Semua Bab Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas: Bab 71 - Bab 80

237 Bab

71. Terungkapnya Kenyataan Yang disembunyikan (Bagian B)

71. Terungkapnya Kenyataan Yang disembunyikan (Bagian B)"Baiklah!" Ucapan Bu Ratmi sukses membuat aku termenung, apa dia menyerah dengan semudah itu? Tapi saat aku melirik Ibu dan juga Pak Jarwo serta Bu Asih, wajah mereka malah menunjukkan ketakutan yang amat sangat.Kenapa? Bukankah seharusnya mereka senang kalau Bu Ratmi menyerah?"Karena Gery akan tetap masuk penjara, maka akan aku ungkapkan saja semuanya, Ajeng!" kata Bu Ratmi sambil menyeringai."Tidak!" Ibu mencegah. "Aku yang akan mengatakannya!" katanya lagi."Oh, tidak bisa! Bisa saja kau akan memutar balikkan fakta nanti. Diam, dan lihat! Bagaimana hancurnya Galuh nanti!" katanya ketus.Hancur? Bang Galuh?"Cukup! Bukankah dari tadi aku sudah bilang, jangan di teruskan?" kata Bang Galuh tajam."Ha ha ha, mana mungkin aku diam! Sedangkan rahasia ini adalah salah satu kelemahan Ajeng? Dia akan dibenci oleh anak kandungnya sendiri!" kata Bu Ratmi dengan sadis."Aku tidak akan pernah membenci Ibu!" kata Bang Galuh tegas."Ya
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-25
Baca selengkapnya

72. Air Mata Galuh (Bagian A)

Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas72. Air Mata Galuh (Bagian A)“A-Apa?!”Bu Ratmi tergagap, dia menatap Bang Galuh dengan pandangan yang menunjukkan keterkejutan yang amat sangat, dengan ucapan yang baru saja diluncurkan oleh suamiku itu. Tidak jauh berbeda dengan Bu ratmi, Ibu dan juga Pak Jarwo serta Bu Asih juga menunjukkan ekspresi yang sama.Mereka semua terkejut dengan jawaban yang Bang Galuh berikan. Sedangkan aku dan Kak Ambar masih diam dan mengamati. Kami masih belum terlalu paham dengan semua ini. Apakah yang dimaksud dengan kata-kata Bu Ratmi tadi sama dengan yang kami pikirkan? atau ada arti lainnya?Bang Galuh menghela nafas panjang, seolah tengah mengumpulkan segenap kekuatannya. Walau aku belum mengerti, tapi aku menggenggam tangannya dan menunjukkan padanya bahwa apapun yang terjadi aku selalu ada di sampingnya. Aku akan selalu bersamanya, walau saat senang maupun susah. Tidak akan meninggalkan dirinya! Dan mungkin Bang Galuh memahami arti dari gesture tubuhku
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-25
Baca selengkapnya

73. Air Mata Galuh (Bagian B)

73. Air Mata Galuh (Bagian B)"Halah, tidak usah sok membela suamimu ini, Len! Wong Ibunya saja mau membuang dia, apalagi kamu yang hanya orang lain!" katanya mengejek.Bang Galuh tersentak, aku bisa merasakannya! Dan entah kenapa genggaman tangannya di jemariku terlepas, dan telapak tangannya terbuka begitu saja."Tidak usah repot-repot mengurusi hidup kami, Bu! Silahkan Ibu urusi saja kelakuan anak Ibu, cari pengacara yang handal. Yah, itupun kalau ada yang mau jadi pengacaranya!" kataku mengejek. “Suamiku, dan keluargaku, itu urusanku. Tidak usah repot-repot untuk ikut mengurusnya!” kataku dengan tegas."Sialan kau Ellen!" pekiknya kuat. “Perempuan laknat!” katanya emosi."Nah, daripada capek-capek di sini, dari tadi nggak duduk. Mendingan Ibu pulang! Gugatan kami akan tetap berlanjut, walau apapun yang terjadi!" kataku dengan tegas."Dasar keluarga biadab! Keluarga setan!" katanya sambil menghentakkan kakinya keluar. "Aku sumpahin kalian selalu mendapatkan kesialan!" katanya sambi
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-25
Baca selengkapnya

