Jessica Wright, seorang aktris papan atas yang mati dibunuh tunangannya setelah memergoki tunangannya berselingkuh, dihidupkan kembali oleh Dewa dalam tubuh Anna Briel—aktris pendatang baru yang tewas bunuh diri di malam yang sama dengan hari kematian Jessica. Setelah bertukar nasib dan menjalani kehidupan yang sangat sengsara dalam kemiskinannya sebagai Anna, tentu membuat Jessica yang terbiasa hidup mewah kini merasa hidup bagaikan di neraka. Bukannya bisa fokus membalas dendam, ia malah disibukkan dengan kesulitan hidup sebagai aktris papan bawah miskin yang tertindas. Sebagai jalan pintas untuk mendapat kemudahan dalam karirnya, Jessica akhirnya membuat kesepakatan dengan Elvin Wright—saudara angkat yang sebenarnya sangat dibencinya, untuk menikah di bawah sebuah perjanjian rahasia yang dapat menguntungkan keduanya.
view more“Dan… Pemenang aktris terbaik tahun ini jatuh kepada…,” MC menjeda kalimatnya untuk menciptakan suasana tegang di antara semua hadirin, terutama pada empat dari lima nominator yang tampak diam, fokus menyimak apa yang akan MC ucapkan selanjutnya.
Dua dari empat nominator yang hadir di sana tampak terdiam karena tegang, berharap nama merekalah yang akan keluar sebagai pemenangnya. Sementara dua lainnya terlihat cukup tenang karena mereka —juga hampir semua hadirin— sebenarnya sudah bisa menebak aktris mana yang akan keluar sebagai pemenang penghargaan. Lalu, sesuai dengan apa yang ada dalam benak kedua aktris itu, nama yang sudah selama beberapa tahun belakangan selalu menyabet penghargaan paling prestisius itulah yang dikumandangkan dengan penuh semangat oleh sang MC.
“Jessica Wright…!” seru MC, disambut tepuk tangan meriah seluruh hadirin yang kemudian serempak berdiri, memberikan respek pada sang pemenang.
Ribuan hadirin yang terdiri dari para produser, sutradara, aktor, aktris, selebriti, dan fans dari profesi-profesi yang telah disebutkan, memang berdiri dan bertepuk tangan, namun tidak dengan ekspresi bahagia yang seharusnya tergambar di wajah mereka.
Walau ada di antara mereka yang tersenyum, tapi senyum tersebut bukanlah senyum kebahagiaan yang seharusnya diberikan pada seseorang yang telah memenangi sebuah penghargaan. Senyum mereka lebih terlihat sebagai senyum penuh rasa simpati yang tanpa sadar mereka lakukan setelah teringat akan musibah yang telah menimpa sang pemenang penghargaan.
Sebuah usaha pembunuhan yang terjadi pada Jessica Wright, sang pemenang penghargaan, telah membuat aktris cantik —yang sangat dipuja karena bakat luar biasanya dalam seni peran— itu kini telah terbaring koma setelah hampir meregang nyawa.
❀❀❀❀❀❀❀
Klik…
Remaja berparas manis yang sejak tadi menonton acara penghargaan tahunan melalui ponselnya, mematikan layar ponsel setelah merasa muak mendengar tepuk tangan disertai ekspresi sedih hampir semua orang yang ditampilkan di sana.
Andai masih hidup dalam tubuhnya sendiri, ia tentu akan pergi ke acara tersebut untuk menerima penghargaan yang didapatkannya, dan tentu akan membuat semua orang yang berada di aula itu —yang sebagian besar adalah fansnya— dapat merayakan kemenangannya dengan tawa bahagia bersamanya —tidak seperti yang dilihatnya barusan.
Gadis itu meletakkan ponselnya di meja kecil yang berada dekat ranjang tidurnya, lalu beranjak pergi ke jendela untuk menghirup udara segar setelah merasa mual dengan aroma khas rumah sakit di mana ia sedang dirawat untuk pemulihan diri setelah mengalami sebuah insiden kecelakaan kecil.
