Hidup delapan tahun dengan suami yang tidak bertanggung jawab membuat aku harus ekstra sabar. Namun, saat ini aku tengah berada di titik menyerah. Jika memang rumah tangga ini tidak bisa diperbaiki, aku memilih mundur. "talak aku, Mas! Jangan egois ingin terus mempertahankan rumah tangga ini jika kamu saja tidak punya niat untuk berubah."
View MoreNamaku Ayu lengkapnya Ayunindya. Aku seorang ibu rumah tangga berusia 28 tahun, aku memiliki satu orang anak perempuan bernama Nazma alfatunisa ia berusia 7 tahun dan seorang suami namanya Raka Rafanka 35 tahun.
Aku menikah dengan Mas Raka delapan tahun lalu. Ada satu hal yang membuat aku jatuh cinta padanya—perhatiannya—. Perhatian yang tidak pernah aku dapat dari sosok seorang ayah dan aku bisa menemukannya pada diri suamiku.Awalnya rumah tanggaku berjalan dengan baik-baik saja. Bahkan setelah menikah perhatian Mas Raka semakin besar saja. Dia juga seorang pekerja keras, mandiri. Dan rajin ibadah itu menjadi nilai plus untuk suamiku.Menginjak tiga tahun pernikahanku semuanya berubah. Kata-kata manis suamiku hilang berubah dengan kata-kata penuh racun. Janji -janji manisnya berubah menjadi janji penuh kepalsuan. Surga yang selalu ia janjikan justru neraka yang ia berikan.Selama kurung waktu itu, ia berubah menjelma menjadi suami yang tidak aku kenali lagi. Dia berubah jadi seorang yang pemalas, tempramen dan jauh dari agama. Aku tidak tahu apa penyebab perubahan drastis suamiku ini.Hari – hariku hanya penuh dengan air mata, penuh rasa sakit dan penuh dengan derita.Dan ...Inilah kisahku perjalanan berumah tangga penuh dengan perjuangan dan menguras air mata. Dan drama rumah tanggaku pun dimulai. ***“Aku minta uang!”Suara bariton itu terdengar tepat di telingaku. Mataku menatap sedih ke arah tangan yang terulur di depan wajahku.Aku mengikuti ke arah tangan yang terulur itu hingga aku bisa melihat wajah tak berdosa milik suamiku –Mas Raka. Wajah yang tidak pernah terlihat tersenyum kepadaku. Wajah yang selalu terlihat masam padaku.“Kenapa malah menatapku seperti itu? Aku minta uang!” tegasnya lagi dengan nada yang lebih tinggi dari sebelumnya.Aku mencoba untuk bersikap tak acuh. Aku sudah lelah dengan semua drama yang selalu ia lakukan. Di mana harga dirinya sebagai seorang suami? Apakah pantas seorang suami hanya berpangku tangan dan terus mengulurkan tangan meminta uang?Sudah hampir lima tahun dia—suamiku—tidak pernah memberiku nafkah lahir. Selama Ini hanya aku yang kerja. Sebenarnya ini tidak layak disebut bekerja. Karena aku hanya mengandalkan hobiku untuk menulis online dan menjadi dropshiper berbagai barang. Ya, dari sana aku bisa berpenghasilan.“Aku gak punya uang, Mas. Bukankah kemarin aku sudah memberimu uang?”Mas Raka terlihat mengeraskan rahangnya. Aku tahu sekarang dia sedang marah.“Uang darimu sudah habis. Lagian mana cukup uang dua ratus ribu. Kebutuhanku banyak,” terangnya dan aku rasanya ingin tertawa.Kebutuhan? Kebutuhan apa? Bukankah semua kebutuhannya aku yang penuhi? Mulai dari rokok, pulsa, kuota dan kebutuhan kecil lainnya. Dan sekarang dia bilang banyak kebutuhan? Lucu sekali suamiku ini.“Kebutuhan mana yang Mas maksud? Bukankah semua kebutuhan Mas sudah aku penuhi?”