Beranda / Lain / Talak Aku, Mas! / Aku Tak Sanggup Lagi

Share

Aku Tak Sanggup Lagi

Penulis: Edka22
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Aku pasrah, apa pun yang akan dilakukan Mas Raka padaku. Bukankah setiap hari pun aku selalu mendapatkan perlakuan yang tidak baik. Jadi, jika hari ini pun dia akan berbuat kasar padaku, aku sudah siap.

Mas Raka terus menatapku. Ia menatap nyalang Seperti seorang harimau yang tengah menatap mangsanya. Aku beranikan diri untuk mendongak menatap balik tatapan Mas Raka.

"Kamu sekarang mulai berani, ya sama aku." ujarnya dan aku sama sekali tidak mengerti dengan maksud kata berani.

Berani apa yang Mas Raka maksud? Karena sungguh aku sama sekali tidak merasa berbuat hal yang menurutku di luar batas kewajaran.

"Maksud Mas apa?" Tanyaku tidak kalah sewotnya dan sekali lagi aku tahu harusnya aku tidak boleh meninggikan suaraku dihadapan Mas Raka.

"Kau sudah berselingkuh. Istri macam apa kamu, hah?"

Aku terkejut atas tuduhan Mas Raka. Berselingkuh! Lucu! Dia menuduhku yang tidak-tidak. Entah apa yang ada dipikirannya.

"Aku tidak berselingkuh, Mas. Mas jangan asal menuduh tanpa bukti."

"Apa masih kurang bukti? Bukankah bukti kamu berselingkuh adalah tadi, saat kau berduaan dengan seorang pria berjas. Mas gak nyangka ternyata selera kamu sekarang tinggi, ya. Selingkuh pun langsung dengan orang kaya. Hebat!"

Sekarang aku paham, Mas Raka menuduh Marvel adalah selingkuhan ku. Padahal apa yang Mas Raka tuduhkan tidak benar. Tapi, jika memang Mas Raka berpikir seperti itu. Baguslah. Aku ingin tahu sejauh mana ia memiliki rasa cemburu. Aku juga ingin tahu apakah Mas Raka bisa kembali seperti dulu jika seandainya aku memanas-manasi Mas Raka.

"Jelas saja Mas aku mencari pria yang lebih dari kamu. Pria yang mau menghargai aku, pria yang mau menerima Najma, pria yang bersedia membahagiakanku bukan pria seperti kamu yang bisanya hanya membebankan semua padaku. Ingat mas! Aku ini seorang istri bukan tulang punggung keluarga. Mungkin aku tidak akan protes jika posisi kamu memang tidak memungkinkan untuk menjadi tulang punggung. Ini? Kamu sehat, segar, kuat. Tapi kenapa kamu malah melimpahkan semua padaku. Kenapa, Mas?!"

Aku sudah tidak kuat, sungguh ingin rasanya aku memaki-maki suamiku. Tapi, aku masih menghargai dia karena masih berstatus suamiku. Suami yang harusnya ada untuk melindungi, mengayomi anak dan istri. Bukan membuat menderita seperti ini.

Ya Allah aku sadar, diri ini tidak bisa seperti Sayyidatina Fatimah yang senantiasa patuh dan sabar dalam menghadapi kesulitan. Aku juga bukanlah Asiah yang sabar dalam menghadapi suami zalimnya. Aku... Aku hanyalah wanita akhir zaman yang memiliki kesabaran setipis tissue.

Aku tidak sanggup, jika harus hidup dengan Mas Raka. Suami yang tidak memiliki sama sekali rasa tanggung jawab, rasa peduli dan rasa kasih sayang. Bagaimana aku mau berbakti jika suamiku saja seperti ini. Entahlah, akan dia bawa ke mana bahtera rumah tangga ini. Berulang kali aku mencoba untuk menyadarkan dirinya bahkan doa tidak pernah putus untuk Suamiku. Kenapa? Semakin ke sini justru tabiatnya semakin menjadi.

