Semua Bab Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas: Bab 61 - Bab 70

237 Bab

61. Pasangan Uwu (Bagian B)

61. Pasangan Uwu (Bagian B)"Sayang …." kataku memulai aksi."Hm!" dehemnya seolah tak minat."Sayang …." kataku lagi dan bersandar manja di bahunya."Apa lo, Dek? Jangan dekat-dekat ih, Abang risih!" katanya jual mahal."Oh, ya sudah kalau masih marah," kataku cuek dan melepaskan pelukan. " Aku tunggu di kamar, ya Bang …." ucapku mendayu sambil mengerling nakal.Ha ha ha ….Tidak harus menunggu tiga detik, untuk jawaban dari Bang Galuh, karena dia langsung beranjak dan menggendongku memasuki kamar. Meninggalkan segelas kopi yang teronggok di meja, hingga menjadi dingin. Please, jangan kepo dengan apa yang kami lakukan! ~Aksara Ocean~"Bang! Bangun, mandi! Ayo sholat Subuh!" kataku pelan.Aku mengguncang bahu Bang Galuh dengan lembut, dia menggeliat dan ….BROOOOTTTT …."Ya Allah, Abang! Jorok banget!" pekikku sambil mengibas udara dengan telapak tangan.Gegasku membuka jendela, dan berharap bau busuk ini segera berlalu pergi dari kamarku. Sedangkan Bang Galuh sudah duduk di tepi ra
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-23
Baca selengkapnya

62. Bertemu Pak Jarwo (Bagian A)

Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas62. Bertemu Pak Jarwo (Bagian A)“Assalamualaikum, Pak!”Panggil Bang Galuh pada seorang lelaki paruh baya, yang tengah duduk santai di sebuah amben di bawah pohon jambu air yang tengah berbuah lebat. Air liurku hampir menetes, jambu merah yang nampak segar dan juga manis itu seolah tengah memanggil-manggil aku untuk segera mencicipinya.“Waalaikumsalam, siapa toh?” katanya sambil memicingkan matanya.“Galuh, Pak!” jawab Bang Galuh sambil menarikku untuk mendekat.“Galuh? Sini mampir, Nang!” kata Pak Jarwo semangat.Aku mengikuti Bang Galuh dengan canggung, bagaimanapun juga aku baru kali ini bertemu dengan Pak Jarwo. Di bayanganku, Pak Jarwo ini adalah sosok yang pendek, rada botak, dan juga punya sedikit kumis. Tapi perkiraanku salah, Pak Jarwo ini terlihat tinggi dan juga berambut lebat walau sudah memutih sebagiannya, kumisnya juga lebat dan melengkung.“Sama siapa, Nang?” kata Pak Jarwo sambil berbisik pada Bang Galuh.Dia menatapku pena
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-25
Baca selengkapnya

63. Bertemu Pak Jarwo (Bagian B)

63. Bertemu Pak Jarwo (Bagian B)Aku juga heran dan penasaran, kalau beliau sudah kenal Bang Gery dari dulu, berarti beliau orang asli sini, dong. Tapi kenapa dia tidak mengenal aku ataupun Bang Galuh? Walau masih beda desa, tapi biasanya masing-masing orang saling mengenal satu sama lain.Apalagi bukannya aku sombong, Bang Galuh dan aku lahir dari keluarga yang lumayan terpandang dan biasanya orang-orang akan mengenali kami sebagai anak Pak Rohman dan Pak Suprapto.Tapi jika beliau tidak mengenali aku ataupun Bang Galuh, tapi kenal dengan Bang Gery. Apa mungkin mereka bersaudara? Batinku berteriak penasaran."Lah, iya. Bapak dulu asli sini, tapi kemudian merantau ke Pekanbaru tiga puluh empat tahun yang lalu. Lalu kembali ke sini, dan mulai usaha ternak ayam sekitar dua tahun yang lalu," katanya menjelaskan. "Makanya Bapak kenal sama Gery," lanjutnya lagi Aku dan Bang Galuh mengangguk mengerti, pantas saja aku pun tidak pernah tahu siapa Pak Jarwo ini. Ternyata sebelum aku lahir pun
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-25
Baca selengkapnya

