Buat pembaca semua, jangan lewatkan novel lainnya yang tak kalah aseeknya yakni: 1. Cinta Berbalut Dendam 2. Affair Cinta Sang Vocalis 3. Pewaris Tunggal Semoga terhibur, salam mrd_bb
Sembara tak lupa mengenalkan diri, dan dia bilang hanyalah pelajar gagal dan suka menggembara, dengan tujuan mau ke Ibukota Kerajaan Hilir Sungai. Tentu saja dia tak mau menceritakan apa misi besarnya ke ibukota kerajaan itu.“Terima kasih atas pertolongan tuan pendekar, eh Sembara, benar namaku Putri Zasa, aku berasal dari ibukota Serawak, ayahku Panglima Kifli, sepupu dari Raja Tago, aku sekolah kepribadian di Kadipaten Pahang!”Kagetlah Sembara tak mengira kalau Putri Zasa ini bukan bangsawan sembarangan yakni anak seorang panglima tinggi Kerajaan Surata.Lalu secara refleks Sembara pun mundur dan menghormat sebagaimana layaknya seorang warga biasa menghormati seorang bangsawan tinggi.“He-he…sudahlah Abang Sembara, aku panggil abang saja ya, tak usah berlebihan, di sini hanya kita berdua, buat apa sungkan-sungkanan segala, bikin tak enak ajee!” Putri Zasa langsung menutup mulutnya dengan jarinya yang lentik, ternyata setelah mengalami hal-hal yang menegangkan putri ini aslinya suk
“Putri…kamu agaknya kedinginan, kalau boleh…aku mau menyalurkan hawa panas, biar tubuh putri tak kedinginan,” Sembara mengucapkan dengan hati-hati dan sopan, agar Putri Zasa tak mengira dia macam-macam.Tanpa di duga Putri Zasa langsung berbalik membelakangi Sembara, ternyata dia sering melihat penyaluran hawa begini, sehingga tak canggung lagi. Apalagi sikap dan tutur kata Sembara sangat sopan, sehingga dia yakin pemuda ini orang baik dan terpelajar.Sembara mendekat dan mulai menempelkan lengannya, hampir saja Sembara sulit konsentrasi, karena bau tubuh Putri Zasa sangat wangi.Tapi dia menajamkan hati dan pikirannya, hingga bisa juga konsentrasi dan pelan-pelan tubuh Putri Zasa mulai hangat, lama-lama berubah agak panas.Saking konsentrasinya sambil memejamkan mata, Sembara lupa menyetop penyaluran hawa ini, tak dia sadari tubuh Putri Zasa mulai berkerigat, padahal cuaca sangat lembab dan dingin.Apesnya lagi, Putri Zasa yang tak memiliki pengetahuan soal tenaga dalam mengira Semb
Sembara lalu bersuit sangat nyaring, sampai 3X, hingga Ratu Zasa menutup telinga dan berasa aneh kenapa Sembara begitu. Namun kini si putri jelita tersenyum manis karena dari jauh terlihat seekor kuda jantan hitam berlari kencang ke arah mereka, hingga Sembara kembali melongo menatap kecantikan putri ini.Tiada bosan-bosannya dia menatap wanita yang kini jadi kekasih terlarangnya ini. Putri Zasa begitu lepas tertawa dan tidak menutup mulutnya, hal yang berbeda dilakukan seorang bangsawan seperti Putri Zasa ini.“Hebat banget kuda ini,” puji Putri Zasa sambil membelai bulu kuda jantan ini.“Kalau putri mau, nanti boleh putri miliki, dia jinak, nanti ku ajarin caranya, kalau tak paham dia akan ngamuk pada orang asing!” sahut Sembara.Awalnya saat Putri Zasa duluan naik, hampir saja kuda jantan ini mengamuk, tapi setelah Sembara tepuk-tepuk kepalanya, kuda ini langsung diam. Putri Zasa tertawa dan menarik tangan Sembara agar naik bersama.Keduanya kini berkuda dan tentu saja dengan bak o