“Sudah dua hari berlalu tapi tidak ada seorangpun dari pihak agensi yang datang mengunjungiku,” desisnya, mengumpatkan rasa kesal sekaligus keprihatinannya pada sosok Anna Briel, aktris muda yang kini telah menjadi wadah dari jiwanya.
“Apa karena mereka menganggap kalau Anna cuma mengalami sebuah kecelakaan kecil?”
Mengingat kembali apa yang telah dirinya dan Anna alami, gadis itu tak habis pikir kenapa kenyataan yang sebenarnya terjadi telah berubah tanpa ia tahu apa penyebabnya.
Ia, Jessica Wright, yang jiwanya kini berada di dalam tubuh gadis remaja berusia 17 tahun, Anna Briel, seharusnya sudah mati setelah diserang tunangannya. Ia merasakan saat-saat terakhirnya sebelum kehilangan kesadaran dan yakin telah meregang nyawa.
Rasa sesak, kehilangan kesadaran setelah berliter darah mengalir dari puluhan lubang tusukan yang tunangannya berikan menggunakan pisau dapur, bagaimana mungkin ia bisa selamat dari insiden itu?
Anehnya, dari berita yang dibacanya melalui surat kabar online, dirinya diberitakan ‘hanya’ mengalami 3 luka tusuk —dari puluhan tusukan yang dirasakannya saat kejadian— di bagian perut yang mengakibatkannya mengalami koma, dan tubuhnya sekarang sedang terbaring di ruangan lain, di rumah sakit yang sama dengan tempat Anna dirawat.
Sedangkan Anna Briel, yang saat itu juga ada di tempat kejadian, malah bisa ia pastikan telah mati terlebih dahulu sebelum dirinya diserang tunangannya. Ia melihat sendiri Anna melompat dari balkon apartemennya yang berada di lantai 33 gedung apartemen.
“Andai selamat pun, tubuh ini seharusnya mengalami kerusakan yang lebih parah dari tubuhku, kan? Kenapa tubuh ini baik-baik saja?” Bertanya-tanya, Jessica memerhatikan kedua tangan Anna, juga pantulan wajah gadis itu melalui kaca jendela. “Wajahnya juga tidak memiliki satupun luka gores. Cuma luka kecil di lututnya saja akibat terjatuh setelah tertabrak pesepeda.”
Kejadian itulah yang para suster dan dokter beritahukan padanya. Anna dibawa ke rumah sakit setelah mengalami kecelakaan kecil ditabrak pesepeda yang menerobos jalur pejalan kaki.
Anna pingsan di dekat trotoar sebelum akhirnya dibawa ke rumah sakit. Pingsannya pun bukan karena kecelakaan yang gadis itu alami, melainkan karena kelelahan berlebih yang didapatnya setelah seharian bekerja di dua tempat berbeda. Hal itu juga yang membuat Anna harus dirawat lebih dari dua hari —akibat kelelahan.
Jessica yang kini berada di dalam tubuh Anna tentu saja tidak bisa membantah apa yang suster dan dokter katakan karena ia sendiri sebenarnya mengingat kejadian itu dengan sangat jelas. Entah bagaimana, ia telah mendapatkan seluruh ingatan Anna sejak gadis itu kecil sampai yang terakhir kali, saat melihat sepeda melaju ke arahnya sebelum akhirnya tertabrak dan jatuh pingsan. Jessica hanya bertanya pada para suster dan dokter untuk memastikan ingatan itu saja.
Anehnya lagi, justru ingatan Anna setelah melompat dari balkon lah yang menghilang.
Mengurutkan dan menggabungkan ingatan Anna, yang didapatkannya, dengan ingatannya sendiri, kejadiannya seperti berikut;
Malam itu Anna pergi ke apartemen Jessica sepulang dari pekerjaan sambilannya di gudang persinggahan. Secara kebetulan Anna bertemu dengan tunangan Jessica yang juga sedang menunggu kepulangan Jessica di apartemen wanita itu.
Menolak ajakan tunangan Jessica masuk ke dalam apartemen untuk menunggu Jessica bersama, Anna malah disergap dan dipaksa masuk hingga hampir diperkosa sebelum rencana itu digagalkan oleh kepulangan Jessica yang memergoki mereka.
