Share

Bab 2 - Rencana Untuk Kembali

“Haaahhh... dipikir berapa kali pun tetap membuatku bingung. Apa yang sebenarnya terjadi?” keluh Jessica pelan sembari menggosok-gosok hidungnya yang sangat peka dengan aroma khas rumah sakit.

Mengabaikan ingatan membingungkan itu, Jessica menghela napas panjang saat mengambil kembali ingatan dari kenangan kehidupan yang telah Anna jalani, yang kini tertanam dengan sangat jelas di dalam ingatannya sendiri.

“Jadi ini yang dia rasakan selama ini?”

Setelah jiwanya masuk ke dalam tubuh Anna dan mendapatkan ingatan gadis itu secara ajaib, barulah ia tahu apa yang selama ini Anna rasakan.

Karena itu juga ia merasa sangat menyesal atas apa yang telah dituduhkannya dengan sangat kejam pada Anna di malam kejadian itu hingga Anna nekat melompat dari balkonnya, padahal Anna tidak pernah merayu tunangannya. Justru tunangannya lah yang selalu berusaha merayu gadis SMA itu.

Dalam ingatan Anna yang muncul begitu saja di benaknya, malam itu Anna datang ke apartemennya karena ingin melaporkan usaha demi usaha pelecehan seksual yang sudah tunangannya lakukan. Sayangnya Jessica saat itu belum pulang dari kantornya dan Anna malah bertemu tunangannya yang kebetulan sedang menunggu Jessica juga di dalam apartemennya.

Dari ingatan tersebut ia akhirnya tahu kalau Anna adalah gadis yang sangat baik, jujur, juga pekerja keras. Anna bahkan masih memikirkan nama baik Jessica dan tunangannya hingga ingin melaporkan tindakan pelecehan seksual itu secara pribadi dan tertutup hanya pada Jessica. Padahal sebagai seorang aktris pendatang baru, Anna yang selalu kesulitan mendapatkan peran dalam sebuah film seharusnya bisa memanfaatkan keadaan itu untuk mendapatkan simpati dari masyarakat demi mempermudah karirnya.

Selain itu Jessica juga baru tahu kalau tindakan nekat Anna saat itu adalah hasil dari menumpuknya rasa putus asa yang Anna rasakan setelah menjalani karir buruknya sebagai seorang aktris pemula.

Anna yang baru 6 bulan merintis karirnya sebagai aktris telah banyak menerima kata-kata hinaan dari Jessica yang muak melihat cara Anna berakting, yang dianggapnya sangat buruk.

Sudah banyak rasa sakit yang menumpuk di dalam hati Anna akibat sikap kasarnya, belum lagi ditambah kehidupan berat yang Anna jalani sebagai salah satu anak dari pasangan miskin. Sakit hati juga selalu Anna rasakan setelah hampir setiap hari menerima hinaan dari orang-orang di tempat kerja sambilannya, juga rundungan dari teman-temannya di sekolah.

Anna yang masih bisa berbesar hati walau harus menerima banyak hinaan sepanjang hidupnya itu pada akhirnya tidak bisa menahan sakit hatinya lagi setelah menerima kata-kata kejam darinya di malam itu, yang menyebut Anna sebagai pelacur licik, mengira Anna telah memperdaya dan merayu tunangannya. Kata-kata itulah yang memicu Anna untuk mengakhiri hidupnya.

“Seharusnya bukan kita berdua yang mengalami kejadian ini, bukan?” sesal Jessica, sadar tunangannya telah membuatnya salah paham, juga sudah membuat Anna hidup dalam rasa khawatir.

Menatap wajah kabur Anna yang terpantul di kaca jendela, Jessica berjanji pada gadis itu, “Sebagai permintaan maaf, aku akan membalaskan apa yang sudah dia lakukan pada kita berdua. Aku berjanji padamu."

Setelah membulatkan tekad untuk membalas apa yang sudah tunangannya lakukan pada dirinya dan Anna, Jessica yang sudah selama dua hari ini memikirkan cara untuk dapat kembali ke tubuh aslinya berniat untuk pergi ke ruangan lain di mana tubuh aslinya berada.

