All Chapters of Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas: Chapter 191 - Chapter 200

237 Chapters

192. PERMINTAAN KONYOL BU MARNI (Bagian A)

Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas192. PERMINTAAN KONYOL BU MARNI (Bagian A)"Ikaaaa …."Bu Marni meraung dan segera mendekati tubuh Kak Ika yang lunglai ke lantai, tepat di bawah kakiku."Ya ampun, Ika. Kamu kenapa, Nak?" isak Bu Marni sambil.mengusap wajah Kak Ika yang seperti orang linglung."B—bu, a—aku … a—aku …." Kak Ika meracau, namun matanya terlihat kosong. Aku yang melihatnya, jujur saja merasa kasihan dan juga iba.Dia lah Kakakku, selama bertahun-tahun kami hidup sebagai saudara. Dan hanya karena kesalahannya yang sesaat, namun cukup fatal, hubungan kami menjadi renggang dan menjauh.Ya Allah, aku menepuk dadaku dan memalingkan wajahku. Tak sanggup rasanya aku menatap keadaan Kak Ika, jika aku saja tak sanggup, bagaimana pula dengan Bang Usman?Dengan cepat aku menoleh ke kanan, di mana Bang Usman duduk. Keadaan Abangku itu juga sangat memprihatinkan, dia menatap Kak Ika dengan penuh cinta.Namun juga ada kebencian di sana, ada kekecewaan dan juga kemarahan yang dal
last updateLast Updated : 2022-07-16
Read more

191. PERMINTAAN KONYOL BU MARNI (Bagian B)

191. PERMINTAAN KONYOL BU MARNI (Bagian B)"Anggap saja itu kekhilafannya, dan maafkan dia. Tarik kembali ucapan talakmu, maka kami akan memaafkan kamu!" katanya dengan santai, namun terlihat pongah di saat bersamaan.Wait, wait, waittttt!Gimana, gimana?Maksudnya Abangku yang bersalah, begitu? Dan Bang Usman butuh maaf dari mereka, begitu? Oh, waw …."Apa maksud Mama?" tanya Bang Usman dengan nada tersinggung. "Mama mau aku menarik kata talak yang baru saja aku ucapkan, dan malah memaklumi kesalah Ika? Begitu? Benar?" tanya Bang Usman ketus."Wah, pantas saja Ika menjadi seperti ini. Ternyata memang anda tidak bisa mendidiknya dengan baik!" kata Bang Usman tegas.Bu Marni dan Kak Ika serta Ruri melotot dan menatap Bang Usman dengan pandangan kaget, begitu juga denganku yang terkejut setengah mati.Sepertinya batas kesabaran Bang Usman telah habis, karena aku bisa melihat wajahnya yang memerah dan juga mimiknya yang tidak menampakkan penyesalan sedikitpun karena sudah berbicara hal y
last updateLast Updated : 2022-07-16
Read more

192. KEDATANGAN PAK LURAH (Bagian A)

Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas192. KEDATANGAN PAK LURAH (Bagian A)"Bang!" pekikku pada Bang Galuh.Bersyukur luar biasa akan kedatangannya, karena aku memang membutuhkan personil tambahan saat ini untuk membantu kami membantai keluarga ini.Aku langsung beranjak dan mendekati Bang Galuh yang masih di pintu, sambil berjalan aku menjulurkan lidahku ke arah Ruri dan suaminya.Pasangan suami istri itu dengan kompak membuang muka, dan mendengus kasar. Haha, rasakan. Mana yang katanya mau menamparku? Hah?"Abang kok, nyusul?" tanyaku dengan manja, sambil merangkul lengannya aku menarik Bang Galuh menuju ke sofa."Kamu lama banget di sini, tadi Aksa nangis di rumah," katanya sambil melirik ke arah Bang Usman."Loh, Aksa mana? Nggak Abang bawa sekalian?" tanyaku sambil celingak-celinguk ke belakang tubuh Bang Galuh.Suamiku itu menggeleng, dan aku pun merutuki diriku yang sampai melupakan keberadaan keponakanku itu. Terakhir aku tinggal ya setelah dia habis aku suapi makan tadi pa
last updateLast Updated : 2022-07-16
Read more