74. Cinta Galuh dan Ellena (Bagian A)

Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas74. Cinta Galuh dan Ellena (Bagian A)Aku mengusap kepala Bang Galuh yang tengah berada di pangkuanku. Saat ini kami sudah berada di tempat tidur, dengan aku yang duduk bersandar di kepala ranjang dan Bang Galuh yang menyandarkan kepalanya di pangkuanku.Kami menangis berdua, dan meratap bersama. Suamiku itu benar-benar menunjukkan kerapuhannya, dia membenamkan wajahnya di perutku. Tanganku tak berhenti mengelus rambutnya yang lebat, dan berharap sentuhan tanganku akan sukses membuat dia tenang dan juga nyaman.Kami belum bersuara dari tadi, hanya sesekali isakannya terdengar dan teredam perutku."Dek …." Suara Bang Galuh terdengar sangat serak di telingaku, walau bersuara namun dia masih tetap di posisi semula. Aku menunggu dia untuk membuka pembicaraan, malam ini aku akan mendengar semua keluh kesahnya."Hmmm?" Aku bergumam pelan, tanganku tetap bergerak di rambutnya, menyisir rambut tebalnya dengan jemariku."Apa mungkin, aku ini memang tida
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-25
Baca selengkapnya

75. Cinta Galuh dan Ellena (Bagian B)

75. Cinta Galuh dan Ellena (Bagian B)Allah, tak mampu aku melanjutkan ucapanku. Aku ikut terisak dan tergugu hingga air mataku jatuh membasahi kepalanya.Namun tak lama, telapak tangan Bang Galuh terasa menepuk-nepuk kepalaku yang tak tertutupi hijab. Walau posisinya tidak berubah, namun tangannya mengelus kepalaku dengan sangat lembut."Jangan nangis, saat ini A—abang lagi nggak bisa meluk dan nenangin kamu, Dek …." katanya serak.Pecah sudah tangisanku, aku mengeluarkan semua air mata kesedihanku. Berharap dengan itu, sesak di dadaku sedikit berkurang. Bang Galuh terisak semakin perih, tapi saat ini aku maupun dia tidak bisa saling menguatkan. "Du—dulu Abang sering bermain sampai larut malam, berharap Ibu mengkhawatirkan Abang. Ta—tapi sayangnya, hingga Abang kecelakaan dan mengalami patah tulang pun, Ibu hanya melihat tak lebih dari satu menit. Pupus sudah harapan Abang agar bisa dirawat oleh Ibu, sama seperti sebelum-sebelumnya Kak Ambar dan Kak Dewi lah yang merawat Abang. Saki
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-25
Baca selengkapnya

76. Menjalankan Rencana (Bagian A)

Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas76. Menjalankan Rencana (Bagian A)"Dek, mata Abang sakit," kata Bang Galuh.Sambil mengucek matanya, dia lalu berjalan perlahan mendekatiku yang sedang memasak di dapur. Masakan simple kupilih pagi ini, hanya nasi goreng sosis. Mudah dibuat, namun enak rasanya dan tentunya mengenyangkan. Untuk menghadapi keluarga Bang Gery kami memang membutuhkan energi yang besar.Aku menatap Bang Galuh yang kini duduk di kursi meja makan, dia pasti sudah mandi karena aura kesegaran menguat dari tubuhnya. Suamiku sangat tampan, walau matanya sedikit sembab."Kan, udah aku kompres, Bang," kataku sambil mendekatinya."Iya, kamu mengompreskan supaya nggak bengkak. Emang nggak bengkak, sih, Dek. Tapi sakit, perih gitu …." katanya manja. “Lihat ini,” katanya sambil menunjukkan matanya."Hem, itu efek samping dari air mata yang keluar, Bang. Nikmatin aja," kataku santai. “Bagus juga sih, mata Abang jadi kecuci,” lanjutku lagi."Oh, gitu." Bang Galuh mengangguk menge
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-25
Baca selengkapnya

77. Menjalankan Rencana (Bagian B)

77. Menjalankan Rencana (Bagian B)Setelah menemui Wak Sarkam, kami segera berlalu ke arah lokasi pembangunan bengkel Bang Galuh. Di sana sudah menunggu Bang Gitok dan juga Bang Torik, mereka berdua terlihat sedang berbincang dan meminum kopi di bangku luar yang ada di warnet Bang Torik.Aku langsung menuju ke tempat mereka duduk, sedangkan Bang Galuh menuju pembangunan bengkelnya. Entah apa yang mau dia lakukan, aku pun tidak bertanya."Wah, Nyonya Bos tumben ikut ke sini?" tanya Bang Torik menggoda."Iya, Bang. Mau memantau, kerjanya Bang Gitok ini bagus nggak. Kalau nggak bagus, biar aku cor sekalian," kataku bercanda. "Serem banget, Len. Kalau Abang kamu cor, siapa yang nemenin kakakmu di rumah?" tanya Bang Gitok setelah menyeruput kopinya."Ya nikah lagi, lah," ucapku dengan santai."Tak pites juga istrimu ini, Luh!" kata Bang Gitok bercanda, saat Bang Galuh berjalan mendekat."Ha ha ha, jangan lah, Bang!" sahut Bang Galuh mendekat. “Kesayangan aku ini!” katanya sambil merangkul
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-25
Baca selengkapnya