Menurutnya, jika jiwanya telah berpindah ke dalam tubuh Anna, maka jiwa Anna pastilah sedang berada di dalam tubuhnya juga.

Jika ingin balas dendam, ia harus mendapatkan tubuh aslinya terlebih dahulu karena dengan dirinya sendirilah ia akan memiliki sumber daya untuk bisa menghancurkan kehidupan tunangannya yang ia tahu memiliki dukungan dari banyak orang kuat yang berada di belakangnya.

Seperti cara tubuh mereka tertukar, Jessica menebak dirinya dan Anna mungkin akan bisa kembali ke tubuh mereka masing-masing andai keduanya mati sekali lagi.

“Aku tinggal menusuk jantung dari tubuh asliku lalu aku akan melakukan bunuh diri setelahnya, dengan begitu jiwa kami akan kembali ke tubuh asli kami, kan?” pikirnya.

Cara sederhana itulah yang paling masuk akal baginya. Bagaimana cara mereka bisa sampai bertukar tubuh, begitu juga cara yang harus mereka lakukan jika ingin kembali. “Benar, sesuatu yang aneh kadang terjadi dengan proses yang sangat sederhana.”

Sayangnya, untuk dapat masuk ke ruangan di mana tubuh aslinya berada tidaklah mudah. Kedua pengawal pribadi Jessica selalu bergantian berjaga di depan pintu.

Melihat bagaimana setianya mereka menjaga tubuhnya yang berada di dalam ruang rawat, Jessica sempat menyesal kenapa pada malam itu ia memberikan mereka libur. Andai tidak melakukannya ia pasti tidak akan bernasib seperti ini.

‘Ayo coba cara ini, ku harap akan berhasil padanya.’

Jessica sebenarnya agak sedikit iri pada wajah manis Anna yang ia rasa tidak akan membuat siapapun bosan walau menatapnya dalam waktu lama.

Anna memang tidak secantik dirinya —yang sering dikatakan memiliki wajah cantik yang berlebihan—, tapi Anna memiliki wajah manis yang sangat menyenangkan untuk dipandang dalam waktu lama.

Saat pertama kali bertemu Anna dalam audisi calon aktris Wright Entertainment di mana dirinya —selaku aktris senior juga CEO dari perusahaan tersebut— bertindak sebagai salah satu juri, Jessica sempat terpaku lama memandang wajah manis Anna yang sangat menyejukkan hati. Karena itulah pada akhirnya hanya ia sendiri yang menjadi satu-satunya juri yang meloloskan Anna walau akting gadis itu sangat buruk.

Karena itu juga, dalam 3 bulan belakangan ini, dirinya yang merasa jika kesempatan yang diberikannya pada Anna telah disia-siakan gadis itu begitu saja, selalu memarahi Anna tiap kali melihat akting buruk Anna dalam casting peran yang ditawarkan sebuah rumah produksi padanya.

‘Dengan wajah manisnya ini, aku harusnya bisa membujuk Ronald untuk pergi meninggalkan ruangan itu hanya dengan sedikit akting,’ pikir Jessica penuh percaya diri.

Jessica berjalan dengan langkah terpincang menghampiri Ronald, pengawal pribadinya. Mendalami perannya sebagai remaja yang sedang mengalami kesulitan, ia berbicara pada pria bertubuh tinggi kekar itu dengan wajah memelas yang tampak sangat alami.

“P-permisi, Pak… A-apa saya boleh meminta bantuan Bapak?”

Ronald biasanya tidak pernah peduli pada orang yang menyapa dirinya saat sedang bertugas. Tapi untuk kali ini Ronald menoleh pada gadis manis yang tampak sangat memprihatinkan itu.

“Bantuan? Apa itu?” Ronald bertanya balik dengan mata bergetar, merasa terharu hanya dengan melihat ekspresi menyedihkan Anna. Di matanya, Anna benar-benar tampak seperti anak malang yang harus ia bantu.

