115. MENOLAK BERCERAI (Bagian B)Sialan! Semakin lama menantu ku itu semakin berani, untuk membantah kata-kata Gery. Pantas saja anakku dulu melakukan kekerasan kepadanya, ternyata memang benar apa yang dikatakan oleh Sarah, Ambar memang pantas untuk dihajarBukankah tugas seorang suami untuk mengajar istrinya bila istrinya salah? Dan ini adalah termasuk kesalahan yang paling besar bagi seorang istri, ketika dia tidak mau membagi apa yang dimilikinya kepada keluarga suaminya.Hanya gara-gara uang tujuh puluh lima juta, mereka mempermalukan kami seperti ini. Memangnya dia pikir kami akan membayarnya? Enak saja!Tidak akan aku lupakan apa yang mereka perlakukan kepada gary, mereka menjelaskan Gary ke dalam penjara. Dan kini aku harus membayar uang tujuh puluh lima juta itu? Jangan mimpi!"Dek keluargaku adalah keluargamu juga, bagaimana bisa kau berucap seperti itu?" tanya Gery sambil memasang wajah sedih.Namun Ambar hanya mendengus dan memalingkan wajahnya, seolah tidak mau menatap b
Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas116. CURIGA (Bagian A)POV ELLENAAku terbangun dengan perasaan badan yang terasa sangat segar, dan juga tidak merasakan sakit seperti waktu pertama kali aku bangun.Mataku mengedarkan ke sekeliling, dan menemukan Bang Usman yang tengah tertidur di sofa, dan juga Bang Galuh masih tertidur di ranjang yang ada di sebelahku.Wajahnya yang tampan terlihat sangat pulas, dan juga tenang. Setidaknya aku kini tidak terlalu khawatir, karena aku sudah memastikan bahwa suamiku baik-baik saja, ketika dia bangun semalam.Eughhh ….Suara lenguhan yang dikeluarkan oleh Bang Galuh, membuat aku menoleh kepadanya. Terlihat lah suamiku itu juga tengah menoleh ke arahku, dia tersenyum dengan sangat lembut.Rasa-rasanya sudah sangat lama aku tidak melihat senyumannya, padahal kata Ibu aku hanya berbaring selama tiga hari di sini dan kemarin aku sudah sadar, tapi tetap saja tiga hari itu terasa berat dan juga sangat lama."Kamu udah bangun dari tadi, Dek?" tanya Bang
117. CURIGA (Bagian B)"Sudahlah, tidak usah dipikirkan. Mungkin besok mereka sudah kembali ke sini, atau kalau kalian itu bisa pulih dengan cepat kita bisa segera pulang ke desa tanpa menunggu mereka ke sini," kata Bang Usman dengan nada riang.Melihat bang Usman yang terlihat sangat senang, aku dan Bang Galuh juga ikut tersenyum, membayangkan kalau kami akan kembali ke desa dan memulai kehidupan yang baru di sana.Apalagi ingat kalau saat ini Bang Galuh tengah membangun sebuah bengkel untuk reparasi alat-alat elektronik, jujur saja keinginanku untuk sembuh semakin terasa menggebu-gebu.Suara pintu yang dibuka sukses membuat kami bertiga menoleh ke arah pintu, di sana datanglah seorang dokter dan dua orang perawat.Mereka masuk dengan senyuman yang sangat menenangkan, dokter itu menyapa Bang Usman sebentar dan beranjak memeriksa aku dan Bang Galuh.Dia sedikit berbincang kepada perawatnya yang dengan sigap langsung menulis di papan catatan, Bang Usman berdiri dan mendekat."Bagaimana
Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas118. KEMBALI KE RUMAH (Bagian A)Ketika sampai di rumah aku langsung merebahkan tubuhku ke atas ranjang, ranjang yang sudah hampir satu minggu tidak aku tiduri karena aku harus menginap di rumah sakit akibat kecelakaan beberapa waktu yang lalu. Mertuaku dan juga yang lainnya masih berada di luar, tepatnya di ruang tamu. Mereka sedang berbincang kecil dengan Bang Marwan dan juga Bang Sugeng yang sedang berkunjung dan menjenguk Bang Galuh.Sedangkan orang tuaku dan juga Bang Usman telah pulang ke rumah masing-masing, setelah tadi mengantar kami sampai disini, mereka mengatakan akan kembali lagi besok pagi.Sedangkan di dapur Kak Dewi dan Kak Ambar sedang memasak untuk makan malam.Aku sebenarnya ingin membantu tetapi mereka memperlakukanku seolah aku adalah anak kecil. Suasana di kamarku tidak berubah masih menenangkan dan juga mampu membuat tubuhku nyaman.Akibat tubuh yang lelah dan juga perjalanan yang jauh aku merasa sangat mengantuk dan tida
