“Kesha…kenapa kamu tak jujur…kuminta sekarang lepas sepatu kamu dan baju kamu, biar aku dan nenek Ora melihat!” desak Ranina sambil menatap wajah Putri Kesha.Nenek Ora menatap kebingungan kedua dara ini. “Loh kenapa kamu minta Kesha buka baju dan sepatunya Ranina?” nenek Ora penasaran jadinya.“Jangan kaget nek..kita lihat apa hasilnya!” sahut Ranina seakan berteka teki sambil tersenyum misterius.Putri Kesha akhirnya tak punya pilihan, pelan-pelan dia melepas sepatu dan kaosnya, lalu badannya membalik dan melepas sedikit gaunnya, terlihatlah tanda hitam kecil di punggungnya yang putih dan mulus, lalu dia mengangkat kaki kirinya, dan kini terbelalaknya Nenek Ora.“Ya Tuhan…jadi kamu ini…kamu adalah Putri Amira yang hilang di culik Putri Remi!” nenek Ora sampai berkali-kali menyebut nama Tuhan, tak mengira kalau dara cantik ini ternyata anak kandung dari Prabu Malaki dan Permaisuri Kinanti yang selama 17 tahun hilang di culik, dan kini telah menjelma menjadi dara yang sangat cantik.“
Sembara yang melihat kepongahan pria ini lalu berdiri. “Kisanak, semua orang di sini ingin menikmati musik, kalau kamu ganggu si pesinden itu, artinya kamu mengganggu kesenangan semua orang!” tegur Sembara dengan kalimat sopan dan halus.Tapi pria ini malah melotot, bahkan kedua rekannya kini ikutan berdiri, semua pengunjung langsung tegang, agaknya perkelahian tak terhindar di sini. Karena si pemuda bertampang pelajar ini berani menegur ketiga jagoan kasar ini.“Ha-ha-ha ada pelajar ke sasar ke sini dan beri kuliah pada kita yang tua-tua dan terkenal dengan julukan Tiga Setan Mabuk! Rupanya kamu sudah bosan hidup ya. Lebih baik kamu merangkak ke hadapan kami dan setelah itu pulang kembali ke asrama, belajar yang baik biar jadi anak pintar!” si pria ini tertawa terbahak-bahak.“Huekkkk…!” tawanya langsung berhenti, tanpa diketahui semua orang sebuah pisang kembali melayang dan kali ini tepat masuk ke mulutnya, karena di lempar Sembara dengan pengerahan tenaga dalam yang kuat.Saking k
Prabu Malaki tiba di kota Pangsa dengan di kawal 100 pengawal pilihan yang dikepalai perwira muda Dalman, anak dari Panglima Jenderal Dusman.Setelah keluar dari kereta dan di sambut seluruh pejabat di kadipaten ini, Prabu Malaki pun menginap di penginapan mewah.Kalau saja Sembara masih bertahan satu hari lagi, dia tentu akan se hotel dengan ayah kandungnya ini.“Dalman, aku besok akan menuju bekas benteng itu, kalian tak usah ikut, karena ini merupakan persoalan pribadiku!”“Siap baginda…mohon ampun baginda, apakah boleh hamba melihat dari jauh saja baginda, hamba khawatir..!”“Boleh-boleh saja, tapi kalian jangan ikut campur yaa…!” setelah berkata begitu Prabu Malaki langsung berpaling dan menuju ke kamarnya.Tanpa Prabu Malaki sadar, kini sudah hampir 150 an pendekar-pendekar hebat dari penjuru negeri, yang secara bergelombang menuju bekas benteng tersebut.Semuanya penasaran dan ingin menyaksikan sebuah pertarungan besar, antara seorang Maharaja yang sakti dengan musuh-musuhnya i
“Bersiaplah Prabu Malaki…atau dengan sangat terpaksa aku sebut sebentar lagi mantan Prabu..he-he-he!” ejek si jangkung yang kini mulai komat-kamit.Prabu Malaki merasakan ada getaran yang kuat menyerangnya. “Hmm…mereka kembali gunakan sihir,” batin Prabu Malaki.Lagi-lagi yang menonton terpengaruh dengan sihir yang dilakukan salah satu dari dua pendekar bayangan ini.Prabu Malaki tetap tenang, dia tersenyum saja melihat ulah si jangkung dari peranakan India yang kini menyerangnya dengan Ilmu sihir.Kekuatan sihir makin lama makin kuat, karena si gendut ikut membantu dan tiga setan meratus membunyikan alat semacam gendang.Jangan dikira serangan ini enteng, justru ini lebih berbahaya dari serangan langsung, karena ini menggunakan ilmu sihir yang sangat hebat.Prabu Malaki akhirnya harus mengakui, lama-lama dia akan kalah dan kekuatannya akan terkuras akibat pertarungan tanpa terlihat mata ini, karena kekuatan sihir ini makin lama makin menguat.Tiba-tiba Prabu Malaki melompat tinggi da