78. Bu Ratmi Salah Paham (Bagian A)

Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas78. Bu Ratmi Salah Paham (Bagian A)"Wah wah, ngapain ke sini rame-rame?" ujar Sarah mengejek.Dia berkacak pinggang di teras rumah keluarga Bang Gery, wajah cantiknya merengut saat melihat aku menggandeng lengan Bang Galuh manja. Dia menatapku dari atas ke bawah dan kembali mencebik sinis, aku sih santai saja. Toh, dia hanya mantan dan aku lah yang sah statusnya menjadi Nyonya Galuh Dirga."Apaan sih gandeng-gandengan di depan khalayak ramai, gak punya malu, yah?" tanyanya sinis. “Kayak truk aja, gandengan terus!” katanya lagi."Malu? Kami ini sudah sah, lohhhhh," kataku memamerkan cincin kawin yang ada di jemariku. “Sudah sah!” kataku lagi dengan penuh penekanan."Sialan kamu Ellen!" katanya sambil menghentakkan kaki nya dan berjalan masuk ke dalam rumah. "BU! ADA PENGGANGGU DATANG KE SINI!" teriaknya lantang, sehingga kami yang masih berada di luar bisa mendengar teriakannya yang seperti suara geledek itu."Mantan kamu itu, Bang," kataku men
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-25
Baca selengkapnya

79. Bu Ratmi Salah Paham (Bagian B)

79. Bu Ratmi Salah Paham (Bagian B)Mereka ini bukan keluarga yang kekurangan, tapi sifat serakah dari Bu Ratmi lah yang membuat Bang Gery mampu mencuri sawit Ibu, terlepas dari dia berselingkuh atau tidak.Sangkin serakahnya, aku pernah dengar kalau Pak Parno itu sebenarnya sudah tidak kuat bekerja menjadi pemborong bangunan karena dia sudah tua, dia mau membuka usaha di rumahnya saja. Tapi Bu Ratmi tidak setuju, karena jelas penghasilan Pak Parno yang berpuluh-puluh juta sebulan, tidak bisa lagi dinikmatinya."Masih kerja? Oalah Ratmi, Ratmi … kok ya tidak ada kasihan ya sedikitpun sama Parno," kata Pak Jarwo sambil menggeleng. “Dia itu sudah tua!” lanjut Pak Jarwo."Maksud Abang apa?!" tanya Bu Ratmi tak terima."Parno itu sudah tua, mbok ya kamu buatkan usaha di sini. Kan, dia tidak perlu bekerja di luaran sana!" kata Pak Jarwo lagi."Halah, Abang tau apa? Rokoknya deras, aku tidak sanggup menanggungnya kalau dia tidak kerja!" kata Bu Ratmi masih ketus."Tapi kan selama ini dia be
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-25
Baca selengkapnya

80. Gery yang terkutuk (Bagian A)

Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas80. Gery yang terkutuk (Bagian A)POV RATMIBau minyak kayu putih langsung menyeruak masuk ke dalam Indra penciumanku, dan aku bisa merasakan kalau betisku tengah dipijat-pijat oleh seseorang."Bu! Ibu!" Suara Sarah terdengar sayup-sayup di telingaku, namun untuk membuka mata saja aku masih belum sanggup. Berat sekali rasanya.Kepalaku pusing, dan rasanya seperti tengah ditimpa batu puluhan ton. Sakit sekali.Kenapa aku bisa seperti ini? Aku mengingat lagi, menggali lebih dalam ke memoriku. Namun, tak kutemukan apapun apa yang bisa menyebabkan aku seperti ini."Ibu!"Suara Sarah kembali terdengar kali ini seperti hampir mau menangis di telingaku, dia merengek di samping kepalaku, dan juga terdengar seperti tengah memaki-maki seseorang. Memaki siapa?"Ibu! Kalian apakan Ibuku? Hah?!" ujarnya emosi. “Dasar pengacau!” katanya lagi.Dia kembali memaki dan berteriak, dan setelahnya terdengar suara wanita membantah ucapan Sarah. Siapa? Siapa yang be
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-25
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
24
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status