Setelah di rasa agak jauh, kini Sembara berjalan biasa saja, hingga dia menemukan sebuah villa dan beristirahat di sana.Entah mengapa hatinya bak kosong melompong setelah berpisah dengan Putri Zasa, perasaan hampa yang mirip dengan perpisahannya dulu dengan Dawina dan Ranina.Selama dua hari dia termangu-mangu di perahu yang dia sewa, sambil membunyikan seruling, menyatakan rasa kangennya pada Putri Zasa.Dan di saat kembali ke villa itulah Sembara kaget saat melihat Pangeran Hasom bertemu dengan Puteri Remi di villa ini, dan terlihat sangat intim dan Sembara geleng-geleng melihat dua orang yang dikenalnya ini malah terlihat berpelukan dengan mesra.Hati Sembara lalu ingat Putri Zasa. “Hmmm wajar saja Putri Zasa menolak menikah dengan Pangeran ini, kelakuannya begini!” batin Sembara, dia lupa, kelakuannya juga tak jauh beda.Tapi itulah egois nya lelaki yang sedang terpanah asmara. Malam harinya, Sembara tak tahan juga, dia pun nekat kembali ke kotaraja dan bermaksud ingin bertemu Pu
Putri Remi juga kaget bukan main, karena tak menyangka pemuda yang sangat hebat ini adalah Sembara, pemuda yang 3,5 tahun lalu sangat mudah dia taklukan.Walaupun kini badan Sembara makin tinggi dan kokoh serta berbaju pelajar yang perlente sehingga wajahnya makin tampan. Tapi Putri Remi tetap kenal siapa Sembara.“Kamu…Sembara!”“Sembara…Pendekar Romantis, yang gulang galing dengan dua wanita nakal di kota Panjali!” sela si jenggot kambing tertawa mengejeknya, hingga Putri Remi menoleh sambail tersenyum memikat.“He-he-he…pantessss…rupanya dia tergila-gila dengan Putri Zasa, hingga nekat datang ke sini, tak puaskah kamu dengan dua wanita nakal itu Sembara, hingga mau naik pangkat goda wanita bangsawan!” Putri Remi ikutan mengejek Sembara.Merah padamlah wajah Sembara, inilah yang membuatnya menatap ke lima orang ini satu persatu-satu.“Putri Remi…tak perlu kamu berkata begitu, apa perlu aku bongkar kelakuan kamu di villa itu, bersama seseorang yang bakal jadi orang penting kelak di k
Ranina dan Putri Kesha menatap Sembara yang menerawang, yang baru selesai bercerita. Tentu saja Sembara tak pernah menceritakan hubungan rahasianya dengan Putri Zasa, ceritanya hanya menyelamatkan putri itu dari Pendekar Baung dan komplotannya dan bentrok di rumah Panglima Kifli, serta melihat Putri Remi dan Pangeran Hasom di villa itu.“Ehemmm…benaran nihh nggak naksir dengan Putri Zasa yang katanya secantik bidadari,” pancing Ranina. Putri Kesha menutup mulutnya, hampir tertawa dengan ucapan spontan Ranina ini.Sembara menatap wajah Ranina, melihat lesung pipit gadis jelita ini gemes juga dia, lalu berpaling ke wajah Putri Kesha yang terlihat menahan tawa, hingga kecantikannya terlihat, Sembara akhirnya tertawa.“Melihat kalian berdua yang secantik bidadari, kayaknya aku lebih suka kalian berdua!” cerocos Sembara.“Gilaaaa…dasar Pendekar Romantisssss…main embat saja kami berdua, enak saja!” sahut
