Share

201. RESTU IBU (Bagian B)

Penulis: Aksara Ocean
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-18 03:34:46

201. RESTU IBU (Bagian B)

Nah, keponakanku yang satu ini memang sudah dewasa dari dulu, dan sekarang malah tambah dewasa. Astaghfirullahaladzim ….

Aksa sekarang tidak pernah lagi mempertanyakan Kak Ika, dia hanya akan mencari Bang Usman dan juga Ellen akhir-akhir ini.

Dan jika Ibra datang ke sini, maka dia akan dengan anteng duduk bermain dengan Ibra dan tidak akan rewel. Benar-benar anak-anak yang sangat tangguh.

Seandainya saja Kak Ika dan Bang Gery tidak egois, maka kedua keponakanku ini tidak akan mengalami nasib seperti ini. Ah, dasar manusia-manusia tidak punya hati.

Di saat kami, aku dan Ellen sangat menginginkan buah hati, mereka malah menyia-nyiakannya karena menuruti nafsu duniawi.

Aku hanya berdoa, agar kami segera mendapatkan kepercayaan dari Allah untuk menimang anak kami sendiri.

~Aksara Ocean~

POV ELLEN

Dapur ini terasa sangat pengap dan juga panas, bukan karena cuacanya yang bisa membuat orang-orang berkeringat. Tapi, karena para tetangga yang terang-terangan berbisik
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   202. RESTU IBU (Bagian C)

    202. RESTU IBU (Bagian C)Kecuali Bang Usman sendiri yang bicara, itu mah hak dia. Aku tidak akan ikut campur, apalagi sampai menyiarkan aib orang lain.Dosa!“Memang tidak tahu, Bu. Kalau penasaran banget sih, Ibu-ibu bisa tanya langsung sama Kak Ika. Ntar kalau dikasih tahu, jangan lupa kabari Ellen,” kataku sambil tertawa kecil.Huuuuuuuu!Ujar mereka kompak, namun selanjutnya mereka malah ikut tertawa bersamaku. Yang tidak ikut tertawa hanya Bu Misni, dia terlihat tengah memikirkan sesuatu.“Ada apa, Mis?” tanya Ibu padanya.Kami semua juga ikut menoleh dan menunggu jawaban dari Bu Misni, dia terlihat tengah menibang sesuatu. Bisa jadi apa yang tengah dipikirkannya ini, tidak bisa diutarakan di depan orang banyak.“Tidak ada apa-apa, Kak,” katanya sambil tersenyum kecil. Namun dia menatapku dengan pandangan berbeda, dan kemudian tersenyum kecil. “Nanti Ibu mau bicara sama Neng Ellen, ya,” katanya lagi.Walau penasaran bukan kepalang, namun aku hanya bisa mengangguk dan menunggu

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-18
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   203. ULAH WAK NURMA (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas203. ULAH WAK NURMA (Bagian A)Bu Misni berjalan menjauh setelah berpamitan denganku, aku hanya menyahuti sekenanya karena memang saat ini aku tengah dilanda keterkejutan yang amat sangat.Bagaimana bisa dia melakukan hal itu? Dia dan Kak Ika benar-benar keterlaluan, dan kemana saja aku selama ini? Bagaimana bisa aku kecolongan?“Dek!”Tepukan tangan Bang Galuh terasa di pundakku, ketika aku berbalik dia langsung mengernyit, terlihat amat khawatir karena keadaanku yang tiba-tiba terdiam dan juga melamun.“Kamu kenapa?” tanya Bang Galuh lagi.Nadanya terdengar amat menuntut, pertanda aku harus menjawab pertanyaannya atau dia akan bertanya sepanjang malam hingga dia menemukan jawaban yang dicarinya.Apa yang harus aku katakan? Apa aku harus jujur dan mengatakan pada Bang Galuh perihal yang baru saja Bu Misni katakan?Atau aku harus menutupinya untuk sementara?Tapi untuk apa aku tutupi? Toh, Bang Galuh adalah suamiku. Tidak ada satupun rahasia dia

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-24
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   204. ULAH WAK NURMA (Bagian B)

