Beranda / Lainnya / Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas / 106. HARUS JAWAB APA? (Bagian A)

Share

106. HARUS JAWAB APA? (Bagian A)

Penulis: Aksara Ocean
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-27 02:35:58

Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas

106. HARUS JAWAB APA? (Bagian A)

POV AUTHOR

"Bang, sini!"

Dewi menarik tangan Abdul dengan tergesa-gesa, Usman yang juga berada di sana sampai terkaget-kaget saat melihat keberingasan Dewi tadi. Karena takut terjadi sesuatu, Usman segera mengikuti pasangan suami istri itu.

Di depan sana Usman bisa melihat Abdul yang juga tengah menolehkan kepalanya ke belakang, menunjukkan raut bertanya. Usman mengangkat bahu karena dia pun tak tahu apa-apa, jika Abdul yang berstatus sebagai suami Dewi saja tidak tahu, bagaimana bisa dia tahu?

Dewi berhenti di kantin rumah sakit, duduk di salah satu kursi dan matanya segera memicing tajam melihat seksama dua pria yang sekarang duduk di depannya.

Satu suaminya dan yang satu temannya semenjak kecil. Dua pria yang kini hanya bisa menatap Dewi dengan pandangan bertanya-tanya.

"Ada apa, sih, Dek?" tanya Abdul pelan.

"Apa yang kalian sembunyikan?" tanya Dewi balik.

Tajam, lurus, dan tanpa tedeng aling-aling. Pertany
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   107. HARUS JAWAB APA? (Bagian B)

    107. HARUS JAWAB APA? (Bagian B)Suara Ahmad terdengar tenang dan juga berwibawa, pakaian nya yang putih bersih sangat cocok dengan wajahnya yang terlihat sangat teduh."Dari kantin, Pak!" kata Abdul sambil menyalami tangan Ahmad."Kapan datang, Pak, Bu?" tanya Usman setelah bergantian ikut menyalami kedua orang tua Abdul."Dari tadi, sih," kata Bu Zainab sambil tersenyum kecil."Kenapa Bapak dan Ibu di luar? Bukannya di dalam ada sofa dan karpet? Ruangan Galuh juga cukup luas," kata Usman ikut mendudukkan dirinya di samping Abdul, yang sudah lebih dahulu duduk."Iya, kami baru saja keluar, kok. Karena di dalam ada dokter yang memeriksa Ellen, dia sudah sadar." Ucapan dari Zainab, sukses membuat Usman melotot dan tak lama kemudian dia segera melakukan sujud syukur."Alhamdulillah, ya Allah …." "Alhamdulillah, hu hu hu, adikku akhirnya sadar …." Dia bersyukur di sela tangisannya."Alhamdulillah ya Allah, akhirnya engkau ijabah doa kami." Abdul berujar dengan sangat haru."Pak, Bu, se

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-27
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   108. MENGANCAM AMBAR (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas108. MENGANCAM AMBAR (Bagian A)Mereka saling memandang dalam diam, pertanyaan Ellen mengharuskan mereka untuk memutar otak. Menjawab pertanyaan Ellen sekarang, sama saja membuat petaka.Karena tadi dokter berpesan, untuk menjaga perasaan Ellen agar dia bisa segera pulih. Dewi gegas mengkode Usman, yang di kode langsung paham.Walau dia tak ada di saat dokter tadi berpesan, tapi dia cukup peka untuk mengerti keadaan. Segera dia mengambil alih pembicaraan, mencoba mengalihkan perhatian Ellen."Dek, Alhamdulillah kamu udah sadar," kata Usman mengusap jemari Ellen dengan ibu jarinya. "Abang senang banget," kata Usman lagi."Iya, Bang! Alhamdulillah," kata Ellen sambil mengusap wajahnya. " Dimana Bang Galuh, Bang?" kata Ellen pelan.Usman segera menyingkir agar Ellen bisa melihat, tubuh Galuh yang masih terbaring lemah di ranjang sebelahnya, mata Ellen langsung berkaca-kaca, tangan kurusnya menutup mulutnya guna menahan isak tangisnya yang mulai mun