"Aku hanya ingin memberikan kamu kesempatan untuk meraih surga. Bukankah istri yang berbakti itu balasannya surga? Jadi manfaat kesempatan ini. Lagi pula tidak ada salahnya istri membantu perekonomian keluarga, bukan? Di luar sana banyak kok wanita yang kerja sementara suaminya tidak. Tapi kenapa kamu malah riweh seperti ini, santai saja."

Astaghfirullah, apa telingaku tidak salah dengar? Setumpul itukah pemikiran suamiku? Jika memang pemikirannya seperti itu lalu apa gunanya ia sebagai seorang kepala keluarga? Dia telah melalaikan kewajibannya hingga melupakan hak-hak yang harus aku dan Najma peroleh.

"Oh, jadi Mas maunya aku yang kerja sementara kamu malas-malasan di rumah? Oke kalau gitu kita tukar tugas. Aku yang cari nafkah sedangkan kamu urus rumah dan Najma..."

"Tidak bisa gitu dong!"

Mas Raka langsung menyela perkataanku. Dia sepertinya protes berat atas usulan yang baru saja aku ajukan.

"Harga diriku mau ditaruh di mana jika aku harus mengurus rumah dan Najma?"

Hah? Harga diri? Sempat-sempatnya ia protes mengenai harga diri. Padahal harga dirinya sebagai seorang suami sudah hilang bertepatan dengan dirinya yang memutuskan untuk tidak mencari nafkah.

"Apa tidak salah, Mas membahas tentang harga diri? Ingat Mas salah satu harga diri seorang suami itu bekerja. Dan sekarang coba lihatlah! Secara tidak langsung harga dirimu jatuh."

"Ayu!"

Mas Raka kembali mengangkat tangannya. Dan untuk ketiga kalinya ia menamparku. Saking kerasnya tamparan Mas Raka sudut bibirku sampai berdarah. Tega! Hanya itu yang bisa aku katakan.

Pipi dan bibirku terasa perih, tidak hanya perih fisik batinku pun ikut merasakan perih. Aku pegang pipi bekas ditampar Mas Raka, seraya menatap penuh benci padanya. Sebenarnya apa yang ada dipikiran suamiku hingga ia begitu tega padaku.

Air mataku berlinang, aku terus menatap suamiku. Dan dengan penuh kesadaran aku mengucapkan kalimat yang sejak dulu selalu Mas Raka larang. "Talak aku, Mas! Aku sudah tidak sanggup lagi hidup denganmu. Mana surga yang selalu kamu janjikan? Kau masih ingat kan? Kalimat-kalimat yang selalu kamu ucapkan sebelum kita menikah? Mana semua janji-janjimu, Mas?"

"Sampai kapanpun aku tidak akan pernah mentalak mu, Ayu!"

"Tapi kenapa? Jika kamu tidak mau... tolong jangan seperti ini, kembalilah seperti suamiku yang dulu."

"Kamu tidak perlu tahu alasannya, Ayu."

"TAPI AKU HARUS TAHU, MAS!"

Saking kesalnya aku meninggikan suaranya dan sungguh aku melihat Mas Raka tidak suka dengan apa yang aku lakukan barusan.

"Kau sudah kurang ajar! Ikut aku! Sepertinya kau harus aku aku kasih pelajaran."

Mas Raka menarikku, aku menjerit meminta untuk dilepaskan. Tapi jeritanku sama sekali tidak ia dengarkan. Ia terus menyeretku ia membawaku ke kamar mandi lalu ia mendorongku hingga tubuhnya berbenturan dengan tembok kamar mandi. Sakit! Rasanya sakit sekujur tubuhku. Tidak hanya itu dia juga terus menyiramiku dengan air. Aku pasrah!

."Jika aku dengar kau minta talak dariku, maka aku akan melakukan hal yang lebih dari ini."

