Home / Lainnya / Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas / 197. KETAHUAN MAU MENCURI? (Bagian B)

Share

197. KETAHUAN MAU MENCURI? (Bagian B)

Author: Aksara Ocean
last update Last Updated: 2022-07-18 03:30:24

197. KETAHUAN MAU MENCURI? (Bagian B)

Aku hampir mengeluarkan ekspresi yang sama dengan ketiga orang di sini, jika saja aku tidak melihat bagaimana raut serius Bang Galuh.

"B—Bang, abang yakin?" tanyaku ragu-ragu.

"Yakinlah, yang namanya tindak kriminal harus di basmi!" katanya ketus.

Wah, apa aku tidak salah dengar?

"Heh, Galuh! Bisa-bisanya kau mengajarkan hal yang tidak baik pada keponakanku!" tukas Wak Nurma cepat.

"Tidak baik bagaimana, Wak? Membantah kejahatan dan tindak kriminal, merupakan salah satu kewajiban warga negara yang baik," katanya lembut namun menusuk.

"Dan Ellen, aku izinkan melakukan itu. Sebagai suami, aku senang jika istriku bisa menjadi warga negara yang baik," katanya lagi sambil menyeringai.

"Heh, bukannya tadi kamu ngajak Ellen ke kamar? Sana pergi! Jangan menghasut dia untuk memusuhi kami!" kata Bang Diky menyahuti dengan wajah pias.

"Aku tidak menghasut!" balas Bang Galuh cuek. "Dia memang pantas mempertahankan miliknya, milik Bapak dan Ibu," kata Bang Gal
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   198. KAK AMBAR ADALAH MANTAN PACAR BANG USMAN? (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas198. KAK AMBAR ADALAH MANTAN PACAR BANG USMAN? (Bagian A)"Astaghfirullahaladzim!" Aku berseru kaget dan segera bergegas membantu Bang Usman yang saat ini tengah berusaha memisahkan Kak Ika dan Kak Ambar, yang tengah bergulat di halaman sana.Bagaimana bisa kejadian ini terjadi? Bukannya tadi sebelum aku tinggalkan ke kamar, Kak Ambar sedang di dapur bersama Ellen dan juga Ibu serta yang lainnya?Kenapa sekarang Kakak tengahku itu malah tengah bertarung dengan Kak Ika? Bergumul penuh nafsu, seperti atlet MMA yang ingin saling merontokkan gigi lawan.Semua orang yang tadinya ada di dapur, aku lihat sudah berada di halaman. Menonton pertarungan Kak Ika dan juga Kak Ambar, mereka sepertinya tidak bisa berbuat banyak.Karena mereka sepertinya takut kalau pukulan Kak Ika dan juga Kak Ambar, mengenai wajah dan tubuh mereka.Hanya Bang Usman yang berani menengahi mereka dan menerima pukulan-pukulan yang Kak Ika layangkan, karena sejauh penglihatanku y

    Last Updated : 2022-07-18
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   199. KAK AMBAR ADALAH MANTAN PACAR BANG USMAN? (Bagian B)

    199. KAK AMBAR ADALAH MANTAN PACAR BANG USMAN? (Bagian B)Kak Ika terdiam, namun bibirnya mencebik sinis. Karena sudah tidak melihat adanya perlawanan dan pemberontakan, aku melepaskan cekalan tanganku."Usman! Ibu kecewa padamu!" kata Ibu pada Bang Usman yang menunduk dalam. "Kau tidak bisa menjaga istrimu dengan baik, Usman. Kau adalah kepala rumah tangga, ingat itu!" kata Ibu lagi.Bang Usman menunduk dan menghela nafas dengan lelah, entah kenapa aku juga bisa merasakan bagaimana perasaannya. "Dasar keluarga gila! Kalau ada masalah kalian urus dan bereskan sendiri, jangan kalian sangkut pautkan dengan anakku!" ujar Ibu lagi, kali ini dia menunjuk ke arah Kak Ika dan keluarganya."Memang anak Ibu salah, ya!" sahut Kak Ika dengan sewot."Apa kau bilang? Apa kesalahan Ambar? Hah?" tanya Ibu serius. "Dari tadi dia di belakang sana membantu kami memasak, bahkan kau sendiri tidak ada di sana. Padahal posisimu adalah menantu di keluarga ini!" ujar Ibu ketus.Bisik-bisik tetangga kembali

