Beranda / Lainnya / Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas / 78. Bu Ratmi Salah Paham (Bagian A)

Share

78. Bu Ratmi Salah Paham (Bagian A)

Penulis: Aksara Ocean
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-25 04:37:26

Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas

78. Bu Ratmi Salah Paham (Bagian A)

"Wah wah, ngapain ke sini rame-rame?" ujar Sarah mengejek.

Dia berkacak pinggang di teras rumah keluarga Bang Gery, wajah cantiknya merengut saat melihat aku menggandeng lengan Bang Galuh manja. Dia menatapku dari atas ke bawah dan kembali mencebik sinis, aku sih santai saja. Toh, dia hanya mantan dan aku lah yang sah statusnya menjadi Nyonya Galuh Dirga.

"Apaan sih gandeng-gandengan di depan khalayak ramai, gak punya malu, yah?" tanyanya sinis. “Kayak truk aja, gandengan terus!” katanya lagi.

"Malu? Kami ini sudah sah, lohhhhh," kataku memamerkan cincin kawin yang ada di jemariku. “Sudah sah!” kataku lagi dengan penuh penekanan.

"Sialan kamu Ellen!" katanya sambil menghentakkan kaki nya dan berjalan masuk ke dalam rumah.

"BU! ADA PENGGANGGU DATANG KE SINI!" teriaknya lantang, sehingga kami yang masih berada di luar bisa mendengar teriakannya yang seperti suara geledek itu.

"Mantan kamu itu, Bang," kataku men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   79. Bu Ratmi Salah Paham (Bagian B)

    79. Bu Ratmi Salah Paham (Bagian B)Mereka ini bukan keluarga yang kekurangan, tapi sifat serakah dari Bu Ratmi lah yang membuat Bang Gery mampu mencuri sawit Ibu, terlepas dari dia berselingkuh atau tidak.Sangkin serakahnya, aku pernah dengar kalau Pak Parno itu sebenarnya sudah tidak kuat bekerja menjadi pemborong bangunan karena dia sudah tua, dia mau membuka usaha di rumahnya saja. Tapi Bu Ratmi tidak setuju, karena jelas penghasilan Pak Parno yang berpuluh-puluh juta sebulan, tidak bisa lagi dinikmatinya."Masih kerja? Oalah Ratmi, Ratmi … kok ya tidak ada kasihan ya sedikitpun sama Parno," kata Pak Jarwo sambil menggeleng. “Dia itu sudah tua!” lanjut Pak Jarwo."Maksud Abang apa?!" tanya Bu Ratmi tak terima."Parno itu sudah tua, mbok ya kamu buatkan usaha di sini. Kan, dia tidak perlu bekerja di luaran sana!" kata Pak Jarwo lagi."Halah, Abang tau apa? Rokoknya deras, aku tidak sanggup menanggungnya kalau dia tidak kerja!" kata Bu Ratmi masih ketus."Tapi kan selama ini dia be

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-25
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   80. Gery yang terkutuk (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas80. Gery yang terkutuk (Bagian A)POV RATMIBau minyak kayu putih langsung menyeruak masuk ke dalam Indra penciumanku, dan aku bisa merasakan kalau betisku tengah dipijat-pijat oleh seseorang."Bu! Ibu!" Suara Sarah terdengar sayup-sayup di telingaku, namun untuk membuka mata saja aku masih belum sanggup. Berat sekali rasanya.Kepalaku pusing, dan rasanya seperti tengah ditimpa batu puluhan ton. Sakit sekali.Kenapa aku bisa seperti ini? Aku mengingat lagi, menggali lebih dalam ke memoriku. Namun, tak kutemukan apapun apa yang bisa menyebabkan aku seperti ini."Ibu!"Suara Sarah kembali terdengar kali ini seperti hampir mau menangis di telingaku, dia merengek di samping kepalaku, dan juga terdengar seperti tengah memaki-maki seseorang. Memaki siapa?"Ibu! Kalian apakan Ibuku? Hah?!" ujarnya emosi. “Dasar pengacau!” katanya lagi.Dia kembali memaki dan berteriak, dan setelahnya terdengar suara wanita membantah ucapan Sarah. Siapa? Siapa yang be