Selepas itu Mas Raka pergi, meninggalkan aku yang meringkuk kesakitan dan kedinginan di bawah guyuran air shower.

Ya Allah, apakah suami seperti ini yang harus aku pertahankan? Apakah rumah tangga seperti ini yang harus aku perjuangkan? Aku tidak sanggup lagi, ya Allah. Tidak!

Meksipun aku tahu mungkin saja ada hikmah dari setiap kejadian yang aku alami. Dan aku yakin kau menyatukan aku dan suamiku karena ada suatu misi kebaikan yang harus aku jalankan. Tapi.. ini sudah lima tahun, ya Allah. Selama itu aku harus bisa bertahan menghadapi keegoisan suami, ketidakadilan suami serta kezaliman suamiku. Dan sekarang puncak keputus asaanku.

Sekarang aku ingin menyerah. Jika memang nanti Mas Raka mempersulit proses perpisahan Ini, aku akan tetap memilih terus melanjutkan dan melakukan khulu'. Karena aku merasa hubungan ini sudah tidak bisa dilanjutkan. Yang ada aku terus melakukan dosa dan terus mendapatkan perlakuan tidak manusiawi seperti ini.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Masniza Mat Daud
x best jalan ceritanya.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Talak Aku, Mas!   Melakukan Drama

    Mas Raka pergi setelah ia berhasil melukaiku. Tubuhku terasa sakit dan ngilu. Dengan kejadian ini aku semakin yakin perpisahan adalah jalan keluarnya. Sudah cukup selama lima tahun ini aku bersabar menghadapinya. Percuma jika pun harus dipertahankan, yang ada jiwaku terancam, batinku menderita, tidak ada keberkahan dan ketenangan. Terlebih aku ingin menjaga psikolog anakku, aku tak mau jika Najma sewaktu-waktu melihat ayahnya tengah menyakitiku. Aku juga tidak mau jika terus berbohong pada Najma. Menutupi keburukan ayahnya.Aku hendak berdiri dengan susah payahnya, setengah jam sudah aku hanya bisa meringkuk di lantai kamar mandi. Tidak pedulikan rasa dingin yang menerpa. Sungguh mendadak aku kehilangan sensor perasanku selain rasa sakit di tubuh.Baru saja aku melangkahkan kaki hendak keluar, tiba-tiba Najma berdiri menatapku dengan sorot mata yang sendu. Bagaimana ini? Jika Najma sudah melihatku dalam keadaan kacau seperti ini, bagaimana aku menjelaskan padanya?"Najma,'' panggilku

  • Talak Aku, Mas!   Ke Rumah Mertua

    Nasib hidup sebatang kara itu seperti ini. Tidak ada tempat untuk bersandar. Setidaknya jika kedua orang tuaku masih ada mungkin aku tidak akan semenyedihkan ini. Ada tempat untuk aku kembali atau mungkin hanya sekadar melihat wajah mereka saja sudah menjadi obat agar aku tetap sabar dan kuat.Setelah semalam berpikir. Aku memutuskan untuk ke rumah mertuaku. Aku akan menceritakan padanya apa yang terjadi dan langkah apa yang akan aku lakukan untuk rumah tanggaku.Memang mertuaku sudah tahu bagaimana kelakuan Mas Raka saat ini. Namun aku selalu bilang, aku masih bisa mengatasi. Jika memang nantinya aku sudah tidak kuat maka aku akan memilih pergi. Dan ternyata Sekarang adalah waktunya. Aku sudah tidak bisa mempertahankan lagi keutuhan rumah tangga ini. Aku mengemasi baju Najma. Karena aku pun memutuskan untuk menitipkan terlebih dahulu Najma sampai masalah antara aku dan Mas Raka usai. Sungguh aku tidak mau kejadian di mana Najma menyaksikan kami bertengkar membuat aku khawatir. Terleb

