Home / Pendekar / Pendekar Romantis / Chapter 241 - Chapter 250

All Chapters of Pendekar Romantis: Chapter 241 - Chapter 250

537 Chapters

Bab 241: Juragan Judi Turun Tangan

“Tenang…aku membawa ini,” Sembara lalu meletakan sekantong uang nya, begitu di buka terdapat 20 keping uang emas dan 50 an keping uang perak.Para penjudi langsung berseru woww, karena ini modal yang sangat besar. Sementara mereka paling hanya 50 uang perak atau paling banyak 2 atau 3 keping uang emas.“Hmm…baiklah…cukup itu, kita mulai, perhatikan yaa!” si tukang dadu yang matanya sipit sebelah ini lalu memutar tiga biji dadunya di sebuah wadah, lalu setelah mulai berputar, diapun mulai menutup biji dadu itu.Kini Sembara anteng sambil menatap dadu yang sudah di tutup rapat tersebut, tangannya bergerak pelan, tak ada yang tahu, Sembara sudah mengerahkan sedikit tenaga dalamnya melalui meja judi dadu ini.“Ayo pasang, berapa angkanya, atau kalian mau bertaruh yang angka gede, besar atau kecil, hadiahnya 2X lipat?” pancing si bandar dadu ini.Para penjudi sesaat diam, lalu mulai melempar ke depan, di mana deretan angka-angka tertera, mereka tak berani ambil resiko, sehingga memilih sam
Read more

Bab 242: Pertarungan Dahsyat Di Meja Dadu

Juragan Polok lalu menaruh tangannya di atas tutup dadu, Sembara paham, bos dadu ini mulai mengerahkan tenaga dalamnya.“Manis ambilkan aku dua botol arak manis, cepetan yaa!” Somah dan Hio kaget di saat tegang begini, Sembara malah minta arak. Tapi keduanya tak membantah, lalu buru-buru mencarikan, mereka mengambil 2 keping koin perak sebagai pembayarannya yang tadi Sembara berikan.Tak lama datang arak manis yang dibawa Somah dan Hio, Sembara pun minum dengan cueknya, Juragan Polok terlihat menatap tajam tangannya di atas dadu, mulai terdengar teriakan agar sang juragan ini segera membuka tutup dadu.Sembari minum, Sembara meletakan tangan kirinya di meja, tiba-tiba tenaga dalam Juragan Polok seakan membentur karang kokoh, karena dia tak mampu mengerahkan tenaga dalamnya untuk merubah biji dadu yang masih tertutup rapat dan penutupnya dia pegang dengan tangan kanannya.Dia mulai mengerahkan semua tenaga dalamnya, wajahnya terlihat memerah, Sembara tetap anteng-anteng saja sambil min
Read more

Bab 243: Pendekar Romantis

Ternyata dia mengerahkan semua tenaga dalamnya dan terus berusaha merubah dadu ke angka besar, si orang tua ini ternyata tahu bunyi angka kecil dan besar.Tiba-tiba Sembara menapak meja judi ini.“Plakkk…!” tangan orang tua itu terangkat berikut tutup dadunya yang masih di tangan, lalu dia pun bak terdorong tenaga yang sangat kuat, terjengkang kebelakang, bahkan tubuhnya terguling ke lantai.Terbukalah kini biji dadu, tapi semua kaget dan melotot, dua biji dadu pecah, tapi tertera angka 1, sedangkan biji dadu yang utuh terlihat angka 2.“Kecillll….!” tenyata yang berteriak spontan istri Ki Taryuk dan bersorak lah semua penjudi, orang tua kalem tadi hanya bisa terdiam sambil menarik nafas dan lalu mundur kebelakang lantas bersemedhi kepojokan.Dia kalah telak melawan tenaga dalam Sembara, Juragan Polok makin pucat dan akhirnya dia marah-marah tak karuan, uangnya ludes banyak, termasuk uang hutang dari para penjudi ke dia lunas semua, tak terhitung kerugian yang di derita, agaknya hampi
Read more

