Ranina dan Putri Kesha menatap Sembara yang menerawang, yang baru selesai bercerita. Tentu saja Sembara tak pernah menceritakan hubungan rahasianya dengan Putri Zasa, ceritanya hanya menyelamatkan putri itu dari Pendekar Baung dan komplotannya dan bentrok di rumah Panglima Kifli, serta melihat Putri Remi dan Pangeran Hasom di villa itu.“Ehemmm…benaran nihh nggak naksir dengan Putri Zasa yang katanya secantik bidadari,” pancing Ranina. Putri Kesha menutup mulutnya, hampir tertawa dengan ucapan spontan Ranina ini.Sembara menatap wajah Ranina, melihat lesung pipit gadis jelita ini gemes juga dia, lalu berpaling ke wajah Putri Kesha yang terlihat menahan tawa, hingga kecantikannya terlihat, Sembara akhirnya tertawa.“Melihat kalian berdua yang secantik bidadari, kayaknya aku lebih suka kalian berdua!” cerocos Sembara.“Gilaaaa…dasar Pendekar Romantisssss…main embat saja kami berdua, enak saja!” sahut
Akibatnya mereka terkena hantaman tenaga dingin dan panas yang Sembara lontarkan, belum cukup hanya itu, Sembara yang marah melihat gurunya kini muntah darah, langsung menyerang dengan pukulan yang lebih ganas lagi.Kali ini dia memainkan jurus asmara yang sangat kuat di selingi dengan jurus halilintar, akibatnya dua orang yang sudah terluka parah ini tak kuasa menerima jurus aneh dan kuat dari Sembara, keduanya jatuh bak sehelai daun kering dan tewas seketika.Prabu Malaki sampai mengeryitkan dahi melihat kekejaman Sembara, dia merasa mengenal jurus yang Sembara mainkan, walaupun sudah dikombinasikan sedemikian rupa.Dalam kemarahannya, Sembara sudah mengerahkan tenaga puncaknya. Enam orang yang tadi mengeroyok Prabu Malaki, tiba-tiba bangkit dan secepat kilat mengangkat dua temannya yang tewas dan kabur dari sana secepat-cepatnya.Saat Sembara ingin bergerak menghajar ke 6 orang yang sudah terluka akibat bertarung dengan Prabu Malaki. Kakek Manyan gurun
“Agar kita cepat sampai, gunakan ilmu berlari cepat kalian, ikutin aku!” lalu Prabu Malaki bak menghilang saja mendahului Ranina dan Putri Kesha.Kedua dara ini kaget, lalu seakan berlomba mereka mengejar secepatnya Prabu Malaki, mereka melihat Prabu Malaki bak berjalan santai saja, tapi kedua dara ini tetap tak mampu mengejar pria sakti ini.Nafas kedua dara ini sudah ngos-ngosan, hampir 2 jam mereka berjalan sangat cepat dengan ilmu berlari cepatnya. Namun jarak antara mereka berdua dengan Prabu Malaki tetap jauh, sekitar 100 meteran.Tiba-tiba terdengar suara. “Tarik nafas dari hidung, lalu tahan di dalam dada, hembuskan lewat mulut, tenaga yang tadi aku salurkan saat kalian pingsan segera gunakan, keluarkan ilmu tenaga dalam kalian, lakukan terus berulang-ulang sampai nafas kalian enak!” kagetlah Ranina dan Kesha mendengar perintah itu.Tapi kedua dara cantik ini sanga cerdik, mereka pun seakan berlomba melaksanakan perintah suara dari Prabu Malaki itu, awalnya mereka kesulitan, k
Kita tinggalkan sejenak ketegangan yang melanda Putri Kesha, Prabu Malaki dan terutama Putri Kinanti.Kita ikuti kembali perjalanan Sembara, yang langsung kabur saat tahu Prabu Malaki ingin mengundangnya singgah di villanya.Yang bikin dia kaget, kenapa tiba-tiba Ranina dan Putri Kesha malah menyetujui undangan itu, sehingga dia pun secepatnya kabur dari sana, apalagi yang bikin dia kaget, Ranina menyebutkan nama aslinya, Sembara makin gelisah dan memilih secepatnya pergi dari hadapan Prabu Malaki.Dia sempat melihat ayahandanya yang ia tahu selain seorang maharaja, juga berilmu sangat tinggi tiba-tiba menyusulnya, sehingga Sembara langsung bersembunyi, saat tahu Prabu Malaki mengejarnya.Sembara sampai melongo melihat kesaktian Prabu Malaki yang berlari bak kilat mengejarnya, dan dia akan tersusul andai kata tak terjun ke sungai kecil dan berendam di sana.Lalu dengan kekuatan tenaga dalamnya Sembara mampu menahan nafas di dalam air, itulah sebabnya Prabu Malaki tak berhasil menemuka