  • Talak Aku, Mas!   Ini Sudah Jadi Keputusanku

    Aku bisa melihat wajah kecewa sekaligus sedih di wajah ibu mertuaku, setelah aku menceritakan semuanya. Entah apa yang ada dipikiran ibu mertuaku itu. Tatapan matanya tidak mampu aku artikan.Ibu mertuaku lalu beranjak, aku kira ia akan meninggalkan aku kenyataannya ia hanya pindah posisi duduk menjadi bersebalahan dengan ku. Tanpa aku duga ibu mertuaku memelukku dengan tubuh yang bergetar dan terisak. Apakah ibu mertuaku menangis? Hanya itu yang terlintas di kepalaku. Dan tentunya ini membuat aku ikut menangis meskipun aku tidak tahu penyebab aslinya alasan mertuaku menangis."Maafkan anak ibu, menantu. Sungguh ibu pun tidak mengerti dengan sikapnya yang begitu berubah drastis itu. Jika memang sebuah perceraian adalah jalan keluarnya. Ibu tidak akan melarang. Maafkan pula atas tindakan kasar anak ibu."Mertuaku malah meminta maaf padaku disela pelukan kami. Jujur aku datang ke sini bukan untuk meminta kata maaf dari mertuaku karena beliau tidak salah. Hanya anaknya saja yang tidak t

  • Talak Aku, Mas!   Penolakan Raka

    Aku melakukan visum sesuai dengan anjuran dari Marvel. Katanya hasil visum ini akan mempermudah untuk melakukan gugat cerai karena ada kekerasan dalam rumah tangga. Aku berharap ini memang mudah, karena jika boleh jujur aku sudah tidak sanggup lagi terus terikat dalam ikatan pernikahan yang mana tidak ada sakinah, mawadah dan warohmah. Aku ingin terbebas pula dari dosa karena aku selalu saja membenci suamiku dan mengumpat dirinya.Juga aku lakukan ini untuk kebaikan bersama. Selepas pertengkaran yang berujung aku mengalami kekerasan. Mas Raka tidak pernah pulang ke rumah. Handphone miliknya pun tidak aktif. Dia seolah-olah hilang di telan bumi. Aku sama sekali tidak tahu ke mana keberadaannya namun setidaknya aku bersyukur hidupku jauh lebih tenang karena tidak ada lagi pertengkaran yang selalu terjadi.Pagi ini adalah hari di mana aku kembali janjian dengan Marvel di tempat biasa untuk bersama-sama pergi ke pengadilan. Menurut Marvel meskipun Mas Raka tidak datang atau dia menolak

  • Talak Aku, Mas!   Sudah Tidak Waras

    Aku sedikit lega saat berkas gugatan ceraiku diserahkan kepada pengadilan. Aku nerjwr besar tanpa menunggu lama kasus gugatan ceritaku segera masuk meja hijau. Sungguh aku ingin secepatnya berkahir, tidak ingin selalu berurusan dengan Mas Raka lagi. Sudah cukup kenyang aku bertahan selama lima tahun ini.Tiba di rumah waktu sudah larut malam. Bahkan Najma saja sampai tertidur karena pukul sembilan adalah waktunya Najma tidur. Aku senang saat Najma hari ini begitu ceria, tertawa lebar bahkan aku saja ikut tertawa. Mungkin ini adalah hari terbaiknya, selama ia hidup.Sejenak aku diam sebentar sebelum aku benar-benar keluar dari mobil Marvel. Ya, seharian ini aku memang menghabiskan waktuku bersama Marvel. Ia begitu bisa membuat Najma tertawa bahagia. Aku jadi merasa tersindir jika selama ini tidak pernah membuat anak ku bahagia."Terima kasih untuk hari ini," ucapku pada Marvel."Terima kasih untuk apa? Perasaan aku tidak melakukan apa pun?' tanyanya dengan mimik wajah keheranan. Aku bi