Mengira Anna sengaja menggoda tunangannya, tentu saja Jessica marah dan memakinya sedemikian parah sampai Anna hanya bisa menangis saking takutnya dengan kemarahan Jessica yang statusnya adalah bos Anna di agensi keartisan.
Tunangannya sendiri tentu tak lolos dari kemarahannya. Selain memberikan banyak kata-kata hinaan, Jessica yang memiliki keahlian bela diri juga menyerang pria itu secara fisik, menghajarnya sampai akhirnya terkapar di dekat dapur.
Saat itulah Jessica menyadari Anna menghilang dari sudut ruangan di mana gadis itu sebelumnya meringkuk, menangis setelah mendapatkan murka darinya. Saat berkeliling apartemen untuk mencarinya, ketika itulah ia menemukan Anna sudah memanjat pagar balkon bersiap melompat ke luar gedung.
Terlambat mengingatkan Anna untuk tidak melakukan tindakan bodoh hanya karena kemarahannya, Anna sudah terlanjur melompat ke sisi lain pagar —ke luar gedung.
Ingatan ketika Anna melayang-layang di udara setelah melompat itulah yang telah menghilang, menyimpang ke sebuah ingatan saat Anna tiba-tiba saja muncul di sebuah area pejalan kaki sebelum tertabrak pesepeda yang mengira jalanan itu kosong.
Anna masih diam terpaku menatap Joseph dengan ekspresi tak percaya. Wajah terkejutnya baru berangsur normal setelah menebak kalau Dewa memang tidak menghapus ingatan mereka bertiga, hanya mengubah keadaan ‘Anna’ saja.“Apa yang kau lakukan? Cepat bawa dia masuk!”Teriakan marah terdengar dari dalam bangunan. Sosok pria berekspresi dingin yang menjadi orang kepercayaan Simon untuk memimpin pasukan penculik menodongkan senjata api ke arah mereka.Takut dengan ancamannya, Joseph buru-buru menarik lengan Anna, membawanya pergi memasuki bangunan.Begitu masuk ke dalam bangunan, Anna langsung melihat Sherly yang spontan meronta-ronta begitu melihatnya muncul di pintu. Menggeleng pelan pada Sherly, Anna berbicara penuh percaya diri berusaha menenangkan Sherly dan berjanji akan menyelamatkannya tanpa memedulikan ejekan para penculik pada perkataannya.Setelah memastikan ketiga sandera baik-baik saja—selain hanya diikat di kursi—Anna mengalihkan pandangan pada Richard Lee yang berdiri mematung
Pukul 7.55 malam di Cross X Cafe.Sudah hampir jam 8 malam namun Sherly, William, dan Ivy Lee—manajer She Will—tak kunjung tiba di Cross X Cafe padahal para tamu undangan sudah berkumpul.Orin dan Anna baru tahu ponsel ketiganya tidak aktif setelah mencoba menghubungi untuk menanyakan posisi mereka.Merasa ada yang mencurigakan, Anna mencoba menghubungi Rosana untuk menanyakan apakah Sherly singgah di rumah pantai untuk menjemput, namun Rosana mengatakan Sherly tidak singgah dan hanya meneleponnya untuk datang ke Cross X Cafe bersama pengawal yang Elvin tugaskan untuk menjaga mereka. Rosana juga sedang dalam perjalanan, malah sudah hampir tiba.“Elvin juga belum datang. Tumben sekali dia terlambat?” pikir Anna, ingat kalau Sherly juga mengundang Elvin datang ke pesta namun Elvin tak kunjung muncul setelah hampir satu jam berlalu.Kejutan lain Anna dapat ketika mengetahui nomor telepon Elvin juga sedang tidak aktif.Merasa ada yang tidak beres, ia pun menghubungi Rainhard dan untungnya