Bab 244: Pendekar Romantis Mengamuk

Karena masih berada dalam seputaran kota yang bernama Panjali ini (masuk wilayah perbatasan Kerajaan Hilir Sungai dan Kerajaan Surata), tentunya masih banyak penginapan bertebaran, apalagi kota ini terkenal sebagai daerah yang komplet dengan hiburan dan pasar malamnya yang selalu rame, juga tempat judi hingga pelesirannya bertebaran di sini.Dan tempat judi sekaligus pelesiran milik Juragan Polok merupakan yang terbesar dan paling rame di kunjungi warga, baik dari warga di sini maupun pelancong dari kota lainnya. Sehingga jadi kota persinggahan yang rame dan sangat maju.Awalnya Sembara ingin dua kamar, tapi Nyimas bilang takut sendirian, sehingga mereka kini menyewa satu kamar, bahkan kamarnya pun yang termahal, karena ada tempat mandinya di dalam.Masuk kamar, Nyimas permisi dengan Sembara sebelum beristirahat dia mau mandi dulu, setelah pelayan kamar menyalakan pelita, kini ruangan menjadi terang.Nyimas yang sebelumnya sempat berbelanja pakaian uang pemberian Sembara, kini masuk k
Read more

Bab 245: Menolong Putri Zasa, Bertemu Musuh Besar

Amukan Sembara itu langsung mengegerkan Kota Panjali malam itu, perbuatannya yang telah membunuh Juragan Polok membuat Sembara jadi buronan aparat keamanan kerajaan, Sembara atau Pendekar Romantis di sebut orang yang sangat berbahaya. Kegegeran bertambah lagi saat pemilik hotel menemukan Nyimas tewas di tempat tidur, dan ada 5 orang bercadar yang tewas di sekitar kamar penginapan Sembara dan Nyimas. Pagi nya warga kota Panjali, terutama yang miskin-miskin kaget bukan main, saat menemukan puluhan koin emas dan perak di depan rumah mereka. Ternyata, malam itu juga Sembara sengaja membagi-bagikan koin yang ia ambil di rumah judi Juragan Polok dan habis ia bagikan ke warga-warga miskin, ia hanya menyisakan satu kantong kecil buat bekalnya merantau. Sembara juga tahu perbuatannya sudah bikin geger se antero kota Panjali, tapi Sembara siangnya sudah sangat jauh meninggalkan kota ini. Nama Pendekar Romantis Berhati Kejam langsung merebak di kota ini, semua orang selama berhari-hari, b
Read more

Bab 246: Hampir Saja Masuk Jurang

Sembara melompat tinggi, lalu bak halilintar dia turun secepat kilat, akibatnya berhamburanlah ke 15 orang ini lintang pukang, dalam segebrakan Sembara sudah bikin keok ke 15 orang ini, untungnya Sembara tidak mengirim pukulan maut. Benar-benar kaget Palasi melihat para perampok yang dia ketahui mempunyai ilmu silat lumayan ini, bisa dengan mudah Sembara taklukan dalam satu jurus. Bahkan dia anggap Sembara sangat kejam, karena ke 15 orang perampok ini meringis kesakitan, rata-rata lengan mereka patah kena jurus Halilintar yang Sembara lontarkan barusan. “Nahh…sekarang saatnya giliran kamu, aku akan membalas perbuatan kamu dulu yang bikin aku terjungkal ke Sungai,” Sembara sangat dendam dengan pria setengah tua ini, ia juga ingat perbuatan si Pendekar Baung ini terhadap wanita-wanita yang dia perkosa selama ini. Sembara tak mau berlaku sungkan, dengan gerakan yang sangat cepat dia melompat sambil mengerahkan tenaga inti salju yang teramat dingin, agaknya Sembara ingin menghabisi Pen
Read more

Bab 247: Kagum Berbuah Cinta

Sembara tak lupa mengenalkan diri, dan dia bilang hanyalah pelajar gagal dan suka menggembara, dengan tujuan mau ke Ibukota Kerajaan Hilir Sungai. Tentu saja dia tak mau menceritakan apa misi besarnya ke ibukota kerajaan itu.“Terima kasih atas pertolongan tuan pendekar, eh Sembara, benar namaku Putri Zasa, aku berasal dari ibukota Serawak, ayahku Panglima Kifli, sepupu dari Raja Tago, aku sekolah kepribadian di Kadipaten Pahang!”Kagetlah Sembara tak mengira kalau Putri Zasa ini bukan bangsawan sembarangan yakni anak seorang panglima tinggi Kerajaan Surata.Lalu secara refleks Sembara pun mundur dan menghormat sebagaimana layaknya seorang warga biasa menghormati seorang bangsawan tinggi.“He-he…sudahlah Abang Sembara, aku panggil abang saja ya, tak usah berlebihan, di sini hanya kita berdua, buat apa sungkan-sungkanan segala, bikin tak enak ajee!” Putri Zasa langsung menutup mulutnya dengan jarinya yang lentik, ternyata setelah mengalami hal-hal yang menegangkan putri ini aslinya suk
Read more

