Beranda / Lainnya / Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas / 113. HILANG KESABARAN (Bagian B)

Share

113. HILANG KESABARAN (Bagian B)

Penulis: Aksara Ocean
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-01 02:34:41

113. HILANG KESABARAN (Bagian B)

Namun darahku segera mendidih karena Ambar terlihat menepis tangan Gery, hingga anak lanangku itu sedikit tersentak dan mundur ke belakang.

"Heh, yang sopan dong!" sentak Sarah tidak terima.

Mereka diam saja dan kembali menikmati minuman kaleng mereka, tidak memperdulikan kami yang sedang berada di sini. Aku mengeritkan gigiku dengan geram.

Jijik luar biasa dengan tingkah mereka yang sama sekali tidak menghargai kami, benar-benar tidak punya sopan santun!

"Dek, pulang yuk! Abang mau mandi, badan Abang lengket sekali rasanya," kata Gery lagi belum menyerah mengajak Ambar.

"Pulang kemana?" tanya Ambar dengan kening berkerut.

"Ya ke rumah, dong! Gimana, sih, kamu ini, Dek!" kata Gery menimpali.

"Rumah siapa?" tanya Ambar lagi.

"Rumah kita, lah!" jawab Gery sumringah.

"Sejak kapan kau membeli rumah, Bang?" tanya Ambar dengan nada mengejek.

Sialan! Mau sekali aku menggaruk wajahnya itu jika saja tidak mengingat ini di kantor polisi, lagi pula aku kan dalam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   114. MENOLAK BERCERAI (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas114. MENOLAK BERCERAI (Bagian A)Aku terdiam dengan mata memejam, tapi kok tidak sakit, ya? Padahal suaranya kenceng, loh. Dengan perlahan aku membuka mata, dan bisa melihat kalau tangan Ajeng tengah ditahan oleh Abdul."Lepaskan ibu, Dul. Kenapa kamu tepis tangan Ibu?" tanya Ajeng terlihat sangat marah. "Lepaskan Ibu!" katanya lagi.Wah, wah, ternyata tangannya ditepis oleh Abdul. Sialan sekali suami Dewi ini, tidak ada otaknya. Padahal sedikit lagi tadi, aku bisa memasukkan Ajeng ke dalam penjara. Atau minimal, dia harus membayar uang damai sebanyak ratusan juta dulu baru aku lepaskan. Aku tadi sudah siap lahir batin padahal mau menerima tamparan dari Ajeng, walau keras tapi aku akan terima dengan senang hati."Kalau aku lepaskan, maka Ibu akan membuat semua ini menjadi sia-sia!" kata Abdul dengan tenang. "Bukankah pengorbanan kita sudah cukup?" katanya lagi.Halah, dasarnya manusia sok hebat, ya selalu ikut campur urusan orang. Sok menaseha

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-01
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   115. MENOLAK BERCERAI (Bagian B)

    115. MENOLAK BERCERAI (Bagian B)Sialan! Semakin lama menantu ku itu semakin berani, untuk membantah kata-kata Gery. Pantas saja anakku dulu melakukan kekerasan kepadanya, ternyata memang benar apa yang dikatakan oleh Sarah, Ambar memang pantas untuk dihajarBukankah tugas seorang suami untuk mengajar istrinya bila istrinya salah? Dan ini adalah termasuk kesalahan yang paling besar bagi seorang istri, ketika dia tidak mau membagi apa yang dimilikinya kepada keluarga suaminya.Hanya gara-gara uang tujuh puluh lima juta, mereka mempermalukan kami seperti ini. Memangnya dia pikir kami akan membayarnya? Enak saja!Tidak akan aku lupakan apa yang mereka perlakukan kepada gary, mereka menjelaskan Gary ke dalam penjara. Dan kini aku harus membayar uang tujuh puluh lima juta itu? Jangan mimpi!"Dek keluargaku adalah keluargamu juga, bagaimana bisa kau berucap seperti itu?" tanya Gery sambil memasang wajah sedih.Namun Ambar hanya mendengus dan memalingkan wajahnya, seolah tidak mau menatap b