“Ya, Sherly?” sahut Anna riang menjawab panggilan telepon Sherly.Anna memang ingin segera kembali ke tubuh aslinya, namun merasa sedikit tidak rela jika harus terpisah dari Sherly dan Rosana yang sudah dianggapnya sebagai adik dan ibunya sendiri.Sejak hidup bersama mereka, ia seperti merasa berada di dalam keluarganya sendiri seperti di masa kanak-kanak sewaktu keluarganya masih lengkap. Memiliki ayah, ibu, dan saudara untuk berbagi cerita kesehariannya.Karena itulah tiap kali berbicara dengan salah satu dari mereka—termasuk Roman Briel—hatinya selalu merasa nyaman seakan mereka adalah keluarga kandungnya sendiri.“Apa Kakak ada kesibukan malam ini?”“Pengambilan gambar mungkin sudah berakhir di sore hari. Kakak akan meluangkan waktu untukmu kalau kau ingin bersama Kakak,” sahut Anna.Sherly tidak langsung menanggapi. Ia tersenyum gembira, senang karena Anna selalu mau meluangkan waktu untuknya saat dibutuhkan.“Sherly? Apa ada masalah?”“Oh… tidak… Itu…, Sherly mau mengundang Kakak
Di sebuah bangunan terbengkalai berlantai dua, di pinggiran Kota X…Richard Lee mengorek-ngorek tungku perapian menggunakan ranting yang biasa dipakainya untuk memperbaiki posisi kayu bakar dan arang dalam tungku tersebut.Sudah selama 3 minggu lebih sejak pelariannya dari kejaran orang-orang Rainhard Rover, Richard yang terbiasa hidup berdampingan dengan peralatan modern harus hidup dalam keadaan yang disebutnya sebagai dunia primitif.Tidak bisa menggunakan internet takut pihak pencari jejak Rainhard bisa mengendus keberadaannya, membuat Richard yang tidak pernah lepas dari internet dan perlengkapan modern sudah hampir gila.Selain itu ia juga harus bersembunyi di bangunan terbengkalai tersebut tanpa berani menyalakan listrik, takut drone pencari menemukan lokasi persembunyiannya di malam hari.Semenakutkan itulah tim pemburu Rainhard Rover, juga Leon yang bisa melacak keberadaan seseorang melalui sinyal SIM card.Richard menghentikan kegiatan memperbesar bara api untuk merebus air s
“Nona Green! Kenapa tidak melakukan pergerakan sesuai dengan koreografi yang sudah dilatih?!” teriak Lucas dari depan monitor pemantaunya.Terlihat jelas Lucas tidak repot-repot menyembunyikan kemarahannya. Ia merasa sangat frustrasi karena kesalahan yang Sharon lakukan telah merusak suasana bagus di gelanggang buatan itu, dan mungkin akan susah untuk didapatkan kembali apabila adegannya sampai diulangi.“M-maaf, Tuan Rose. S-saya…”“Tidak apa-apa, Tuan Rose. Kita bisa mengulanginya,” Anna menyela sembari berjalan menghampiri Sharon. “Ayo kita ulangi dari awal, Sharon,” Anna berdiri di hadapan Sharon sembari mengulurkan tangan, kemudian membantu Sharon berdiri dengan mengaitkan lengannya ke lengan Sharon.“Astaga… kau ini…” Sharon langsung membungkukkan badan begitu berdiri, menopang tubuhnya yang gemetar dengan kedua tangan di atas paha. “Sial… aku benar-benar ketakutan serasa sedang berhadapan dengan Sasha asli,” ucap Sharon sembari mendongak, menatap Anna yang kini sedang tidak bera
Mengikuti kebiasaan Sasha Volkova dalam tiap pertandingan, Anna berjalan menuju ring dengan langkah lebar, seperti terburu-buru ingin segera menyelesaikan pertarungan lalu pulang setelahnya. Itulah kesan yang selalu Sasha tinggalkan pada para penggemar.Seperti kebiasaan Sasha juga, Anna tidak menoleh sekalipun pada para penonton yang bersorak menyemangati, ia terus berjalan dengan kepala menunduk menyembunyikan wajah, memberikan kesan misterius sekaligus memengaruhi mental lawan.Tidak ada gaya mengepalkan tinju di depan dada seperti yang sering terlihat dari para petinju yang suka berjalan sembari meninju udara. Anna hanya berjalan dengan langkah cepat bagai pembunuh berdarah dingin yang ingin segera menghabisi lawan.Untuk apa yang dilakukannya sedari muncul dari balik tirai, Anna sudah benar-benar berhasil membuat dirinya terlihat seperti Sasha asli, membuat Dimitri yang melihatnya merasa bernostalgia dan mulai berkaca-kaca teringat pada mendiang putrinya.Bahkan atlet yang berpera