64. Kebodohan yang lucu (Bagian A)

Menantu Lemas, Ipar Panas, Mertua Lemas64. Kebodohan yang lucu (Bagian A)Hening! Pak Jarwo seolah tengah tenggelam dengan dunia nya sendiri, dia bahkan tidak menggubris panggilanku dan juga Bang Galuh sedari tadi. Dia memandang dinding dengan pandangan kosong, sesekali helaan nafas berat dikeluarkannya. Entah beban berat apa yang ada di pikirannya, akupun tak mengerti. Tapi, semuanya ini dimulai saat Bang Galuh mengatakan kalau dia adalah anak Ibu. Apa masalahnya? “Assalamualaikum!” Suara seorang wanita terdengar mengucap salam di luar sana, tak lama seorang wanita paruh baya memasuki rumah. Ditangannya terdapat keranjang belanjaan yang terlihat penuh, mungkin sosok ini adalah istri Pak Jarwo yang sedari tadi sudah kami tunggu.“Waalaikumsalam!” kataku dan Bang Galuh serempak.Sedangkan Pak Jarwo malah menatap istrinya dengan pandangan yang sulit diartikan, setelah menghela nafas panjang baru dia menjawab salam yang diucapkan oleh istrinya tadi.“Waalaikumsalam, sudah pulang, Bu
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-25
Baca selengkapnya

65. Kebodohan yang lucu (Bagian B)

65. Kebodohan yang lucu (Bagian B)POV RATMI"Bu! Bu!"Sarah memasuki ruangan dengan membawa beberapa tas jinjing yang aku tahu isinya pasti pakaian dan juga makanan, di melenggang melewati ku dan langsung meletakkan barang bawaannya ke atas nakas di sebelah bangsal yang dihuni oleh Gery."Bagaimana? Apa ada perkembangan Bang Gery, Bu?" tanyanya sambil ikut mendudukkan diri di sampingku."Adalah, apa kau pikir abangmu ini koma?!" tanyaku ketus."Yaelah, Bu. Biasa aja, dong!" balasnya sambil mencebik."Bang! Bangun!" katanya menggoyangkan kaki Gery yang tidak dipasangi gips."Sarah!" tegurku tak terima.Aku takut kaki Gery terluka lagi, walau yang sebelah tidak di gips bukan berarti tidak terluka. Galuh si*lan itu benar-benar menghajar anakku dengan sangat sadis, tidak akan aku biarkan! Bagaimanapun juga dia harus menerima akibatnya."Ssssttt …." Gery mendesis pelan."Nah, kan. Abangmu terbangun gara-gara kelakuan bar-barmu!" Aku mengomel sambil mendekat ke arah Gery yang sudah membuka
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-25
Baca selengkapnya

66. Kelahiran Galuh (Bagian A)

Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas66. Kelahiran Galuh (Bagian A)POV AJENGCobaan demi cobaan datang ke dalam keluargaku, dari mulai pencurian yang dilakukan oleh menantu ku sendiri hingga terbongkarnya semua kebusukan Gery. Selain melakukan KDRT pada Ambar, laki-laki sialan itu juga berselingkuh di belakang anakku.Tidak akan aku maafkan semua perbuatannya, setelah semua yang aku lakukan untuknya, tega-teganya dia menusuk keluarga kami dari belakang. Semua kesalahan yang dia lakukan aku maafkan, dia tidak bekerja aku diamkan, asal dia bisa membahagiakan Ambar saja, itu sudah cukup untukku.Ambarku! Berani-beraninya dia melakukan kekerasan pada anakku yang begitu kusayangi. Beban hatiku sedikit berkurang karena lelaki sialan itu sudah di hajar oleh Galuh kemarin.Ah ….Mengingat Galuh, aku mengakui aku benar-benar pilih kasih padanya sejak dulu. Bukan tanpa alasan, luka masa lalu seolah terus membayangi jika aku melihatnya. Dia anak lelakiku satu-satunya, di bahunya lah kelak ak
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-25
Baca selengkapnya

67. Kelahiran Galuh (Bagian B)

67. Kelahiran Galuh (Bagian B)"Tidak ada? Tidak ada kau bilang? Aku baru saja pulang sore itu, saat mendengar kabar kau melahirkan. Dan aku jugalah yang memungut anakmu dari panti asuhan itu, Ajeng! Akulah yang menyelamatkan Galuh dari kegilaanmu!" pekiknya kuat.Allah!Aku limbung, dan jatuh ke lantai. Terucap sudah apa yang selama ini aku pendam, kenapa harus seperti ini? Kenapa semuanya tidak bisa ditutupi saja sampai akhir hayatku? Padahal aku ingin membawa rahasia ini hingga ke liang lahat, aku tak mampu dan tak mau mengingatnya lagi. "Tenangkan dirimu, Jeng!" pinta Asih padaku, dia menuntunku untuk kembali duduk di sofa. Mataku menerawang dan tak terasa air mataku mengalir dengan deras, Galuh, Galuh ku, ya Allah!"Aku tidak menyangka, kau mau membesarkannya," kata Bang Jarwo dengan seringai mengejek."Bang! Tolong lupakan!" pintaku memelas."Lupakan? Melupakan apa? Terlalu banyak kesalahan yang kau buat! Aku harus melupakan apa, Ajeng?!" tanyanya tegas. “Coba katakan!” tegas
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-25
Baca selengkapnya