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-01
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   116. CURIGA (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas116. CURIGA (Bagian A)POV ELLENAAku terbangun dengan perasaan badan yang terasa sangat segar, dan juga tidak merasakan sakit seperti waktu pertama kali aku bangun.Mataku mengedarkan ke sekeliling, dan menemukan Bang Usman yang tengah tertidur di sofa, dan juga Bang Galuh masih tertidur di ranjang yang ada di sebelahku.Wajahnya yang tampan terlihat sangat pulas, dan juga tenang. Setidaknya aku kini tidak terlalu khawatir, karena aku sudah memastikan bahwa suamiku baik-baik saja, ketika dia bangun semalam.Eughhh ….Suara lenguhan yang dikeluarkan oleh Bang Galuh, membuat aku menoleh kepadanya. Terlihat lah suamiku itu juga tengah menoleh ke arahku, dia tersenyum dengan sangat lembut.Rasa-rasanya sudah sangat lama aku tidak melihat senyumannya, padahal kata Ibu aku hanya berbaring selama tiga hari di sini dan kemarin aku sudah sadar, tapi tetap saja tiga hari itu terasa berat dan juga sangat lama."Kamu udah bangun dari tadi, Dek?" tanya Bang

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-01
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   117. CURIGA (Bagian B)

    117. CURIGA (Bagian B)"Sudahlah, tidak usah dipikirkan. Mungkin besok mereka sudah kembali ke sini, atau kalau kalian itu bisa pulih dengan cepat kita bisa segera pulang ke desa tanpa menunggu mereka ke sini," kata Bang Usman dengan nada riang.Melihat bang Usman yang terlihat sangat senang, aku dan Bang Galuh juga ikut tersenyum, membayangkan kalau kami akan kembali ke desa dan memulai kehidupan yang baru di sana.Apalagi ingat kalau saat ini Bang Galuh tengah membangun sebuah bengkel untuk reparasi alat-alat elektronik, jujur saja keinginanku untuk sembuh semakin terasa menggebu-gebu.Suara pintu yang dibuka sukses membuat kami bertiga menoleh ke arah pintu, di sana datanglah seorang dokter dan dua orang perawat.Mereka masuk dengan senyuman yang sangat menenangkan, dokter itu menyapa Bang Usman sebentar dan beranjak memeriksa aku dan Bang Galuh.Dia sedikit berbincang kepada perawatnya yang dengan sigap langsung menulis di papan catatan, Bang Usman berdiri dan mendekat."Bagaimana

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-01
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   118. KEMBALI KE RUMAH (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas118. KEMBALI KE RUMAH (Bagian A)Ketika sampai di rumah aku langsung merebahkan tubuhku ke atas ranjang, ranjang yang sudah hampir satu minggu tidak aku tiduri karena aku harus menginap di rumah sakit akibat kecelakaan beberapa waktu yang lalu. Mertuaku dan juga yang lainnya masih berada di luar, tepatnya di ruang tamu. Mereka sedang berbincang kecil dengan Bang Marwan dan juga Bang Sugeng yang sedang berkunjung dan menjenguk Bang Galuh.Sedangkan orang tuaku dan juga Bang Usman telah pulang ke rumah masing-masing, setelah tadi mengantar kami sampai disini, mereka mengatakan akan kembali lagi besok pagi.Sedangkan di dapur Kak Dewi dan Kak Ambar sedang memasak untuk makan malam.Aku sebenarnya ingin membantu tetapi mereka memperlakukanku seolah aku adalah anak kecil. Suasana di kamarku tidak berubah masih menenangkan dan juga mampu membuat tubuhku nyaman.Akibat tubuh yang lelah dan juga perjalanan yang jauh aku merasa sangat mengantuk dan tida

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-02
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   119. KEMBALI KE RUMAH (Bagian B)