Putri Kesha terlihat sedikit kebingungan, namun akhirnya dia bisa menguasai diri. “Mohon maaf baginda dan permaisuri…hamba hanyalah anak yatim piatu, orang tua hamba sudah meninggal dunia saat hamba berusia 1 tahun, lalu hamba di angkat sebagai murid oleh Putri Remi, hamba sama sekali tidak tahu soal Naga Hitam, yang hamba tahu padepokan putri Remi ini bernama Mawar Merah, katanya dia meneruskan padepokan mendiang Nyai Mawar, saudara seperguruannya!”Prabu Malaki dan Permaisuri Kinanti langsung terdiam, Ranina melongo, tumben ni anak berani berbohong pikirnya, tapi Ranina tak ingin permalukan sahabatnya ini, dia hanya menunduk dan tak berkomentar apapun.“Hmm…iya sudahlah…mungkin hanya kebetulan, ayoo kita nikmati penganan ini, mumpung masih panas!” Prabu Malaki memecah keheningan, tapi bagi Putri Kesha, yang sebelumnya senang dan bangga bisa jadi tamu undangan raja dan ratu ini, kini suasana kebatinannya tak lagi seperti tadi.Ada rasa bersalah, apalagi saat dia menatap wajah Permais
“Kesha…kenapa kamu tak jujur…kuminta sekarang lepas sepatu kamu dan baju kamu, biar aku dan nenek Ora melihat!” desak Ranina sambil menatap wajah Putri Kesha.Nenek Ora menatap kebingungan kedua dara ini. “Loh kenapa kamu minta Kesha buka baju dan sepatunya Ranina?” nenek Ora penasaran jadinya.“Jangan kaget nek..kita lihat apa hasilnya!” sahut Ranina seakan berteka teki sambil tersenyum misterius.Putri Kesha akhirnya tak punya pilihan, pelan-pelan dia melepas sepatu dan kaosnya, lalu badannya membalik dan melepas sedikit gaunnya, terlihatlah tanda hitam kecil di punggungnya yang putih dan mulus, lalu dia mengangkat kaki kirinya, dan kini terbelalaknya Nenek Ora.“Ya Tuhan…jadi kamu ini…kamu adalah Putri Amira yang hilang di culik Putri Remi!” nenek Ora sampai berkali-kali menyebut nama Tuhan, tak mengira kalau dara cantik ini ternyata anak kandung dari Prabu Malaki dan Permaisuri Kinanti yang selama 17 tahun hilang di culik, dan kini telah menjelma menjadi dara yang sangat cantik.“
Sembara yang melihat kepongahan pria ini lalu berdiri. “Kisanak, semua orang di sini ingin menikmati musik, kalau kamu ganggu si pesinden itu, artinya kamu mengganggu kesenangan semua orang!” tegur Sembara dengan kalimat sopan dan halus.Tapi pria ini malah melotot, bahkan kedua rekannya kini ikutan berdiri, semua pengunjung langsung tegang, agaknya perkelahian tak terhindar di sini. Karena si pemuda bertampang pelajar ini berani menegur ketiga jagoan kasar ini.“Ha-ha-ha ada pelajar ke sasar ke sini dan beri kuliah pada kita yang tua-tua dan terkenal dengan julukan Tiga Setan Mabuk! Rupanya kamu sudah bosan hidup ya. Lebih baik kamu merangkak ke hadapan kami dan setelah itu pulang kembali ke asrama, belajar yang baik biar jadi anak pintar!” si pria ini tertawa terbahak-bahak.“Huekkkk…!” tawanya langsung berhenti, tanpa diketahui semua orang sebuah pisang kembali melayang dan kali ini tepat masuk ke mulutnya, karena di lempar Sembara dengan pengerahan tenaga dalam yang kuat.Saking k
Prabu Malaki tiba di kota Pangsa dengan di kawal 100 pengawal pilihan yang dikepalai perwira muda Dalman, anak dari Panglima Jenderal Dusman.Setelah keluar dari kereta dan di sambut seluruh pejabat di kadipaten ini, Prabu Malaki pun menginap di penginapan mewah.Kalau saja Sembara masih bertahan satu hari lagi, dia tentu akan se hotel dengan ayah kandungnya ini.“Dalman, aku besok akan menuju bekas benteng itu, kalian tak usah ikut, karena ini merupakan persoalan pribadiku!”“Siap baginda…mohon ampun baginda, apakah boleh hamba melihat dari jauh saja baginda, hamba khawatir..!”“Boleh-boleh saja, tapi kalian jangan ikut campur yaa…!” setelah berkata begitu Prabu Malaki langsung berpaling dan menuju ke kamarnya.Tanpa Prabu Malaki sadar, kini sudah hampir 150 an pendekar-pendekar hebat dari penjuru negeri, yang secara bergelombang menuju bekas benteng tersebut.Semuanya penasaran dan ingin menyaksikan sebuah pertarungan besar, antara seorang Maharaja yang sakti dengan musuh-musuhnya i