193. KEDATANGAN PAK LURAH (Bagian B)

193. KEDATANGAN PAK LURAH (Bagian B)Bang Usman dan Bang Galuh sontak menahan tawa, saat mendengar ucapanku. Sangat amat berbeda dengan reaksi yang keluarga Kak Ika keluarkan."Intinya, Abangku sudah tidak mau melanjutkan pernikahan kalian. Dan talak sudah dijatuhkan, sebagai pihak laki-laki kami akan bertanggung jawab untuk mengurus perceraian ke pengadilan agama!" kataku panjang lebar."Aku mohon agar kalian pun bisa bekerja sama, perselingkuhan bukanlah hal yang mudah untuk dimaafkan. Bang Usman juga pasti berat melakukan hal ini," lanjutku lagi.Keluarga Kak Ika terdiam dan saling memandang, entah apa yang mereka pikirkan namun aku tidak peduli.Yang aku pedulikan hanya satu! Pembicaraan ini harus segera diselesaikan, aku mengantuk, dan aku mau tidur hingga shalat Dzuhur."Oke, aku mau bercerai!" lata Kak Ika tiba-tiba. "Asal ….""Assalamualaikum!"Ucapan Kak Ika terhenti akibat suara seseorang yang mengucapkan salam di luar sana, padahal aku sangat menantikan kata-kqta Kak Ika ta
last updateLast Updated : 2022-07-16
Read more

194. HARTA GONO GINI (Bagian A)

Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas194. HARTA GONO GINI (Bagian A)Bang Usman terlihat menggeleng kecil, dan langsung- mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangannya.Aku tahu, lelah yang dirasakan Bang Usman pasti sudah mencapai puncaknya saat ini. Sedangkan Kak Ika malah tersenyum senang, dan menyeringai menyeramkan."Bagaimana?" tanyanya pongah."Maaf, sebenarnya ada apa ini? Siapa yang mau bercerai?" tanya Pak Lurah bingung."Begini, Pak. Ini lah alasan saya mengundang Bapak ke sini," ujar Bang Usman pelan."Maksudnya apa, Nak Usman?" tanya Pak Lurah masih bingung."Saya sudah menceraikan Ika, dan saat ini kami sudah bukan suami istri lagi, Pak. InsyaAllah secepatnya saya akan mengurus surat perceraiannya di pengadilan agama agar resmi," kata Bang Usman lagi."Astaghfirullah, ada masalah apa, Nak? Kenapa tiba-tiba kamu memutuskan hal itu?" tanya Pak Luh kaget."Ada masalah yang tidak bisa saya ceritakan pada khalayak umum, Pak. Hanya saja, kami memang sudah tidak memiliki k
last updateLast Updated : 2022-07-18
Read more

195. HARTA GONO GINI (Bagian B)

195. HARTA GONO GINI (Bagian B)Kak Ika dan keluarganya terdiam dan saling menatap dalam diam, kemudian aku bisa melihat Amar menyenggol lengan Ruri dengan telunjuknya.Memberikan isyarat yang sangat mencurigakan, dan kemudian Ruri mengangguk cepat."Kak, sudah. Ayo pergi, kalau Bang Usman sudah tidak mau melanjutkan pernikahan kalian," ujar Ruri cepat.Kak Ika dan Bu Marni menatap Ruri dengan tajam, namun Ruri hanya menanggapinya dengan amat santai."Kalau Bang Usman sudah tidak mau, lalu Kakak mau mengemis, begitu?" tanya Ruri lagi.Kak Ika terdiam dan menunduk, aku tahu dia pasti tengah menimbang segala ucapan yang adiknya itu katakan."Lagipula, Kakak akan dapat harta gono gini. Yang pastinya tidak sedikit!" ujar Ruri lagi.Kak Ika kali ini sepertinya setuju dengan ucapan Ruri, karena dia terlihat mengangguk membenarkan.Aku menggeleng pelan, apa di pikiran mereka semua hanya ada harta dan harta? Tak sekalipun dari tadi mereka membahas Aksa.Apa mereka sudah melupakan, kalau mempu
last updateLast Updated : 2022-07-18
Read more

196. KETAHUAN MAU MENCURI? (Bagian A)

Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas196. KETAHUAN MAU MENCURI? (Bagian A)Aku dan Bang Galuh saat ini sudah sampai rumah Bapak, dan sedang menuju ke arah kamar saat mendengar suara berisik dari arah belakang.Tepatnya dari arah kamar Bapak dan Ibu berada, ada apa? Kenapa berisik sekali?Seperti suara tukang bangunan yang tengah bekerja. Karena di landa penasaran yang amat sangat, aku dan Bang Galuh segera bergegas menuju belakang.Dan alangkah terkejutnya kami, saat sampai di sana aku dan Bang Galuh bisa melihat kalau Bang Diky tengah berusaha untuk mencongkel kunci kamar Bapak dan Ibu."Apa yang kalian lakukan, hah?!" pekikku dengan kuat.Rasanya sudah hampir habis kesabaranku dalam menghadapi keluarga Wak Nurma, setelah tadi pagi dihadapkan oleh mereka kemudian langsung menghadapi keluarga Kak Ika setelahnya. Dan haruskah saat ini aku kembali menghadapi keluarga Wak Nurma? Ya Allah... Aku merasa sangat lelah saat ini.Bagaimana bisa mereka mencoba untuk mencongkel kunci kamar B
last updateLast Updated : 2022-07-18
Read more

