Talak Aku, Mas!

Talak Aku, Mas!

last updateLast Updated : 2024-05-28
By:  Edka22 Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
131Chapters
4.6Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Hidup delapan tahun dengan suami yang tidak bertanggung jawab membuat aku harus ekstra sabar. Namun, saat ini aku tengah berada di titik menyerah. Jika memang rumah tangga ini tidak bisa diperbaiki, aku memilih mundur. "talak aku, Mas! Jangan egois ingin terus mempertahankan rumah tangga ini jika kamu saja tidak punya niat untuk berubah."

View More

Chapter 1

Aku Minta Uang!

Namaku Ayu lengkapnya Ayunindya. Aku seorang ibu rumah tangga berusia 28 tahun, aku memiliki satu orang anak perempuan bernama Nazma alfatunisa ia berusia 7 tahun dan seorang suami namanya Raka Rafanka 35 tahun.

Aku menikah dengan Mas Raka delapan tahun lalu. Ada satu hal yang membuat aku jatuh cinta padanya—perhatiannya—. Perhatian yang tidak pernah aku dapat dari sosok seorang ayah dan aku bisa menemukannya pada diri suamiku.

Awalnya rumah tanggaku berjalan dengan baik-baik saja. Bahkan setelah menikah perhatian Mas Raka semakin besar saja. Dia juga seorang pekerja keras, mandiri. Dan rajin ibadah itu menjadi nilai plus untuk suamiku.

Menginjak tiga tahun pernikahanku semuanya berubah. Kata-kata manis suamiku hilang berubah dengan kata-kata penuh racun. Janji -janji manisnya berubah menjadi janji penuh kepalsuan. Surga yang selalu ia janjikan justru neraka yang ia berikan.

Selama kurung waktu itu, ia berubah menjelma menjadi suami yang tidak aku kenali lagi. Dia berubah jadi seorang yang pemalas, tempramen dan jauh dari agama. Aku tidak tahu apa penyebab perubahan drastis suamiku ini.

Hari – hariku hanya penuh dengan air mata, penuh rasa sakit dan penuh dengan derita.

Dan ...

Inilah kisahku perjalanan berumah tangga penuh dengan perjuangan dan menguras air mata. Dan drama rumah tanggaku pun dimulai.

***

“Aku minta uang!”

Suara bariton itu terdengar tepat di telingaku. Mataku menatap sedih ke arah tangan yang terulur di depan wajahku.

Aku mengikuti ke arah tangan yang terulur itu hingga aku bisa melihat wajah tak berdosa milik suamiku –Mas Raka. Wajah yang tidak pernah terlihat tersenyum kepadaku. Wajah yang selalu terlihat masam padaku.

“Kenapa malah menatapku seperti itu? Aku minta uang!” tegasnya lagi dengan nada yang lebih tinggi dari sebelumnya.

Aku mencoba untuk bersikap tak acuh. Aku sudah lelah dengan semua drama yang selalu ia lakukan. Di mana harga dirinya sebagai seorang suami? Apakah pantas seorang suami hanya berpangku tangan dan terus mengulurkan tangan meminta uang?

Sudah hampir lima tahun dia—suamiku—tidak pernah memberiku nafkah lahir. Selama Ini hanya aku yang kerja. Sebenarnya ini tidak layak disebut bekerja. Karena aku hanya mengandalkan hobiku untuk menulis online dan menjadi dropshiper berbagai barang. Ya, dari sana aku bisa berpenghasilan.

“Aku gak punya uang, Mas. Bukankah kemarin aku sudah memberimu uang?”

Mas Raka terlihat mengeraskan rahangnya. Aku tahu sekarang dia sedang marah.

“Uang darimu sudah habis. Lagian mana cukup uang dua ratus ribu. Kebutuhanku banyak,” terangnya dan aku rasanya ingin tertawa.

Kebutuhan? Kebutuhan apa? Bukankah semua kebutuhannya aku yang penuhi? Mulai dari rokok, pulsa, kuota dan kebutuhan kecil lainnya. Dan sekarang dia bilang banyak kebutuhan? Lucu sekali suamiku ini.

“Kebutuhan mana yang Mas maksud? Bukankah semua kebutuhan Mas sudah aku penuhi?”

“Kamu jadi istri pelit sekali! Kamu mau berbuat kurang ajar sama suami sendiri? Kualat nanti kamu.”

Ya Allah... perkataan Mas Raka sungguh sangat mengusik telingaku. Di sini seolah-olah akulah yang salah dan dirinya yang benar. Apa enggak ke balik? Bukankah dirinya yang sudah zalim kepadaku dan anakku Nazma?

