh, pagi-pagi sudah ribut saja, aku masih ngantuk tahu nda, mengganggu saja!” Nyai Tari kelihatan sangat kesal, ART itu langsung melongo, sampai menepuk-nepuk pipinya.“Nggak…nggak apa-apa Nyai hanya…anu-anuu…hei Picin, kamu bilang apa sih tadi, nih liat si Nyai ada di kamarnya sendiri?” Liong Balado mendelik marah pada ART nya ini, yang tadi menggebu-nggebu memberi laporan padanya.“Emank si Picin ngomong apa sih
Baca selengkapnya

Bab 415: Terpesona dengan Putri Gea

Seminggu kemudian, Remibara yang sudah jauh kabur meninggalkan kampung di mana Liong Balado dan istri-istrinya tinggal, kini hanya bisa menyesali kelakuannya.Ada rasa malu dan juga sesal di hatinya, kenapa sampai nekat menggauli Nyai Tari, padahal itu jelas-jelas istri orang.Arya dan Arjun yang setia menemani sungkan bertanya, mereka hanya mengikuti kemana tuan mudanya ini pergi.Mereka sampai di sebuah kota yang sangat rame, apalagi kota pelabuhannya, hilir mudik kapal besar dan kecil, dan ketiganya seperti biasa mencari rumah makan untuk mengisi perut, uang keping emas sekantong yang diam-diam Remibara ambil dari lemari penyimpanan uang milik Liong Balado, membuat ia tak sungkan menuju rumah makan mewah ini.Remibara tak sadar ini merupakan wilayah Kadipaten Pangsa, yang beberapa tahun lalu sempat bikin heboh, karena sang kepala Kadipatennya mendirikan Kerajaan Pangsa pisah dari Kerajaan Hilir Sungai.Namun niat Ki Basarah berhasil di tumpas Prabu Sembara dan puluhan ribu pasukan
Baca selengkapnya

Bab 416: Sama-sama Suka

Putri Gea lalu memasukan lagi pedangnya ke dalam sarung, karena dia melihat Remibara tidak menggunakan senjata.“Hmm…belum pernah aku melihat pria se-ganteng dia, mana pakaiannya bagus lagi, siapa sebenarnya si Remibara ini,” batin Putri Gea.Melihat Remibara malah berdiri saja tidak menyerangnya, Putri Gea langsung gemes, dia lalu melancarkan serangan pertama, yakni pembukaan Jurus Bangkui.Jari-jari lentiknya yang sudah terisi tenaga dalam membentuk cakar dan langsung mengarah ke wajah dan lambung Remibara.Remibara tentu saja kaget bukan main, jurus pembuka ini sudah sangat ganas dan menimbulkan angin dingin.Tapi Remibara dengan mudah bisa menghindar, merasa jurus pertama mudah dielakan Remibara tanpa menyerangnya. Putri Gea merasa remaja ini menganggapnya remeh, dia pun memperkuat seranganannya, dan lagi-lagi gagal, sudah lebih 5 jurus semuanya dengan mudah dielakan Remibara. Bukan main panasnya hati Putri Gea.“Keparat!” serunya marah dan kembali jurusnya menyerang dengan gerak
Baca selengkapnya

Bab 417: Ketika Cinta Tak Se Indah Kenyataan

Maka mulailah Remibara bercerita soal niat awalnya, yakni memang ingin menantang Ki Talang, sesuai pesan bekas gurunya Ki Jenggot.Namun saat tahu Ki Talang sakit akibat bertarung dengan musuh besarnya Ki Bando, Remibara malah simpati dengan Ki Talang dan mulailah ia akrab dengan guru Putri Gea itu.Lalu tanpa di duga di angkat murid dan berlatih selama 6 bulan, lalu Ki Talang suatu pagi meninggal setelah Remibara selesai latihan.“Nahh pas kamu datang, aku sudah 3 jam lebih berdiam di depan makamnya, rasanya berat meninggalkan beliau, banyak sekali jasa beliau padaku. Walaupun kami hanya 6 bulan bersama, rasanya bak 6 tahun seperti saat bersama mendiang Ki Jenggot!” Remibara menghela nafas sambil meminum pelan araknya.“Hmmm Ki Bando…awas saja kali ketemu kelak…Remibara…aku minta maaf yaa…sudah menuduhmu yang bukan-bukan, eh kamu hebat sekali, belajar di mana sih, apalagi tadi jurus terakhir kamu itu, ngeri banget, jantungku hampir berhenti berdetak!”“Gea…aku juga minta maaf, habisn
Baca selengkapnya

