All Chapters of Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas: Chapter 121 - Chapter 130

237 Chapters

123. KEKESALAN RATMI (Bagian B)

123. KEKESALAN RATMI (Bagian B)"Tenang sayang, mungkin Ibu sedang banyak pikiran sehingga dia tidak mendengar apa yang tadi kita ucapkan. Iya, kan, Bu?" tanya Gery padaku dengan lembut."Aku sedang tidak punya pikiran apa-apa, aku hanya tidak mau mendengar apa yang kalian katakan, memangnya penting?" kataku ketus. "Ya ampun, Ibu … kami itu tengah membicarakan dan merencanakan bagaimana caranya menguasai harta Ambar," kata Tuti dengan sangat antusias.Aku memutar bola mataku dengan sangat bosan, saat melihat wajahnya yang dibuat-buat sangat manja itu."Memangnya kalian bisa mengambil harta Ambar?" tanyaku dengan nada yang sangat mengejek. "Tentu saja bisa, Bu. kalau Bang Gery bisa kembali sama Ambar, dan aku bisa tinggal di rumah Ambar, dan menjadi Nyonya di rumah itu," kata Tuti dengan sangat semangat.Aku kembali menghela nafas dengan kebodohan menantu baruku itu, bagaimana bisa dia menjadi Nyonya di rumah itu? Sedangkan Ajeng masih hidup dan sehat jelas dia tidak akan membiarkan
last updateLast Updated : 2022-07-03
Read more

124. AMBAR MAU RUJUK (Bagian A)

Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas124. AMBAR MAU RUJUK (Bagian A)POV ELLENHari ini Kak Ika datang berkunjung dan membawa Aksa, keponakanku yang tampan itu tak berhenti mengoceh sedari tadi. Dia membicarakan apapun yang menarik perhatiannya, dia benar-benar aktif dan juga pintar.Melihat perkembangan Aksa yang begitu pesat, aku kembali teringat dengan rencanaku dan juga Bang Galuh yang ingin mempunyai anak secepatnya. Rencana yang kemarin sempat tertunda, karena kami mengalami kecelakaan. Namun sekarang keinginanku untuk memiliki buah hati tengah menggebu-gebu.Aku ingin memiliki anak yang bisa kupeluk dan ku timang dengan sayang, anak yang bisa kucium dengan penuh cinta, dan anak yang akan membuat aku dan Bang Galuh semakin utuh.Ah, aku harus membicarakan ini nanti dengan Bang Galuh, sepertinya waktu tiga tahun sudah cukup untuk menunggu memiliki anak. Tidak ada salahnya kami melakukan ikhtiar dengan menemui dokter, dan berkonsultasi dengan nya."Len, Kakak di sini sampai ma
last updateLast Updated : 2022-07-03
Read more

125. AMBAR MAU RUJUK (Bagian B)

125. AMBAR MAU RUJUK (Bagian B)Dia yang sedang melihat ponselnya pun langsung mendongak dan menatapku dengan pandangan bertanya, mungkin karena melihat wajahku yang serius makanya dia langsung meletakkan ponselnya di atas meja dan fokus menatapku."Kenapa? Ada apa? Kamu sakit?" tanyanya bertubi-tubi.Aku menggeleng kecil, dan tersenyum manis. Kak Ika memang keras, tapi dia begitu penyayang dan juga perhatian."Enggak," kagaku sambil menggeleng kecil."Terus? Kamu kenapa?" tanyanya lagi."Aku juga pengen punya anak sendiri," kataku sambil memalingkan wajah.Suaraku sedikit bergetar, dan tenggorokanku tercekat. Aku takut bila aku menatap Kak Ika, maka tangisanlah yang akan aku keluarkan.Dari ekor mataku, aku bisa melihat Kak Ika yang terpaku menatapku dan dia kemudian menghela nafas dengan berat, segera dia menggenggam tanganku dan mengelusnya dengan lembut."Sabar, ya. Kamu bisa menganggap Aksa sebagai anak kamu untuk sementara," kata Kak Ika pelan.Entah kenapa, malah aku bisa meras
last updateLast Updated : 2022-07-03
Read more