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-25
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   81. Gery yang terkutuk (Bagian B)

    81. Gery yang terkutuk (Bagian B)Aku memejamkan mata berusaha mencari cara agar bisa membantah ucapannya, namun tak bisa menemukan bantahan yang pas."Dan sudah lewat jatuh tempo dari dua minggu yang lalu!" kata Bang Jarwo sambil menatap wajahku. "Seperti kesepakatan awal, maka rumah ini akan menjadi milikku!" katanya lantang."APA?!" Sarah berdiri tergesa-gesa, dia menatap Bang Jarwo dengan pandangan nyalang. "Heh, orang tua! Enak saja mau mengambil rumah ini! Ini adalah rumah yang akan diberikan Bapak untukku!" katanya marah. “Siapa kalian yang ingin mengambil rumahku, hah?” pekiknya emosi.Ya, kami memang berencana untuk memberikan rumah ini kepada Sarah sebagai anak bungsu. Dan sudah pasti dia akan bertindak bar-bar untuk mempertahankan miliknya, aku menghela nafas dengan lelah.Punya anak lelaki hanya satu, tapi tingkah lakunya seperti mempunyai anak seratus. Aku pusing dibuatnya! Segala tingkah lakunya selalu merugikanku. Ya, walaupun keuntungan dia mengambil sawit Ajeng juga

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-25
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   82. PENANGKAPAN (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas82. PENANGKAPAN (Bagian A)POV RATMI"Atau begini saja, aku akan menelpon Parno dan berurusan dengan dia saja. Pasti dia bisa mempertanggung jawabkan perbuatan Gery dengan sangat bijak!" kata Bang Jarwo tegas. “Berbicara dengan kepala rumah tangga sepertinya adalah pilihan yang tepat, dan aku sangat tahu bagaimana si Parno. Dia pasti kan membayar hutang hutang Gery!” lanjutnya lagi.Aku meneguk ludahku dengan kasar, membayangkan kemarahan Bang Parno saja sudah membuat aku berkeringat dingin. Dari dulu suamiku itu memang tidak suka memanjakan anak, dan menuruti semua kemauan anak.Dia selalu mengajarkan anak-anak kami menjadi anak yang mandiri dan bertanggung jawab, tapi aku yang menyayangi mereka memberikan segalanya. Lagi pula, mereka kan anakku. Apa salahnya, sih?Namun, jika dia mengetahui permasalahan Gery aku yakin dia akan sangat murka. Apalagi dengan seluruh kasus yang menimpa Gery. Ah, sialan sekali hidup ini. Tidak ada yang berjalan lan

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-26
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   83. PENANGKAPAN (Bagian B)

    83. PENANGKAPAN (Bagian B)Tak cukup dengan orang tua dan Abang yang kaya, Ellen menikah dengan Galuh. Siapapun tahu kalau Ajeng juga kaya raya. Walau Galuh adalah anak yang tidak diinginkan ya, tapi jelas Galuh adalah penerus keluarga Ajeng.Hidup Ellen, dipenuhi dengan kemudahan dan kesenangan yang dari dulu diimpikan oleh anakku. Sarah yang mencintai Galuh, pernah bermimpi untuk menjadi nyonya di keluarga itu. Tapi sayang, hubungan mereka kandas ditengah jalan.Pantas saja, Sarah sangat membenci Ellen. Aku juga mulai membenci wanita muda itu. Dia seolah-olah selalu diberikan wewenang untuk ikut campur di semua masalah orang lain, wanita sialan!Hah ….Aku menghela nafas sambil memalingkan wajah, malas sekali melihat wajah Ellen. Jika tadi melas melihat Bang Jarwo, maka kali ini aku malas melihat Ellen. Aku intinya alergi, dengan wajah-wajah yang membuat aku harus mengeluarkan uang dan tenaga yang banyak."Bagaimana?" tanya Bang Jarwo lagi.Melihat aku diam dan juga tidak menggubris