  • Talak Aku, Mas!   Diam

    Dua hari selepas pertengkaran itu, lagi-lagi Mas Raka menghilang. Entah kenapa setiap kami usai bertengkar ia selalu saja menghilang. Bersembunyi di mana aku sama sekali tidak tahu.Setiap kali aku menangis, dan terlihat oleh Najma. Ia langsung saja memelukku dengan erat. Sebuah pelukan yang mengisyaratkan agar aku berhenti untuk menangis. Tenang ada dirinya yang selalu menjaga.Seperti saat ini misalnya. Tatkala aku mengingat kejadian kasar Mas Raka di depan Najma. Membuat aku tidak bisa tenang. Aku terus saja berpikir, apa Najma tidak apa-apa? Apa Najma melupakan kejadian tempo hari itu? Aku harap ia melupakannya.Dan saat mengingat hal itu aku selalu menangis. "Hai, anak gadis mama kamu kenapa? Lah kok nangis?" Ujarku berpura-pura tidak tahu apa penyebab Najma menangis.Aku yang memang tengah duduk, sementara Najma memelukku dari belakang langsung saja menariknya membawa Najma duduk di pangkuanku. Aku bisa melihat jika dia menangis namun, tidak mengeluarkan suara hanya tubuhnya y

  • Talak Aku, Mas!   Proses Cerai

    Hari yang aku tunggu akhirnya datang pula. Hari di mana persidangan pertama proses perceraian ku akan segera dimulai.Aku menatap sekeliling, namun aku tidak menemukan keberadaan Mas Raka. Apa mungkin dia tidak akan datang? Tapi kenapa? Sikapnya itu seolah-olah ia masih menginginkan aku sebagai isterinya. Namun, aku tidak pernah diperlakukan layaknya seorang istri oleh dirinya.Aku menarik nafas tatkala hakim tetap melangsungkan proses perceraian ini, meski tanpa kehadiran suamiku. Aku sudah punya bukti kuat agar bisa dikabulkan Hakim.Aku kira proses cerai itu mudah, nyatanya begitu menyita banyak waktu. Aku kira cukup selesai satu hari nyatanya tidak. Tidak ingin terus bolak-balik pengadilan, aku pasrahkan saja semua pada Marvel. Bahkan aku mengatakan padanya agar ia bisa dengan cepat menanganinya, aku sungguh ingin secepatnya pergi dari sini. Aku ingin membuka lembaran baru."Marvel, kamu bisakan membuat semua mudah? Berjalan dengan cepat? Bukankah katanya jika alasan cerai karena

  • Talak Aku, Mas!   Sebuah Fakta

    Yang aku dengar dari orang lain, proses perceraian itu lama. Namun, itu tidak berlaku padaku. Hanya dalam jangka waktu satu bulan aku resmi bercerai dengan mas Raka. Selama proses perceraian, Mas, Raka tidak pernah sekalipun datang. Bahkan aku sama sekali tidak tahu di mana keberadaan. Hanya saja dia selalu ada menghubungiku, menanyakan kabar aku dan Najma.Ini sungguh aneh, aku tidak mengerti dengan jalan pikiran Mas Raka. Tiba-tiba dia kembali berubah menjadi lembut lagi. Melalui chat juga, aku memberi tahu dirinya jika mereka sudah resmi bercerai."Sekarang kita sudah resmi bercerai. Aku bukan istrimu lagi dan kamu bukanlah suamiku lagi.''Maaf, maaf banget jika selama aku menjadi istrimu, ada hak mu yang tidak terpenuhi olehku. Aku harap kamu mau memaafkan aku."Itu adalah isi pesan yang aku kirim pada Mas Raka, beberapa menit menunggu tapi tak kunjung di balas. Oke, mungkin dia ada urusan lain hingga tidak sempat membaca pesan dariku.Sekarang yang harus aku pikirkan adalah. Bag