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-27
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   109. MENGANCAM AMBAR (Bagian B)

    109. MENGANCAM AMBAR (Bagian B)"Ya sudah, Mbak, hati-hati di jalan. Sampaikan salam kami pada Rahma dan suaminya," kata Ajeng sambil memeluk Zainab."Iya, nanti kami sampaikan," kata Zainab sambil membalas pelukan besannya itu. "Ellen, cepat sembuh ya! Jangan banyak pikiran dan harus selalu tenang," ujar Zainab pada Ellen.Dia mengelus lengan Ellen dengan lembut, dan juga sedikit merapikan selimut yang melorot jatuh di pangkuan Ellen. Rautnya yang memancarkan aura hangat, sukses membuat siapapun tenang bila menatapnya."Iya, Bu! Terima kasih ya, Bu, udah nyempetin datang ke sini," ujar Ellen dengan lembut, senyum kecil mengembang di wajahnya yang masih terlihat sedikit sayu."Semoga Galuh juga bisa cepat sadar lagi, ya," kata Zainab sembari menatap Galuh yang masih terbaring."Aamiin, Bu, mohon doanya," kata Ellen sedih."Man, kami pergi dulu, ya," ujar Ahmad sembari menyalami Rohman.Ayah Ellen itu pun segera mendekap temannya itu dengan hangat dan mengucapkan beribu terima kasih ka

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-27
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   110. PERTUKARAN (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas110. PERTUKARAN (Bagian A)POV AJENGAku duduk di depan ruangan Galuh dengan dada yang bergemuruh, baru saja Ambar menelpon dan dia mengatakan perihal ancaman yang diberikan Ratmi padanya. Ratmi melaporkan Galuh ke polisi, anakku yang baru saja keluar dari masa kritisnya dilaporkan ke polisi! Ratmi benar-benar keterlaluan!Nafasku naik turun, menahan gejolak amarah dan juga kecemasan. Bagaimanapun juga, memang Galuh telah menghajar Gery.Tapi, apakah aku harus mencabut tuntutan untuk Gery, agar Galuh tidak masuk penjara? Ratmi ingin melakukan pertukaran, kebebasan Gery ditukar dengan kebebasan Galuh.Dasar wanita licik! Aku benar-benar membenci Ratmi dan menyesali kenapa dia bisa menjadi besanku dulu. Aku sangat menyayangkan, kenapa pernah menyayangi Gery dan menganggapnya sebagai menantu terbaik di dunia.Hah ….Aku menghela nafas panjang, berusaha menenangkan diri agar tidak mengambil keputusan yang salah. Tidak mungkin aku membiarkan Galuh m

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-27
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   111. PERTUKARAN (Bagian B)

    111. PERTUKARAN (Bagian B)"Ya Allah, Mbak nggak nyangka Ratmi jadi seperti ini!" kata Mbak Mai dengan geram. "Dia ini kenapa ngeyel sekali sih? Anaknya yang jahat, tapi malah menyusahkan keluarga orang lain!" katanya emosi."Maka dari itu aku mau pulang, Mbak, Mas. Biar aku selesaikan masalah ini terlebih dahulu, bagaimanapun juga aku tidak bisa melihat Galuh di penjara!" kataku sendu."Ya sudah, kalau kamu mau pulang, silahkan! Percayakan Galuh di sini bersama kami, kami akan menjaga dia!" kata Mas Rohman dengan lembut. "Kamu tidak usah khawatir, selesaikan masalah yang di sana. Apapun keputusan yang kamu ambil, kami percaya kamu sudah memikirkannya masak-masak!" lanjutnya lagi dengan bijak.Aku mengangguk mantap, dan segera melihat ke arah Dewi yang tengah mengemasi peralatan kami. Aku tahu, dia pasti berat meninggalkan Galuh di sini."Wi, sudah siap?" tanyaku pelan."Bu, tidak bisakah aku tetap di sini?" Dia malah balik bertanya."Wi, temani Ibumu. Galuh akan kami jaga dengan baik