    119. KEMBALI KE RUMAH (Bagian B)Perbuatannya yang mencuri di kebun sawit miliknya, hingga menyebabkan keluarga mereka rugi puluhan juta, dan juga tindak penganiayaan yang dilakukannya pada Ambar, adalah kesalahan yang tidak bisa ditolerir lagi.Menjelang tengah malam Sugeng dan juga Marwan pamit untuk pulang, setelah sebelumnya sempat ikut makan malam dan juga berbincang puas dengan Galuh.Mereka seolah menyalurkan rindu yang sudah satu minggu ini mereka tahan, akibat tidak bertemu dengan temannya ini, apalagi Galuh dirawat di rumah sakit di kota yang jauh dari desa mereka.Setelah Marwan dan Sugeng pulang, rumah tiba-tiba terasa sangat sepi. Ambar dan juga Dewi sudah masuk ke dalam kamar tamu, yang tertinggal di ruang tamu hanyalah Abdul yang akan tidur di sofa malam ini.Sedangkan Ajeng kini tengah berada di teras, bersama dengan Galuh. Ajeng sudah membulatkan tekadnya untuk memperbaiki hubungannya, dengan anak lelaki satu-satunya itu.Hening dan sepi melingkupi mereka berdua, kare

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-02
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   120. RENCANA GERY DAN TUTI (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas120. RENCANA GERY DAN TUTI (Bagian A)Pagi ini suasana terasa hangat di rumah Ellen dan Galuh yang biasanya sangat sepi, kini ada Ajeng, Dewi, Abdul serta Ambar juga Ibra di sana, mereka semua tengah menikmati sarapan pagi dengan tenang dan juga nyaman.Sesekali obrolan kecil dan juga ocehan imut Ibra turut mengiringi sarapan pagi mereka, suapan demi suapan makanan yang dimasak Ambar dan juga Dewi terasa sangat enak pagi ini.Tidak ada suasana canggung lagi antara Ajeng dan Galuh, yang ada hanyalah aura hangat kekeluargaan. Ajeng sangat perhatian dengan Galuh dia mengambilkan makanan anaknya ke dalam piring, dan memberikan obat yang sudah dibuka kepada anak dan menantunya itu.Dewi dan Ambar yang melihat kedekatan antara ibunya dan juga adiknya merasa sangat senang, mereka tahu hal inilah yang diinginkan Galuh dari dulu.Hal sederhana namun sangat sulit dilakukan oleh Ajeng, hal sederhana yang sangat sulit didapatkan oleh Galuh. Namun kini semua

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-02
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   121. RENCANA GERY DAN TUTI (Bagian B)

    121. RENCANA GERY DAN TUTI (Bagian B)"Bang! Abang bilang akan mengambil motor itu, tapi mana buktinya?" ucap Tuti dengan manja.Dia tengah bersandar di bahu Gery, saat ini mereka tengah duduk di bibir ranjang. Pakaian Tuti yang seksi dan juga amat menggoda membuat mata Gery jelalatan ke sana ke mari.Dan dengan santainya Tuti semakin menentukan tubuhnya, sehingga Gary bisa melihat belahan dada Tuti yang berisi. Gerry menelan ludah melihat pemandangan itu, namun ketika dia hendak mencicipi hidangan yang diberikan oleh Tuti, si empunya badan menghindar ke samping sehingga Gerry hanya menggapai angin."Jangan harap kamu bisa menyentuhku Bang sebelum motor itu sampai ke tanganku," ujar Tuti dengan ketus."Dek, Iya! Pasti akan abang usahakan, tapi kamu harus sabar! Karena motor itu kan sekarang ada di tangan Ambar, jadi Abang harus pelan-pelan dan mengatur strategi untuk mengambilnya kembali," kata Gery berusaha meyakinkan Tuti."Halah … Bilang saja Abang memang sengaja, memberikan motor

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-02

Bab terbaru

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   235. (ENDING) CUPLIKAN SEASON 2 (Bagian B)