    Last Updated : 2022-07-18
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   200. RESTU IBU (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas200. RESTU IBU (Bagian A)“Ada apa ini?” Suara Wak Nurma terdengar memecah keheningan, akibat kami yang terlalu fokus dengan air yang mengalir dari galon yang pecah di ujung sana.Namun tidak ada yang menyahuti ucapannya, dan dia langsung mendekat ke arah kami bersama Kak Nuri dan juga Bang Diky.Dia sepertinya baru saja dari luar, sehingga tidak tahu prahara yang baru saja terjadi di sini. Baguslah, setidaknya dia tidak akan ikut campur dan menambah daftar orang-orang yang sok tahu.“Ellen, ada apa ini?” tanyanya lagi karena tidak merasa mendapat jawaban.“Romi, kenapa bisa jatuh?” Ellen malah bertanya dan berjalan mendekati pemuda yang kini mematung di dekat tiang teras sana, sepertinya dia terkejut dengan kejadian yang terjadi begitu cepat tadi.Atau dia takut dimarahi oleh bosnya? Bagaimanapun juga memecahkan galon air pelanggan, pasti bukan daftar yang harus dia kerjakan.Dan sejak kapan istriku mengenal pemuda itu? Gagah, tampan, dan jug

    Last Updated : 2022-07-18
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   201. RESTU IBU (Bagian B)

    201. RESTU IBU (Bagian B)Nah, keponakanku yang satu ini memang sudah dewasa dari dulu, dan sekarang malah tambah dewasa. Astaghfirullahaladzim ….Aksa sekarang tidak pernah lagi mempertanyakan Kak Ika, dia hanya akan mencari Bang Usman dan juga Ellen akhir-akhir ini.Dan jika Ibra datang ke sini, maka dia akan dengan anteng duduk bermain dengan Ibra dan tidak akan rewel. Benar-benar anak-anak yang sangat tangguh.Seandainya saja Kak Ika dan Bang Gery tidak egois, maka kedua keponakanku ini tidak akan mengalami nasib seperti ini. Ah, dasar manusia-manusia tidak punya hati.Di saat kami, aku dan Ellen sangat menginginkan buah hati, mereka malah menyia-nyiakannya karena menuruti nafsu duniawi.Aku hanya berdoa, agar kami segera mendapatkan kepercayaan dari Allah untuk menimang anak kami sendiri.~Aksara Ocean~POV ELLENDapur ini terasa sangat pengap dan juga panas, bukan karena cuacanya yang bisa membuat orang-orang berkeringat. Tapi, karena para tetangga yang terang-terangan berbisik

    Last Updated : 2022-07-18
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   202. RESTU IBU (Bagian C)

    202. RESTU IBU (Bagian C)Kecuali Bang Usman sendiri yang bicara, itu mah hak dia. Aku tidak akan ikut campur, apalagi sampai menyiarkan aib orang lain.Dosa!“Memang tidak tahu, Bu. Kalau penasaran banget sih, Ibu-ibu bisa tanya langsung sama Kak Ika. Ntar kalau dikasih tahu, jangan lupa kabari Ellen,” kataku sambil tertawa kecil.Huuuuuuuu!Ujar mereka kompak, namun selanjutnya mereka malah ikut tertawa bersamaku. Yang tidak ikut tertawa hanya Bu Misni, dia terlihat tengah memikirkan sesuatu.“Ada apa, Mis?” tanya Ibu padanya.Kami semua juga ikut menoleh dan menunggu jawaban dari Bu Misni, dia terlihat tengah menibang sesuatu. Bisa jadi apa yang tengah dipikirkannya ini, tidak bisa diutarakan di depan orang banyak.“Tidak ada apa-apa, Kak,” katanya sambil tersenyum kecil. Namun dia menatapku dengan pandangan berbeda, dan kemudian tersenyum kecil. “Nanti Ibu mau bicara sama Neng Ellen, ya,” katanya lagi.Walau penasaran bukan kepalang, namun aku hanya bisa mengangguk dan menunggu