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-27
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   112. HILANG KESABARAN (Bagian A)

    Menantu Lemas, Ipar Panas, Mertua Lemas112. HILANG KESABARAN (Bagian A)POV RATMIAjeng terlihat menatapku dengan pandangan jijik, dan jujur saja itu membuat darahku mendidih seketika. Aku tidak suka pandangannya itu, seolah dialah yang paling hebat di dunia ini dan aku hanya sampah kotor di matanya.Dasar sialan!Dia memutar bola matanya dengan malas, dan berbalik kembali ke arah ambar. Aku hanya diam dan mengamati terlebih dahulu, dasar besan edan."Ayo, masuk!" katanya pada Ambar. "Banyak setan di sini," katanya dengan ketus."Kak Dewi mana, Bu?" tanya Ambar sambil melihat ke sekeliling.Oh, ternyata dia bersama anaknya yang lumayan bar-bar itu, tapi kenapa dia hanya sendirian turun dari mobil? Dan apa katanya tadi? Setan? Sialan sekali dia!"Di mobil, masih nelpon tadi," katanya menyahuti ucapan ambar. "Maklum kakakmu banyak urusan," katanya dengan sangat sok."Heh, besan sialan! Sudah tuli?" kataku memanasi. "Makanya jangan kebanyakan drama, jadi tuli, kan?" kataku mengejek.Sa

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-01
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   113. HILANG KESABARAN (Bagian B)

    113. HILANG KESABARAN (Bagian B)Namun darahku segera mendidih karena Ambar terlihat menepis tangan Gery, hingga anak lanangku itu sedikit tersentak dan mundur ke belakang."Heh, yang sopan dong!" sentak Sarah tidak terima.Mereka diam saja dan kembali menikmati minuman kaleng mereka, tidak memperdulikan kami yang sedang berada di sini. Aku mengeritkan gigiku dengan geram.Jijik luar biasa dengan tingkah mereka yang sama sekali tidak menghargai kami, benar-benar tidak punya sopan santun!"Dek, pulang yuk! Abang mau mandi, badan Abang lengket sekali rasanya," kata Gery lagi belum menyerah mengajak Ambar."Pulang kemana?" tanya Ambar dengan kening berkerut. "Ya ke rumah, dong! Gimana, sih, kamu ini, Dek!" kata Gery menimpali."Rumah siapa?" tanya Ambar lagi."Rumah kita, lah!" jawab Gery sumringah."Sejak kapan kau membeli rumah, Bang?" tanya Ambar dengan nada mengejek.Sialan! Mau sekali aku menggaruk wajahnya itu jika saja tidak mengingat ini di kantor polisi, lagi pula aku kan dalam

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-01
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   114. MENOLAK BERCERAI (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas114. MENOLAK BERCERAI (Bagian A)Aku terdiam dengan mata memejam, tapi kok tidak sakit, ya? Padahal suaranya kenceng, loh. Dengan perlahan aku membuka mata, dan bisa melihat kalau tangan Ajeng tengah ditahan oleh Abdul."Lepaskan ibu, Dul. Kenapa kamu tepis tangan Ibu?" tanya Ajeng terlihat sangat marah. "Lepaskan Ibu!" katanya lagi.Wah, wah, ternyata tangannya ditepis oleh Abdul. Sialan sekali suami Dewi ini, tidak ada otaknya. Padahal sedikit lagi tadi, aku bisa memasukkan Ajeng ke dalam penjara. Atau minimal, dia harus membayar uang damai sebanyak ratusan juta dulu baru aku lepaskan. Aku tadi sudah siap lahir batin padahal mau menerima tamparan dari Ajeng, walau keras tapi aku akan terima dengan senang hati."Kalau aku lepaskan, maka Ibu akan membuat semua ini menjadi sia-sia!" kata Abdul dengan tenang. "Bukankah pengorbanan kita sudah cukup?" katanya lagi.Halah, dasarnya manusia sok hebat, ya selalu ikut campur urusan orang. Sok menaseha