    235. (ENDING) CUPLIKAN SEASON 2 (Bagian B)“Bang Usman?”Usman menghentikan langkahnya seketika, panggilan yang baru saja di dengarnya berhasil menarik atensinya agar berhenti sebentar dari kegiatannya.“Ya?” tanyanya sopan.Usman belum pernah melihat wanita ini, cantik, muda, dan juga terlihat sangat lembut. Dan wanita ini juga terlihat cukup ramah, entah kenapa Usman seperti pernah melihatnya.“Apa Ellena ada di rumah?” tanyanya pelan.“Ellena?” Usman mengulang pertanyaan wanita itu.Dia mengernyit heran dan kemudian langsung menatap wanita itu dari atas ke bawah dengan pandangan menyelidik, berusaha kembali mengingat siapa sebenarnya wanita ini.Namun nihil, Usman sama sekali tidak mendapatkan secuil pun ingatan tentangnya.“Maaf, anda siapa?” tanya Usman ingin tahu.“Oh, maaf, saya lupa memperkenalkan diri. Saya Veya, saya adalah suster yang akan menjaga Ellena!” katanya tegas. “Apa Ellena di rumah?” tanyanya lagi.Suster? Apakah wanita ini adalah suster yang dikatakan Indra? Sust

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   234. (ENDING) CUPLIKAN SEASON 2 (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas234. (ENDING) CUPLIKAN SEASON 2 (Bagian A)POV ELLENA Aku sudah banyak berpikir, dan memikirkan hal ini berulang-ulang kali. Dan aku sudah memutuskan kalau berpisah dengan Bnag Galuh adalah keputusan yang tepat.Dia adalah penerus keluarga Dirga, dan jika kami kekeh untuk bersama maka kemungkinan besarnya adalah darah keluarga Dirga akan terputus hanya di Bang Galuh saja.Aku tidak bisa memberinya keturunan, dan mungkin lebih baik kalau dia menikah dengan orang lain dan hidup bahagia bersama keluarga kecilnya.Taraf paling tinggi dalam mencintai adalah ikhlas, dan aku akan mencoba mengikhlaskan Bang Galuh dan berusaha melepaskannya dengan dada yang lapang.Mencintainya, bukan berarti mengikatnya dengan duri yang terlilit hingga mengeluarkan darah. Definisi cinta bagiku adalah, membiarkan dia menemukan kebahagiaannya yang lain.Jika aku bukanlah pelabuhan terakhirnya, maka aku akan membantu angin agar meniup layarnya hingga menemukan pelabuhan y

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   233. BERCERAI (Bagian B)

    233. BERCERAI (Bagian B)“Besok di cek aja, Dek. Takutnya ada yang kurang atau ada yang harus dibeli,” ujar Bang Usman memberi saran. “Oke,” sahutku cepat.“Rumah kalian gimana?” tanya Bang Usman tiba-tiba.Aku dan Bang Galuh terdiam, kami memang belum ada pembahasan tentang ini. Aku sebenarnya juga bingung, jujur saja aku berat meninggalkan rumah lamaku, tapi aku juga berat meninggalkan rumah ini kosong.Bukan karena rumah ini lebih nyaman ataupun lebih besar dan mewah, yang membuat aku berat meninggalkannya adalah memori Bapak dan Ibu yang ada di sini. Jika aku di rumah ini, setidaknya aku bisa selalu mengenang mereka.“Aku sih, ikut Ellen saja, Bang,” ujar Bnag Galuh bijak. “Di mana dia bisa merasa nyaman dan aman, maka di situ kami akan tinggal,” katanya lagi sambil tersenyum.“Nah, Dek … kamu mau di mana?” kata Bang Usman sambil menghadap ke arahku. “Kalau di sini, rumah kalian di kontrakkan saja, daripada rusak,” lanjutnya memberi usul.Aku terdiam dan menimbang, bagaimanapun j