“Kamu jadi istri pelit sekali! Kamu mau berbuat kurang ajar sama suami sendiri? Kualat nanti kamu.”Ya Allah... perkataan Mas Raka sungguh sangat mengusik telingaku. Di sini seolah-olah akulah yang salah dan dirinya yang benar. Apa enggak ke balik? Bukankah dirinya yang sudah zalim kepadaku dan anakku Nazma?Dia sudah lari dari tanggung jawab. Mana sosok suami yang akan selalu membahagiakan anak istrinya? Mana sosok suami yang akan selalu melindungi anak dan istrinya? Mana sosok suami yang menjadi teladan untuk anak dan istrinya? Tidak ada! Semua tidak ada padanya.Bahkan terkadang aku merasa ingin menyerah! Aku sudah tidak sanggup aku merasa akan jadi gila. Namun... aku sadar diri, ini memang sudah jadi takdir hidupku mungkin ini memang yang terbaik untukku. Bersabar! Ya, mungkin bersabar yang harus aku perbanyak.“Aku bukan pelit, Mas. Hanya saja masih banyak kebutuhan lainnya. Besok tanggal 17 jadwal bayar listrik sama air ledeng. Belum lagi jadwal setor motor Mas. Tolong ngertiin, Mas.”“Alah alasan! Bilang saja tidak mau ngasih. So banyak alasan segala,” sentak Mas Raka tepat di samping telingaku.Besarkan hatiku Ya Allah. Lagi -lagi Mas Raka melempar kesalahannya padaku. Seolah -olah aku memang istri yang pelit dan perhitungan.“Harusnya Mas Sadar diri. Apa Mas tidak malu meminta uang padaku? Ingat Mas uang istri itu tetap uang istri. Beda halnya uang darimu Mas. Uang darimu ada hak untukku. Jika memang uang dariku kurang... Mas kerja. Supaya Mas punya uang sendiri dan tidak merasa kekurangan lagi,” aku berkata dengan emosi yang tertahan.Sudah cukup aku diam. Sudah cukup aku terus tertindas oleh perlakuan suamiku sendiri. Aku hanyalah seorang wanita. Tenagaku kalah besar dengan tenaganya. Langkahku terbatas tidak selebar langkah seorang pria. Astaghfirullah.“Kamu berani sama aku?” Marah Mas Raka bahkan wajahnya berubah memerah karena menahan amarahnya.“Iya , Mas. Aku berani. Aku sudah capek Mas. Capek. Kamu sama sekali tidak ingin berubah. Bukannya semakin membaik. Ini? Kekakuan kamu semakin menjadi, Mas.” Aku terisak meluapkan semua kekesalan yang sejak lima tahun lalu aku tahan.Aku masih menghargai Mas Raka sebagai suamiku. Semua perlakuan semena-mena dirinya aku berusaha untuk menahannya. Sekarang... tidak lagi! Aku tidak sudi menghormati suami macan itu.“KAMU!” Mas Raka mengangkat tangannya dan menampar pipiku begitu keras.Tamparan pertama setelah delapan tahun berumah tangga. Rasanya sakit! Sakit lahir dan batin.Aku hanya bisa menangis terisak, seraya menahan rasa perih bercampur panas di pipiku. Tega! Dia tega!“Ingat, ya. Aku sama sekali tidak menyukai sikapmu yang seperti ini. Jangan bersikap kurang ajar.” Telunjuknya terus saja menunjuk -nunjuk wajahku.“Aku tidak peduli, Mas. Aku tidak peduli. Silakan jika kamu ingin menyakitiku. Lahir dan batinku sudah telanjur sakit olehmu. Aku tidak peduli lagi jika pun kamu ingin meninggalkan aku dan anakku,” teriakku namun terdengar begitu lirih.“Kamu....!” Mas Raka kembali mengangkat tangannya hendak menamparku lagi namun tertahan di udara.Aku mendongak sedikit membusungkan dada ingin menantang Mas Raka.“Pukul lagi, Mas. Ayo pukul. Kenapa malah diam?” tantangku.Mas Raka lalu menurunkan kembali tangannya yang tadi sempat akan dia tamparkan pada pipiku.