“Saya merasa takut berada di ruangan saya sendirian. Ingin menghubungi ibu, tapi ibu meninggalkan ponselnya. Bisakah Bapak membantu saya mencarikan ibu saya? Setahu saya, ibu sedang berada di apotek lantai 1 dan sudah terlalu lama tidak kembali ke ruang rawat inap saya.”

Melihat Ronald tampak sedang berpikir keras, Jessica melanjutkan aktingnya, “Sebagai gantinya saya akan berjaga di sini sementara Bapak membantu saya untuk mencari ibu saya. Saya mohon, Pak…”

“B-baiklah… tolong tetap di sini sampai saya kembali. Jangan pergi ke mana-mana, ok? Saya akan segera kembali.”

Jessica menatap Ronald dengan perasaan agak mendongkol. Ia memang senang telah berhasil menyingkirkan Ronald dari depan pintu, tapi merasa kesal juga karena Ronald dengan mudahnya jatuh dalam perangkap.

‘Seharusnya dia tidak boleh pergi meninggalkan penjagaan apapun yang terjadi. Bagaimana jika orang yang dikatakan sebagai para penyerang dalam berita itu datang ke sini? Bagaimana jika akulah penjahatnya? Ckckck… ceroboh sekali.’

Setelah Ronald berbelok ke koridor lain, Jessica pun bergegas masuk ke dalam ruangan.

Ingat dengan apa yang sudah dibacanya di surat kabar online, Jessica benar-benar kaget melihat kondisi tubuhnya yang tampak tidak terlalu buruk.

Mengira pemberitaan itu hanyalah berita palsu yang keluarganya karang, siapa sangka ia menemukan kondisi tubuh aslinya yang terlihat sehat hanya seperti orang yang sedang tertidur pulas.

Mengingat kembali sebanyak apa tusukan yang tunangannya berikan mulai dari punggung, pinggang, perut, dada, bahkan sampai ke wajahnya, Jessica benar-benar kaget melihat kenyataan di hadapannya yang memang tepat seperti yang dituliskan dalam berita. Hanya ada perban yang membalut perutnya alih-alih gulungan perban yang terbalut di seluruh tubuhnya seperti yang ia bayangkan.

“A-apa ini…? Apa aku memang cuma mendapatkan tiga luka tusuk seperti yang diberitakan di surat kabar online itu?”

Kembali pada rencananya semula, Jessica berusaha tersadar dari rasa herannya.

“Aku harus cepat. Ronald mungkin akan segera kembali dan memergokiku.”

Tatapan Jessica beralih pada peralatan penopang hidup yang berada di sisi kiri dan kanan tubuh aslinya. Ia kemudian mendekat menghampiri peralatan di sisi kanan ranjang, mempertimbangkan untuk mencabut sebuah selang yang terhubung ke dadanya.

‘Sepertinya dengan mencabut satu selang ini saja napasnya akan terhenti.’

Jessica menggenggam selang itu. Sambil menatap wajah dari tubuh aslinya, ia berbicara pada Anna yang ia rasa ada di dalam sana, “Ayo kita kembali ke tubuh kita masing-ma—”

“Apa yang kau lakukan?!”

Jessica buru-buru melepaskan selang dari tangannya saat mendengar suara geraman tertahan seorang pria dari arah belakangnya. Ia kemudian berbalik, melihat sosok pria yang sangat dibencinya berdiri tepat di depan pintu, sebelum akhirnya berjalan dengan langkah lebar menghampirinya.

MeowMoe

Terima kasih sudah membaca... Terima kasih juga yang sudah memberi dukungan (vote, komentar, dan memberi rate bintang 5) Dukung terus ya... Thank You <3 Kalau berkenan follow I6 author ya : @_meowmoe_

| 30
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Lembu Mossa
seru nih......
goodnovel comment avatar
M. Arwan
sippp jejak
goodnovel comment avatar
Shianida
mantapppsss
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status