    Last Updated : 2022-07-18
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   203. ULAH WAK NURMA (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas203. ULAH WAK NURMA (Bagian A)Bu Misni berjalan menjauh setelah berpamitan denganku, aku hanya menyahuti sekenanya karena memang saat ini aku tengah dilanda keterkejutan yang amat sangat.Bagaimana bisa dia melakukan hal itu? Dia dan Kak Ika benar-benar keterlaluan, dan kemana saja aku selama ini? Bagaimana bisa aku kecolongan?“Dek!”Tepukan tangan Bang Galuh terasa di pundakku, ketika aku berbalik dia langsung mengernyit, terlihat amat khawatir karena keadaanku yang tiba-tiba terdiam dan juga melamun.“Kamu kenapa?” tanya Bang Galuh lagi.Nadanya terdengar amat menuntut, pertanda aku harus menjawab pertanyaannya atau dia akan bertanya sepanjang malam hingga dia menemukan jawaban yang dicarinya.Apa yang harus aku katakan? Apa aku harus jujur dan mengatakan pada Bang Galuh perihal yang baru saja Bu Misni katakan?Atau aku harus menutupinya untuk sementara?Tapi untuk apa aku tutupi? Toh, Bang Galuh adalah suamiku. Tidak ada satupun rahasia dia

    Last Updated : 2022-07-24
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   204. ULAH WAK NURMA (Bagian B)

    204. ULAH WAK NURMA (Bagian B)“Pokoknya, makan yang teratur, jangan begadang, harus tidur yang cukup. Ndak usah mikirin yang aneh-aneh, kalau butuh apa-apa segera hubungi Ibu!” kata Ibu lagi.“Siap, Bu.” Aku memeluknya dengan erat, bagaimanapun juga aku benar-benar merindukan Ibuku saat ini.“Kamu nangis?” tanya Ibu.Dia berusaha melepaskan pelukan kami, namun aku makin mengeratkan pelukanku dan menggeleng pelan. Tapi siapa yang berusaha aku bodohi? Isak tangisku bahkan saat ini sudah semakin keras, sehingga bahuku berguncang pelan.“Susah, sudah, Ibu kan ada di sini,” katanya sambil menepuk punggungku dengan lembut.Aku mengangguk pelan, dan melepaskan pelukan kami. Dengan ujung jilbabku, aku mengusap wajahku yang terasa panas dan juga sembab.“Galuh, jaga istrimu baik-baik. Jangan disuruh kerja dulu, kalau butuh orang panggil saja buat bantu-bantu. Biar Ibu yang bayar,” kata Ibu pada Bang Galuh.Suamiku itu hanya mengangguk malas, dengan wajah yang manyun. “Iya, Bu. Aman,” katanya

    Last Updated : 2022-07-24
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   205. MALAM SENDU (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas205. MALAM SENDU (Bagian A)"Kamu kenapa? Makanya dengerin kata Abang, kan udah Abang bilang, jangan terlalu capek," omel Bang Galuh padaku.Aku yang baru saja terjatuh, langsung mendengus keras. Dan mengulurkan tanganku agar Bang Galuh bisa menariknya, karena memang lututku terasa sakit.Kenapa pula harus terjatuh di sini, sih? Sakitnya tidak seberapa, tapi malunya yang mendominasi. Sialan sekali!“Itulah akibat kalau menjadi manusia terlalu sombong!”Aku bisa mendengar cibiran dari Wak Nurma yang dia lontarkan, tepat di belakang punggungku. Wah, semakin melunjak dia ini.“Sudah! Ayo ke kamar!” Bang Galuh menahan tanganku yang hendak berbalik, dan menarik tubuhku lembut ke dalam pelukannya dan menggendongku menuju ke kamar.Ah, jika saja tidak ada Bang Galuh di sini, maka aku akan menghabisi Wak Nurma dan keluarganya. Aku menoleh ke belakang dari sela bahu Bang Galuh dan memberikan ejekan maut pada Wak Nurma.Malam ini akan ku lepaskan mereka,

