All Chapters of Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas: Chapter 81 - Chapter 90

237 Chapters

81. Gery yang terkutuk (Bagian B)

81. Gery yang terkutuk (Bagian B)Aku memejamkan mata berusaha mencari cara agar bisa membantah ucapannya, namun tak bisa menemukan bantahan yang pas."Dan sudah lewat jatuh tempo dari dua minggu yang lalu!" kata Bang Jarwo sambil menatap wajahku. "Seperti kesepakatan awal, maka rumah ini akan menjadi milikku!" katanya lantang."APA?!" Sarah berdiri tergesa-gesa, dia menatap Bang Jarwo dengan pandangan nyalang. "Heh, orang tua! Enak saja mau mengambil rumah ini! Ini adalah rumah yang akan diberikan Bapak untukku!" katanya marah. “Siapa kalian yang ingin mengambil rumahku, hah?” pekiknya emosi.Ya, kami memang berencana untuk memberikan rumah ini kepada Sarah sebagai anak bungsu. Dan sudah pasti dia akan bertindak bar-bar untuk mempertahankan miliknya, aku menghela nafas dengan lelah.Punya anak lelaki hanya satu, tapi tingkah lakunya seperti mempunyai anak seratus. Aku pusing dibuatnya! Segala tingkah lakunya selalu merugikanku. Ya, walaupun keuntungan dia mengambil sawit Ajeng juga
last updateLast Updated : 2022-06-25
Read more

82. PENANGKAPAN (Bagian A)

Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas82. PENANGKAPAN (Bagian A)POV RATMI"Atau begini saja, aku akan menelpon Parno dan berurusan dengan dia saja. Pasti dia bisa mempertanggung jawabkan perbuatan Gery dengan sangat bijak!" kata Bang Jarwo tegas. “Berbicara dengan kepala rumah tangga sepertinya adalah pilihan yang tepat, dan aku sangat tahu bagaimana si Parno. Dia pasti kan membayar hutang hutang Gery!” lanjutnya lagi.Aku meneguk ludahku dengan kasar, membayangkan kemarahan Bang Parno saja sudah membuat aku berkeringat dingin. Dari dulu suamiku itu memang tidak suka memanjakan anak, dan menuruti semua kemauan anak.Dia selalu mengajarkan anak-anak kami menjadi anak yang mandiri dan bertanggung jawab, tapi aku yang menyayangi mereka memberikan segalanya. Lagi pula, mereka kan anakku. Apa salahnya, sih?Namun, jika dia mengetahui permasalahan Gery aku yakin dia akan sangat murka. Apalagi dengan seluruh kasus yang menimpa Gery. Ah, sialan sekali hidup ini. Tidak ada yang berjalan lan
last updateLast Updated : 2022-06-26
Read more

83. PENANGKAPAN (Bagian B)

83. PENANGKAPAN (Bagian B)Tak cukup dengan orang tua dan Abang yang kaya, Ellen menikah dengan Galuh. Siapapun tahu kalau Ajeng juga kaya raya. Walau Galuh adalah anak yang tidak diinginkan ya, tapi jelas Galuh adalah penerus keluarga Ajeng.Hidup Ellen, dipenuhi dengan kemudahan dan kesenangan yang dari dulu diimpikan oleh anakku. Sarah yang mencintai Galuh, pernah bermimpi untuk menjadi nyonya di keluarga itu. Tapi sayang, hubungan mereka kandas ditengah jalan.Pantas saja, Sarah sangat membenci Ellen. Aku juga mulai membenci wanita muda itu. Dia seolah-olah selalu diberikan wewenang untuk ikut campur di semua masalah orang lain, wanita sialan!Hah ….Aku menghela nafas sambil memalingkan wajah, malas sekali melihat wajah Ellen. Jika tadi melas melihat Bang Jarwo, maka kali ini aku malas melihat Ellen. Aku intinya alergi, dengan wajah-wajah yang membuat aku harus mengeluarkan uang dan tenaga yang banyak."Bagaimana?" tanya Bang Jarwo lagi.Melihat aku diam dan juga tidak menggubris
last updateLast Updated : 2022-06-26
Read more

