Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas66. Kelahiran Galuh (Bagian A)POV AJENGCobaan demi cobaan datang ke dalam keluargaku, dari mulai pencurian yang dilakukan oleh menantu ku sendiri hingga terbongkarnya semua kebusukan Gery. Selain melakukan KDRT pada Ambar, laki-laki sialan itu juga berselingkuh di belakang anakku.Tidak akan aku maafkan semua perbuatannya, setelah semua yang aku lakukan untuknya, tega-teganya dia menusuk keluarga kami dari belakang. Semua kesalahan yang dia lakukan aku maafkan, dia tidak bekerja aku diamkan, asal dia bisa membahagiakan Ambar saja, itu sudah cukup untukku.Ambarku! Berani-beraninya dia melakukan kekerasan pada anakku yang begitu kusayangi. Beban hatiku sedikit berkurang karena lelaki sialan itu sudah di hajar oleh Galuh kemarin.Ah ….Mengingat Galuh, aku mengakui aku benar-benar pilih kasih padanya sejak dulu. Bukan tanpa alasan, luka masa lalu seolah terus membayangi jika aku melihatnya. Dia anak lelakiku satu-satunya, di bahunya lah kelak ak
67. Kelahiran Galuh (Bagian B)"Tidak ada? Tidak ada kau bilang? Aku baru saja pulang sore itu, saat mendengar kabar kau melahirkan. Dan aku jugalah yang memungut anakmu dari panti asuhan itu, Ajeng! Akulah yang menyelamatkan Galuh dari kegilaanmu!" pekiknya kuat.Allah!Aku limbung, dan jatuh ke lantai. Terucap sudah apa yang selama ini aku pendam, kenapa harus seperti ini? Kenapa semuanya tidak bisa ditutupi saja sampai akhir hayatku? Padahal aku ingin membawa rahasia ini hingga ke liang lahat, aku tak mampu dan tak mau mengingatnya lagi. "Tenangkan dirimu, Jeng!" pinta Asih padaku, dia menuntunku untuk kembali duduk di sofa. Mataku menerawang dan tak terasa air mataku mengalir dengan deras, Galuh, Galuh ku, ya Allah!"Aku tidak menyangka, kau mau membesarkannya," kata Bang Jarwo dengan seringai mengejek."Bang! Tolong lupakan!" pintaku memelas."Lupakan? Melupakan apa? Terlalu banyak kesalahan yang kau buat! Aku harus melupakan apa, Ajeng?!" tanyanya tegas. “Coba katakan!” tegas
Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas68. Ulah Ratmi (Bagian A)POV ELLENA"Wah, ada Bu Ratmi …." Aku berkata dengan ekspresi ceria yang dibuat-buat, dengan jelas aku tunjukkan wajah ketidaksukaan ku kepadanya. Biar dia tahu diri! "Ngapain, Bu? Silaturahmi?" tanyaku lagi sambil menyalami Ibu, dan juga Pak Jarwo serta Bu Asih. “Rajin banget datang ke sini,” ujarku lagi sambil terkekeh.Segera aku menarik tangan Bang Galuh untuk duduk di sofa yang muat untuk tiga orang, sedang Ibu di sofa tunggal, dan Pak Jarwo serta Bu Asih di sofa muat tiga orang. Bu Ratmi masih berdiri sambil menatap kami, matanya yang licik seolah tengah memancarkan sinar.Namun apa? Apa yang aku lewatkan? Sialan! Aku segera menatap Ibu yang berwajah murung, jejak air mata terlihat di wajah cantiknya. Setali tiga uang dengan Ibu, Pak Jarwo dan istrinya juga seolah tengah memendam sesuatu.Sedangkan Bu Ratmi, dia bersedekap seolah tengah menanti sesuatu. Ah … aku sangat benci ketika aku tidak mengetahui apapun se
69. Ulah Ratmi (Bagian B)"Waduh, gak kebalik?" tanyaku dengan tajam. "Ya kali ada orang gila secantik aku!" kataku sombong sambil mengibaskan hijab yang aku pakai.Dia mendelik sinis, dan aku melengos tidak peduli. "Emangnya kakakku itu kurang kerjaan? Sampai gebukin dirinya sendiri? Eh, Bu! Kami sudah visum ya, dan hasilnya akan membuat anak Ibu itu di penjara dengan sangaaaaat lama!" kataku mengejek.Wajahnya berubah panik saat mendengar ucapanku, dia langsung menatap Ibu dengan pandangan tajam. "Ajeng! Aku tidak main-main!" katanya menggeram."Apa, sih? Mau main apa? Gundu? Karet? Atau main engklek? Hayuk aku jabanin, jangan sama Ibu," kataku menyela."Ajeng!" pekiknya lagi."Ratmi! Diam kamu," kata Pak Jarwo tajam."Diam? Tidak akan! Jika dia tidak mencabut laporannya, maka akan aku beberkan semuanya!" kata Bu Ratmi menyeringai licik.Aku diam mengamati situasi, membeberkan apa? Aku bisa menarik kesimpulan kalau Bu Ratmi mempunyai sesuatu yang bisa menekan Ibu."AJENG!" Bu Ratm
Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas70. Terungkapnya Kenyataan Yang disembunyikan (Bagian A)“APA?!”Bu Ratmi tercengang, dia menatap Ibu dengan pandangan tak percaya. Sedangkan Ibu menghela nafas seolah lega karena bisa mengucapkan kata-kata yang diucapkannya barusan.“Apa maksudmu Ajeng?” tanyanya lagi setelah dia sempat terdiam selama beberapa saat. “Apa yang baru saja kau katakan?” tanya memastikan.“Aku yang akan mengatakannya sendiri!” Ibu berucap tegas, namun getar suaranya tidak bisa di bohongi. “Biarkan dia tahu melalui mulutku!” kata Ibu mantap.Dia terlihat seolah tengah menahan tangis dan juga kesedihan yang amat mendalam, namun tetap berusaha untuk tegar. Sebenarnya ada apa, sih?“Kau bercanda? Kau mau dia membencimu?” tanyanya sambil menunjuk Bang Galuh dan juga Ibu secara bergantian. “Kau pasti sudah kehilangan akal sehatmu!” lanjutnya lagi.“Tidak apa-apa, aku sudah siap dengan segala konsekuensinya!” kata Ibu dengan mantap.Dia menatap Bang Galuh dengan sorot mata
71. Terungkapnya Kenyataan Yang disembunyikan (Bagian B)"Baiklah!" Ucapan Bu Ratmi sukses membuat aku termenung, apa dia menyerah dengan semudah itu? Tapi saat aku melirik Ibu dan juga Pak Jarwo serta Bu Asih, wajah mereka malah menunjukkan ketakutan yang amat sangat.Kenapa? Bukankah seharusnya mereka senang kalau Bu Ratmi menyerah?"Karena Gery akan tetap masuk penjara, maka akan aku ungkapkan saja semuanya, Ajeng!" kata Bu Ratmi sambil menyeringai."Tidak!" Ibu mencegah. "Aku yang akan mengatakannya!" katanya lagi."Oh, tidak bisa! Bisa saja kau akan memutar balikkan fakta nanti. Diam, dan lihat! Bagaimana hancurnya Galuh nanti!" katanya ketus.Hancur? Bang Galuh?"Cukup! Bukankah dari tadi aku sudah bilang, jangan di teruskan?" kata Bang Galuh tajam."Ha ha ha, mana mungkin aku diam! Sedangkan rahasia ini adalah salah satu kelemahan Ajeng? Dia akan dibenci oleh anak kandungnya sendiri!" kata Bu Ratmi dengan sadis."Aku tidak akan pernah membenci Ibu!" kata Bang Galuh tegas."Ya
Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas72. Air Mata Galuh (Bagian A)“A-Apa?!”Bu Ratmi tergagap, dia menatap Bang Galuh dengan pandangan yang menunjukkan keterkejutan yang amat sangat, dengan ucapan yang baru saja diluncurkan oleh suamiku itu. Tidak jauh berbeda dengan Bu ratmi, Ibu dan juga Pak Jarwo serta Bu Asih juga menunjukkan ekspresi yang sama.Mereka semua terkejut dengan jawaban yang Bang Galuh berikan. Sedangkan aku dan Kak Ambar masih diam dan mengamati. Kami masih belum terlalu paham dengan semua ini. Apakah yang dimaksud dengan kata-kata Bu Ratmi tadi sama dengan yang kami pikirkan? atau ada arti lainnya?Bang Galuh menghela nafas panjang, seolah tengah mengumpulkan segenap kekuatannya. Walau aku belum mengerti, tapi aku menggenggam tangannya dan menunjukkan padanya bahwa apapun yang terjadi aku selalu ada di sampingnya. Aku akan selalu bersamanya, walau saat senang maupun susah. Tidak akan meninggalkan dirinya! Dan mungkin Bang Galuh memahami arti dari gesture tubuhku
73. Air Mata Galuh (Bagian B)"Halah, tidak usah sok membela suamimu ini, Len! Wong Ibunya saja mau membuang dia, apalagi kamu yang hanya orang lain!" katanya mengejek.Bang Galuh tersentak, aku bisa merasakannya! Dan entah kenapa genggaman tangannya di jemariku terlepas, dan telapak tangannya terbuka begitu saja."Tidak usah repot-repot mengurusi hidup kami, Bu! Silahkan Ibu urusi saja kelakuan anak Ibu, cari pengacara yang handal. Yah, itupun kalau ada yang mau jadi pengacaranya!" kataku mengejek. “Suamiku, dan keluargaku, itu urusanku. Tidak usah repot-repot untuk ikut mengurusnya!” kataku dengan tegas."Sialan kau Ellen!" pekiknya kuat. “Perempuan laknat!” katanya emosi."Nah, daripada capek-capek di sini, dari tadi nggak duduk. Mendingan Ibu pulang! Gugatan kami akan tetap berlanjut, walau apapun yang terjadi!" kataku dengan tegas."Dasar keluarga biadab! Keluarga setan!" katanya sambil menghentakkan kakinya keluar. "Aku sumpahin kalian selalu mendapatkan kesialan!" katanya sambi