Bab terbaru

  • Talak Aku, Mas!   My Happy ending

    Ayu bicara seperti itu seraya tersenyum malu-malu. Sebab apa yang ia katakan memang benar adanya. Jika ia hanya mencintai Marvel dan sampai kapan pun akan Terus seperti itu. Sedangkan perasaanya pada Rendy, itu hanyalah sebatas suka karena kebaikannya dan ketulusannya pada Najma serta dirinya. Bukan suka karena perasaan cinta. Apa mungkin dia akan menyia-nyiakan orang sebaik Rendy? Terlebih saat itu posisi Najma membutuhkan sosok seperti Rendy. Rendy dan Marvel tidak jauh berbeda. mereka memiliki sifat lembut pada Najma m mereka pun sama-sama menyayangi Najma . Tidak percaya dengan ucap Ayu, membuat Marvel kembali menanyakan hal tersebut. "Apa? tadi kamu bicara apa?" tanya ulang Marvel. "Aku masih mencintaimu, dari dulu sampai sekarang." ucapan Ayu. satu fakta yang selama ini selalu ia sembunyikan. Ayu langsung menutup wajahnya saking malu. Kenapa bisa ia bilang seperti tadi? Ayu yakin Marvel langsung bertanya-tanya maksud ucapannya. mobil pun sengaja ia tepikan, ia ter

  • Talak Aku, Mas!   Aku Masih Mencintaimu

    Dari sudut berbeda, sebenarnya Marvel pun melihat interaksi antara Ayu dan Rendy. Marvel terus memperhatikan Tanpa berkedip barang sedikitpun. Ia tidak ingin kehilangan pandangan interaksi Ayu dan Rendy. Marvel merasa jika Rendy sangat mencintai Ayu sampai sekarang. Cinta yang begitu tulus dan besar. ia seorang pria pun mampu untuk merasakannya. Sementara untuk Ayu, Marvel bingung arti dari tatapannya itu. Namun yang bisa ia tangkap jika pandangan ayu terlihat seperti seorang wanita yang meminta pada kekasihnya untuk melupakan semua kenangan di antara mereka. Melupakan cinta yang pernah ada dan melupakan apa pun yang berhubungan dengan keduanya. Lalu Marvel berpikir, apakah mungkin Ayu sempat menyukai Rendy? Andai ia tidak bertemu dengan Ayu mungkin selamanya ia tidak akan pernah sembuh. Dan ia tidak akan pernah bisa memiliki Ayu. Melihat ayu yang hendak berlalu, Marvel pun buru-buru pergi sebelum ia melihat dirinya dan ketahuan tengah menguping pembicaraan dengan Rendy. Ma

  • Talak Aku, Mas!   Maaf

    Setelah dua jam lamanya Ayu diintrogasi oleh keluarga Marvel, akhirnya kini ia bisa bebas. Ia senang pada akhirnya keluarga Marvel setuju dengan hubungan dirinya dengan Marvel. meskipun masih ada perasaan tidak rela di hati Maureen. Ayu tahu karena ia bisa melihat sendiri tatapan Maureen penuh ketidaksukaan. Ayu saat ini tengah berada di balkon, ia sedang menikmati kesendiriannya, sebab saat ini Marvel ingin diberi waktu untuk bicara dengan keluarganya saja. "Apa aku boleh di sini?" tiba-tiba suara seseorang yang sangat ia kenali terdengar. Ayu tidak menjawab, ia malah mencengkeram pagar pembatas balkon. entahlah! ia masih merasa takut jika bertemu Rendy. Ia takut dituduh yang tidak-tidak. ia trauma dengan hal seperti itu. "Ayu...." panggil Rendy saat ayu tidak kunjung merespon ucapannya.. "Pergi! Aku tidak ingin melihat wajahmu!" usir ayu tanpa sedikitpun melihat orangnya. Rendy tahu Ayu seperti ini karena dirinya, karena ia tidak percaya sepenuhnya. Andai waktu itu ia pe

