Putri Gea menangis sesengukan di hadapan ayah dan bundanya, Prabu Sembara dan Putri Padmasari. Cinta pertamanya gagal total, setelah mendengar penjelasan ibunda dan ayahandanya ini, karena Remibara adalah saudara kandungnya beda ibu.Melihat terguncangnya sang putri kesayangan ini, Putri Padmasari langsung memeluk putri tunggalnya tersebut, dia pun ikut meneteskan airmata, karena putri kesayangannya ini jatuh cinta pada saudara sendiri, tanpa tahu siapa jati diri Remibara.“Sabarlah sayang…bunda tahu kamu mencintai Remibara dan dia juga sangat mencintai kamu, buktinya dia pingsan…tapi kamu harus tahu anakku, dia adalah saudara kamu sendiri, ibunya Putri Remi dan ayahandanya, ayah kamu ini!”Nyai Padmasari lalu mengisahkan siapa adanya Putri Remi dan yang bikin Putri Gea kaget bukan kepalang, Putri Remi ternyata sepupu jauh ibunya, karena nenek Putri Remi dan nenek Putri Padmasari ternyata bersaudara. Prabu Sembara pun baru tahu setelah Permaisurinya ini menelusuri kenapa wajahnya sang
Ki Talo sampai kaget bukan kepalang, saat tahu Remibara dan Putri Gea bersaudara. “Untung saja mereka selama bergaul tak pernah bablas, kalau iya, betapa aibnya keluarga Prabu Sembara,” batin Ki Talo, yang menatap kereta kerajaan ini pergi dari rumah besarnya.Ki Talo sendiri bukan orang lain bagi Prabu Sembara, karena dia juga bangsawan tinggi dan sepupu jauh sang prabu ini.Sampai di Istana di Kotaraja Bajama, ke 3 permaisuri juga sama kagetnya, saat tahu Putri Gea mencintai Remibara yang ternyata saudara kandung sendiri, semua memandang kasian pada si jelita ini.Putri Ranina sampai geleng-geleng, apalagi saat tahu betapa cintanya sang putri sulung ini pada Remibara yang dikatakan sangat rupawan itu.Putri Soha yang paling memanjakan Putri Gea dan kelakuannya sangat mirip, sampai rela menemani anak sambungnya ini selama berhari-hari, agar semangatnya bangkit lagi.Sejak hari itu, Putri Gea makin rajin berlatih dan sesekali di temani Pangeran Kertamalaki, dan kadang di bimbing langs
Sia-sia usaha Remibara melepaskan diri dari sedotan yang dilakukan kakek cebol misterius ini. Ia pun lunglai kehabisan tenaga dan terkapar di tanah, lalu pingsan.Si kakek cebol ini sampai terdiam, karena pun harus mengerahkan tenaganya yang besar sehingga mampu mengalahkan Remibara.“Hmm…siapa anak muda ini, aneh sekali, dia menguasai jurus-jurus hebat milik Ki Jenggot, Ki Talang dan ilmu mujijat milik Prabu Malaki, tapi masih belum begitu sempurna, wajahnya juga sangat tampan, mirip saudaraku dulu!” batin si kakek cebol terlihat penasaran.Saking penasarannya, si kakek cebol ini dengan enteng mengangkat tubuh Remibara dan membawanya bak benda ringan saja, padahal tubuh Remibara tinggi besar, walaupun agak kurus.Lalu tubuhnya berloncatan congklang dengan sangat cepat dan masuk jauh ke dalam hutan yang lebat, tak lupa perbekalan Remibara juga dia ambil, kecuali kuda milik Remibara yang sengaja di tinggalkan begitu saja.Cukup jauh juga si kakek cebol ini masuk ke dalam hutan, dan akh
Ki Celun akhirnya mulai bercerita, dulu 25 tahun yang lalu dia mempelajari sebuah ilmu silat yang ia temukan secara tak sengaja, peninggalan gurunya sendiri, Pendekar Berhati Emas.Namun, Ki Celun tak sanggup mempelajari jurus dahsyat ini, malah berakibat pada kakinya yang lumpuh dan tak bisa disembuhkan.“Aku hanya sanggup sampai di jurus ke 10, sisa 5 jurus tak bisa kupelajari, kupaksakan diri akibatnya kakiku malah lumpuh permanen…mungkin karena aku sudah tua, aku juga sudah bertemu si Raja Tabib, Ki Sasak, tetap saja kakiku tak bisa disembuhkan hingga kini!”“Apa nama ilmu itu kek, kok bisa bikin kakek lumpuh begini?”Tanpa di duga kakek Celun memperlihatkan sebuah kitab tua yang ternyata dia simpan. Remibara pun dipersilahkan melihat dan membaca, setelah membaca sampul dan bagian pertama kitab yang sangat tua itu, Remibara yang pada dasarnya suka membaca kaget.Karena di sana tertulis, seorang yang ingin belajar Jurus Menari Di Atas Awan ini, maka harus tamat jurus Menembus Awan,