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-26
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   84. KEBINGUNGAN (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas84. KEBINGUNGAN (Bagian A)"Gery …." Aku dan Sarah segera masuk ke ruang besuk saat sudah sampai di sini, Gery terlihat sudah memakai baju tahanan. Dan dia duduk di hadapan kami dengan wajah kuyu dan juga sayu, anakku itu terlihat sangat lemas."Bu, kan Ibu dah janji buat bebasin aku!" katanya protes. “Kenapa aku masih ditahan?” tanyanya dengan wajah yang memelas.Baru saja duduk, dia sudah menodong aku dengan pertanyaan. Dasar anak durhaka, sudah menyusahkan saja pekerjaannya, malah banyak protesannya. Dan kenapa pula harus aku yang menyelesaikannya?"Banyak bacot!" kata Sarah geram. “"Eh, anak kecil ikut campur aja!" kata Gery tidak suka, suaranya terdengar keras dan menghentak. “Diam kamu! Kamu nggak ada hak buat ngomong di sini!” katanya emosi.Aku menoyor kepalanya, karena geregetan dengan kebodohannya. Sudah salah malah dia yang arah, di mana letak otaknya itu coba?"Ibu kenapa, sih?" katanya tak terima. “Kepalaku kenapa ditoyor?” tanyan

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-26
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   85. KEBINGUNGAN (Bagian B)

    85. KEBINGUNGAN (Bagian B)"Hm? Bayar? Yah," katanya lesu. "Aku mana ada uang, Bu!" katanya semakin lemas."Kan kamu punya tanah dan juga motor, itu untuk Ibu," kataku santai.Gery terlihat menimbang jawaban, dia pasti merasa berat memberikan keduanya kepadaku. Tapi, dia harus memberikannya. Seratus juta bukanlah nominal kecil, lagi pula Gery juga mendapatkan kedua barang itu dengan cara memperdaya Ajeng. Bukan murni hasil pendapatannya sendiri."Tapi, Bu … harganya kan lebih mahal tanah punyaku. Kalau di jual saja bisa sampai seratus lima puluh juta, belum lagi motornya," katanya ragu. "Gimana kalau aku hutang aja, deh. Ntar tanahnya aku jual buat bayar uang Ibu sebagian," katanya menego.Aku berpikir sejenak, yah begitupun tidak masalah. Yang penting seratus juta itu harus kembali ke dalam rekeningku."Oke," kataku menyetujui."Nah, sekarang tugas Ibu untuk mencari pengacara, Bu! Pokoknya aku harus bebas!" katanya memohon."Iya, iya," kataku tak yakinBukan apa-apa, sepertinya mengh

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-26
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   86. CANGGUNG (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas86. CANGGUNG (Bagian A)POV ELLENAAku dan Bang Galuh berpisah dengan Bu asih dan Pak Jarwo di tengah jalan, mereka bergegas pulang karena hari ini salah satu peternakan ayam mereka akan panen dan hendak diangkut langsung oleh pelanggannya.Sepanjang perjalanan Bang Galuh diam saja dari tadi, tidak banyak bicara dan hanya menyahut seperlunya saja ketika aku bertanya. Dia terlihat tegang, walau di luar kelihatannya tenang.Aku memaklumi dan langsung ikut diam, membiarkan keheningan merajai. Bagaimanapun aku sadar, kalau ini semua pasti berat untuk Bang Galuh. Tapi, kapan lagi jika tidak dimulai dari sekarang?Memupuk dendam dalam hati hanya membuat kita merugi, penyakit hati adalah penyakit yang paling mematikan. Sudah memakan kesehatan, penyakit hati juga memakan kewarasan kita.Dan aku tidak mau suamiku begitu, aku ingin dia berdamai dengan keadaan dan memakan Ibunya.Tidak terasa kami sudah sampai ke halaman rumah Ibu, pagar yang terbuka dan j