    Last Updated : 2022-07-24

Latest chapter

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   235. (ENDING) CUPLIKAN SEASON 2 (Bagian B)

    235. (ENDING) CUPLIKAN SEASON 2 (Bagian B)“Bang Usman?”Usman menghentikan langkahnya seketika, panggilan yang baru saja di dengarnya berhasil menarik atensinya agar berhenti sebentar dari kegiatannya.“Ya?” tanyanya sopan.Usman belum pernah melihat wanita ini, cantik, muda, dan juga terlihat sangat lembut. Dan wanita ini juga terlihat cukup ramah, entah kenapa Usman seperti pernah melihatnya.“Apa Ellena ada di rumah?” tanyanya pelan.“Ellena?” Usman mengulang pertanyaan wanita itu.Dia mengernyit heran dan kemudian langsung menatap wanita itu dari atas ke bawah dengan pandangan menyelidik, berusaha kembali mengingat siapa sebenarnya wanita ini.Namun nihil, Usman sama sekali tidak mendapatkan secuil pun ingatan tentangnya.“Maaf, anda siapa?” tanya Usman ingin tahu.“Oh, maaf, saya lupa memperkenalkan diri. Saya Veya, saya adalah suster yang akan menjaga Ellena!” katanya tegas. “Apa Ellena di rumah?” tanyanya lagi.Suster? Apakah wanita ini adalah suster yang dikatakan Indra? Sust

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   234. (ENDING) CUPLIKAN SEASON 2 (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas234. (ENDING) CUPLIKAN SEASON 2 (Bagian A)POV ELLENA Aku sudah banyak berpikir, dan memikirkan hal ini berulang-ulang kali. Dan aku sudah memutuskan kalau berpisah dengan Bnag Galuh adalah keputusan yang tepat.Dia adalah penerus keluarga Dirga, dan jika kami kekeh untuk bersama maka kemungkinan besarnya adalah darah keluarga Dirga akan terputus hanya di Bang Galuh saja.Aku tidak bisa memberinya keturunan, dan mungkin lebih baik kalau dia menikah dengan orang lain dan hidup bahagia bersama keluarga kecilnya.Taraf paling tinggi dalam mencintai adalah ikhlas, dan aku akan mencoba mengikhlaskan Bang Galuh dan berusaha melepaskannya dengan dada yang lapang.Mencintainya, bukan berarti mengikatnya dengan duri yang terlilit hingga mengeluarkan darah. Definisi cinta bagiku adalah, membiarkan dia menemukan kebahagiaannya yang lain.Jika aku bukanlah pelabuhan terakhirnya, maka aku akan membantu angin agar meniup layarnya hingga menemukan pelabuhan y

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   233. BERCERAI (Bagian B)

    233. BERCERAI (Bagian B)“Besok di cek aja, Dek. Takutnya ada yang kurang atau ada yang harus dibeli,” ujar Bang Usman memberi saran. “Oke,” sahutku cepat.“Rumah kalian gimana?” tanya Bang Usman tiba-tiba.Aku dan Bang Galuh terdiam, kami memang belum ada pembahasan tentang ini. Aku sebenarnya juga bingung, jujur saja aku berat meninggalkan rumah lamaku, tapi aku juga berat meninggalkan rumah ini kosong.Bukan karena rumah ini lebih nyaman ataupun lebih besar dan mewah, yang membuat aku berat meninggalkannya adalah memori Bapak dan Ibu yang ada di sini. Jika aku di rumah ini, setidaknya aku bisa selalu mengenang mereka.“Aku sih, ikut Ellen saja, Bang,” ujar Bnag Galuh bijak. “Di mana dia bisa merasa nyaman dan aman, maka di situ kami akan tinggal,” katanya lagi sambil tersenyum.“Nah, Dek … kamu mau di mana?” kata Bang Usman sambil menghadap ke arahku. “Kalau di sini, rumah kalian di kontrakkan saja, daripada rusak,” lanjutnya memberi usul.Aku terdiam dan menimbang, bagaimanapun j