Dia sudah lari dari tanggung jawab. Mana sosok suami yang akan selalu membahagiakan anak istrinya? Mana sosok suami yang akan selalu melindungi anak dan istrinya? Mana sosok suami yang menjadi teladan untuk anak dan istrinya? Tidak ada! Semua tidak ada padanya.

Bahkan terkadang aku merasa ingin menyerah! Aku sudah tidak sanggup aku merasa akan jadi gila. Namun... aku sadar diri, ini memang sudah jadi takdir hidupku mungkin ini memang yang terbaik untukku. Bersabar! Ya, mungkin bersabar yang harus aku perbanyak.

“Aku bukan pelit, Mas. Hanya saja masih banyak kebutuhan lainnya. Besok tanggal 17 jadwal bayar listrik sama air ledeng. Belum lagi jadwal setor motor Mas. Tolong ngertiin, Mas.”

“Alah alasan! Bilang saja tidak mau ngasih. So banyak alasan segala,” sentak Mas Raka tepat di samping telingaku.

Besarkan hatiku Ya Allah. Lagi -lagi Mas Raka melempar kesalahannya padaku. Seolah -olah aku memang istri yang pelit dan perhitungan.

“Harusnya Mas Sadar diri. Apa Mas tidak malu meminta uang padaku? Ingat Mas uang istri itu tetap uang istri. Beda halnya uang darimu Mas. Uang darimu ada hak untukku. Jika memang uang dariku kurang... Mas kerja. Supaya Mas punya uang sendiri dan tidak merasa kekurangan lagi,” aku berkata dengan emosi yang tertahan.

Sudah cukup aku diam. Sudah cukup aku terus tertindas oleh perlakuan suamiku sendiri. Aku hanyalah seorang wanita. Tenagaku kalah besar dengan tenaganya. Langkahku terbatas tidak selebar langkah seorang pria. Astaghfirullah.

“Kamu berani sama aku?” Marah Mas Raka bahkan wajahnya berubah memerah karena menahan amarahnya.

“Iya , Mas. Aku berani. Aku sudah capek Mas. Capek. Kamu sama sekali tidak ingin berubah. Bukannya semakin membaik. Ini? Kekakuan kamu semakin menjadi, Mas.” Aku terisak meluapkan semua kekesalan yang sejak lima tahun lalu aku tahan.

Aku masih menghargai Mas Raka sebagai suamiku. Semua perlakuan semena-mena dirinya aku berusaha untuk menahannya. Sekarang... tidak lagi! Aku tidak sudi menghormati suami macan itu.

“KAMU!” Mas Raka mengangkat tangannya dan menampar pipiku begitu keras.

Tamparan pertama setelah delapan tahun berumah tangga. Rasanya sakit! Sakit lahir dan batin.

Aku hanya bisa menangis terisak, seraya menahan rasa perih bercampur panas di pipiku. Tega! Dia tega!

“Ingat, ya. Aku sama sekali tidak menyukai sikapmu yang seperti ini. Jangan bersikap kurang ajar.” Telunjuknya terus saja menunjuk -nunjuk wajahku.

“Aku tidak peduli, Mas. Aku tidak peduli. Silakan jika kamu ingin menyakitiku. Lahir dan batinku sudah telanjur sakit olehmu. Aku tidak peduli lagi jika pun kamu ingin meninggalkan aku dan anakku,” teriakku namun terdengar begitu lirih.

“Kamu....!” Mas Raka kembali mengangkat tangannya hendak menamparku lagi namun tertahan di udara.

Aku mendongak sedikit membusungkan dada ingin menantang Mas Raka.

“Pukul lagi, Mas. Ayo pukul. Kenapa malah diam?” tantangku.

Mas Raka lalu menurunkan kembali tangannya yang tadi sempat akan dia tamparkan pada pipiku.

“DIAMLAH!” sentak Mas Raka padaku.

Sejurus kemudian Mas Raka pergi. Aku tidak tahu dia akan pergi ke mana. Namun baguslah dia pergi, setidaknya rasa muakku padanya perlahan hilang.

Jika mau dan jika bisa pergilah yang jauh dan jangan pernah kembali lagi ke sini. Aku pasrah mungkin ini memang jalan yang terbaik untuk rumah tanggaku ke depannya .