84. KEBINGUNGAN (Bagian A)

Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas84. KEBINGUNGAN (Bagian A)"Gery …." Aku dan Sarah segera masuk ke ruang besuk saat sudah sampai di sini, Gery terlihat sudah memakai baju tahanan. Dan dia duduk di hadapan kami dengan wajah kuyu dan juga sayu, anakku itu terlihat sangat lemas."Bu, kan Ibu dah janji buat bebasin aku!" katanya protes. “Kenapa aku masih ditahan?” tanyanya dengan wajah yang memelas.Baru saja duduk, dia sudah menodong aku dengan pertanyaan. Dasar anak durhaka, sudah menyusahkan saja pekerjaannya, malah banyak protesannya. Dan kenapa pula harus aku yang menyelesaikannya?"Banyak bacot!" kata Sarah geram. “"Eh, anak kecil ikut campur aja!" kata Gery tidak suka, suaranya terdengar keras dan menghentak. “Diam kamu! Kamu nggak ada hak buat ngomong di sini!” katanya emosi.Aku menoyor kepalanya, karena geregetan dengan kebodohannya. Sudah salah malah dia yang arah, di mana letak otaknya itu coba?"Ibu kenapa, sih?" katanya tak terima. “Kepalaku kenapa ditoyor?” tanyan
last updateLast Updated : 2022-06-26
Read more

85. KEBINGUNGAN (Bagian B)

85. KEBINGUNGAN (Bagian B)"Hm? Bayar? Yah," katanya lesu. "Aku mana ada uang, Bu!" katanya semakin lemas."Kan kamu punya tanah dan juga motor, itu untuk Ibu," kataku santai.Gery terlihat menimbang jawaban, dia pasti merasa berat memberikan keduanya kepadaku. Tapi, dia harus memberikannya. Seratus juta bukanlah nominal kecil, lagi pula Gery juga mendapatkan kedua barang itu dengan cara memperdaya Ajeng. Bukan murni hasil pendapatannya sendiri."Tapi, Bu … harganya kan lebih mahal tanah punyaku. Kalau di jual saja bisa sampai seratus lima puluh juta, belum lagi motornya," katanya ragu. "Gimana kalau aku hutang aja, deh. Ntar tanahnya aku jual buat bayar uang Ibu sebagian," katanya menego.Aku berpikir sejenak, yah begitupun tidak masalah. Yang penting seratus juta itu harus kembali ke dalam rekeningku."Oke," kataku menyetujui."Nah, sekarang tugas Ibu untuk mencari pengacara, Bu! Pokoknya aku harus bebas!" katanya memohon."Iya, iya," kataku tak yakinBukan apa-apa, sepertinya mengh
last updateLast Updated : 2022-06-26
Read more

86. CANGGUNG (Bagian A)

Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas86. CANGGUNG (Bagian A)POV ELLENAAku dan Bang Galuh berpisah dengan Bu asih dan Pak Jarwo di tengah jalan, mereka bergegas pulang karena hari ini salah satu peternakan ayam mereka akan panen dan hendak diangkut langsung oleh pelanggannya.Sepanjang perjalanan Bang Galuh diam saja dari tadi, tidak banyak bicara dan hanya menyahut seperlunya saja ketika aku bertanya. Dia terlihat tegang, walau di luar kelihatannya tenang.Aku memaklumi dan langsung ikut diam, membiarkan keheningan merajai. Bagaimanapun aku sadar, kalau ini semua pasti berat untuk Bang Galuh. Tapi, kapan lagi jika tidak dimulai dari sekarang?Memupuk dendam dalam hati hanya membuat kita merugi, penyakit hati adalah penyakit yang paling mematikan. Sudah memakan kesehatan, penyakit hati juga memakan kewarasan kita.Dan aku tidak mau suamiku begitu, aku ingin dia berdamai dengan keadaan dan memakan Ibunya.Tidak terasa kami sudah sampai ke halaman rumah Ibu, pagar yang terbuka dan j
last updateLast Updated : 2022-06-26
Read more

87. CANGGUNG (Bagian B)

87. CANGGUNG (Bagian B)"Dari rumah Bu Ratmi!" kataku sambil tetap menikmati kue yang saat ini ada di tanganku."Ngapain kalian kesana?" tanya Kak Ambar penasaran"Mau tau aja, apa mau tau banget?" Aku menggoda sambil menaik turunkan alisku.Bagaimanapun juga aku harus berusaha mencairkan suasana, karena ruangan ini terasa lumayan panas akibat Bang Galuh dan Ibu yang diam-diaman seolah tidak saling mengenal."Ih … kenapa sih, istri kamu ini semakin menyebalkan?" tanya Kak Ambar pada Bang Galuh.Sedangkan yang ditanya hanya diam tak merespon, Bang Galuh seolah sibuk dengan dunianya sendiri."Masak, sih?" Aku bertanya pelan. "Emang aku nyebelin, Bang?" tanyaku sambil mengayunkan lengan Bang Galuh."Hah? Apa, Dek?" tanyanya kebingungan."Enggak kenapa-kenapa, malah aku yang mau tanya. Abang kenapa? Kok bengong?" tanyaku pelan."Oh, aku cuma lagi mikirin kerjaan," katanya mengelak.Aku menghela nafas, ini bakalan susah!"Kalian dari mana, Dek?" Kali ini Kak Dewi yang bertanya, aku harus
last updateLast Updated : 2022-06-26
Read more