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-01

Bab terbaru

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   235. (ENDING) CUPLIKAN SEASON 2 (Bagian B)

    235. (ENDING) CUPLIKAN SEASON 2 (Bagian B)“Bang Usman?”Usman menghentikan langkahnya seketika, panggilan yang baru saja di dengarnya berhasil menarik atensinya agar berhenti sebentar dari kegiatannya.“Ya?” tanyanya sopan.Usman belum pernah melihat wanita ini, cantik, muda, dan juga terlihat sangat lembut. Dan wanita ini juga terlihat cukup ramah, entah kenapa Usman seperti pernah melihatnya.“Apa Ellena ada di rumah?” tanyanya pelan.“Ellena?” Usman mengulang pertanyaan wanita itu.Dia mengernyit heran dan kemudian langsung menatap wanita itu dari atas ke bawah dengan pandangan menyelidik, berusaha kembali mengingat siapa sebenarnya wanita ini.Namun nihil, Usman sama sekali tidak mendapatkan secuil pun ingatan tentangnya.“Maaf, anda siapa?” tanya Usman ingin tahu.“Oh, maaf, saya lupa memperkenalkan diri. Saya Veya, saya adalah suster yang akan menjaga Ellena!” katanya tegas. “Apa Ellena di rumah?” tanyanya lagi.Suster? Apakah wanita ini adalah suster yang dikatakan Indra? Sust

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   234. (ENDING) CUPLIKAN SEASON 2 (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas234. (ENDING) CUPLIKAN SEASON 2 (Bagian A)POV ELLENA Aku sudah banyak berpikir, dan memikirkan hal ini berulang-ulang kali. Dan aku sudah memutuskan kalau berpisah dengan Bnag Galuh adalah keputusan yang tepat.Dia adalah penerus keluarga Dirga, dan jika kami kekeh untuk bersama maka kemungkinan besarnya adalah darah keluarga Dirga akan terputus hanya di Bang Galuh saja.Aku tidak bisa memberinya keturunan, dan mungkin lebih baik kalau dia menikah dengan orang lain dan hidup bahagia bersama keluarga kecilnya.Taraf paling tinggi dalam mencintai adalah ikhlas, dan aku akan mencoba mengikhlaskan Bang Galuh dan berusaha melepaskannya dengan dada yang lapang.Mencintainya, bukan berarti mengikatnya dengan duri yang terlilit hingga mengeluarkan darah. Definisi cinta bagiku adalah, membiarkan dia menemukan kebahagiaannya yang lain.Jika aku bukanlah pelabuhan terakhirnya, maka aku akan membantu angin agar meniup layarnya hingga menemukan pelabuhan y

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   233. BERCERAI (Bagian B)

    233. BERCERAI (Bagian B)“Besok di cek aja, Dek. Takutnya ada yang kurang atau ada yang harus dibeli,” ujar Bang Usman memberi saran. “Oke,” sahutku cepat.“Rumah kalian gimana?” tanya Bang Usman tiba-tiba.Aku dan Bang Galuh terdiam, kami memang belum ada pembahasan tentang ini. Aku sebenarnya juga bingung, jujur saja aku berat meninggalkan rumah lamaku, tapi aku juga berat meninggalkan rumah ini kosong.Bukan karena rumah ini lebih nyaman ataupun lebih besar dan mewah, yang membuat aku berat meninggalkannya adalah memori Bapak dan Ibu yang ada di sini. Jika aku di rumah ini, setidaknya aku bisa selalu mengenang mereka.“Aku sih, ikut Ellen saja, Bang,” ujar Bnag Galuh bijak. “Di mana dia bisa merasa nyaman dan aman, maka di situ kami akan tinggal,” katanya lagi sambil tersenyum.“Nah, Dek … kamu mau di mana?” kata Bang Usman sambil menghadap ke arahku. “Kalau di sini, rumah kalian di kontrakkan saja, daripada rusak,” lanjutnya memberi usul.Aku terdiam dan menimbang, bagaimanapun j

