Share

75. Cinta Galuh dan Ellena (Bagian B)

75. Cinta Galuh dan Ellena (Bagian B)

Allah, tak mampu aku melanjutkan ucapanku. Aku ikut terisak dan tergugu hingga air mataku jatuh membasahi kepalanya.

Namun tak lama, telapak tangan Bang Galuh terasa menepuk-nepuk kepalaku yang tak tertutupi hijab. Walau posisinya tidak berubah, namun tangannya mengelus kepalaku dengan sangat lembut.

"Jangan nangis, saat ini A—abang lagi nggak bisa meluk dan nenangin kamu, Dek …." katanya serak.

Pecah sudah tangisanku, aku mengeluarkan semua air mata kesedihanku. Berharap dengan itu, sesak di dadaku sedikit berkurang. Bang Galuh terisak semakin perih, tapi saat ini aku maupun dia tidak bisa saling menguatkan.

"Du—dulu Abang sering bermain sampai larut malam, berharap Ibu mengkhawatirkan Abang. Ta—tapi sayangnya, hingga Abang kecelakaan dan mengalami patah tulang pun, Ibu hanya melihat tak lebih dari satu menit. Pupus sudah harapan Abang agar bisa dirawat oleh Ibu, sama seperti sebelum-sebelumnya Kak Ambar dan Kak Dewi lah yang merawat Abang. Saki
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status