Pemuda yang tadi menegur dua preman apes itu kini mengenalkan diri pada Remibara juga 5 temannya, semuanya memandang kagum pada pemuda tampan ini.Namun Remibara menolak bergabung di rumah makan itu, ia beralasan ingin beristirahat di sebuah penginapan. Si pemuda bernama Pajah ini agak kecewa, tapi dia dan 5 sahabatnya tak berani lancang memaksa.“Luar biasa, masih muda tampan lagi, tapi kesaktiannya sangat tinggi, eh Pajah, kenapa sih kamu tadi menyebutkan Pendekar Tampan Berhati Kejam..?” rekannya ini menatap wajah Pajah menuntut jawaban sang sahabat.“Dua tahun yang lalu aku pernah mendengar seorang pemuda sangat rupawan suka sekali menghajar para penjahat, dan agaknya hari ini kita berkesempatan bertemu langsung. Jadi dugaanku, kayaknya inilah orangnya…tampan, berbaju perlente, suka tersenyum dan suka dengar lagu…tak salah lagi dialah orangnya!” ceplos Pajah, hingga 5 sahabatnya mengangguk.Sejak hari itu, kembali menyebar tentang kemunculan pendekar muda ini, nama pendekar tampan
“Ehh...iya…tak apa…mana lagi wanita-wanita yang disekap kawanan perampok ini,” Remibara segera mengalihkan perhatiannya agar tak terhanyut oleh pemandangan indah itu.Wanita cantik ini tak menyadari pandangan penolongnya, walaupun dia juga sempat kaget juga melihat ke tampanan Remibara, namun dia segera menunjukan tempat di mana para wanita-wanita malang yang di sekap para perampok itu.Begitu pintu di jebol, Remibara langsung mengumpat sambil berpaling ke tempat lain, karena terdapat 20 orang wanita yang tanpa pakaian di kurung di sana. Kondisi mereka terlihat sangat ketakutan.“Kamu…eh siapa nama mu Nyai, tolong carikan mereka pakaian,” perintah Remibara pada wanita tadi, yang juga berpakaian sobek-sobek.“Aku Nyi Santi…iya tuan muda aku carikan,” Nyi Santi pun buru-buru masuk ke sebuah ruangan, rupanya dia tahu tempat di mana para perampok ini menyembunyikan pakaian puluhan wanita malang itu.Remibara lalu melihat-lihat ke dalam sarang para perampok ini, selain banyak menemukan ara
Setelah mengantar 12 wanita malang itu ke kampung masing-masing, Remibara dan Nyi Sinta kini melanjutkan perjalanan menuju kampungnya.Nyi Sinta sebut naik kuda mereka masih menempuh 4 hari perjalanan lagi, Remibara iya-iya saja, karena ia memang tak punya tujuan.Sebab ia tak tahu di mana musuh-musuhnya bersembunyi, kecuali Ki Bando yang tinggal daerah pesisir laut, yang berbatasan langsung dengan kerajaan Borneo Timur, orang inilah yang mau Remibara datangi dulu untuk buat perhitungan.Arah kampung Nyi Santi ternyata mengarah ke sana, sehingga Remibara tak masalah mengantar janda denok ini ke kampung halamannya.Hari kedua mereka sampai di sebuah kota yang lumayan rame, kota ini terletak tak jauh dari pantai dan laut yang membiru.Remibara terpesona melihat laut yang indah ini, karena ia biasa hanya melihat gunung dan hutan lebat, ia dan Nyi Santi turun dari kuda dan menikmati suasana pantai yang tenang dan angin sepoi-sepoi.“Indah banget…aku jadi suka liat pantai begini,” guman Re
“Setann….kenapa malah kamu di sini hahhh..?” suara Ki Laju mengguntur saking marah dan kagetnya.Bagaimana tak kaget dan kini Ki Laju sambil buru-buru berpakaian, kenapa tiba-tiba Nyi Santi justru berubah jadi ART nya yang jelek dan berkulit gelap, bukan tubuh putih mulus seperti yang dia pikir tadi.Remibara yang sejak melihat Ki Laju bisik-bisik dengan ART nya ini sudah curiga, lalu menggunakan ilmu sihirnya.Ia sengaja membiarkan Nyi Santi bak tidur, tapi Remibara mampu merubah pandangan Ki Laju yang melihat dirinya juga seolah-olah tidur karena obat bius.Bahkan dua anak buah Ki Laju juga mengira yang mereka bawa tubuh Remibara, padahal yang mereka angkat adalah guling, yang sengaja secara lihai dan secepat kilat Remibara ambil di kamar yang tak jauh dari mereka minum-minum tadi.Crassss…! Remibara memotong alat vital Ki Laju tanpa ampun dengan belatinya, saat buru-buru memakai celananya.“Ampunnnnnnn….!” Ki Laju melolong kesakitan, karena benda keramatnya kini tinggal seonggok da