68. Ulah Ratmi (Bagian A)

Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas68. Ulah Ratmi (Bagian A)POV ELLENA"Wah, ada Bu Ratmi …." Aku berkata dengan ekspresi ceria yang dibuat-buat, dengan jelas aku tunjukkan wajah ketidaksukaan ku kepadanya. Biar dia tahu diri! "Ngapain, Bu? Silaturahmi?" tanyaku lagi sambil menyalami Ibu, dan juga Pak Jarwo serta Bu Asih. “Rajin banget datang ke sini,” ujarku lagi sambil terkekeh.Segera aku menarik tangan Bang Galuh untuk duduk di sofa yang muat untuk tiga orang, sedang Ibu di sofa tunggal, dan Pak Jarwo serta Bu Asih di sofa muat tiga orang. Bu Ratmi masih berdiri sambil menatap kami, matanya yang licik seolah tengah memancarkan sinar.Namun apa? Apa yang aku lewatkan? Sialan! Aku segera menatap Ibu yang berwajah murung, jejak air mata terlihat di wajah cantiknya. Setali tiga uang dengan Ibu, Pak Jarwo dan istrinya juga seolah tengah memendam sesuatu.Sedangkan Bu Ratmi, dia bersedekap seolah tengah menanti sesuatu. Ah … aku sangat benci ketika aku tidak mengetahui apapun se
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-25
Baca selengkapnya

69. Ulah Ratmi (Bagian B)

69. Ulah Ratmi (Bagian B)"Waduh, gak kebalik?" tanyaku dengan tajam. "Ya kali ada orang gila secantik aku!" kataku sombong sambil mengibaskan hijab yang aku pakai.Dia mendelik sinis, dan aku melengos tidak peduli. "Emangnya kakakku itu kurang kerjaan? Sampai gebukin dirinya sendiri? Eh, Bu! Kami sudah visum ya, dan hasilnya akan membuat anak Ibu itu di penjara dengan sangaaaaat lama!" kataku mengejek.Wajahnya berubah panik saat mendengar ucapanku, dia langsung menatap Ibu dengan pandangan tajam. "Ajeng! Aku tidak main-main!" katanya menggeram."Apa, sih? Mau main apa? Gundu? Karet? Atau main engklek? Hayuk aku jabanin, jangan sama Ibu," kataku menyela."Ajeng!" pekiknya lagi."Ratmi! Diam kamu," kata Pak Jarwo tajam."Diam? Tidak akan! Jika dia tidak mencabut laporannya, maka akan aku beberkan semuanya!" kata Bu Ratmi menyeringai licik.Aku diam mengamati situasi, membeberkan apa? Aku bisa menarik kesimpulan kalau Bu Ratmi mempunyai sesuatu yang bisa menekan Ibu."AJENG!" Bu Ratm
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-25
Baca selengkapnya

70. Terungkapnya Kenyataan Yang disembunyikan (Bagian A)

Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas70. Terungkapnya Kenyataan Yang disembunyikan (Bagian A)“APA?!”Bu Ratmi tercengang, dia menatap Ibu dengan pandangan tak percaya. Sedangkan Ibu menghela nafas seolah lega karena bisa mengucapkan kata-kata yang diucapkannya barusan.“Apa maksudmu Ajeng?” tanyanya lagi setelah dia sempat terdiam selama beberapa saat. “Apa yang baru saja kau katakan?” tanya memastikan.“Aku yang akan mengatakannya sendiri!” Ibu berucap tegas, namun getar suaranya tidak bisa di bohongi. “Biarkan dia tahu melalui mulutku!” kata Ibu mantap.Dia terlihat seolah tengah menahan tangis dan juga kesedihan yang amat mendalam, namun tetap berusaha untuk tegar. Sebenarnya ada apa, sih?“Kau bercanda? Kau mau dia membencimu?” tanyanya sambil menunjuk Bang Galuh dan juga Ibu secara bergantian. “Kau pasti sudah kehilangan akal sehatmu!” lanjutnya lagi.“Tidak apa-apa, aku sudah siap dengan segala konsekuensinya!” kata Ibu dengan mantap.Dia menatap Bang Galuh dengan sorot mata
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-25
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
24
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status