All Chapters of Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas: Chapter 101 - Chapter 110

237 Chapters

102. BAPAK DAN ANAK (Bagian B)

102. BAPAK DAN ANAK (Bagian B)"Galuh, kau tidak boleh di sini! Kau harus menjaga Ibu dan juga Kakak-kakakmu!" kata Bapak sambil mencengkram bahuku.Melihat raut wajahnya dan ketakutannya, aku menyadari ini tempat apa. Yah, tidak mungkin bapak yang sudah meninggal lima belas tahun yang lalu tiba-tiba hidup kembali, aku merasa ingin menangis. "Apa Galuh sudah mati, Pak?" tanyaku dengan nada bergetar."Tidak! Tidak! Kamu belum mati, Bapak yakin itu," kata Bapak dengan tenang."Jadi? Kenapa aku bisa di sini?" tanyaku entah pada siapa."Entahlah, bapak juga tidak mengerti," kata Bapak lagi.Hening, kami sama sekali tidak mengeluarkan suara setelahnya. Aku segera menatap ke bawah, tangan mungil anak kecil tadi kembali menarik-narik bajuku."Apa?" tanyaku padanya."Galuh?" tanyanya gamang, dia menatapku dengan pandangan kosong.Aku heran, kenapa pula anak kecil ini menyebut namaku? Bapak menatapnya dengan pandangan yang sama."Iya, nama Om adalah Galuh!" kataku menjelaskan."Dia siapa?" ta
last updateLast Updated : 2022-06-27
Read more

104. KESADARAN GALUH (Bagian A)

Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas104. KESADARAN GALUH (Bagian A)"Papa!" Suara itu terdengar."Pa!" Lagi."Papa bangun, Mama butuh Papa!" Lagi."Pa!" Dan lagi.Suara anak kecil yang baru aku tahu adalah anakku, terdengar berbisik di telingaku dengan sangat lirih. Seolah menyemangatiku untuk segera bangkit, namun rasa sakit di tubuhku seolah menahan segala pergerakan yang ingin aku lakukan.Dulu, dulu sekali. Waktu remaja dan darah muda masih menggelora di dada, aku pernah mengalami hal ini. Berhari-hari terkapar kesakitan, akibat melakukan adu jotos dengan kakak kelas. Takut pulang, hingga menginap di rumah Sugeng selama satu Minggu. Di urus oleh Bu Atik, ibunya Sugeng, dengan sepenuh hati. Kesakitan yang dulu, dan yang sekarang, terasa amat berbeda, aku sulit sekali untuk keluar dari alam bawah sadar. Apa mungkin karena aku sudah tidak mempunyai darah muda lagi? Atau karena aku takut meninggalkan anakku sendirian di alam sana?Anakku, yang belum pernah aku sentuh, belum per
last updateLast Updated : 2022-06-27
Read more

105. KESADARAN GALUH (Bagian B)

105. KESADARAN GALUH (Bagian B)"Galuh! Ya Allah anakku!" Suara Ibu yang diiringi isak tangis tangisnya, benar-benar menyayat hatiku. Benar apa yang dikatakan Ellen, Ibu sudah berubah, dan dia benar-benar menyayangiku saat ini."Nang! Galuh! Pak panggil dokter!" Ah, Ibu mertuaku. Karena jasanya yang tak terhingga lah makanya aku bisa bersama dengan Ellena kini, dia lah yang meluluhkan hati Bapak agar mengizinkan anak kesayangannya dilamar olehku yang hanya pengangguran tak jelas saat itu.Ah ….Aku hampir mendesah saat merasakan sakit di lengan kananku, rasanya seperti di suntik oleh sesuatu karena terasa ada cairan yang masuk ke dalam tubuhku. Namun tak bisa, bibirku terasa amat kering sehingga amat sulit untuk mengeluarkan suara."A—air," lirihku mencoba berbicara.Kak Dewi dengan tanggap memberikan minum dengan sendok, tetes demi tetes air berhasil mengaliri kerongkonganku yang terasa amat kering dan juga panas.Alhamdulillah, kelegaan mengambil alih kerongkonganku. Rasanya seper
last updateLast Updated : 2022-06-27
Read more