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   232. BERCERAI (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas232. BERCERAI (Bagian A)Setelah perdebatan yang cukup alot dan juga lama, akhirnya Wak Nurma dan juga Bang Diky serta Kak Nuri sepakat untuk pulang besok. Walaupun sebenarnya, Wak Nurma dan juga Bang Diky terlihat masih keberatan akan permintaan yang diberikan oleh Kak Nuri. Karena memang, yang sangat ngotot untuk pulang adalah Kak Nuri.Entah karena bentakan Bang Galuh tadi, atau karena dia memang sudah sadar kalau selama ini sudah menjadi benalu di rumahku.Yah, yang manapun tidak menjadi masalah. Yang penting mereka tidak di sini, bukannya aku kejam ataupun tidak tidak punya hati, tapi memang aku tidak tahan akan kelakuan mereka yang seenak jidat dan juga keterlaluan.Sekarang berhutang pada Bu Saodah dan juga Mpok Lela, tapi besok-besok bisa saja mereka mengulangi perbuatan mereka ini pada orang lain dan kembali mengatasnamakan aku.Bang Diky dan juga Kak Nuri memang keterlaluan, bahkan mereka sama sekali tidak ada mengeluarkan kata maaf k

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   231. EMOSI BANG GALUH (Bagian B)

    231. EMOSI BANG GALUH (Bagian B)"Salahnya adalah … kalian yang terlalu sok tahu! Tutup mulut kalian, jangan sampai aku mendengar hal-hal seperti ini lagi. Atau aku bersumpah, akan merobek mulut kalian!" ujar bang Galuh dengan tajam."Galuh, kami hanya bercanda!" sahut Bang Diky sambil terkekeh kecil."Kalian keterlaluan, Diky, Nuri!" ujar Bulek Rosma pelan. "Masalah keturunan bukanlah hal yang bisa dijadikan candaan!" lanjutnya dengan tajam."Bulek, mereka saja yang terlalu sensitif!" sahut Bang Diky cepat, senyumnya hilang berganti rengutan kesal."Sensitif? Jika kalian bercanda, dan hanya kalian yang merasa itu adalah hal lucu dan hanya kalian yang tertawa. Berarti ada kesalahan di dalam candaan kalian!" sahut Bulek Rosma. "Jangan berlindung dibalik kata 'terlalu sensitif', karena bisa jadi yang kalian tertawakan adalah sesuatu yang mereka perjuangkan!" lanjutnya lagi.War Nurma dan keluarganya terdiam, walau aku yakin kalau mereka masih gatal ingin membalas tapi mereka memilih pi

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   230. EMOSI BANG GALUH (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas230. EMOSI BANG GALUH (Bagian A)BRAK!Meja kokoh yang terbuat dari kayu jati itu sukses bergetar dengan kuat, dan ….Prang!Asbak cantik yang terbuat dari kristal itu pun jatuh menghantam lantai, pecah berkeping-keping hingga menjadi butiran kecil.Semua orang tersentak kaget, dan semuanya sontak melotot kaget dan menatap si pelaku yang tak lain dan tak bukan adalah Bang galuh.Wajahnya memerah menahan amarah, dan nafasnya memburu dengan kuat. Dadanya naik turun berusaha menormalkan detak jantungnya, aku tahu benar kalau lelaki kesayanganku itu tengah sangat marah saat ini."Jaga mulutmu!" desisnya tajam.Kak Nuri tergagap, instingnya sebagai wanita pasti mengatakan padanya untuk menjauh. Dia beringsut mundur ke belakang tubuh Bang Diky, badannya bergetar pelan dan keringat dingin mengalir di pelipisnya.Ditekan oleh aura mendominasi sekuat ini, jelas membuat siapapun menjadi gentar. Apalagi dia adalah seorang wanita, bahkan Bang Diky saja belu

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   229. ELLENA YANG PERKASA (Bagian B)