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-26

Bab terbaru

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   235. (ENDING) CUPLIKAN SEASON 2 (Bagian B)

    235. (ENDING) CUPLIKAN SEASON 2 (Bagian B)“Bang Usman?”Usman menghentikan langkahnya seketika, panggilan yang baru saja di dengarnya berhasil menarik atensinya agar berhenti sebentar dari kegiatannya.“Ya?” tanyanya sopan.Usman belum pernah melihat wanita ini, cantik, muda, dan juga terlihat sangat lembut. Dan wanita ini juga terlihat cukup ramah, entah kenapa Usman seperti pernah melihatnya.“Apa Ellena ada di rumah?” tanyanya pelan.“Ellena?” Usman mengulang pertanyaan wanita itu.Dia mengernyit heran dan kemudian langsung menatap wanita itu dari atas ke bawah dengan pandangan menyelidik, berusaha kembali mengingat siapa sebenarnya wanita ini.Namun nihil, Usman sama sekali tidak mendapatkan secuil pun ingatan tentangnya.“Maaf, anda siapa?” tanya Usman ingin tahu.“Oh, maaf, saya lupa memperkenalkan diri. Saya Veya, saya adalah suster yang akan menjaga Ellena!” katanya tegas. “Apa Ellena di rumah?” tanyanya lagi.Suster? Apakah wanita ini adalah suster yang dikatakan Indra? Sust

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   234. (ENDING) CUPLIKAN SEASON 2 (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas234. (ENDING) CUPLIKAN SEASON 2 (Bagian A)POV ELLENA Aku sudah banyak berpikir, dan memikirkan hal ini berulang-ulang kali. Dan aku sudah memutuskan kalau berpisah dengan Bnag Galuh adalah keputusan yang tepat.Dia adalah penerus keluarga Dirga, dan jika kami kekeh untuk bersama maka kemungkinan besarnya adalah darah keluarga Dirga akan terputus hanya di Bang Galuh saja.Aku tidak bisa memberinya keturunan, dan mungkin lebih baik kalau dia menikah dengan orang lain dan hidup bahagia bersama keluarga kecilnya.Taraf paling tinggi dalam mencintai adalah ikhlas, dan aku akan mencoba mengikhlaskan Bang Galuh dan berusaha melepaskannya dengan dada yang lapang.Mencintainya, bukan berarti mengikatnya dengan duri yang terlilit hingga mengeluarkan darah. Definisi cinta bagiku adalah, membiarkan dia menemukan kebahagiaannya yang lain.Jika aku bukanlah pelabuhan terakhirnya, maka aku akan membantu angin agar meniup layarnya hingga menemukan pelabuhan y

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   233. BERCERAI (Bagian B)

    233. BERCERAI (Bagian B)“Besok di cek aja, Dek. Takutnya ada yang kurang atau ada yang harus dibeli,” ujar Bang Usman memberi saran. “Oke,” sahutku cepat.“Rumah kalian gimana?” tanya Bang Usman tiba-tiba.Aku dan Bang Galuh terdiam, kami memang belum ada pembahasan tentang ini. Aku sebenarnya juga bingung, jujur saja aku berat meninggalkan rumah lamaku, tapi aku juga berat meninggalkan rumah ini kosong.Bukan karena rumah ini lebih nyaman ataupun lebih besar dan mewah, yang membuat aku berat meninggalkannya adalah memori Bapak dan Ibu yang ada di sini. Jika aku di rumah ini, setidaknya aku bisa selalu mengenang mereka.“Aku sih, ikut Ellen saja, Bang,” ujar Bnag Galuh bijak. “Di mana dia bisa merasa nyaman dan aman, maka di situ kami akan tinggal,” katanya lagi sambil tersenyum.“Nah, Dek … kamu mau di mana?” kata Bang Usman sambil menghadap ke arahku. “Kalau di sini, rumah kalian di kontrakkan saja, daripada rusak,” lanjutnya memberi usul.Aku terdiam dan menimbang, bagaimanapun j