Akibatnya mereka terkena hantaman tenaga dingin dan panas yang Sembara lontarkan, belum cukup hanya itu, Sembara yang marah melihat gurunya kini muntah darah, langsung menyerang dengan pukulan yang lebih ganas lagi.Kali ini dia memainkan jurus asmara yang sangat kuat di selingi dengan jurus halilintar, akibatnya dua orang yang sudah terluka parah ini tak kuasa menerima jurus aneh dan kuat dari Sembara, keduanya jatuh bak sehelai daun kering dan tewas seketika.Prabu Malaki sampai mengeryitkan dahi melihat kekejaman Sembara, dia merasa mengenal jurus yang Sembara mainkan, walaupun sudah dikombinasikan sedemikian rupa.Dalam kemarahannya, Sembara sudah mengerahkan tenaga puncaknya. Enam orang yang tadi mengeroyok Prabu Malaki, tiba-tiba bangkit dan secepat kilat mengangkat dua temannya yang tewas dan kabur dari sana secepat-cepatnya.Saat Sembara ingin bergerak menghajar ke 6 orang yang sudah terluka akibat bertarung dengan Prabu Malaki. Kakek Manyan gurun
“Agar kita cepat sampai, gunakan ilmu berlari cepat kalian, ikutin aku!” lalu Prabu Malaki bak menghilang saja mendahului Ranina dan Putri Kesha.Kedua dara ini kaget, lalu seakan berlomba mereka mengejar secepatnya Prabu Malaki, mereka melihat Prabu Malaki bak berjalan santai saja, tapi kedua dara ini tetap tak mampu mengejar pria sakti ini.Nafas kedua dara ini sudah ngos-ngosan, hampir 2 jam mereka berjalan sangat cepat dengan ilmu berlari cepatnya. Namun jarak antara mereka berdua dengan Prabu Malaki tetap jauh, sekitar 100 meteran.Tiba-tiba terdengar suara. “Tarik nafas dari hidung, lalu tahan di dalam dada, hembuskan lewat mulut, tenaga yang tadi aku salurkan saat kalian pingsan segera gunakan, keluarkan ilmu tenaga dalam kalian, lakukan terus berulang-ulang sampai nafas kalian enak!” kagetlah Ranina dan Kesha mendengar perintah itu.Tapi kedua dara cantik ini sanga cerdik, mereka pun seakan berlomba melaksanakan perintah suara dari Prabu Malaki itu, awalnya mereka kesulitan, k
Yang bercadar satunya yang ternyata Putri Milina juga melepas penutup wajahnya, hingga Malaki bengong melihat kecantikan si putri ini. Putri Milina mendekati Malaki dan memeluk bocah tampan ini. “Kamu siapa..?” Malaki menatap bengong melihat si putri jelita ini. “Malaki…ayo beri hormat pada calon kakak ipar kamu…Putri Milina!” Putri Dafina mendekat dan Putri Milina langsung bersujud di hadapan wanita yang masih cantik jelita ini. Putri Dafina buru-buru mengangkat calon mantunya ini dan memeluk erat, sambil mengecup pipi glowing Putri Milina, sehingga si putri jelita ini terharu, tak menyangka orang tua kekasihnya sehangat dan se ramah ini. Setelah memeluk Putri Remi, Sembrana juga bersujud di hadapan ayahnya Pangeran Remibara dan langsung di tarik ayahnya agar berdiri. Lalu keduanya di ajak masuk ke dalam Istana Pasir Berlumpur, Putri Remi sangat senang bertemu kembali dengan Putri Milina. Kedua gadis jelita yang berbeda usia hingga 4 tahunan ini bak sahabat lama, selalu bersenda
“Dia ayah kandungku…kenapa aku harus kualat dengan dirimu? Siapakah kamu sebenarnya?” Sembrana bertanya heran, hingga amarahnya jadi turun seketika.“Aku Jalina dan dia adikku Jalini, asal kamu tahu, kami berdua bekas istri ayahmu, tangan kami buntung karena dulu membela ayah kamu itu!”Sembrana sampai terdiam saking kagetnya, masa ayahnya punya istri kedua wanita ini, walaupun kini sudah tua, memang masih terlihat bekas-bekas kecantikannya, tapi penampilan keduanya agak menor.“Hmm…begitu yaa…baiklah, aku ampuni jiwa kalian hari ini, sekarang juga pergilah dari sini, karena tempat ini milik sahabatku 3 Pendekar Tikus Kuburan yang kalian rampas dulu!” sungut Sembrana.Sembrana lalu berpaling ke arah Ki Paju yang celakanya masih hidup, karena dia memiliki ilmu kanuragan yang hebat.Sangat mengerikan melihat tokoh jahat ini dalam kondisi yang mengenaskan, tubuhnya terlihat masih berkelonjotan, dari mulutnya terdengar suara seperti babi di sembelih, matanya melotot menahan penderitaannya
