“Bersiaplah Prabu Malaki…atau dengan sangat terpaksa aku sebut sebentar lagi mantan Prabu..he-he-he!” ejek si jangkung yang kini mulai komat-kamit.Prabu Malaki merasakan ada getaran yang kuat menyerangnya. “Hmm…mereka kembali gunakan sihir,” batin Prabu Malaki.Lagi-lagi yang menonton terpengaruh dengan sihir yang dilakukan salah satu dari dua pendekar bayangan ini.Prabu Malaki tetap tenang, dia tersenyum saja melihat ulah si jangkung dari peranakan India yang kini menyerangnya dengan Ilmu sihir.Kekuatan sihir makin lama makin kuat, karena si gendut ikut membantu dan tiga setan meratus membunyikan alat semacam gendang.Jangan dikira serangan ini enteng, justru ini lebih berbahaya dari serangan langsung, karena ini menggunakan ilmu sihir yang sangat hebat.Prabu Malaki akhirnya harus mengakui, lama-lama dia akan kalah dan kekuatannya akan terkuras akibat pertarungan tanpa terlihat mata ini, karena kekuatan sihir ini makin lama makin menguat.Tiba-tiba Prabu Malaki melompat tinggi da
Bertepatan dengan itu Prabu Malaki yang baru sadar langsung berteriak bak harimau terluka, kini dia nekat mengeluarkan ilmunya yang paling menakutkan, yakni menyedot sukma.Secara kuat dia menyedot tenaga tiga setan meratus dan menghantamkannya ke Jangkung dan Gendut.Tiga Setan Meratus yang tahu kehebatan ilmu Prabu Malaki sudah terlambat menyadari, tenaga dalam mereka membanjir bak air bah keluar dan masuk ke tubuh Prabu Malaki, lalu secara hebat tenaga ini Prabu Malaki teruskan ke dua pendekar bayangan.“Setan alasss…ilmu apa ini, si Malaki menyedot tenaga tiga setan sialan ini dan menghantamkan ke kami!” batin si Jangkung kaget bukan main.Si Gendut pun sama, peluh mulai bercucuran didahinya, tenaga kuat yang dia salurkan melalui tasbeh besarnya seakan membalik dan menghantam dadanya.Adu tenaga dalam yang lebih dahsyat dan berbahaya daripada bentrokan langsung pun terjadi, Prabu Malaki sempat melirik ketika Sembara, Ranina dan Putri Kesha terus menyerang Ki Sohail dan Ki Jantra y
Sembara menahan mulutnya menjawab pertanyaan Prabu Malaki soal Nyai Sumi, karena dia terheran-heran melihat kelakuan Putri Kesha yang bersujud sambil memeluk kaki Prabu Malaki.“Putri Kesha, bangkitlah…kenapa kamu memeluk kakiku?” tegur Prabu Malaki.“Ayahanda…hamba…bukan Putri Kesha…ha-hamba sebenarnya Putri Amira, anak dari ayahanda dan Permaisuri Kinanti!”“Apa….!” saking kagetnya Prabu Malaki secara tiba-tiba menarik bahu Putri Kesha hingga kini Putri Kesha atau Putri Amira berdiri sambil meneteskan airmata.“Kenapa kamu baru mengaku sekarang…apa buktinya!” berondong Prabu Malaki. Tanpa di sadari, Sembara pun bak di sambar gledek saking kagetnya. Artinya Putri Kesha adalah adik kandungnya beda ibu!Putri Kesha pun berbalik membelakangi Prabu Malaki, lalu tanpa ragu dia menyingkap pakaiannya dan ada tanda titik kecil hitam di bahu atau punggung yang putih mulus sebelah kanan.Belum hilang kekagetan Prabu Malaki, putri pendiam ini melepas sepatunya dan duduk, lalu memperlihatkan tel
Tak pernah Sembara bermimpi, dua orang yang dia sayangi ini ternyata adik-adiknya sendiri.“Pantas aku seperti sangat menyayangi keduanya, ternyata keduanya adik-adiku sendiri!” batin Sembara.Namun tanpa Sembara sadari, pandangan Ranina padanya tetap tak berubah, ada kasih dan sayang terpancar di matanya, walaupun mereka kini sepupuan…!Dan Prabu Malaki yang sudah kenyang pengalaman ini tahu, kalau Ranina menyukai Sembara, namun satu hal yang membuat hati Prabu Malaki mengganjal, Pangeran Kurna ayah Putri Ranina ini adalah seorang tokoh pemberontak!“Sembara…sekarang kamu harus tahu kisah yang sebenarnya tentang ibu kamu…dengarkanlah sampai selesai termasuk Putri Ranina dan Putri Ami, setelahnya, terserah kamu. Tapi sebelum aku bercerita…aku mau mendengar dulu, apa yang membuat kamu tak ingin bertemu denganku, ceritalah…baru setelah itu aku yang bercerita!”Didesak secara halus, Sembara tak punya pilihan lain, dia pun mengisahkan pertemuannya dengan Palasi atau pendekar baung dan men