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   232. BERCERAI (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas232. BERCERAI (Bagian A)Setelah perdebatan yang cukup alot dan juga lama, akhirnya Wak Nurma dan juga Bang Diky serta Kak Nuri sepakat untuk pulang besok. Walaupun sebenarnya, Wak Nurma dan juga Bang Diky terlihat masih keberatan akan permintaan yang diberikan oleh Kak Nuri. Karena memang, yang sangat ngotot untuk pulang adalah Kak Nuri.Entah karena bentakan Bang Galuh tadi, atau karena dia memang sudah sadar kalau selama ini sudah menjadi benalu di rumahku.Yah, yang manapun tidak menjadi masalah. Yang penting mereka tidak di sini, bukannya aku kejam ataupun tidak tidak punya hati, tapi memang aku tidak tahan akan kelakuan mereka yang seenak jidat dan juga keterlaluan.Sekarang berhutang pada Bu Saodah dan juga Mpok Lela, tapi besok-besok bisa saja mereka mengulangi perbuatan mereka ini pada orang lain dan kembali mengatasnamakan aku.Bang Diky dan juga Kak Nuri memang keterlaluan, bahkan mereka sama sekali tidak ada mengeluarkan kata maaf k

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   231. EMOSI BANG GALUH (Bagian B)

    231. EMOSI BANG GALUH (Bagian B)"Salahnya adalah … kalian yang terlalu sok tahu! Tutup mulut kalian, jangan sampai aku mendengar hal-hal seperti ini lagi. Atau aku bersumpah, akan merobek mulut kalian!" ujar bang Galuh dengan tajam."Galuh, kami hanya bercanda!" sahut Bang Diky sambil terkekeh kecil."Kalian keterlaluan, Diky, Nuri!" ujar Bulek Rosma pelan. "Masalah keturunan bukanlah hal yang bisa dijadikan candaan!" lanjutnya dengan tajam."Bulek, mereka saja yang terlalu sensitif!" sahut Bang Diky cepat, senyumnya hilang berganti rengutan kesal."Sensitif? Jika kalian bercanda, dan hanya kalian yang merasa itu adalah hal lucu dan hanya kalian yang tertawa. Berarti ada kesalahan di dalam candaan kalian!" sahut Bulek Rosma. "Jangan berlindung dibalik kata 'terlalu sensitif', karena bisa jadi yang kalian tertawakan adalah sesuatu yang mereka perjuangkan!" lanjutnya lagi.War Nurma dan keluarganya terdiam, walau aku yakin kalau mereka masih gatal ingin membalas tapi mereka memilih pi

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   230. EMOSI BANG GALUH (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas230. EMOSI BANG GALUH (Bagian A)BRAK!Meja kokoh yang terbuat dari kayu jati itu sukses bergetar dengan kuat, dan ….Prang!Asbak cantik yang terbuat dari kristal itu pun jatuh menghantam lantai, pecah berkeping-keping hingga menjadi butiran kecil.Semua orang tersentak kaget, dan semuanya sontak melotot kaget dan menatap si pelaku yang tak lain dan tak bukan adalah Bang galuh.Wajahnya memerah menahan amarah, dan nafasnya memburu dengan kuat. Dadanya naik turun berusaha menormalkan detak jantungnya, aku tahu benar kalau lelaki kesayanganku itu tengah sangat marah saat ini."Jaga mulutmu!" desisnya tajam.Kak Nuri tergagap, instingnya sebagai wanita pasti mengatakan padanya untuk menjauh. Dia beringsut mundur ke belakang tubuh Bang Diky, badannya bergetar pelan dan keringat dingin mengalir di pelipisnya.Ditekan oleh aura mendominasi sekuat ini, jelas membuat siapapun menjadi gentar. Apalagi dia adalah seorang wanita, bahkan Bang Diky saja belu

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   229. ELLENA YANG PERKASA (Bagian B)