Selepas Mas Raka pergi, aku mencoba untuk untuk menetralisir keadaanku. Menata mood setidaknya bisa lebih tenang. Hari sudah siang sudah waktunya anakku Nazma pulang sekolah. Aku tidak ingin anakku melihat keadaan mamanya seperti ini. Terlihat menyedihkan.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
131 Chapters
Aku Minta Uang!
Namaku Ayu lengkapnya Ayunindya. Aku seorang ibu rumah tangga berusia 28 tahun, aku memiliki satu orang anak perempuan bernama Nazma alfatunisa ia berusia 7 tahun dan seorang suami namanya Raka Rafanka 35 tahun.Aku menikah dengan Mas Raka delapan tahun lalu. Ada satu hal yang membuat aku jatuh cinta padanya—perhatiannya—. Perhatian yang tidak pernah aku dapat dari sosok seorang ayah dan aku bisa menemukannya pada diri suamiku.Awalnya rumah tanggaku berjalan dengan baik-baik saja. Bahkan setelah menikah perhatian Mas Raka semakin besar saja. Dia juga seorang pekerja keras, mandiri. Dan rajin ibadah itu menjadi nilai plus untuk suamiku.Menginjak tiga tahun pernikahanku semuanya berubah. Kata-kata manis suamiku hilang berubah dengan kata-kata penuh racun. Janji -janji manisnya berubah menjadi janji penuh kepalsuan. Surga yang selalu ia janjikan justru neraka yang ia berikan.Selama kurung waktu itu, ia berubah menjelma menjadi suami yang tidak aku kenali lagi. Dia berubah jadi seorang
last updateLast Updated : 2023-07-30
Read more
Bayar Utang Suamimu!
Usai pertengkaran hebat itu Mas Raka belum pernah sekalipun pulang. Dan hari ini tepat satu minggu suamiku tidak kembali.Sekali lagi aku tegaskan aku tidak peduli, aku sudah tidak peduli lagi. Silakan dia berbuat sesuka hatinya asalkan jangan sekalipun merugikan hidupku lagi.Saat aku sedang memulai menulis tiba-tiba suara gedoran pintu yang teramat keras membuatku menghentikan sejenak dari aktivitas menulisku. Aku sedikit mengerutkan kening mencoba untuk menerka siapa sosok orang yang menggedor pintu depan begitu keras.Dalam benakku mengira jika itu adalah suamiku—Mas Raka. Dia memang suka punya hobi seperti itu—membuat keributan.Aku menghela napas, lalu aku pun beranjak dan berjalan menuju pintu depan. Baru saja gagang pintu itu aku buka, dengan sangat tidak sabarannya langsung mendorong pintu hingga aku terjatuh di atas lantai.“Mana Raka!”Suara seseorang yang tidak aku kenali tiba -tiba menanyakan keberadaan suamiku. Jangankan mereka, aku yang memang istrinya saja tidak tahu d
last updateLast Updated : 2023-07-30
Read more
Seperti Wanita Murahan
Aku terlonjak kaget saat mendengar suara pintu terbuka dengan keras ditambah suara melengking memanggil namaku.Aku buru-buru menghampiri suara teriakkan itu. Sebab aku takut suara teriakkan suamiku bisa membangunkan Najma.Saat ini aku melihat suamiku pulang. Namun, air mukanya begitu terlihat penuh amarah.Dalam hati bertanya-tanya apa gerangan yang membuat suamiku pulang-pulang tapi dalam keadaan marah.Aku yang tidak ingin Najma bangun karena terganggu oleh teriakan ayahnya, maka buru-buru aku menghampiri Mas Raka.“Kenapa berteriak, Mas? Najma nanti bangun,” ucapku bersikap setenang mungkin. Lalu mendorong sedikit tubuh suamiku agar tidak dekat dengan kamar.Namun apa yang terjadi? Mas Raka tiba-tiba saja menarik tanganku lalu menjambak rambutku hingga kepalaku mendongak.“Aw, Mas Raka kamu apa-apaan? Lepas, Mas! Sakit!” racauku yang memang sedang kesakitan ini sungguh sakit.“Kenapa kamu tidak mau membayar utangku, hah? Kamu sudah mulai berani samaku?” marah Mas Raka.Jadi ini y
last updateLast Updated : 2023-07-30
Read more
Berbohong