“DIAMLAH!” sentak Mas Raka padaku.Sejurus kemudian Mas Raka pergi. Aku tidak tahu dia akan pergi ke mana. Namun baguslah dia pergi, setidaknya rasa muakku padanya perlahan hilang.Jika mau dan jika bisa pergilah yang jauh dan jangan pernah kembali lagi ke sini. Aku pasrah mungkin ini memang jalan yang terbaik untuk rumah tanggaku ke depannya .Selepas Mas Raka pergi, aku mencoba untuk untuk menetralisir keadaanku. Menata mood setidaknya bisa lebih tenang. Hari sudah siang sudah waktunya anakku Nazma pulang sekolah. Aku tidak ingin anakku melihat keadaan mamanya seperti ini. Terlihat menyedihkan.Ayu bicara seperti itu seraya tersenyum malu-malu. Sebab apa yang ia katakan memang benar adanya. Jika ia hanya mencintai Marvel dan sampai kapan pun akan Terus seperti itu. Sedangkan perasaanya pada Rendy, itu hanyalah sebatas suka karena kebaikannya dan ketulusannya pada Najma serta dirinya. Bukan suka karena perasaan cinta. Apa mungkin dia akan menyia-nyiakan orang sebaik Rendy? Terlebih saat itu posisi Najma membutuhkan sosok seperti Rendy. Rendy dan Marvel tidak jauh berbeda. mereka memiliki sifat lembut pada Najma m mereka pun sama-sama menyayangi Najma . Tidak percaya dengan ucap Ayu, membuat Marvel kembali menanyakan hal tersebut. "Apa? tadi kamu bicara apa?" tanya ulang Marvel. "Aku masih mencintaimu, dari dulu sampai sekarang." ucapan Ayu. satu fakta yang selama ini selalu ia sembunyikan. Ayu langsung menutup wajahnya saking malu. Kenapa bisa ia bilang seperti tadi? Ayu yakin Marvel langsung bertanya-tanya maksud ucapannya. mobil pun sengaja ia tepikan, ia ter
Dari sudut berbeda, sebenarnya Marvel pun melihat interaksi antara Ayu dan Rendy. Marvel terus memperhatikan Tanpa berkedip barang sedikitpun. Ia tidak ingin kehilangan pandangan interaksi Ayu dan Rendy. Marvel merasa jika Rendy sangat mencintai Ayu sampai sekarang. Cinta yang begitu tulus dan besar. ia seorang pria pun mampu untuk merasakannya. Sementara untuk Ayu, Marvel bingung arti dari tatapannya itu. Namun yang bisa ia tangkap jika pandangan ayu terlihat seperti seorang wanita yang meminta pada kekasihnya untuk melupakan semua kenangan di antara mereka. Melupakan cinta yang pernah ada dan melupakan apa pun yang berhubungan dengan keduanya. Lalu Marvel berpikir, apakah mungkin Ayu sempat menyukai Rendy? Andai ia tidak bertemu dengan Ayu mungkin selamanya ia tidak akan pernah sembuh. Dan ia tidak akan pernah bisa memiliki Ayu. Melihat ayu yang hendak berlalu, Marvel pun buru-buru pergi sebelum ia melihat dirinya dan ketahuan tengah menguping pembicaraan dengan Rendy. Ma
Setelah dua jam lamanya Ayu diintrogasi oleh keluarga Marvel, akhirnya kini ia bisa bebas. Ia senang pada akhirnya keluarga Marvel setuju dengan hubungan dirinya dengan Marvel. meskipun masih ada perasaan tidak rela di hati Maureen. Ayu tahu karena ia bisa melihat sendiri tatapan Maureen penuh ketidaksukaan. Ayu saat ini tengah berada di balkon, ia sedang menikmati kesendiriannya, sebab saat ini Marvel ingin diberi waktu untuk bicara dengan keluarganya saja. "Apa aku boleh di sini?" tiba-tiba suara seseorang yang sangat ia kenali terdengar. Ayu tidak menjawab, ia malah mencengkeram pagar pembatas balkon. entahlah! ia masih merasa takut jika bertemu Rendy. Ia takut dituduh yang tidak-tidak. ia trauma dengan hal seperti itu. "Ayu...." panggil Rendy saat ayu tidak kunjung merespon ucapannya.. "Pergi! Aku tidak ingin melihat wajahmu!" usir ayu tanpa sedikitpun melihat orangnya. Rendy tahu Ayu seperti ini karena dirinya, karena ia tidak percaya sepenuhnya. Andai waktu itu ia pe