  • Talak Aku, Mas!   keluarga Marvel

    Semua berkumpul di ruang tamu seusai acara akad pernikahan sederhana antara Rendi dan Melly. mereka saling pandang sebab dari setiap orang memiliki pertanyaan di benak mereka. Ayu yang bertanya-tanya kenapa bisa Rendy dan melly menikah, sedangkan yang ia tahu hubungan keduanya begitu sangat renggang bagaikan kucing dan tikus yang saling menjelekkan dan saling menghindari satu sama lain. Melly dan Rendy Yang bertanya-tanya kenapa Ayu bisa bersama dengan Marvel. kemudian Davin dan Mauren pun memiliki pertanyaan yang sama ditambah ke mana saja selama ini selama 8 bulan menghilang. Rendy yang sedari tadi terus saja menatap Ayu, sementara Ayu yang merasa ditatap hanya tertunduk dengan meremas jari jemarinya. hal yang tidak ingin Ia hadapi ini harus terjadi, ia harus bertemu dengan Rendy begitu cepat "Marvel bisa kamu jelaskan ke mana selama ini dan kenapa kamu bisa dengan wanita ini," ucap Maureen memecah keheningan dengan nada sedikit sinis ketika mengucapkan kata wanita ini. "Dia

  • Talak Aku, Mas!   Bertemu Kembali

    ayu sudah siap, begitu juga dengan MArvel. sementara najma ia sengaja tidak membawa anak gadisnya itu, ia menitipkan najma pada bu widya, najam lebih anteng jika bersama cicit bu widya. untuk bertemu orang tua Marvel mereka memesan taksi. dikarenakan untuk saat ini marvel tidak memiliki apa-apa. harta bendanya ada di jakarta, sedangkan dompet miliknya yang berisi kartu kredit dan debit hilang saat ia di rampok. sepanjang perjalanan, ayu terus mersa cemas. dalam pikirannya terus terpikirkan bagaimana jika ia bertemu dengan Rendy? apa yang akan dia lakukan? meskipun benar kota cimahi itu luas barang kali orang tua marvel berada di tempat yang jauh dari Rendy. Marvel yang melihat ayu terus gelisah, berusaha untuk menenangkan, memberikan support system. Marvel meraih tangan ayu lalu menggenggamnya dengan sangat erat, "Tenang! jangan khawatir, percayalah kedua orangtuaku sangat bijak, mereka tidak akan membuat kamu merasa canggung." "Tapi,,,," "percayalah sama aku." Ayu mengang

  • Talak Aku, Mas!   Bertemu Orangtuamu

    Kini Rendy dan Melly tengah di interogasi oleh Monica. Wanita berusia 50 tahun itu teramat syok. Ia tidak menyangka anak laki-laki bisa berbuat dibatas kewajaran."Harusnya kamu bilang ke ibu, jika kamu ingin secepatnya menikah. Enggak harus kaya gini," tutur Monica dengan tenang. Ia sudah bisa mengontrol diri. "Tidak Bu! Rendy sama sekali tidak ingin secepatnya menikah. Rendy hanya....""Rendy memaksa, Bu. Aku tidak bisa berbuat apa-apa. Terlebih malam itu Rendy mabuk. Ibu tahu sendirikan bagaimana sikap orang yang sedang mabuk? Sekeras apa pun aku menghindar tenagaku kalah kuat. Meskipun aku memang menginginkan Rendy, tapi aku tidak segila itu berani menyerahkan kehormatanku.'' Melly sengaja berkata seperti itu untuk menarik simpati dari Monica hingga Monica mendukung dirinya untuk dinikahi oleh Rendy.Kenyataannya, ia memang tidak bisa menghindari pesona Rendy. Ia terbawa suasana hingga dengan sukarela menyerahkan apa yang selama ini ia jaga."Kau mabuk, Ren?" Tanya Monica, ia tid