Aku terkejut saat Najma anakku tiba-tiba saja masuk. Sedangkan aku masih berada di posisi yang tidak layak dilihat oleh anak kecil berusia tujuh tahun.Aku secepatnya merapatkan selimutku. Berharap Najma tidak melihat sesuatu yang memang tidak pantas dilihatnya.“Mama kenapa? Kok tumben tidur di kamar Papa?"Pertanyaan itu lolos dari bibir Najma saat dirinya berdiri tepat di samping ranjang.Dan sekarang sepertinya aku harus berpura-pura. Walau hati tidak ingin namun inilah yang terbaik daripada Najma tahu yang sebenarnya.“Mama gak enak badan, Sayang. Takut nular ke kamu jadi Mama memilih tidur di kamar Papa. Oh, iya, Mama bisa minta tolong ke Najma tidak?”“Minta tolong apa, Ma. Katakanlah!”“Mama haus, bisa tolong bawain Mama air.”“Tentu saja, Ma. Sini sekalian saja tempat airnya Najma isi penuh.”Najma mengambil tempat air yang memang selalu ada di setiap kamar. Sengaja aku simpan karena memang setiap malam aku, Mas Raka maupun Nazma selalu terbangun hanya karena ingin minum.Sete
last updateLast Updated : 2023-07-30
Read more
Talak Aku, Mas!
Kejadian semalam sukses membuat aku merenung. Memikirkan langkah apa yang harus aku lakukan ke depannya. Aku tidak mungkin terus hidup bersama suamiku. Yang ada secara perlahan ia sudah membuat aku menjadi gila.Aku sudah memantapkan hati. Ada dan tidak ada dia pun tidak akan berpengaruh apa-apa. Malah meksipun dia masih suamiku aku merasa tidak memiliki suami. Terlebih Najma ia sudah terbiasa hidup bersamaku hidup tanpa sosok papa di sampingnya.Sementara itu untuk ke depannya aku berniat akan membuka usaha toko kue. Karena aku sadar penghasilan dari nulis dan menjadi dropshiper kadang tidak pasti.Memiliki toko setidaknya aku punya investasi jangka panjang. Aku harus dari sekarang memikirkan untuk masa depan anakku. Dia tidak boleh bernasib sama sepertiku, dia harus bahagia cukup sekarang dia menderita di masa depan, jangan!Aku membawa handphone yang ada di atas meja. Niatku ingin melihat saldo di tabungan. Aku butuh perhitungan untuk menyewa toko. Tidak apa-apa sekarang menyewa na
last updateLast Updated : 2023-07-30
Read more
Bertemu Mas Raka
Marvel adalah teman masa SMA ku dulu. Sungguh aku terkejut saat mengetahui jika Marvel adalah seorang pengacara, karena yang aku tahu dia adalah pria pendiam yang tidak pernah berbicara. Dan aku tidak tahu jika pengacara yang dikenalkan temanku adalah Marvel.Adapun ia berbicara hanya ketika tengah melakukan persentasi diskusi di depan kelas. Selebihnya ia diam bak orang bisu.“Maaf, aku terlambat.”Marvel kembali meminta maaf padaku. Saat benar-benar duduk di hadapanku.“Apa kamu sudah lama menungguku?” tanyanya lagi.Aku menggeleng, meskipun memang aku hampir saja membatalkan pertemuan ini karena kesal sendiri sebab Marvel tidak kunjung datang.“Aku maklumi, kamu kan pengacar hebat pasti sibuk karena jam terbangnya sudah tinggi." Ujarku jujur.“Aku hanya pengacara biasa, Ayu. Kamu berlebihan.” Ujarnya seraya ia mengambil lalu menyimpan map warna biru di atas meja.“Aku serius. Marvel yang aku kenal dulu berbeda jauh. Sekang sudah jadi pengacara sukses. Aku sebagai teman SMA mu mera
last updateLast Updated : 2023-12-12
Read more
Aku Tak Sanggup Lagi
Aku pasrah, apa pun yang akan dilakukan Mas Raka padaku. Bukankah setiap hari pun aku selalu mendapatkan perlakuan yang tidak baik. Jadi, jika hari ini pun dia akan berbuat kasar padaku, aku sudah siap.Mas Raka terus menatapku. Ia menatap nyalang Seperti seorang harimau yang tengah menatap mangsanya. Aku beranikan diri untuk mendongak menatap balik tatapan Mas Raka."Kamu sekarang mulai berani, ya sama aku." ujarnya dan aku sama sekali tidak mengerti dengan maksud kata berani.Berani apa yang Mas Raka maksud? Karena sungguh aku sama sekali tidak merasa berbuat hal yang menurutku di luar batas kewajaran."Maksud Mas apa?" Tanyaku tidak kalah sewotnya dan sekali lagi aku tahu harusnya aku tidak boleh meninggikan suaraku dihadapan Mas Raka."Kau sudah berselingkuh. Istri macam apa kamu, hah?" Aku terkejut atas tuduhan Mas Raka. Berselingkuh! Lucu! Dia menuduhku yang tidak-tidak. Entah apa yang ada dipikirannya."Aku tidak berselingkuh, Mas. Mas jangan asal menuduh tanpa bukti.""Apa ma