Semua berkumpul di ruang tamu seusai acara akad pernikahan sederhana antara Rendi dan Melly. mereka saling pandang sebab dari setiap orang memiliki pertanyaan di benak mereka. Ayu yang bertanya-tanya kenapa bisa Rendy dan melly menikah, sedangkan yang ia tahu hubungan keduanya begitu sangat renggang bagaikan kucing dan tikus yang saling menjelekkan dan saling menghindari satu sama lain. Melly dan Rendy Yang bertanya-tanya kenapa Ayu bisa bersama dengan Marvel. kemudian Davin dan Mauren pun memiliki pertanyaan yang sama ditambah ke mana saja selama ini selama 8 bulan menghilang. Rendy yang sedari tadi terus saja menatap Ayu, sementara Ayu yang merasa ditatap hanya tertunduk dengan meremas jari jemarinya. hal yang tidak ingin Ia hadapi ini harus terjadi, ia harus bertemu dengan Rendy begitu cepat "Marvel bisa kamu jelaskan ke mana selama ini dan kenapa kamu bisa dengan wanita ini," ucap Maureen memecah keheningan dengan nada sedikit sinis ketika mengucapkan kata wanita ini. "Dia
ayu sudah siap, begitu juga dengan MArvel. sementara najma ia sengaja tidak membawa anak gadisnya itu, ia menitipkan najma pada bu widya, najam lebih anteng jika bersama cicit bu widya. untuk bertemu orang tua Marvel mereka memesan taksi. dikarenakan untuk saat ini marvel tidak memiliki apa-apa. harta bendanya ada di jakarta, sedangkan dompet miliknya yang berisi kartu kredit dan debit hilang saat ia di rampok. sepanjang perjalanan, ayu terus mersa cemas. dalam pikirannya terus terpikirkan bagaimana jika ia bertemu dengan Rendy? apa yang akan dia lakukan? meskipun benar kota cimahi itu luas barang kali orang tua marvel berada di tempat yang jauh dari Rendy. Marvel yang melihat ayu terus gelisah, berusaha untuk menenangkan, memberikan support system. Marvel meraih tangan ayu lalu menggenggamnya dengan sangat erat, "Tenang! jangan khawatir, percayalah kedua orangtuaku sangat bijak, mereka tidak akan membuat kamu merasa canggung." "Tapi,,,," "percayalah sama aku." Ayu mengang
Kini Rendy dan Melly tengah di interogasi oleh Monica. Wanita berusia 50 tahun itu teramat syok. Ia tidak menyangka anak laki-laki bisa berbuat dibatas kewajaran."Harusnya kamu bilang ke ibu, jika kamu ingin secepatnya menikah. Enggak harus kaya gini," tutur Monica dengan tenang. Ia sudah bisa mengontrol diri. "Tidak Bu! Rendy sama sekali tidak ingin secepatnya menikah. Rendy hanya....""Rendy memaksa, Bu. Aku tidak bisa berbuat apa-apa. Terlebih malam itu Rendy mabuk. Ibu tahu sendirikan bagaimana sikap orang yang sedang mabuk? Sekeras apa pun aku menghindar tenagaku kalah kuat. Meskipun aku memang menginginkan Rendy, tapi aku tidak segila itu berani menyerahkan kehormatanku.'' Melly sengaja berkata seperti itu untuk menarik simpati dari Monica hingga Monica mendukung dirinya untuk dinikahi oleh Rendy.Kenyataannya, ia memang tidak bisa menghindari pesona Rendy. Ia terbawa suasana hingga dengan sukarela menyerahkan apa yang selama ini ia jaga."Kau mabuk, Ren?" Tanya Monica, ia tid