Bertepatan dengan itu Prabu Malaki yang baru sadar langsung berteriak bak harimau terluka, kini dia nekat mengeluarkan ilmunya yang paling menakutkan, yakni menyedot sukma.Secara kuat dia menyedot tenaga tiga setan meratus dan menghantamkannya ke Jangkung dan Gendut.Tiga Setan Meratus yang tahu kehebatan ilmu Prabu Malaki sudah terlambat menyadari, tenaga dalam mereka membanjir bak air bah keluar dan masuk ke tubuh Prabu Malaki, lalu secara hebat tenaga ini Prabu Malaki teruskan ke dua pendekar bayangan.“Setan alasss…ilmu apa ini, si Malaki menyedot tenaga tiga setan sialan ini dan menghantamkan ke kami!” batin si Jangkung kaget bukan main.Si Gendut pun sama, peluh mulai bercucuran didahinya, tenaga kuat yang dia salurkan melalui tasbeh besarnya seakan membalik dan menghantam dadanya.Adu tenaga dalam yang lebih dahsyat dan berbahaya daripada bentrokan langsung pun terjadi, Prabu Malaki sempat melirik ketika Sembara, Ranina dan Putri Kesha terus menyerang Ki Sohail dan Ki Jantra y
Sembara menahan mulutnya menjawab pertanyaan Prabu Malaki soal Nyai Sumi, karena dia terheran-heran melihat kelakuan Putri Kesha yang bersujud sambil memeluk kaki Prabu Malaki.“Putri Kesha, bangkitlah…kenapa kamu memeluk kakiku?” tegur Prabu Malaki.“Ayahanda…hamba…bukan Putri Kesha…ha-hamba sebenarnya Putri Amira, anak dari ayahanda dan Permaisuri Kinanti!”“Apa….!” saking kagetnya Prabu Malaki secara tiba-tiba menarik bahu Putri Kesha hingga kini Putri Kesha atau Putri Amira berdiri sambil meneteskan airmata.“Kenapa kamu baru mengaku sekarang…apa buktinya!” berondong Prabu Malaki. Tanpa di sadari, Sembara pun bak di sambar gledek saking kagetnya. Artinya Putri Kesha adalah adik kandungnya beda ibu!Putri Kesha pun berbalik membelakangi Prabu Malaki, lalu tanpa ragu dia menyingkap pakaiannya dan ada tanda titik kecil hitam di bahu atau punggung yang putih mulus sebelah kanan.Belum hilang kekagetan Prabu Malaki, putri pendiam ini melepas sepatunya dan duduk, lalu memperlihatkan tel
Tak pernah Sembara bermimpi, dua orang yang dia sayangi ini ternyata adik-adiknya sendiri.“Pantas aku seperti sangat menyayangi keduanya, ternyata keduanya adik-adiku sendiri!” batin Sembara.Namun tanpa Sembara sadari, pandangan Ranina padanya tetap tak berubah, ada kasih dan sayang terpancar di matanya, walaupun mereka kini sepupuan…!Dan Prabu Malaki yang sudah kenyang pengalaman ini tahu, kalau Ranina menyukai Sembara, namun satu hal yang membuat hati Prabu Malaki mengganjal, Pangeran Kurna ayah Putri Ranina ini adalah seorang tokoh pemberontak!“Sembara…sekarang kamu harus tahu kisah yang sebenarnya tentang ibu kamu…dengarkanlah sampai selesai termasuk Putri Ranina dan Putri Ami, setelahnya, terserah kamu. Tapi sebelum aku bercerita…aku mau mendengar dulu, apa yang membuat kamu tak ingin bertemu denganku, ceritalah…baru setelah itu aku yang bercerita!”Didesak secara halus, Sembara tak punya pilihan lain, dia pun mengisahkan pertemuannya dengan Palasi atau pendekar baung dan men
Padepokan Ki Jarong hari ini benar-benar sangat ramai, selain kedatangan hampir 200 warga sekitar, juga Dalman beserta 100 pengawal utama datang.10 kerbau besar-besar yang dijanjikan Ki jarong lalu di potong dan di masak rame-rame murid-muridnya dibantu warga. Karena hampir 100 persen pemuda dan pemudi di desa-desa sekitar padepokan ini menjadi murid Ki Jarong.Dalman melongo saat tahu Sembara dan Putri Kesha atau Putri Amira ini anak dari Prabu Malaki dan Putri Ranina anak dari Pangeran Kurna.Diapun sempat keder dan sebagaimana layaknya keluarga kerajaan, Perwira Dalman tentu saja sangat menghormati Pangeran Sembara dan Putri Ami serta Putri Ranina.Tapi Sembara langsung menepuk bahu sahabat baiknya ini dan berbisik jangan terlalu berlebihan, karena dia tetap Sembara yang dulu, hingga Dalman tersipu malu.Saat keduanya aseek berbincang, terutama Dalman yang penasaran kemana saja Sembara selama ini, Sembara malah nyelutuk kalau dia sangat mendukung niatan sahabat akrabnya ini mendek