88. TIDAK TAHU MALU (Bagian A)

Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas88. TIDAK TAHU MALU (Bagian A)Ellena segera bergegas mendatangi rumah orang tuanya, ketika beberapa saat yang lalu Ika datang ke rumah Ajeng untuk mengabarkan kalau Ratmi dan Sarah menyerbu ke sana."Kenapa bisa, sih, Kak?" kata Ellen dengan sedikit berteriak karena mereka sedang ada di atas motor. “Gila mereka itu!” kata Ellen lagi."Kakak juga tidak tahu, tiba-tiba mereka menerobos masuk seperti kesetanan. Kakak mau menjemput Aksa, makanya Kakak jemput kamu dulu biar bisa jagain Ibu," kata Ika menjelaskan. “Memang mereka gila, kamu baru tahu?” ujar Ika lagi.Setelah itu hening, mereka tidak ada lagi mengeluarkan sepatah katapun.“Assalamualaikum!” kata Ellen.Saat Ellena sampai, dia bisa melihat Ibunya tengah duduk di hadapan Ratmi dan juga Sarah di ruang tamu. Ika sudah kembali melaju untuk menjemput Aksa di rumah orang tuanya di desa sebelah.Dia mengedarkan pandangannya ke sekeliling rumah besar tempatnya menghabiskan masa kecil dan masa r
last updateLast Updated : 2022-06-26
Read more

89. TIDAK TAHU MALU (Bagian B)

89. TIDAK TAHU MALU (Bagian B)"Eh, gak perlu pakai kekerasan, dong!" pekik Sarah tidak terima saat melihat Ibunya mendapat perlakuan seperti itu."Sarah, kamu ini jadi anak kok nggak ada sopan-sopannya?" ujar Ajeng sambil menggeleng pelan. “Kamu ini masih gadis, sudah tidak punya akhlak!” kata Ajeng lagi."Heh, besan sialan! Jangan berani-berani nya kau marahi anak gadisku!" Ratmi beralih menatap Ajeng dengan tajam. “Anakmu saja tidak punya akhlak dan memenjarakan anakku. Kok, malah kamu cerita akhlak di sini!” lanjutnya.Ajeng dan Mai berpandangan, wajah mereka seolah mengisyaratkan bahwa ini akan menjadi perbincangan yang alot. Sarah yang ketus, dan Ratmi yang tidak tahu malu. Benar-benar perpaduan yang sangat cocok."Bu, sebenarnya ada apa?" Ellen bertanya pelan, rautnya jelas-jelas terlihat kebingungan. Karena sebaik kedatangannya, Ratmi dan Sarah sudah lebih dulu menghina dan mencelanya, dan bukannya menjelaskan maksud kedatangan mereka."Heh, gak usah pura-pura bego deh!" Sara
last updateLast Updated : 2022-06-26
Read more

90. ANCAMAN

Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas90. ANCAMANPOV AJENGGaluh yang tidak banyak bicara, dan seolah menjaga jarak dariku, benar-benar membuat aku menjadi sedih. Dulu, dia selalu berusaha membuka pembicaraan dan bermanja denganku. Dan akupun selalu berusaha membuat hubungan kami bertambah membaik dan aku semakin menyayanginya dari hari ke hari.Namun, sekarang semuanya menjadi hal yang sia-sia. Semua gara-gara Ratmi! Masa lalu yang berusaha aku kubur, kembali menyeruak ke permukaan. Bangkai selama ini yang berusaha aku tutupi, akhirnya tercium juga.Galuh yang diam, membuat aku ketakutan. Aku takut, anakku itu pergi meninggalkan aku. Aku takut, kami kembali memiliki jarak yang bisa memisahkan.Kesalahanku memang sangat besar, berusaha menggugurkan dan membuangnya. Tapi demi Allah, aku mencintainya. Dia adalah anakku, sedetik aku melihat mata jernihnya, aku sudah mencintainya dan menyesali segala tindakanku.Walau tidak pernah aku ucapkan, namun aku sangat berterima kasih pada mert
last updateLast Updated : 2022-06-26
Read more
PREV
1
...
7891011
...
24
DMCA.com Protection Status