Setelah Anna pergi, Thomas mengajak Lucas mengobrol, membahas tentang lokasi pengambilan gambar yang ia rasa kurang terasa seperti di sebuah arena tinju. Walau kru film berhasil mendekorasi sasana tinju dan menyulapnya mirip seperti arena tinju sungguhan, tetap saja —menurut Thomas— akan jauh lebih baik lagi jika pengambilan gambar dilakukan di arena tinju yang sebenarnya. Akan lebih hidup.Lucas mengangguk setuju. Sangat disayangkan Kota X tidak memiliki gelanggang tinju besar. Kota X memang sangat maju, namun hanya ada aula-aula bisnis dan gedung pertunjukan saja di sana. Luasnya pun hanya sedikit lebih besar dari sasana tinju Cross X. Karena itulah Lucas lebih memilih untuk menggunakan sasana tinju milik Joey itu saja dibandingkan harus menyewa sebuah gedung pertunjukkan walau dana yang mereka miliki —setelah disponsori Wright Entertainment— cukup besar.Awalnya, Lucas juga merasakan hal yang sama setelah melihat lokasi pengambilan gambar itu. Namun demikian Lucas tetap optimis film
Seluruh persiapan untuk memulai proyek film Sasha Volkova sudah mencapai tahap final. Pemeran Sasha dan Vernon remaja sudah di audisi. She Will juga sudah memulai rekaman untuk lagu tema film.Baik Anna, Carmen, dan 3 atlet tinju wanita yang akan memerankan tokoh pendukung —sebagai 3 lawan berat Sasha sebelum bertemu Sabrina Witch— juga rutin berlatih di sasana tinju Cross X, milik Joey, yang RHP sewa sebagai pusat pelatihan para aktris, juga akan menjadi tempat pengambilan gambar untuk 3 pertandingan awal.Setelah pesta yang Felix Quil dan Chen Feng Yu —produser— adakan untuk menciptakan chemistry di antara para aktor, aktris, dan seluruh kru film yang bekerja sama dalam film Sasha Volkova, hari di mana pengambilan gambar perdana film Sasha Volkova pun akhirnya tiba.William dan Sherly adalah aktor dan aktris pemula yang pertama kali melakukan pengambilan gambar. Sebagai cameo pemeran Vernon dan Sasha, siapa sangka Sherly memiliki bakat akting yang cukup baik jika harus dibandingkan d
Melihat bagaimana manis dan lembutnya profil wajah Anna yang menurutnya jauh lebih cocok sebagai seorang idol dibandingkan aktris seni peran, Dimitri tidak begitu antusias saat mengetahui bahwa Anna lah yang akan memerankan Sasha. Hanya karena Anna putri sahabatnya saja pria itu memilih diam dan setuju menggunakan Anna sebagai pemeran utama.Awalnya Lucas pernah menyodorkan profil Jessica pada Dimitri. Melihat bagaimana ketegasan wajah Jessica yang mirip dengan Sasha, Dimitri menyetujui untuk mengangkat kisah mendiang putrinya itu ke layar lebar. Namun setelah tahu Jessica sedang mendapatkan musibah, ia pun pasrah karena tidak bisa meminta Lucas untuk memakai jasa Jessica lagi —mereka sudah menandatangani kontrak, dan Dimitri sudah menghabiskan sebagian besar uangnya.Baru setelah Roman meminta Anna untuk menunjukkan aksi bertinjunya, Dimitri akhirnya bersemangat kembali. Walau Anna masih belum menunjukkan gaya bertarung yang serupa dengan Sasha, namun semua gerakan dan teknik tinju da
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Mga Comments