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   232. BERCERAI (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas232. BERCERAI (Bagian A)Setelah perdebatan yang cukup alot dan juga lama, akhirnya Wak Nurma dan juga Bang Diky serta Kak Nuri sepakat untuk pulang besok. Walaupun sebenarnya, Wak Nurma dan juga Bang Diky terlihat masih keberatan akan permintaan yang diberikan oleh Kak Nuri. Karena memang, yang sangat ngotot untuk pulang adalah Kak Nuri.Entah karena bentakan Bang Galuh tadi, atau karena dia memang sudah sadar kalau selama ini sudah menjadi benalu di rumahku.Yah, yang manapun tidak menjadi masalah. Yang penting mereka tidak di sini, bukannya aku kejam ataupun tidak tidak punya hati, tapi memang aku tidak tahan akan kelakuan mereka yang seenak jidat dan juga keterlaluan.Sekarang berhutang pada Bu Saodah dan juga Mpok Lela, tapi besok-besok bisa saja mereka mengulangi perbuatan mereka ini pada orang lain dan kembali mengatasnamakan aku.Bang Diky dan juga Kak Nuri memang keterlaluan, bahkan mereka sama sekali tidak ada mengeluarkan kata maaf k

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   231. EMOSI BANG GALUH (Bagian B)

    231. EMOSI BANG GALUH (Bagian B)"Salahnya adalah … kalian yang terlalu sok tahu! Tutup mulut kalian, jangan sampai aku mendengar hal-hal seperti ini lagi. Atau aku bersumpah, akan merobek mulut kalian!" ujar bang Galuh dengan tajam."Galuh, kami hanya bercanda!" sahut Bang Diky sambil terkekeh kecil."Kalian keterlaluan, Diky, Nuri!" ujar Bulek Rosma pelan. "Masalah keturunan bukanlah hal yang bisa dijadikan candaan!" lanjutnya dengan tajam."Bulek, mereka saja yang terlalu sensitif!" sahut Bang Diky cepat, senyumnya hilang berganti rengutan kesal."Sensitif? Jika kalian bercanda, dan hanya kalian yang merasa itu adalah hal lucu dan hanya kalian yang tertawa. Berarti ada kesalahan di dalam candaan kalian!" sahut Bulek Rosma. "Jangan berlindung dibalik kata 'terlalu sensitif', karena bisa jadi yang kalian tertawakan adalah sesuatu yang mereka perjuangkan!" lanjutnya lagi.War Nurma dan keluarganya terdiam, walau aku yakin kalau mereka masih gatal ingin membalas tapi mereka memilih pi

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   230. EMOSI BANG GALUH (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas230. EMOSI BANG GALUH (Bagian A)BRAK!Meja kokoh yang terbuat dari kayu jati itu sukses bergetar dengan kuat, dan ….Prang!Asbak cantik yang terbuat dari kristal itu pun jatuh menghantam lantai, pecah berkeping-keping hingga menjadi butiran kecil.Semua orang tersentak kaget, dan semuanya sontak melotot kaget dan menatap si pelaku yang tak lain dan tak bukan adalah Bang galuh.Wajahnya memerah menahan amarah, dan nafasnya memburu dengan kuat. Dadanya naik turun berusaha menormalkan detak jantungnya, aku tahu benar kalau lelaki kesayanganku itu tengah sangat marah saat ini."Jaga mulutmu!" desisnya tajam.Kak Nuri tergagap, instingnya sebagai wanita pasti mengatakan padanya untuk menjauh. Dia beringsut mundur ke belakang tubuh Bang Diky, badannya bergetar pelan dan keringat dingin mengalir di pelipisnya.Ditekan oleh aura mendominasi sekuat ini, jelas membuat siapapun menjadi gentar. Apalagi dia adalah seorang wanita, bahkan Bang Diky saja belu

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   229. ELLENA YANG PERKASA (Bagian B)