“Hmm…kamu pasti sudah lupa, saking terbiasanya berbuat kejahatan, lupakah kamu di Kampung Marawis dulu, kamu hampir saja memperkosa seorang wanita yang ku sayangi, lalu dengan kejam menyeret tubuh seorang bocah, hingga hampir mati…?”Ki Paju terdiam sesaat, mata julingnya terus menatap wajah pemuda ini, bahkan 3 Pendekar Tikus Kuburan juga terdiam.Termasuk Putri Milina yang kini muncul dari persembunyiannya, hingga anak buah Ki Paju melotot melihatnya.Mereka bak melihat seorang bidadari keluar dari empang, mereka tak memperdulikan Ki Paju yang masih melongo, serta 3 pendekar tikus kuburan yang menatap Ki Paju, mereka lebih aseek menatap wajah si jelita ini.“Huhh sudah ratusan bahkan mungkin ribuan wanita yang ku perkosa, lalu ku bunuh, aku tak kenal siapa kamu, juga wanita dan bocah yang kamu omongkan!” sentak Ki Paju.Blarrrr…sebuah pukulan dingin langsung Sembrana lontarkan, akibatnya tubuh Ki Paju terjengkang dan menimpa teras bangunan ini.Teras ini hancur berantakan, tubuh Ki
Sembrana terpaksa menghentikan aksinya, walaupun Putri Milina terlihat mulai terpancing dan pasrah.Sebagai pendekar sakti, pemuda ini mendengar suara kresek-kresek walaupun masih jauh, tapi agaknya sedang menuju ke tempat mereka.“Bangun sayang, kayaknya kita kedatangan tamu!” bisik Sembrana, hingga Putri Milinna kaget dan buru-buru bangkit sambil merapikan pakaiannya.“Pangeran Sembranaaa…!” teriak seseorang dengan logat agak-agak ngondek.Ternyata yang datang adalah Ki Jerink dan dua rekannya, si Jenggot serta si Gendut, alias 3 pendekar tikus kuburan.Sembrana dan Putri Milina kini sudah berdiri menyambut ke tiganya.“Hadeuhh capek dehh, kalian berdua cepat banget lari-nya!” Ki Jerink terlihat ngosan-ngosan.Hingga Putri Milina senyum sendiri melihat pria yang agak melambai tapi pintar merias ini, lucu sekali di matanya.“Ki Jering, Ki Gendut dan Ki Jenggot ada apa kalian menyusul kami?” Sembrana menatap ketiganya bergantian.“Maaf sebelummya Pangeran Sembrana, Tuan Putri Milina,
Wanita kalau di tembak terang-terangan akan malu, begitu juga dengan Putri Milina, si jelita ini malah meninggalkan Sembrana.Bukan merajuk atau marah, justru merasa jengah dan bingung harus berbuat apa, padahal dulu saat bersama selama 3 tahunan dalm sebuah gua, mereka bak lintah selalu lengket dan tak mau jauh-jauhan.Melihat hal ini pemuda inipun cepat-cepat menyusul dan menggandeng tangannya adik angkatnya yang kini sudah di lamarnya, tapi belum ada jawaban ya atau tidak dari Putri Milina.Tapi Putri Milina langsung mengibaskan tangannya, karena kini mereka jadi pusat perhatian para prajurit, bahkan ada yang nakal mensuiti keduanya, sehingga wajah Putri Milina makin merah dadu.Begitu sampai di depan Pangeran Remibara, yang masih bersama Putri Remi dan Pangeran Dursana, Sembrana langsung bersujud di depan ayah kandungnya ini.Sebagai pendekar berpengalaman Remibara paham, ada sesuatu yang ‘spesial’ diantara dua orang muda ini, dalam hati tentu saja dia mendukung hubungan keduanya.