197. KETAHUAN MAU MENCURI? (Bagian B)

197. KETAHUAN MAU MENCURI? (Bagian B)Aku hampir mengeluarkan ekspresi yang sama dengan ketiga orang di sini, jika saja aku tidak melihat bagaimana raut serius Bang Galuh."B—Bang, abang yakin?" tanyaku ragu-ragu."Yakinlah, yang namanya tindak kriminal harus di basmi!" katanya ketus.Wah, apa aku tidak salah dengar?"Heh, Galuh! Bisa-bisanya kau mengajarkan hal yang tidak baik pada keponakanku!" tukas Wak Nurma cepat."Tidak baik bagaimana, Wak? Membantah kejahatan dan tindak kriminal, merupakan salah satu kewajiban warga negara yang baik," katanya lembut namun menusuk."Dan Ellen, aku izinkan melakukan itu. Sebagai suami, aku senang jika istriku bisa menjadi warga negara yang baik," katanya lagi sambil menyeringai."Heh, bukannya tadi kamu ngajak Ellen ke kamar? Sana pergi! Jangan menghasut dia untuk memusuhi kami!" kata Bang Diky menyahuti dengan wajah pias."Aku tidak menghasut!" balas Bang Galuh cuek. "Dia memang pantas mempertahankan miliknya, milik Bapak dan Ibu," kata Bang Gal
last updateLast Updated : 2022-07-18
Read more

198. KAK AMBAR ADALAH MANTAN PACAR BANG USMAN? (Bagian A)

Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas198. KAK AMBAR ADALAH MANTAN PACAR BANG USMAN? (Bagian A)"Astaghfirullahaladzim!" Aku berseru kaget dan segera bergegas membantu Bang Usman yang saat ini tengah berusaha memisahkan Kak Ika dan Kak Ambar, yang tengah bergulat di halaman sana.Bagaimana bisa kejadian ini terjadi? Bukannya tadi sebelum aku tinggalkan ke kamar, Kak Ambar sedang di dapur bersama Ellen dan juga Ibu serta yang lainnya?Kenapa sekarang Kakak tengahku itu malah tengah bertarung dengan Kak Ika? Bergumul penuh nafsu, seperti atlet MMA yang ingin saling merontokkan gigi lawan.Semua orang yang tadinya ada di dapur, aku lihat sudah berada di halaman. Menonton pertarungan Kak Ika dan juga Kak Ambar, mereka sepertinya tidak bisa berbuat banyak.Karena mereka sepertinya takut kalau pukulan Kak Ika dan juga Kak Ambar, mengenai wajah dan tubuh mereka.Hanya Bang Usman yang berani menengahi mereka dan menerima pukulan-pukulan yang Kak Ika layangkan, karena sejauh penglihatanku y
last updateLast Updated : 2022-07-18
Read more

199. KAK AMBAR ADALAH MANTAN PACAR BANG USMAN? (Bagian B)

199. KAK AMBAR ADALAH MANTAN PACAR BANG USMAN? (Bagian B)Kak Ika terdiam, namun bibirnya mencebik sinis. Karena sudah tidak melihat adanya perlawanan dan pemberontakan, aku melepaskan cekalan tanganku."Usman! Ibu kecewa padamu!" kata Ibu pada Bang Usman yang menunduk dalam. "Kau tidak bisa menjaga istrimu dengan baik, Usman. Kau adalah kepala rumah tangga, ingat itu!" kata Ibu lagi.Bang Usman menunduk dan menghela nafas dengan lelah, entah kenapa aku juga bisa merasakan bagaimana perasaannya. "Dasar keluarga gila! Kalau ada masalah kalian urus dan bereskan sendiri, jangan kalian sangkut pautkan dengan anakku!" ujar Ibu lagi, kali ini dia menunjuk ke arah Kak Ika dan keluarganya."Memang anak Ibu salah, ya!" sahut Kak Ika dengan sewot."Apa kau bilang? Apa kesalahan Ambar? Hah?" tanya Ibu serius. "Dari tadi dia di belakang sana membantu kami memasak, bahkan kau sendiri tidak ada di sana. Padahal posisimu adalah menantu di keluarga ini!" ujar Ibu ketus.Bisik-bisik tetangga kembali
last updateLast Updated : 2022-07-18
Read more
PREV
1
...
1819202122
...
24
DMCA.com Protection Status