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   232. BERCERAI (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas232. BERCERAI (Bagian A)Setelah perdebatan yang cukup alot dan juga lama, akhirnya Wak Nurma dan juga Bang Diky serta Kak Nuri sepakat untuk pulang besok. Walaupun sebenarnya, Wak Nurma dan juga Bang Diky terlihat masih keberatan akan permintaan yang diberikan oleh Kak Nuri. Karena memang, yang sangat ngotot untuk pulang adalah Kak Nuri.Entah karena bentakan Bang Galuh tadi, atau karena dia memang sudah sadar kalau selama ini sudah menjadi benalu di rumahku.Yah, yang manapun tidak menjadi masalah. Yang penting mereka tidak di sini, bukannya aku kejam ataupun tidak tidak punya hati, tapi memang aku tidak tahan akan kelakuan mereka yang seenak jidat dan juga keterlaluan.Sekarang berhutang pada Bu Saodah dan juga Mpok Lela, tapi besok-besok bisa saja mereka mengulangi perbuatan mereka ini pada orang lain dan kembali mengatasnamakan aku.Bang Diky dan juga Kak Nuri memang keterlaluan, bahkan mereka sama sekali tidak ada mengeluarkan kata maaf k

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   231. EMOSI BANG GALUH (Bagian B)

    231. EMOSI BANG GALUH (Bagian B)"Salahnya adalah … kalian yang terlalu sok tahu! Tutup mulut kalian, jangan sampai aku mendengar hal-hal seperti ini lagi. Atau aku bersumpah, akan merobek mulut kalian!" ujar bang Galuh dengan tajam."Galuh, kami hanya bercanda!" sahut Bang Diky sambil terkekeh kecil."Kalian keterlaluan, Diky, Nuri!" ujar Bulek Rosma pelan. "Masalah keturunan bukanlah hal yang bisa dijadikan candaan!" lanjutnya dengan tajam."Bulek, mereka saja yang terlalu sensitif!" sahut Bang Diky cepat, senyumnya hilang berganti rengutan kesal."Sensitif? Jika kalian bercanda, dan hanya kalian yang merasa itu adalah hal lucu dan hanya kalian yang tertawa. Berarti ada kesalahan di dalam candaan kalian!" sahut Bulek Rosma. "Jangan berlindung dibalik kata 'terlalu sensitif', karena bisa jadi yang kalian tertawakan adalah sesuatu yang mereka perjuangkan!" lanjutnya lagi.War Nurma dan keluarganya terdiam, walau aku yakin kalau mereka masih gatal ingin membalas tapi mereka memilih pi

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   230. EMOSI BANG GALUH (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas230. EMOSI BANG GALUH (Bagian A)BRAK!Meja kokoh yang terbuat dari kayu jati itu sukses bergetar dengan kuat, dan ….Prang!Asbak cantik yang terbuat dari kristal itu pun jatuh menghantam lantai, pecah berkeping-keping hingga menjadi butiran kecil.Semua orang tersentak kaget, dan semuanya sontak melotot kaget dan menatap si pelaku yang tak lain dan tak bukan adalah Bang galuh.Wajahnya memerah menahan amarah, dan nafasnya memburu dengan kuat. Dadanya naik turun berusaha menormalkan detak jantungnya, aku tahu benar kalau lelaki kesayanganku itu tengah sangat marah saat ini."Jaga mulutmu!" desisnya tajam.Kak Nuri tergagap, instingnya sebagai wanita pasti mengatakan padanya untuk menjauh. Dia beringsut mundur ke belakang tubuh Bang Diky, badannya bergetar pelan dan keringat dingin mengalir di pelipisnya.Ditekan oleh aura mendominasi sekuat ini, jelas membuat siapapun menjadi gentar. Apalagi dia adalah seorang wanita, bahkan Bang Diky saja belu

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   229. ELLENA YANG PERKASA (Bagian B)