“Percuma kalian lari, kali ini aku tak bakal melepaskan kalian lagi!” Sembrana menebarkan ancaman sehingga kedua orang ini makin keder saja.Saat mereka mengeroyok pemuda ini saja dengan 6 orang sakti lainnya mereka keok, apalagi kini hanya berduaan.Ki Bado dan Ki Jarot saling pandang, lalu dengan cepat keduanya menerjang maju, keduanya mencabut pedangnya mengarahkan ke dada Sembrana.Sembrana menangkis dengan jurus bangkui menerkam elang, dan tiba-tiba hawa langsung berubah sangat dingin yang menyambar dari samping.Hal ini membuat Ki Badp dan Ki Jarot menggigil dan terhuyung. Sembrana melangkah maju dan menyambar keduanya.Ki Bado dan Ki Jarot memutar pedangnya, tapi keduanya kaget, hawa pukulan tangan Sembrana malah berubah kali ini, yakni serangannya menjadi sangat panas.Sembrana juga menangkis sehingga kedua pedang itu meleset, tiba-tiba Sembrana memekik keras, tubuhnya bergerak sangat cepat dan ia mendorongkan kedua tanga
Sembrana kaget bukan main, tapi pemuda ini justru kagum dengan ayahnya yang tenang-tenang saja.“Pengecut…kalau sampai adiku dan sepupuku kalian penggal lehernya, maka sampai ke lubang neraka pun aku akan mencari kalian dan memotong-motong tubuh kalian, lalu tubuh kalian berdua ku berikan pada anjing liar di hutan!”Keras dan tegas ucapan Sembrana, hingga bikin kaget semua orang, bagaimana seorang keturunan Pendekar Tampan Berhati Kejam ini agaknya tak kalah ganas dengan ayahnya sendiri.Apalagi setelah kini mereka menyaksikan sendiri, bagaimana hebatnya kepandaian pemuda ini, yang tak berselisih jauh dengan Pangeran Remibara.“Sembrana…kamu tenang dulu, hmm…apa keinginan kamu Ki Jarot dan Ki Bado, sebutkan lah. Tak perlu kamu secara pengecut jadikan anakku dan kemenakanku sebagai tameng!” sela Remibara dengan suara pelan, tapi dengan intonasi kuat, karena pendekar ini menggunakan tenaga dalam.Melihat k
Setelah menghela nafas, Pangeran Remibara tersenyum melihat aksi sihir Ki Ucai, kalau orang lain memandang Ki Ucai bak monster yang menakutkan.Tapi bagi Remibara, kakek ini hanya samar-samar bentuk tubuhnya berubah dari semula, bukan seperti monster yang menakutkan.Sembrana pun sama, dia melihat Ki Ucai tetap seperti semula, bertubuh kurus dan berbaju pertapa, bukan seperti monster seperti yang ribut di suarakan ribuan orang yang terpengaruh ilmu sihir ini.Pengaruh batu mestika ular raksasa yang dia makan dulu, ternyata membuat batin dan kekuatan tenaga dalam Sembrana sangat kokoh, sehingga dia tak terpengaruh.Walaupun ada getaran-getaran kuat saat menatap wajah Ki Ucai, tapi Sembrana dengan sekali helaan nafas mampu membuang pengaruh itu.Termasuk Putri Milina, juga tak terpengaruh, dia sama dengan Sembrana, sudah memakan batu mestika itu, sehingga dia senyum-senyum saja melihat Ki Ucai.Tapi memandang kagum ke Pangeran Remibara yang terlihat tenang sekali dengan senyum tak lepas
Tiba-tiba melayanglah 8 orang sekaligus ke atas panggung, yakni Pangeran Ki Jarah, diikuti Arya dan Arjun Kamandani, Pangeran Sultana, Pangeran Uyut, Ki Bado, Nyai Rumpi dan Ki Jarot. Dan mereka kini mengurung Pangeran Remibara di tengah-tengah panggung yang tak terlalu besar ini, semua orang langsung melongo. Sembrana yang melihat ini langsung gelisah, sehebat-hebatnya ayahnya, apakah sanggup melawan 8 orang sakti ini sekaligus? “Hmm…kamu telah menantang kami sekaligus, heii para undangan yang terhormat semuanya, kalian adalah saksi hari ini, di depan kita Pangeran Remibara menantang kami semua sebagai orang yang pun hajat dan mengganggu acara kita." "Jadi kalau dia kalah, jangan dibilang kami main keroyokan, karena si pangeran ini terlalu sombong, dan dialah yang duluan bikin perkara!” Ki Jarah ternyata sangat cerdik, dia mulai memainkan siasatnya liciknya, dia paham, kalau mereka maju satu persatu, maka nasib mereka tak bakal beda jauh dengan Kakek Kofa, yang barusan di perma