last updateLast Updated : 2023-12-14
Read more
Melakukan Drama
Mas Raka pergi setelah ia berhasil melukaiku. Tubuhku terasa sakit dan ngilu. Dengan kejadian ini aku semakin yakin perpisahan adalah jalan keluarnya. Sudah cukup selama lima tahun ini aku bersabar menghadapinya. Percuma jika pun harus dipertahankan, yang ada jiwaku terancam, batinku menderita, tidak ada keberkahan dan ketenangan. Terlebih aku ingin menjaga psikolog anakku, aku tak mau jika Najma sewaktu-waktu melihat ayahnya tengah menyakitiku. Aku juga tidak mau jika terus berbohong pada Najma. Menutupi keburukan ayahnya.Aku hendak berdiri dengan susah payahnya, setengah jam sudah aku hanya bisa meringkuk di lantai kamar mandi. Tidak pedulikan rasa dingin yang menerpa. Sungguh mendadak aku kehilangan sensor perasanku selain rasa sakit di tubuh.Baru saja aku melangkahkan kaki hendak keluar, tiba-tiba Najma berdiri menatapku dengan sorot mata yang sendu. Bagaimana ini? Jika Najma sudah melihatku dalam keadaan kacau seperti ini, bagaimana aku menjelaskan padanya?"Najma,'' panggilku
last updateLast Updated : 2023-12-15
Read more
Ke Rumah Mertua
Nasib hidup sebatang kara itu seperti ini. Tidak ada tempat untuk bersandar. Setidaknya jika kedua orang tuaku masih ada mungkin aku tidak akan semenyedihkan ini. Ada tempat untuk aku kembali atau mungkin hanya sekadar melihat wajah mereka saja sudah menjadi obat agar aku tetap sabar dan kuat.Setelah semalam berpikir. Aku memutuskan untuk ke rumah mertuaku. Aku akan menceritakan padanya apa yang terjadi dan langkah apa yang akan aku lakukan untuk rumah tanggaku.Memang mertuaku sudah tahu bagaimana kelakuan Mas Raka saat ini. Namun aku selalu bilang, aku masih bisa mengatasi. Jika memang nantinya aku sudah tidak kuat maka aku akan memilih pergi. Dan ternyata Sekarang adalah waktunya. Aku sudah tidak bisa mempertahankan lagi keutuhan rumah tangga ini. Aku mengemasi baju Najma. Karena aku pun memutuskan untuk menitipkan terlebih dahulu Najma sampai masalah antara aku dan Mas Raka usai. Sungguh aku tidak mau kejadian di mana Najma menyaksikan kami bertengkar membuat aku khawatir. Terleb
last updateLast Updated : 2023-12-16
Read more
Ini Sudah Jadi Keputusanku
Aku bisa melihat wajah kecewa sekaligus sedih di wajah ibu mertuaku, setelah aku menceritakan semuanya. Entah apa yang ada dipikiran ibu mertuaku itu. Tatapan matanya tidak mampu aku artikan.Ibu mertuaku lalu beranjak, aku kira ia akan meninggalkan aku kenyataannya ia hanya pindah posisi duduk menjadi bersebalahan dengan ku. Tanpa aku duga ibu mertuaku memelukku dengan tubuh yang bergetar dan terisak. Apakah ibu mertuaku menangis? Hanya itu yang terlintas di kepalaku. Dan tentunya ini membuat aku ikut menangis meskipun aku tidak tahu penyebab aslinya alasan mertuaku menangis."Maafkan anak ibu, menantu. Sungguh ibu pun tidak mengerti dengan sikapnya yang begitu berubah drastis itu. Jika memang sebuah perceraian adalah jalan keluarnya. Ibu tidak akan melarang. Maafkan pula atas tindakan kasar anak ibu."Mertuaku malah meminta maaf padaku disela pelukan kami. Jujur aku datang ke sini bukan untuk meminta kata maaf dari mertuaku karena beliau tidak salah. Hanya anaknya saja yang tidak t
last updateLast Updated : 2023-12-17
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status