    229. ELLENA YANG PERKASA (Bagian B)"Aku tidak bercanda!" balasku tegas. "Aku tidak mau menampung benalu, dan aku tidak mau menjual tanahku!" kataku lagi."Sombong sekali kamu, Ellen!" ujar Kak Nuri marah."Iya, dong. Sombong adalah nama tengahku!" kataku cuek.Wajah mereka terlihat memerah, mungkin mereka tidak terima dengan apa yang aku katakan. Tapi biarlah, memang sekali sekali mereka wajib diberi pelajaran.“Kamu juga, Luh. Tidak bisa tegas sebagai seorang suami!” kata Kak Nuri tiba-tiba.“Maksud Kakak apa?” tanya Bang Galuh heran. “Ya iya, kana kata Kakakmu itu, kamu banyak warisan. punya harta dan tidak mengharapkan punya Ellen. Kalau gitu, ya suruh istrimu ini ngasih tanahnya buat kami, dong!’ katanya santai.Bang Galuh sontak menganga lebar, sedangkan aku mala menahan mulutku agar tidak tertawa. Ngadi-ngadi ni, Kak Nuri … mau mengatur harta orang dia.“Loh, mana bisa begitu, Kak. Milik Ellen adalah sepenuhnya punya dia, aku mana ada hak untuk mengatur-aturnya!” kata Bang Gal

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   228. ELLENA YANG PERKASA (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas228. ELLENA YANG PERKASA (Bagian A)"Woah, tunggu dulu!" Aku memotong ucapan Bang Diky, dengan cara mengangkat tanganku di depan dada. Dia terlihat langsing terdiam, namun matanya menatapku dengan tajam."Asal? Asal apa? Kalian mengajukan syarat padaku? Begitu?" tanyaku santai. "Lucu sekali," lanjutku sambil menatapnya.Bang Diky dan Wak Nurma sontak saling berpandangan, dan tak sengaja aku melihat kalau Kak Nuri sedang mencubit kecil tangan suaminya itu."Kalau begitu kami tidak akan pergi!" kata Bang Diky tegas."Lah, aku yang punya rumah sudah tidak mau kalian tumpangi. Apa tidak malu? Kok betah banget menjadi benalu?" sindirku kepada mereka."Dek!" Bang Galuh kembali menegur, dan dia menggeleng pelan.Aku mendengus, kesal sekali rasanya dengan mereka. Bukannya mendapat pencerahan, dan kemudian sadar, eh, malah sok mengajukan syarat padaku.Memangnya mereka siapa? Saudara boleh saudara, tapi saudara yang baik dan sopan lah yang akan aku angg

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   228. PENGUSIRAN KELUARGA WAK NURMA (Bagian B)

    228. PENGUSIRAN KELUARGA WAK NURMA (Bagian B)"Dan sekarang, saat mereka datang ke sini untuk menagih perbuatan kalian, kalian berdua malah berpura-pura tidak tahu dan melimpahkan semuanya pada Wak Nurma!" kataku panjang lebar. "Manusia namanya itu?" tanyaku lagi dengan ketus.Semua orang di sini terdiam dan mendengarkan ucapanku, aku yang emosi adalah yang terburuk."Dia Ibu kalian, dan Kakak dari Ibuku! Itu artinya dia juga adalah Ibuku, pengganti orang tuaku! Aku tidak terima kalian melakukan hal itu pada beliau!" kataku lagi. "Tapi kalian malah bersikap seenaknya, apa kalian memikirkan Wak Nurma, hah?" tanyaku lagi."Bila kalian tidak bisa memberi, setidaknya jangan menyusahkan!" kataku dengan nafas terengah.Wak Nurma yang mendengar ucapanku terlihat terdiam, sedangkan Kak Nuri dan Bang Diky masih menatapku marah."Apa kalian tahu rasanya tidak mempunyai orang tua lagi? Aku bahkan rela melakukan apapun, asal Ibu dan Bapak kembali," kataku lirih."Lebay!" Aku menatap Kak Nuri den

DMCA.com Protection Status