Padepokan Ki Jarong hari ini benar-benar sangat ramai, selain kedatangan hampir 200 warga sekitar, juga Dalman beserta 100 pengawal utama datang.10 kerbau besar-besar yang dijanjikan Ki jarong lalu di potong dan di masak rame-rame murid-muridnya dibantu warga. Karena hampir 100 persen pemuda dan pemudi di desa-desa sekitar padepokan ini menjadi murid Ki Jarong.Dalman melongo saat tahu Sembara dan Putri Kesha atau Putri Amira ini anak dari Prabu Malaki dan Putri Ranina anak dari Pangeran Kurna.Diapun sempat keder dan sebagaimana layaknya keluarga kerajaan, Perwira Dalman tentu saja sangat menghormati Pangeran Sembara dan Putri Ami serta Putri Ranina.Tapi Sembara langsung menepuk bahu sahabat baiknya ini dan berbisik jangan terlalu berlebihan, karena dia tetap Sembara yang dulu, hingga Dalman tersipu malu.Saat keduanya aseek berbincang, terutama Dalman yang penasaran kemana saja Sembara selama ini, Sembara malah nyelutuk kalau dia sangat mendukung niatan sahabat akrabnya ini mendek
Selama dua hari Ranina tidak mau keluar dari Istananya, dia benar-benar syok mengetahui latar belakang neneknya dan juga ayahnya yang dikatakan pemberontak.Hari ketiga barulah Ranina keluar dari kamarnya, matanya masih merah, selama tiga hari ini nafsu makannya hilang drastis, walaupun hanya makan kue dan buah, tapi karena tubuhnya sudah terlatih kuat, fisiknya teta terjaga.Nyi Sumpi, seorang dayang paling tua di Istananya mendekati Ranina dan menawarkan makanan, tapi si putri jelita ini hanya diam tak menyahut.Tapi mata Ranina menatap ke wajah wanita yang mulai keriputan ini.“Nek Sumpi…sudah berapa lama kamu jadi dayang?” Ranina mengajak dayang tuanya ini bicara.“Sudah lama tuan putri, sudah hampir 30 tahun!”“Berarti nenek lama melayani Putri Selasih, nenekku?”“Iya tuan putri, hamba melayani tuan putri Selasih cukup lama, kenapa tuan putri, kenapa tiba-tiba bertanya soal itu?”Tiba-tiba Ranina berdiri, dia lalu mengajak dayang tua nya ini ke kamarnya, Nyi Sumpi yang sudah beru
Kini Sembara sudah 1,5 bulanan meninggalkan Istana kerajaan dan di mana ia sebelumya berlakon menjadi anak bangsawan tinggi, karena statusnya sebagai Pangeran.Kini, walaupun pakaiannya tak lagi berjubah kebesaran saat seperti kerajaan, tapi diganti pakaian yang lebih ringkas dan simple, tapi tetap pakaiannya menunjukan kalau dia bukan pemuda biasa, karena kainnya jelas menunjukan dia dari strata tinggi.Aura kebangsawanannya tak bisa dilepaskan, bak melekat seperti lintah dalam dirinya, Sembara 4-5 bulan yang lalu berbeda 180 derajat dibandingkan dengan keadannya yang sekarang.Namun tentu ada yang berubah juga, Sembara tak lagi emosian, didikan ayahandanya selama lebih 2 bulan, sekaligus ilmu-ilmu dahsyat yang dia terima, membuat Sembara kini lebih banyak tersenyum dan tak lagi punya nafsu setiap musuh harus di bunuh.“Seburuk atau sejahat apapun musuh-musuh kamu, usahakan jangan gampang di bunuh, cukup kamu beri pelajaran agar tobat, gunakan ilmu kanuragan itu untuk menebar kebaika
“Iyah…untung ayahku Pangeran Biju cepat sadar dan bertobat, memang jahat keturunan nenek Putri Selasih ini dan aku yakin bisa saja Putri Ranina ikut-ikutan kelak!” cetus Permaisuri Kinanti, yang masih teringat dulu sempat ingin di jodohkan dengan Pangeran Kurna.Tapi dia menolak dan akhirnya sempat di kurung di banteng kaum pemberontak, dan akhirnya mereka bertiga bertemu di dalam sel para pemberontak tersebut, lalu di tolong Prabu Malaki yang akhirnya jadi suami merek bertiga.Pembicaraan mereka terputus karena kedatangan Pangeran Dipa yang sangat tampan dan kini sudah berusia 15 tahun, lalu ikut nimbrung dengan ketiga ibunya yang masih cantik-cantik walaupun sudah berusia lebih 40 an tahun.Sembara lalu keluar dari persembunyiannya, pemuda yang sudah berusia lebih dari 23 tahun bersikap seolah-olah tak terjadi apa-apa.Dia tetap menunjukan wajah ceria dan seolah-olah tak terjadi apa-apa, sikapnya tetap menghormati ketiga ibu sambungnya.Dan ketika menyampaikan maksudnya yakni pamit