    229. ELLENA YANG PERKASA (Bagian B)"Aku tidak bercanda!" balasku tegas. "Aku tidak mau menampung benalu, dan aku tidak mau menjual tanahku!" kataku lagi."Sombong sekali kamu, Ellen!" ujar Kak Nuri marah."Iya, dong. Sombong adalah nama tengahku!" kataku cuek.Wajah mereka terlihat memerah, mungkin mereka tidak terima dengan apa yang aku katakan. Tapi biarlah, memang sekali sekali mereka wajib diberi pelajaran.“Kamu juga, Luh. Tidak bisa tegas sebagai seorang suami!” kata Kak Nuri tiba-tiba.“Maksud Kakak apa?” tanya Bang Galuh heran. “Ya iya, kana kata Kakakmu itu, kamu banyak warisan. punya harta dan tidak mengharapkan punya Ellen. Kalau gitu, ya suruh istrimu ini ngasih tanahnya buat kami, dong!’ katanya santai.Bang Galuh sontak menganga lebar, sedangkan aku mala menahan mulutku agar tidak tertawa. Ngadi-ngadi ni, Kak Nuri … mau mengatur harta orang dia.“Loh, mana bisa begitu, Kak. Milik Ellen adalah sepenuhnya punya dia, aku mana ada hak untuk mengatur-aturnya!” kata Bang Gal

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   228. ELLENA YANG PERKASA (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas228. ELLENA YANG PERKASA (Bagian A)"Woah, tunggu dulu!" Aku memotong ucapan Bang Diky, dengan cara mengangkat tanganku di depan dada. Dia terlihat langsing terdiam, namun matanya menatapku dengan tajam."Asal? Asal apa? Kalian mengajukan syarat padaku? Begitu?" tanyaku santai. "Lucu sekali," lanjutku sambil menatapnya.Bang Diky dan Wak Nurma sontak saling berpandangan, dan tak sengaja aku melihat kalau Kak Nuri sedang mencubit kecil tangan suaminya itu."Kalau begitu kami tidak akan pergi!" kata Bang Diky tegas."Lah, aku yang punya rumah sudah tidak mau kalian tumpangi. Apa tidak malu? Kok betah banget menjadi benalu?" sindirku kepada mereka."Dek!" Bang Galuh kembali menegur, dan dia menggeleng pelan.Aku mendengus, kesal sekali rasanya dengan mereka. Bukannya mendapat pencerahan, dan kemudian sadar, eh, malah sok mengajukan syarat padaku.Memangnya mereka siapa? Saudara boleh saudara, tapi saudara yang baik dan sopan lah yang akan aku angg

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   228. PENGUSIRAN KELUARGA WAK NURMA (Bagian B)

    228. PENGUSIRAN KELUARGA WAK NURMA (Bagian B)"Dan sekarang, saat mereka datang ke sini untuk menagih perbuatan kalian, kalian berdua malah berpura-pura tidak tahu dan melimpahkan semuanya pada Wak Nurma!" kataku panjang lebar. "Manusia namanya itu?" tanyaku lagi dengan ketus.Semua orang di sini terdiam dan mendengarkan ucapanku, aku yang emosi adalah yang terburuk."Dia Ibu kalian, dan Kakak dari Ibuku! Itu artinya dia juga adalah Ibuku, pengganti orang tuaku! Aku tidak terima kalian melakukan hal itu pada beliau!" kataku lagi. "Tapi kalian malah bersikap seenaknya, apa kalian memikirkan Wak Nurma, hah?" tanyaku lagi."Bila kalian tidak bisa memberi, setidaknya jangan menyusahkan!" kataku dengan nafas terengah.Wak Nurma yang mendengar ucapanku terlihat terdiam, sedangkan Kak Nuri dan Bang Diky masih menatapku marah."Apa kalian tahu rasanya tidak mempunyai orang tua lagi? Aku bahkan rela melakukan apapun, asal Ibu dan Bapak kembali," kataku lirih."Lebay!" Aku menatap Kak Nuri den

DMCA.com Protection Status