    229. ELLENA YANG PERKASA (Bagian B)"Aku tidak bercanda!" balasku tegas. "Aku tidak mau menampung benalu, dan aku tidak mau menjual tanahku!" kataku lagi."Sombong sekali kamu, Ellen!" ujar Kak Nuri marah."Iya, dong. Sombong adalah nama tengahku!" kataku cuek.Wajah mereka terlihat memerah, mungkin mereka tidak terima dengan apa yang aku katakan. Tapi biarlah, memang sekali sekali mereka wajib diberi pelajaran.“Kamu juga, Luh. Tidak bisa tegas sebagai seorang suami!” kata Kak Nuri tiba-tiba.“Maksud Kakak apa?” tanya Bang Galuh heran. “Ya iya, kana kata Kakakmu itu, kamu banyak warisan. punya harta dan tidak mengharapkan punya Ellen. Kalau gitu, ya suruh istrimu ini ngasih tanahnya buat kami, dong!’ katanya santai.Bang Galuh sontak menganga lebar, sedangkan aku mala menahan mulutku agar tidak tertawa. Ngadi-ngadi ni, Kak Nuri … mau mengatur harta orang dia.“Loh, mana bisa begitu, Kak. Milik Ellen adalah sepenuhnya punya dia, aku mana ada hak untuk mengatur-aturnya!” kata Bang Gal

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   228. ELLENA YANG PERKASA (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas228. ELLENA YANG PERKASA (Bagian A)"Woah, tunggu dulu!" Aku memotong ucapan Bang Diky, dengan cara mengangkat tanganku di depan dada. Dia terlihat langsing terdiam, namun matanya menatapku dengan tajam."Asal? Asal apa? Kalian mengajukan syarat padaku? Begitu?" tanyaku santai. "Lucu sekali," lanjutku sambil menatapnya.Bang Diky dan Wak Nurma sontak saling berpandangan, dan tak sengaja aku melihat kalau Kak Nuri sedang mencubit kecil tangan suaminya itu."Kalau begitu kami tidak akan pergi!" kata Bang Diky tegas."Lah, aku yang punya rumah sudah tidak mau kalian tumpangi. Apa tidak malu? Kok betah banget menjadi benalu?" sindirku kepada mereka."Dek!" Bang Galuh kembali menegur, dan dia menggeleng pelan.Aku mendengus, kesal sekali rasanya dengan mereka. Bukannya mendapat pencerahan, dan kemudian sadar, eh, malah sok mengajukan syarat padaku.Memangnya mereka siapa? Saudara boleh saudara, tapi saudara yang baik dan sopan lah yang akan aku angg

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   228. PENGUSIRAN KELUARGA WAK NURMA (Bagian B)

    228. PENGUSIRAN KELUARGA WAK NURMA (Bagian B)"Dan sekarang, saat mereka datang ke sini untuk menagih perbuatan kalian, kalian berdua malah berpura-pura tidak tahu dan melimpahkan semuanya pada Wak Nurma!" kataku panjang lebar. "Manusia namanya itu?" tanyaku lagi dengan ketus.Semua orang di sini terdiam dan mendengarkan ucapanku, aku yang emosi adalah yang terburuk."Dia Ibu kalian, dan Kakak dari Ibuku! Itu artinya dia juga adalah Ibuku, pengganti orang tuaku! Aku tidak terima kalian melakukan hal itu pada beliau!" kataku lagi. "Tapi kalian malah bersikap seenaknya, apa kalian memikirkan Wak Nurma, hah?" tanyaku lagi."Bila kalian tidak bisa memberi, setidaknya jangan menyusahkan!" kataku dengan nafas terengah.Wak Nurma yang mendengar ucapanku terlihat terdiam, sedangkan Kak Nuri dan Bang Diky masih menatapku marah."Apa kalian tahu rasanya tidak mempunyai orang tua lagi? Aku bahkan rela melakukan apapun, asal Ibu dan Bapak kembali," kataku lirih."Lebay!" Aku menatap Kak Nuri den

DMCA.com Protection Status