106. HARUS JAWAB APA? (Bagian A)

Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas106. HARUS JAWAB APA? (Bagian A)POV AUTHOR "Bang, sini!" Dewi menarik tangan Abdul dengan tergesa-gesa, Usman yang juga berada di sana sampai terkaget-kaget saat melihat keberingasan Dewi tadi. Karena takut terjadi sesuatu, Usman segera mengikuti pasangan suami istri itu.Di depan sana Usman bisa melihat Abdul yang juga tengah menolehkan kepalanya ke belakang, menunjukkan raut bertanya. Usman mengangkat bahu karena dia pun tak tahu apa-apa, jika Abdul yang berstatus sebagai suami Dewi saja tidak tahu, bagaimana bisa dia tahu?Dewi berhenti di kantin rumah sakit, duduk di salah satu kursi dan matanya segera memicing tajam melihat seksama dua pria yang sekarang duduk di depannya.Satu suaminya dan yang satu temannya semenjak kecil. Dua pria yang kini hanya bisa menatap Dewi dengan pandangan bertanya-tanya."Ada apa, sih, Dek?" tanya Abdul pelan."Apa yang kalian sembunyikan?" tanya Dewi balik.Tajam, lurus, dan tanpa tedeng aling-aling. Pertany
last updateLast Updated : 2022-06-27
Read more

107. HARUS JAWAB APA? (Bagian B)

107. HARUS JAWAB APA? (Bagian B)Suara Ahmad terdengar tenang dan juga berwibawa, pakaian nya yang putih bersih sangat cocok dengan wajahnya yang terlihat sangat teduh."Dari kantin, Pak!" kata Abdul sambil menyalami tangan Ahmad."Kapan datang, Pak, Bu?" tanya Usman setelah bergantian ikut menyalami kedua orang tua Abdul."Dari tadi, sih," kata Bu Zainab sambil tersenyum kecil."Kenapa Bapak dan Ibu di luar? Bukannya di dalam ada sofa dan karpet? Ruangan Galuh juga cukup luas," kata Usman ikut mendudukkan dirinya di samping Abdul, yang sudah lebih dahulu duduk."Iya, kami baru saja keluar, kok. Karena di dalam ada dokter yang memeriksa Ellen, dia sudah sadar." Ucapan dari Zainab, sukses membuat Usman melotot dan tak lama kemudian dia segera melakukan sujud syukur."Alhamdulillah, ya Allah …." "Alhamdulillah, hu hu hu, adikku akhirnya sadar …." Dia bersyukur di sela tangisannya."Alhamdulillah ya Allah, akhirnya engkau ijabah doa kami." Abdul berujar dengan sangat haru."Pak, Bu, se
last updateLast Updated : 2022-06-27
Read more

108. MENGANCAM AMBAR (Bagian A)

Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas108. MENGANCAM AMBAR (Bagian A)Mereka saling memandang dalam diam, pertanyaan Ellen mengharuskan mereka untuk memutar otak. Menjawab pertanyaan Ellen sekarang, sama saja membuat petaka.Karena tadi dokter berpesan, untuk menjaga perasaan Ellen agar dia bisa segera pulih. Dewi gegas mengkode Usman, yang di kode langsung paham.Walau dia tak ada di saat dokter tadi berpesan, tapi dia cukup peka untuk mengerti keadaan. Segera dia mengambil alih pembicaraan, mencoba mengalihkan perhatian Ellen."Dek, Alhamdulillah kamu udah sadar," kata Usman mengusap jemari Ellen dengan ibu jarinya. "Abang senang banget," kata Usman lagi."Iya, Bang! Alhamdulillah," kata Ellen sambil mengusap wajahnya. " Dimana Bang Galuh, Bang?" kata Ellen pelan.Usman segera menyingkir agar Ellen bisa melihat, tubuh Galuh yang masih terbaring lemah di ranjang sebelahnya, mata Ellen langsung berkaca-kaca, tangan kurusnya menutup mulutnya guna menahan isak tangisnya yang mulai mun
last updateLast Updated : 2022-06-27
Read more

109. MENGANCAM AMBAR (Bagian B)

109. MENGANCAM AMBAR (Bagian B)"Ya sudah, Mbak, hati-hati di jalan. Sampaikan salam kami pada Rahma dan suaminya," kata Ajeng sambil memeluk Zainab."Iya, nanti kami sampaikan," kata Zainab sambil membalas pelukan besannya itu. "Ellen, cepat sembuh ya! Jangan banyak pikiran dan harus selalu tenang," ujar Zainab pada Ellen.Dia mengelus lengan Ellen dengan lembut, dan juga sedikit merapikan selimut yang melorot jatuh di pangkuan Ellen. Rautnya yang memancarkan aura hangat, sukses membuat siapapun tenang bila menatapnya."Iya, Bu! Terima kasih ya, Bu, udah nyempetin datang ke sini," ujar Ellen dengan lembut, senyum kecil mengembang di wajahnya yang masih terlihat sedikit sayu."Semoga Galuh juga bisa cepat sadar lagi, ya," kata Zainab sembari menatap Galuh yang masih terbaring."Aamiin, Bu, mohon doanya," kata Ellen sedih."Man, kami pergi dulu, ya," ujar Ahmad sembari menyalami Rohman.Ayah Ellen itu pun segera mendekap temannya itu dengan hangat dan mengucapkan beribu terima kasih ka
last updateLast Updated : 2022-06-27
Read more

110. PERTUKARAN (Bagian A)

Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas110. PERTUKARAN (Bagian A)POV AJENGAku duduk di depan ruangan Galuh dengan dada yang bergemuruh, baru saja Ambar menelpon dan dia mengatakan perihal ancaman yang diberikan Ratmi padanya. Ratmi melaporkan Galuh ke polisi, anakku yang baru saja keluar dari masa kritisnya dilaporkan ke polisi! Ratmi benar-benar keterlaluan!Nafasku naik turun, menahan gejolak amarah dan juga kecemasan. Bagaimanapun juga, memang Galuh telah menghajar Gery.Tapi, apakah aku harus mencabut tuntutan untuk Gery, agar Galuh tidak masuk penjara? Ratmi ingin melakukan pertukaran, kebebasan Gery ditukar dengan kebebasan Galuh.Dasar wanita licik! Aku benar-benar membenci Ratmi dan menyesali kenapa dia bisa menjadi besanku dulu. Aku sangat menyayangkan, kenapa pernah menyayangi Gery dan menganggapnya sebagai menantu terbaik di dunia.Hah ….Aku menghela nafas panjang, berusaha menenangkan diri agar tidak mengambil keputusan yang salah. Tidak mungkin aku membiarkan Galuh m
last updateLast Updated : 2022-06-27
Read more

111. PERTUKARAN (Bagian B)

111. PERTUKARAN (Bagian B)"Ya Allah, Mbak nggak nyangka Ratmi jadi seperti ini!" kata Mbak Mai dengan geram. "Dia ini kenapa ngeyel sekali sih? Anaknya yang jahat, tapi malah menyusahkan keluarga orang lain!" katanya emosi."Maka dari itu aku mau pulang, Mbak, Mas. Biar aku selesaikan masalah ini terlebih dahulu, bagaimanapun juga aku tidak bisa melihat Galuh di penjara!" kataku sendu."Ya sudah, kalau kamu mau pulang, silahkan! Percayakan Galuh di sini bersama kami, kami akan menjaga dia!" kata Mas Rohman dengan lembut. "Kamu tidak usah khawatir, selesaikan masalah yang di sana. Apapun keputusan yang kamu ambil, kami percaya kamu sudah memikirkannya masak-masak!" lanjutnya lagi dengan bijak.Aku mengangguk mantap, dan segera melihat ke arah Dewi yang tengah mengemasi peralatan kami. Aku tahu, dia pasti berat meninggalkan Galuh di sini."Wi, sudah siap?" tanyaku pelan."Bu, tidak bisakah aku tetap di sini?" Dia malah balik bertanya."Wi, temani Ibumu. Galuh akan kami jaga dengan baik
last updateLast Updated : 2022-06-27
Read more

112. HILANG KESABARAN (Bagian A)

Menantu Lemas, Ipar Panas, Mertua Lemas112. HILANG KESABARAN (Bagian A)POV RATMIAjeng terlihat menatapku dengan pandangan jijik, dan jujur saja itu membuat darahku mendidih seketika. Aku tidak suka pandangannya itu, seolah dialah yang paling hebat di dunia ini dan aku hanya sampah kotor di matanya.Dasar sialan!Dia memutar bola matanya dengan malas, dan berbalik kembali ke arah ambar. Aku hanya diam dan mengamati terlebih dahulu, dasar besan edan."Ayo, masuk!" katanya pada Ambar. "Banyak setan di sini," katanya dengan ketus."Kak Dewi mana, Bu?" tanya Ambar sambil melihat ke sekeliling.Oh, ternyata dia bersama anaknya yang lumayan bar-bar itu, tapi kenapa dia hanya sendirian turun dari mobil? Dan apa katanya tadi? Setan? Sialan sekali dia!"Di mobil, masih nelpon tadi," katanya menyahuti ucapan ambar. "Maklum kakakmu banyak urusan," katanya dengan sangat sok."Heh, besan sialan! Sudah tuli?" kataku memanasi. "Makanya jangan kebanyakan drama, jadi tuli, kan?" kataku mengejek.Sa
last updateLast Updated : 2022-07-01
Read more
PREV
1
...
910111213
...
24
DMCA.com Protection Status