Bab 418: Patah Hati yang Sangat Menyakitkan

Putri Gea menangis sesengukan di hadapan ayah dan bundanya, Prabu Sembara dan Putri Padmasari. Cinta pertamanya gagal total, setelah mendengar penjelasan ibunda dan ayahandanya ini, karena Remibara adalah saudara kandungnya beda ibu.Melihat terguncangnya sang putri kesayangan ini, Putri Padmasari langsung memeluk putri tunggalnya tersebut, dia pun ikut meneteskan airmata, karena putri kesayangannya ini jatuh cinta pada saudara sendiri, tanpa tahu siapa jati diri Remibara.“Sabarlah sayang…bunda tahu kamu mencintai Remibara dan dia juga sangat mencintai kamu, buktinya dia pingsan…tapi kamu harus tahu anakku, dia adalah saudara kamu sendiri, ibunya Putri Remi dan ayahandanya, ayah kamu ini!”Nyai Padmasari lalu mengisahkan siapa adanya Putri Remi dan yang bikin Putri Gea kaget bukan kepalang, Putri Remi ternyata sepupu jauh ibunya, karena nenek Putri Remi dan nenek Putri Padmasari ternyata bersaudara. Prabu Sembara pun baru tahu setelah Permaisurinya ini menelusuri kenapa wajahnya sang
Baca selengkapnya

Bab 419: Berubah Jadi Pendekar Kejam

Ki Talo sampai kaget bukan kepalang, saat tahu Remibara dan Putri Gea bersaudara. “Untung saja mereka selama bergaul tak pernah bablas, kalau iya, betapa aibnya keluarga Prabu Sembara,” batin Ki Talo, yang menatap kereta kerajaan ini pergi dari rumah besarnya.Ki Talo sendiri bukan orang lain bagi Prabu Sembara, karena dia juga bangsawan tinggi dan sepupu jauh sang prabu ini.Sampai di Istana di Kotaraja Bajama, ke 3 permaisuri juga sama kagetnya, saat tahu Putri Gea mencintai Remibara yang ternyata saudara kandung sendiri, semua memandang kasian pada si jelita ini.Putri Ranina sampai geleng-geleng, apalagi saat tahu betapa cintanya sang putri sulung ini pada Remibara yang dikatakan sangat rupawan itu.Putri Soha yang paling memanjakan Putri Gea dan kelakuannya sangat mirip, sampai rela menemani anak sambungnya ini selama berhari-hari, agar semangatnya bangkit lagi.Sejak hari itu, Putri Gea makin rajin berlatih dan sesekali di temani Pangeran Kertamalaki, dan kadang di bimbing langs
Baca selengkapnya

Bab 420: Si Kakek Cebol Aneh Ternyata ….!

Sia-sia usaha Remibara melepaskan diri dari sedotan yang dilakukan kakek cebol misterius ini. Ia pun lunglai kehabisan tenaga dan terkapar di tanah, lalu pingsan.Si kakek cebol ini sampai terdiam, karena pun harus mengerahkan tenaganya yang besar sehingga mampu mengalahkan Remibara.“Hmm…siapa anak muda ini, aneh sekali, dia menguasai jurus-jurus hebat milik Ki Jenggot, Ki Talang dan ilmu mujijat milik Prabu Malaki, tapi masih belum begitu sempurna, wajahnya juga sangat tampan, mirip saudaraku dulu!” batin si kakek cebol terlihat penasaran.Saking penasarannya, si kakek cebol ini dengan enteng mengangkat tubuh Remibara dan membawanya bak benda ringan saja, padahal tubuh Remibara tinggi besar, walaupun agak kurus.Lalu tubuhnya berloncatan congklang dengan sangat cepat dan masuk jauh ke dalam hutan yang lebat, tak lupa perbekalan Remibara juga dia ambil, kecuali kuda milik Remibara yang sengaja di tinggalkan begitu saja.Cukup jauh juga si kakek cebol ini masuk ke dalam hutan, dan akh
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
3839404142
...
54
DMCA.com Protection Status