"Uuh,"Rendy melenguh, tak lupa ia memegangi kepalanya yang terasa berdenyut itu. Sepertinya efek minum minuman beralkohol membuat kepalanya sakit. Saat ia berusaha untuk bangun, ia mulai menyadari sesuatu. Ia merasa ada sesuatu yang menindih tubuhnya. Lalu ia arahkan pandangannya ke arah perutnya. Dan apa yang terjadi? Rendy langsung menutup mulutnya ia hampir berteriak karena terkejut. Ia tak percaya kenapa ia berada di atas ranjang yang sama bersama Melly. Terlebih melihat posisi Melly yang tidur di atas dadanya. Lebih membingungkan lagi, saat ia mendapati dirinya tak berpakaian begitu juga dengan Melly."Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa aku tidak ingat apapun?" Batin Rendy, ia tidak bisa mengingat apa yang terjadi.Ia berusaha untuk mengingat kembali, apa yang terjadi hingga ia bisa berakhir di atas ranjang bersama Melly. Terakhir yang ia ingat adalah saat ia harus meminum sebotol minuman keras demi menyelamatkan Melly. Lalu setelah itu memorinya sekilas terputar saat dirinya
Satu botol minuman keras sudah habis ditenggak oleh Rendy. Sedangkan kedua pria mabuk itu tersenyum lepas seraya melepaskan cekalan ditangan Melly.Mereka mendorong Melly ke arah Rendy dan dengan sigap Rendy memegangi tubuh Melly agar tidak terjatuh."Nih! kami percaya.Sekarang aku kembalikan padamu dan selamat menikmati malam panas bersama," ucap salah satu dari mereka berdua.Melly Paham maksud pria itu. Karena ia tidaklah terlalu bodoh dalam urusan tersebut. Selepas kepergian mereka, Melly langsung menoleh pada Rendy yang sudah mulai kehilangan setengah kesadarannya. "Kenapa kamu lakuin ini? Padahal kamu tinggal pergi gak usah pedulikan aku. Aku gak tega melihat kamu seperti ini." Ucap Melly ia terisak-isak."Berhenti menangis! Dan jangan terlalu percaya diri, aku menolongmu bukan karena aku peduli apa lagi memaafkan kamu. Tapi karena aku sangat menghargai wanita. Jikapun wanita yang mereka ganggu bukanlah Kamu, aku pun akan melakukan hal sama," ucap Rendy, di tengah usahanya unt
Melly tidak akan menyerah begitu saja. Ia akan berjuang sekali lagi untuk mengambil hati Rendy. Mungkin dulu perjuangannya kurang maksimal. Karena ia hanya bisa sebatas menatap dari kejauhan. Tapi sekarang, ia akan terus hadir dihadapan Rendy. Sampai Rendy merasa ketulusannya, merasakan cintanya dan merasakan perjuangannya untuk mengambil hatinya.Sejak kejadian di toko ayu malam itu. Melly terus saja mengikuti Rendy. Bahkan malam ini ia terkejut saat mengikuti Rendy tapi Rendy malah masuk ke klub malam. Tentunya membuat Melly takut. Karena sebelumnya Rendy tidak pernah menginjakkan kakinya ke tempat buruk itu.Untuk saat ini, ia sama sekali tidak memiliki keberanian untuk masuk. Ia takut jika masuk seorang diri meskipun di sana ada Rendy. Selama kurang lebih satu jam lamanya ia menunggu. Rendy masih tidak terlihat, belum ada tanda-tanda Rendy akan pulang. Melly semakin khawatir, ia takut terjadi sesuatu di sana mengingat ini adalah kali pertama Rendy mengunjungi tempat terlaknat sep
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments