Amukan Sembara itu langsung mengegerkan Kota Panjali malam itu, perbuatannya yang telah membunuh Juragan Polok membuat Sembara jadi buronan aparat keamanan kerajaan, Sembara atau Pendekar Romantis di sebut orang yang sangat berbahaya. Kegegeran bertambah lagi saat pemilik hotel menemukan Nyimas tewas di tempat tidur, dan ada 5 orang bercadar yang tewas di sekitar kamar penginapan Sembara dan Nyimas. Pagi nya warga kota Panjali, terutama yang miskin-miskin kaget bukan main, saat menemukan puluhan koin emas dan perak di depan rumah mereka. Ternyata, malam itu juga Sembara sengaja membagi-bagikan koin yang ia ambil di rumah judi Juragan Polok dan habis ia bagikan ke warga-warga miskin, ia hanya menyisakan satu kantong kecil buat bekalnya merantau. Sembara juga tahu perbuatannya sudah bikin geger se antero kota Panjali, tapi Sembara siangnya sudah sangat jauh meninggalkan kota ini. Nama Pendekar Romantis Berhati Kejam langsung merebak di kota ini, semua orang selama berhari-hari, b
Sembara melompat tinggi, lalu bak halilintar dia turun secepat kilat, akibatnya berhamburanlah ke 15 orang ini lintang pukang, dalam segebrakan Sembara sudah bikin keok ke 15 orang ini, untungnya Sembara tidak mengirim pukulan maut. Benar-benar kaget Palasi melihat para perampok yang dia ketahui mempunyai ilmu silat lumayan ini, bisa dengan mudah Sembara taklukan dalam satu jurus. Bahkan dia anggap Sembara sangat kejam, karena ke 15 orang perampok ini meringis kesakitan, rata-rata lengan mereka patah kena jurus Halilintar yang Sembara lontarkan barusan. “Nahh…sekarang saatnya giliran kamu, aku akan membalas perbuatan kamu dulu yang bikin aku terjungkal ke Sungai,” Sembara sangat dendam dengan pria setengah tua ini, ia juga ingat perbuatan si Pendekar Baung ini terhadap wanita-wanita yang dia perkosa selama ini. Sembara tak mau berlaku sungkan, dengan gerakan yang sangat cepat dia melompat sambil mengerahkan tenaga inti salju yang teramat dingin, agaknya Sembara ingin menghabisi Pen
Sembara tak lupa mengenalkan diri, dan dia bilang hanyalah pelajar gagal dan suka menggembara, dengan tujuan mau ke Ibukota Kerajaan Hilir Sungai. Tentu saja dia tak mau menceritakan apa misi besarnya ke ibukota kerajaan itu.“Terima kasih atas pertolongan tuan pendekar, eh Sembara, benar namaku Putri Zasa, aku berasal dari ibukota Serawak, ayahku Panglima Kifli, sepupu dari Raja Tago, aku sekolah kepribadian di Kadipaten Pahang!”Kagetlah Sembara tak mengira kalau Putri Zasa ini bukan bangsawan sembarangan yakni anak seorang panglima tinggi Kerajaan Surata.Lalu secara refleks Sembara pun mundur dan menghormat sebagaimana layaknya seorang warga biasa menghormati seorang bangsawan tinggi.“He-he…sudahlah Abang Sembara, aku panggil abang saja ya, tak usah berlebihan, di sini hanya kita berdua, buat apa sungkan-sungkanan segala, bikin tak enak ajee!” Putri Zasa langsung menutup mulutnya dengan jarinya yang lentik, ternyata setelah mengalami hal-hal yang menegangkan putri ini aslinya suk
“Putri…kamu agaknya kedinginan, kalau boleh…aku mau menyalurkan hawa panas, biar tubuh putri tak kedinginan,” Sembara mengucapkan dengan hati-hati dan sopan, agar Putri Zasa tak mengira dia macam-macam.Tanpa di duga Putri Zasa langsung berbalik membelakangi Sembara, ternyata dia sering melihat penyaluran hawa begini, sehingga tak canggung lagi. Apalagi sikap dan tutur kata Sembara sangat sopan, sehingga dia yakin pemuda ini orang baik dan terpelajar.Sembara mendekat dan mulai menempelkan lengannya, hampir saja Sembara sulit konsentrasi, karena bau tubuh Putri Zasa sangat wangi.Tapi dia menajamkan hati dan pikirannya, hingga bisa juga konsentrasi dan pelan-pelan tubuh Putri Zasa mulai hangat, lama-lama berubah agak panas.Saking konsentrasinya sambil memejamkan mata, Sembara lupa menyetop penyaluran hawa ini, tak dia sadari tubuh Putri Zasa mulai berkerigat, padahal cuaca sangat lembab dan dingin.Apesnya lagi, Putri Zasa yang tak memiliki pengetahuan soal tenaga dalam mengira Semb
Sembara lalu bersuit sangat nyaring, sampai 3X, hingga Ratu Zasa menutup telinga dan berasa aneh kenapa Sembara begitu. Namun kini si putri jelita tersenyum manis karena dari jauh terlihat seekor kuda jantan hitam berlari kencang ke arah mereka, hingga Sembara kembali melongo menatap kecantikan putri ini.Tiada bosan-bosannya dia menatap wanita yang kini jadi kekasih terlarangnya ini. Putri Zasa begitu lepas tertawa dan tidak menutup mulutnya, hal yang berbeda dilakukan seorang bangsawan seperti Putri Zasa ini.“Hebat banget kuda ini,” puji Putri Zasa sambil membelai bulu kuda jantan ini.“Kalau putri mau, nanti boleh putri miliki, dia jinak, nanti ku ajarin caranya, kalau tak paham dia akan ngamuk pada orang asing!” sahut Sembara.Awalnya saat Putri Zasa duluan naik, hampir saja kuda jantan ini mengamuk, tapi setelah Sembara tepuk-tepuk kepalanya, kuda ini langsung diam. Putri Zasa tertawa dan menarik tangan Sembara agar naik bersama.Keduanya kini berkuda dan tentu saja dengan bak o
Setelah di rasa agak jauh, kini Sembara berjalan biasa saja, hingga dia menemukan sebuah villa dan beristirahat di sana.Entah mengapa hatinya bak kosong melompong setelah berpisah dengan Putri Zasa, perasaan hampa yang mirip dengan perpisahannya dulu dengan Dawina dan Ranina.Selama dua hari dia termangu-mangu di perahu yang dia sewa, sambil membunyikan seruling, menyatakan rasa kangennya pada Putri Zasa.Dan di saat kembali ke villa itulah Sembara kaget saat melihat Pangeran Hasom bertemu dengan Puteri Remi di villa ini, dan terlihat sangat intim dan Sembara geleng-geleng melihat dua orang yang dikenalnya ini malah terlihat berpelukan dengan mesra.Hati Sembara lalu ingat Putri Zasa. “Hmmm wajar saja Putri Zasa menolak menikah dengan Pangeran ini, kelakuannya begini!” batin Sembara, dia lupa, kelakuannya juga tak jauh beda.Tapi itulah egois nya lelaki yang sedang terpanah asmara. Malam harinya, Sembara tak tahan juga, dia pun nekat kembali ke kotaraja dan bermaksud ingin bertemu Pu
Putri Remi juga kaget bukan main, karena tak menyangka pemuda yang sangat hebat ini adalah Sembara, pemuda yang 3,5 tahun lalu sangat mudah dia taklukan.Walaupun kini badan Sembara makin tinggi dan kokoh serta berbaju pelajar yang perlente sehingga wajahnya makin tampan. Tapi Putri Remi tetap kenal siapa Sembara.“Kamu…Sembara!”“Sembara…Pendekar Romantis, yang gulang galing dengan dua wanita nakal di kota Panjali!” sela si jenggot kambing tertawa mengejeknya, hingga Putri Remi menoleh sambail tersenyum memikat.“He-he-he…pantessss…rupanya dia tergila-gila dengan Putri Zasa, hingga nekat datang ke sini, tak puaskah kamu dengan dua wanita nakal itu Sembara, hingga mau naik pangkat goda wanita bangsawan!” Putri Remi ikutan mengejek Sembara.Merah padamlah wajah Sembara, inilah yang membuatnya menatap ke lima orang ini satu persatu-satu.“Putri Remi…tak perlu kamu berkata begitu, apa perlu aku bongkar kelakuan kamu di villa itu, bersama seseorang yang bakal jadi orang penting kelak di k
Ranina dan Putri Kesha menatap Sembara yang menerawang, yang baru selesai bercerita. Tentu saja Sembara tak pernah menceritakan hubungan rahasianya dengan Putri Zasa, ceritanya hanya menyelamatkan putri itu dari Pendekar Baung dan komplotannya dan bentrok di rumah Panglima Kifli, serta melihat Putri Remi dan Pangeran Hasom di villa itu.“Ehemmm…benaran nihh nggak naksir dengan Putri Zasa yang katanya secantik bidadari,” pancing Ranina. Putri Kesha menutup mulutnya, hampir tertawa dengan ucapan spontan Ranina ini.Sembara menatap wajah Ranina, melihat lesung pipit gadis jelita ini gemes juga dia, lalu berpaling ke wajah Putri Kesha yang terlihat menahan tawa, hingga kecantikannya terlihat, Sembara akhirnya tertawa.“Melihat kalian berdua yang secantik bidadari, kayaknya aku lebih suka kalian berdua!” cerocos Sembara.“Gilaaaa…dasar Pendekar Romantisssss…main embat saja kami berdua, enak saja!” sahut