126. KEPUTUSAN GERY (Bagian A)

Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas126. KEPUTUSAN GERY (Bagian A)"HEH SIALAN!" Dia berteriak kuat di depan wajahku, selain telingaku yang pengang karena suaranya yang kuat dan lantang. Aku juga mengeryit jijik karena ludahnya yang muncrat, dasar jorok!"Apa? Gak usah teriak-teriak, kami enggak tuli!" kataku menyindir. "Eh, entah kalau sekarang Bang Gery tuli, aku kurang tahu juga. Bisa saja saat bersamamu dia menjadi tuli, karena turun kasta," kataku ketus.Enak saja mau teriak-teriak, aku bukan Ambar yang dulu. Yang menangis sendirian dan menyembunyikan segala kesakitan dan ketakutannya.Aku sudah berubah, aku mempunyai orang-orang yang sayang padaku, dan aku mempunyai keluarga yang akan membelaku selagi aku masih berada di pihak yang benar."Apa maksudmu? Hah? Kau mau menyuruh suamiku menceraikan aku?" tanyanya tak terima.Aku mengangguk membenarkan, dengan santai aku tersenyum mengejek padanya dan mencebikkan bibirku main-main demi menarik emosinya."Iya! Kenapa?" tanyaku de
last updateLast Updated : 2022-07-03
Read more

127. KEPUTUSAN GERY (Bagian B)

127. KEPUTUSAN GERY (Bagian B)"Bu—bukan begitu maksud Abang, Dek!" kata Bang Gery tergagap.Aku menggeleng miris, wajah garang yang selalu ditunjukkannya padaku, tak terlihat sedikitpun saat ini. Dulu, jangankan membujuk dan merayuku, Bang Gery lebih sering mengayunkan tangan kekarnya itu untuk menyakitiku.Tapi sekarang, dengan Tuti dia begitu berbeda. Lembut, tanpa amarah sama sekali, padahal Tuti telah marah-marah dan berkata begitu tinggi padanya.Aku dulu, jangankan marah-marah, bahkan untuk mengemukakan pendapatku saja aku begitu ketakutan. Takut jika kata-kataku salah, dan ujung-ujungnya tubuhku harus menanggung akibatnya, dipukuli olehnya."Jadi? Jadi apa? Hah?!" pekik Tuti dengan kuat."Aduh, kalau mau bertengkar silahkan di rumah kakian sana. Jangan di sini, mengganggu kenyamanan orang lain saja!" kataku santai."Heh, sialan! Jangan ikut campur kau, ini urusanku dengan suamiku!" kata Tuti nyolot.Wah, lama-lama aku bisa terikut emosi saat menghadapi wanita sundel ini. Waja
last updateLast Updated : 2022-07-03
Read more

128. KETIKA CINTA DI UJI (Bagian A)

Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas128. KETIKA CINTA DI UJI (Bagian A)Tuti dan juga Ambar menganga kaget saat mendengar penuturan yang Gery keluarkan, mereka tidak habis pikir dengan apa yang Gery baru saja katakan.Bagaimana bisa ada lelaki yang begitu maruk seperti laki-laki ini? Bahkan Ambar dan Tuti tidak bisa mencerna dan memahami maksud dari perkataan Gery tadi. "Apa maksudmu Bang?" tanya Tutik dengan geram.Tangannya mengepal dengan kuat, dan giginya terkatup rapat. Pertanda amarahnya tengah membubung tinggi, melihat kelakuan suaminya itu."Aku, a—aku, Aku …." kata Gery tiba-tiba tergagap.Dia terlihat gugup entah karena apa, dan tergagap tidak jelas saat berbicara. Apalagi saat melihat pandangan Tuti yang seolah ingin membunuhnya."Bicara yang benar!" kata Tuti naik pitam."Ma—maksud, maksud A—abang adalah be—begini …." ujar Gery masih tergagap, padahal terlihat sekali kalau dia tengah berusaha berbicara.Melihat kegagapan yang Gery tunjukkan, Tuti benar-benar emosi, de
last updateLast Updated : 2022-07-03
Read more

129. KETIKA CINTA DI UJI (Bagian B)

129. KETIKA CINTA DI UJI (Bagian B)Dan Ambar segera bergegas pergi sebelum Gery berhasil mencekal kembali tangannya, dia meninggalkan Gerry dan Tuti yang masih terpaku dengan kepergiannya dan menatap dia dengan pandangan yang berbeda.Ambar tidak peduli, setidaknya saat ini dia ingin hidup tenang dan juga nyaman. Jika Gery memang mau berubah dan mau menuruti ketiga persyaratan yang diajukannya, maka Ambar akan berpikir kembali tentang hubungan ini.~Aksara Ocean~POV ELLENABang Galuh terlihat lahap saat memakan masakan yang kubuat, dia kelihatan sangat senang hari ini, dia bercerita banyak hal, tentang kursusnya dengan Wak Ijal, tentang bengkelnya, dan tentang teman-temannya yang sudah lama tidak ditemui.Saat selesai makan malam, kami duduk santai di teras. Walau yang dilihat hanya lalu lalang kendaraan, namun setidaknya lelah di pikiran kami sedikit berkurang."Dek, InsyaAllah hari Rabu besok bengkel sudah bisa di buka," kata Bang Galuh sambil menyeruput teh hangat yang tadi aku b
last updateLast Updated : 2022-07-03
Read more