    229. ELLENA YANG PERKASA (Bagian B)"Aku tidak bercanda!" balasku tegas. "Aku tidak mau menampung benalu, dan aku tidak mau menjual tanahku!" kataku lagi."Sombong sekali kamu, Ellen!" ujar Kak Nuri marah."Iya, dong. Sombong adalah nama tengahku!" kataku cuek.Wajah mereka terlihat memerah, mungkin mereka tidak terima dengan apa yang aku katakan. Tapi biarlah, memang sekali sekali mereka wajib diberi pelajaran.“Kamu juga, Luh. Tidak bisa tegas sebagai seorang suami!” kata Kak Nuri tiba-tiba.“Maksud Kakak apa?” tanya Bang Galuh heran. “Ya iya, kana kata Kakakmu itu, kamu banyak warisan. punya harta dan tidak mengharapkan punya Ellen. Kalau gitu, ya suruh istrimu ini ngasih tanahnya buat kami, dong!’ katanya santai.Bang Galuh sontak menganga lebar, sedangkan aku mala menahan mulutku agar tidak tertawa. Ngadi-ngadi ni, Kak Nuri … mau mengatur harta orang dia.“Loh, mana bisa begitu, Kak. Milik Ellen adalah sepenuhnya punya dia, aku mana ada hak untuk mengatur-aturnya!” kata Bang Gal

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   228. ELLENA YANG PERKASA (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas228. ELLENA YANG PERKASA (Bagian A)"Woah, tunggu dulu!" Aku memotong ucapan Bang Diky, dengan cara mengangkat tanganku di depan dada. Dia terlihat langsing terdiam, namun matanya menatapku dengan tajam."Asal? Asal apa? Kalian mengajukan syarat padaku? Begitu?" tanyaku santai. "Lucu sekali," lanjutku sambil menatapnya.Bang Diky dan Wak Nurma sontak saling berpandangan, dan tak sengaja aku melihat kalau Kak Nuri sedang mencubit kecil tangan suaminya itu."Kalau begitu kami tidak akan pergi!" kata Bang Diky tegas."Lah, aku yang punya rumah sudah tidak mau kalian tumpangi. Apa tidak malu? Kok betah banget menjadi benalu?" sindirku kepada mereka."Dek!" Bang Galuh kembali menegur, dan dia menggeleng pelan.Aku mendengus, kesal sekali rasanya dengan mereka. Bukannya mendapat pencerahan, dan kemudian sadar, eh, malah sok mengajukan syarat padaku.Memangnya mereka siapa? Saudara boleh saudara, tapi saudara yang baik dan sopan lah yang akan aku angg

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   228. PENGUSIRAN KELUARGA WAK NURMA (Bagian B)

    228. PENGUSIRAN KELUARGA WAK NURMA (Bagian B)"Dan sekarang, saat mereka datang ke sini untuk menagih perbuatan kalian, kalian berdua malah berpura-pura tidak tahu dan melimpahkan semuanya pada Wak Nurma!" kataku panjang lebar. "Manusia namanya itu?" tanyaku lagi dengan ketus.Semua orang di sini terdiam dan mendengarkan ucapanku, aku yang emosi adalah yang terburuk."Dia Ibu kalian, dan Kakak dari Ibuku! Itu artinya dia juga adalah Ibuku, pengganti orang tuaku! Aku tidak terima kalian melakukan hal itu pada beliau!" kataku lagi. "Tapi kalian malah bersikap seenaknya, apa kalian memikirkan Wak Nurma, hah?" tanyaku lagi."Bila kalian tidak bisa memberi, setidaknya jangan menyusahkan!" kataku dengan nafas terengah.Wak Nurma yang mendengar ucapanku terlihat terdiam, sedangkan Kak Nuri dan Bang Diky masih menatapku marah."Apa kalian tahu rasanya tidak mempunyai orang tua lagi? Aku bahkan rela melakukan apapun, asal Ibu dan Bapak kembali," kataku lirih."Lebay!" Aku menatap Kak Nuri den

DMCA.com Protection Status