  • Talak Aku, Mas!   Kepergok

    "Uuh,"Rendy melenguh, tak lupa ia memegangi kepalanya yang terasa berdenyut itu. Sepertinya efek minum minuman beralkohol membuat kepalanya sakit. Saat ia berusaha untuk bangun, ia mulai menyadari sesuatu. Ia merasa ada sesuatu yang menindih tubuhnya. Lalu ia arahkan pandangannya ke arah perutnya. Dan apa yang terjadi? Rendy langsung menutup mulutnya ia hampir berteriak karena terkejut. Ia tak percaya kenapa ia berada di atas ranjang yang sama bersama Melly. Terlebih melihat posisi Melly yang tidur di atas dadanya. Lebih membingungkan lagi, saat ia mendapati dirinya tak berpakaian begitu juga dengan Melly."Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa aku tidak ingat apapun?" Batin Rendy, ia tidak bisa mengingat apa yang terjadi.Ia berusaha untuk mengingat kembali, apa yang terjadi hingga ia bisa berakhir di atas ranjang bersama Melly. Terakhir yang ia ingat adalah saat ia harus meminum sebotol minuman keras demi menyelamatkan Melly. Lalu setelah itu memorinya sekilas terputar saat dirinya

  • Talak Aku, Mas!   Bermalam Bersama

    Satu botol minuman keras sudah habis ditenggak oleh Rendy. Sedangkan kedua pria mabuk itu tersenyum lepas seraya melepaskan cekalan ditangan Melly.Mereka mendorong Melly ke arah Rendy dan dengan sigap Rendy memegangi tubuh Melly agar tidak terjatuh."Nih! kami percaya.Sekarang aku kembalikan padamu dan selamat menikmati malam panas bersama," ucap salah satu dari mereka berdua.Melly Paham maksud pria itu. Karena ia tidaklah terlalu bodoh dalam urusan tersebut. Selepas kepergian mereka, Melly langsung menoleh pada Rendy yang sudah mulai kehilangan setengah kesadarannya. "Kenapa kamu lakuin ini? Padahal kamu tinggal pergi gak usah pedulikan aku. Aku gak tega melihat kamu seperti ini." Ucap Melly ia terisak-isak."Berhenti menangis! Dan jangan terlalu percaya diri, aku menolongmu bukan karena aku peduli apa lagi memaafkan kamu. Tapi karena aku sangat menghargai wanita. Jikapun wanita yang mereka ganggu bukanlah Kamu, aku pun akan melakukan hal sama," ucap Rendy, di tengah usahanya unt

  • Talak Aku, Mas!   Ke Klub

    Melly tidak akan menyerah begitu saja. Ia akan berjuang sekali lagi untuk mengambil hati Rendy. Mungkin dulu perjuangannya kurang maksimal. Karena ia hanya bisa sebatas menatap dari kejauhan. Tapi sekarang, ia akan terus hadir dihadapan Rendy. Sampai Rendy merasa ketulusannya, merasakan cintanya dan merasakan perjuangannya untuk mengambil hatinya.Sejak kejadian di toko ayu malam itu. Melly terus saja mengikuti Rendy. Bahkan malam ini ia terkejut saat mengikuti Rendy tapi Rendy malah masuk ke klub malam. Tentunya membuat Melly takut. Karena sebelumnya Rendy tidak pernah menginjakkan kakinya ke tempat buruk itu.Untuk saat ini, ia sama sekali tidak memiliki keberanian untuk masuk. Ia takut jika masuk seorang diri meskipun di sana ada Rendy. Selama kurang lebih satu jam lamanya ia menunggu. Rendy masih tidak terlihat, belum ada tanda-tanda Rendy akan pulang. Melly semakin khawatir, ia takut terjadi sesuatu di sana mengingat ini adalah kali pertama Rendy mengunjungi tempat terlaknat sep

DMCA.com Protection Status