130. ROMI (Bagian A)

Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas130. ROMI (Bagian A)Pagi ini terasa begitu tenang, Bang Galuh sudah berangkat ke rumah Wak Ijal, dan aku sedang duduk di teras seorang diri. Merenungi banyak hal yang akhir-akhir ini sedang mengganggu pikiranku.Mataku menerawang jauh ke depan sana, menatap kendaraan yang berlalu lalang ke sana ke sini. Melihat orang-orang yang terlihat begitu semangat menjalani hari, membuat aku bertanya-tanya.Apakah mereka tidak mempunyai masalah? Apakah hidup mereka damai-damai saja? Ataukah sebenarnya karena mereka pandai menyembunyikan masalahnya?Jujur saja, masalah yang kuhadapi mungkin tak seberat mereka-mereka di luaran sana. Hidupku nyaman, di kelilingi oleh orang-orang baik, suami yang penyayang dan keluarga yang selalu berpihak padaku.Dari segi ekonomi aku juga tak kekurangan, bahkan bisa dikatakan ekonomi keluargaku cukup berlebih. Tak pernah merasakan kekurangan ekonomi dan juga kasih sayang, tapi kenapa aku merasa tidak cukup? Kenapa aku merasa
last updateLast Updated : 2022-07-03
Read more

130. ROMI (Bagian A)

130. ROMI (Bagian A)Aku kembali bergerak tidak nyaman di kursiku, saat mendengar ucapan yang dikeluarkannya. Mungkin dia memahami gestur tubuhku yang tidak nyaman, sehingga Romi dengan sopan pamit kepada Kak Luna dan kepadaku. Sehingga aku bisa bernafas lega saat memandang kepergiannya."Kak! Kenapa, sih harus bertanya seperti itu?" Aku protes kepada Kak Luna yang hanya cengengesan."Memangnya kenapa?" tanyanya tak merasa bersalah sedikitpun.Hah ….Aku menghela nafas dalam, karena percuma saja berbicara dengan Kak Luna, dia tidak akan peduli dengan apa yang aku ucapkan."Ngomong-ngomong, Kakak ngapain kesini?" tanyaku setelah beberapa saat hening."Oh, Kakak sampai lupa, Kakak mau ngasih gosip terbaru buat kamu," katanya sambil menyeringai seram."Gosip? Gosip apa?" tanyaku tak berminat."Yakin kamu nggak tertarik?" tanya Kak Luna berhasil membuatku penasaran."Apa sih, Kak?" tanyaku setengah memaksa."Tadi ada yang lihat Gery dan Tuti tengah bertengkar di tengah jalan, sehingga Ger
last updateLast Updated : 2022-07-03
Read more

131. SEPEDAS BON CABE LEVEL 50 (Bagian A)

Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas131. SEPEDAS BON CABE LEVEL 50 (Bagian A)Aku mengernyit heran saat melihat, ada Bang Gery yang mengikuti langkah Kak Ambar dengan santai.Dia tersenyum manis ke arah Ibu dan aku, namun Ibu langsung memalingkan wajahnya seolah tak suka dengan kedatangan Bang gery yang tidak diundang.Sedangkan Kak Ambar sendiri menatap kami dengan pandangan tak enak, dia seolah tengah tertekan. Dia langsung masuk ke dalam rumah diikuti oleh ku dan juga Ibu.Kami berdua mengekori Kak Ambar sampai ke dalam rumah, sedangkan Bang Gery sendiri saat ini sedang berada di ruang tamu."Ambar! Apa-apaan kamu? Bagaimana bisa Gery berada di sini? Kamu ngajak dia ke sini?" tanya Ibu buru-buru. "Untuk apa? Dia itu bakalan mengacau nantinya," ujar Ibu lagi.Kak Ambar menghela nafas dengan lelah, dia meletakkan belanjaannya di atas meja makan lalu menatap aku dan ibu secara bergantian."Aku juga tidak tahu, Bu. Tadi ketika aku pulang dari warung dia mengikutiku, ketika aku meng
last updateLast Updated : 2022-07-05
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
24
DMCA.com Protection Status