119. KEMBALI KE RUMAH (Bagian B)Perbuatannya yang mencuri di kebun sawit miliknya, hingga menyebabkan keluarga mereka rugi puluhan juta, dan juga tindak penganiayaan yang dilakukannya pada Ambar, adalah kesalahan yang tidak bisa ditolerir lagi.Menjelang tengah malam Sugeng dan juga Marwan pamit untuk pulang, setelah sebelumnya sempat ikut makan malam dan juga berbincang puas dengan Galuh.Mereka seolah menyalurkan rindu yang sudah satu minggu ini mereka tahan, akibat tidak bertemu dengan temannya ini, apalagi Galuh dirawat di rumah sakit di kota yang jauh dari desa mereka.Setelah Marwan dan Sugeng pulang, rumah tiba-tiba terasa sangat sepi. Ambar dan juga Dewi sudah masuk ke dalam kamar tamu, yang tertinggal di ruang tamu hanyalah Abdul yang akan tidur di sofa malam ini.Sedangkan Ajeng kini tengah berada di teras, bersama dengan Galuh. Ajeng sudah membulatkan tekadnya untuk memperbaiki hubungannya, dengan anak lelaki satu-satunya itu.Hening dan sepi melingkupi mereka berdua, kare
Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas120. RENCANA GERY DAN TUTI (Bagian A)Pagi ini suasana terasa hangat di rumah Ellen dan Galuh yang biasanya sangat sepi, kini ada Ajeng, Dewi, Abdul serta Ambar juga Ibra di sana, mereka semua tengah menikmati sarapan pagi dengan tenang dan juga nyaman.Sesekali obrolan kecil dan juga ocehan imut Ibra turut mengiringi sarapan pagi mereka, suapan demi suapan makanan yang dimasak Ambar dan juga Dewi terasa sangat enak pagi ini.Tidak ada suasana canggung lagi antara Ajeng dan Galuh, yang ada hanyalah aura hangat kekeluargaan. Ajeng sangat perhatian dengan Galuh dia mengambilkan makanan anaknya ke dalam piring, dan memberikan obat yang sudah dibuka kepada anak dan menantunya itu.Dewi dan Ambar yang melihat kedekatan antara ibunya dan juga adiknya merasa sangat senang, mereka tahu hal inilah yang diinginkan Galuh dari dulu.Hal sederhana namun sangat sulit dilakukan oleh Ajeng, hal sederhana yang sangat sulit didapatkan oleh Galuh. Namun kini semua
121. RENCANA GERY DAN TUTI (Bagian B)"Bang! Abang bilang akan mengambil motor itu, tapi mana buktinya?" ucap Tuti dengan manja.Dia tengah bersandar di bahu Gery, saat ini mereka tengah duduk di bibir ranjang. Pakaian Tuti yang seksi dan juga amat menggoda membuat mata Gery jelalatan ke sana ke mari.Dan dengan santainya Tuti semakin menentukan tubuhnya, sehingga Gary bisa melihat belahan dada Tuti yang berisi. Gerry menelan ludah melihat pemandangan itu, namun ketika dia hendak mencicipi hidangan yang diberikan oleh Tuti, si empunya badan menghindar ke samping sehingga Gerry hanya menggapai angin."Jangan harap kamu bisa menyentuhku Bang sebelum motor itu sampai ke tanganku," ujar Tuti dengan ketus."Dek, Iya! Pasti akan abang usahakan, tapi kamu harus sabar! Karena motor itu kan sekarang ada di tangan Ambar, jadi Abang harus pelan-pelan dan mengatur strategi untuk mengambilnya kembali," kata Gery berusaha meyakinkan Tuti."Halah … Bilang saja Abang memang sengaja, memberikan motor
Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas122. KEKESALAN RATMI (Bagian A)POV AUTHOR"Assalamualaikum!" "Waalaikumsalam, hati-hati ya, Bang!" Ellena memandang kepergian Galuh dengan sunggingan senyuman di bibir, Galuh sudah sangat sehat sekarang. Lelaki dua puluh delapan tahun itu kini sudah bisa kembali menjalankan aktivitasnya seperti biasa.Pagi ini dia akan mendatangi Wak Ijal untuk kembali belajar tentang reparasi alat elektronik, yang kemarin sempat ditinggalkannya karena sakit.Galuh juga akan mengecek bangunan bengkelnya, karena Gitok tadi malam mengirimkan pesan melalui Wa, dan mengatakan kalau kalau bangunan itu akan segera rampung.Galuh berharap bangunan bengkel itu rampung bersamaan dengan selesainya pelajaran yang dia terima dari Wak Ijal, Galuh tidak sabar untuk segera membuka usaha yang lebih besar.Sedangkan Ellena akan membuka kembali usaha jahitnya yang juga tertutup, semenjak dia sakit. Karena memang sudah banyak orang yang menanyakan, kapan usaha jahitnya kembali