Share

114. MENOLAK BERCERAI (Bagian A)

Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas

114. MENOLAK BERCERAI (Bagian A)

Aku terdiam dengan mata memejam, tapi kok tidak sakit, ya? Padahal suaranya kenceng, loh. Dengan perlahan aku membuka mata, dan bisa melihat kalau tangan Ajeng tengah ditahan oleh Abdul.

"Lepaskan ibu, Dul. Kenapa kamu tepis tangan Ibu?" tanya Ajeng terlihat sangat marah. "Lepaskan Ibu!" katanya lagi.

Wah, wah, ternyata tangannya ditepis oleh Abdul. Sialan sekali suami Dewi ini, tidak ada otaknya. Padahal sedikit lagi tadi, aku bisa memasukkan Ajeng ke dalam penjara.

Atau minimal, dia harus membayar uang damai sebanyak ratusan juta dulu baru aku lepaskan. Aku tadi sudah siap lahir batin padahal mau menerima tamparan dari Ajeng, walau keras tapi aku akan terima dengan senang hati.

"Kalau aku lepaskan, maka Ibu akan membuat semua ini menjadi sia-sia!" kata Abdul dengan tenang. "Bukankah pengorbanan kita sudah cukup?" katanya lagi.

Halah, dasarnya manusia sok hebat, ya selalu ikut campur urusan orang. Sok menaseha
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status