Bab 248: Hubungan Terlarang

“Putri…kamu agaknya kedinginan, kalau boleh…aku mau menyalurkan hawa panas, biar tubuh putri tak kedinginan,” Sembara mengucapkan dengan hati-hati dan sopan, agar Putri Zasa tak mengira dia macam-macam.Tanpa di duga Putri Zasa langsung berbalik membelakangi Sembara, ternyata dia sering melihat penyaluran hawa begini, sehingga tak canggung lagi. Apalagi sikap dan tutur kata Sembara sangat sopan, sehingga dia yakin pemuda ini orang baik dan terpelajar.Sembara mendekat dan mulai menempelkan lengannya, hampir saja Sembara sulit konsentrasi, karena bau tubuh Putri Zasa sangat wangi.Tapi dia menajamkan hati dan pikirannya, hingga bisa juga konsentrasi dan pelan-pelan tubuh Putri Zasa mulai hangat, lama-lama berubah agak panas.Saking konsentrasinya sambil memejamkan mata, Sembara lupa menyetop penyaluran hawa ini, tak dia sadari tubuh Putri Zasa mulai berkerigat, padahal cuaca sangat lembab dan dingin.Apesnya lagi, Putri Zasa yang tak memiliki pengetahuan soal tenaga dalam mengira Semb
Read more

249: Bertemu Pangeran Hasom yang Angkuh

Sembara lalu bersuit sangat nyaring, sampai 3X, hingga Ratu Zasa menutup telinga dan berasa aneh kenapa Sembara begitu. Namun kini si putri jelita tersenyum manis karena dari jauh terlihat seekor kuda jantan hitam berlari kencang ke arah mereka, hingga Sembara kembali melongo menatap kecantikan putri ini.Tiada bosan-bosannya dia menatap wanita yang kini jadi kekasih terlarangnya ini. Putri Zasa begitu lepas tertawa dan tidak menutup mulutnya, hal yang berbeda dilakukan seorang bangsawan seperti Putri Zasa ini.“Hebat banget kuda ini,” puji Putri Zasa sambil membelai bulu kuda jantan ini.“Kalau putri mau, nanti boleh putri miliki, dia jinak, nanti ku ajarin caranya, kalau tak paham dia akan ngamuk pada orang asing!” sahut Sembara.Awalnya saat Putri Zasa duluan naik, hampir saja kuda jantan ini mengamuk, tapi setelah Sembara tepuk-tepuk kepalanya, kuda ini langsung diam. Putri Zasa tertawa dan menarik tangan Sembara agar naik bersama.Keduanya kini berkuda dan tentu saja dengan bak o
Read more

Bab 250: Kangen yang Hampir Bawa Petaka

Setelah di rasa agak jauh, kini Sembara berjalan biasa saja, hingga dia menemukan sebuah villa dan beristirahat di sana.Entah mengapa hatinya bak kosong melompong setelah berpisah dengan Putri Zasa, perasaan hampa yang mirip dengan perpisahannya dulu dengan Dawina dan Ranina.Selama dua hari dia termangu-mangu di perahu yang dia sewa, sambil membunyikan seruling, menyatakan rasa kangennya pada Putri Zasa.Dan di saat kembali ke villa itulah Sembara kaget saat melihat Pangeran Hasom bertemu dengan Puteri Remi di villa ini, dan terlihat sangat intim dan Sembara geleng-geleng melihat dua orang yang dikenalnya ini malah terlihat berpelukan dengan mesra.Hati Sembara lalu ingat Putri Zasa. “Hmmm wajar saja Putri Zasa menolak menikah dengan Pangeran ini, kelakuannya begini!” batin Sembara, dia lupa, kelakuannya juga tak jauh beda.Tapi itulah egois nya lelaki yang sedang terpanah asmara. Malam harinya, Sembara tak tahan juga, dia pun nekat kembali ke kotaraja dan bermaksud ingin bertemu Pu
Read more
PREV
1
...
2324252627
...
54
DMCA.com Protection Status