    204. ULAH WAK NURMA (Bagian B)“Pokoknya, makan yang teratur, jangan begadang, harus tidur yang cukup. Ndak usah mikirin yang aneh-aneh, kalau butuh apa-apa segera hubungi Ibu!” kata Ibu lagi.“Siap, Bu.” Aku memeluknya dengan erat, bagaimanapun juga aku benar-benar merindukan Ibuku saat ini.“Kamu nangis?” tanya Ibu.Dia berusaha melepaskan pelukan kami, namun aku makin mengeratkan pelukanku dan menggeleng pelan. Tapi siapa yang berusaha aku bodohi? Isak tangisku bahkan saat ini sudah semakin keras, sehingga bahuku berguncang pelan.“Susah, sudah, Ibu kan ada di sini,” katanya sambil menepuk punggungku dengan lembut.Aku mengangguk pelan, dan melepaskan pelukan kami. Dengan ujung jilbabku, aku mengusap wajahku yang terasa panas dan juga sembab.“Galuh, jaga istrimu baik-baik. Jangan disuruh kerja dulu, kalau butuh orang panggil saja buat bantu-bantu. Biar Ibu yang bayar,” kata Ibu pada Bang Galuh.Suamiku itu hanya mengangguk malas, dengan wajah yang manyun. “Iya, Bu. Aman,” katanya

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-24
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   205. MALAM SENDU (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas205. MALAM SENDU (Bagian A)"Kamu kenapa? Makanya dengerin kata Abang, kan udah Abang bilang, jangan terlalu capek," omel Bang Galuh padaku.Aku yang baru saja terjatuh, langsung mendengus keras. Dan mengulurkan tanganku agar Bang Galuh bisa menariknya, karena memang lututku terasa sakit.Kenapa pula harus terjatuh di sini, sih? Sakitnya tidak seberapa, tapi malunya yang mendominasi. Sialan sekali!“Itulah akibat kalau menjadi manusia terlalu sombong!”Aku bisa mendengar cibiran dari Wak Nurma yang dia lontarkan, tepat di belakang punggungku. Wah, semakin melunjak dia ini.“Sudah! Ayo ke kamar!” Bang Galuh menahan tanganku yang hendak berbalik, dan menarik tubuhku lembut ke dalam pelukannya dan menggendongku menuju ke kamar.Ah, jika saja tidak ada Bang Galuh di sini, maka aku akan menghabisi Wak Nurma dan keluarganya. Aku menoleh ke belakang dari sela bahu Bang Galuh dan memberikan ejekan maut pada Wak Nurma.Malam ini akan ku lepaskan mereka,

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-24
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   206. MALAM SENDU (Bagian B)

    206. MALAM SENDU (Bagian B)"Bohong!" balas Bang Galuh cepat.Entah bagaimana lagi, caraku menyangkal ucapan Bang Galuh. Karena jujur saja aku sudah kehabisan kata-kata, dia terlihat begitu mendominasi sekarang.Membuat aku menciut dengan auranya yang terasa gelap."Beneran loh, Bang," kataku pelan.Dia memutar bola matanya dengan bosan, namun tidak membantah apa yang perkataanku."Kalau ada apa-apa, kamu bisa ngomong sama Abang. Kita bisa cari solusinya bareng-bareng, Dek," katanya lembut.Aku yang mendengarnya langsung tertegun, dan kembali menunduk dalam."Bukannya kita suami istri? Kamu sering bantu Abang, membela Abang, bahkan apapun itu. Masak ketika kamu banyak pikiran, ada hal yang membuat kamu kepikiran, kamu malah mendem sendiri," katanya lagi.Seolah membujuk aku dengan halus, untuk jujur dan mengatakan semua perasaanku."Bukannya kamu juga dengar? Bapak dan Ibu berpesan pada Abang, untuk selalu menjaga kamu. Masak kamu mau Abang ingkar?" tanyanya sambil mengusap pipiku."B

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-24
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   207. ROMEO DAN JULIET (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas207. ROMEO DAN JULIET (Bagian A)POV IKA[Kamu di mana, Juliet?]Aku tersenyum tersipu saat mendengar suara seorang lelaki di seberang sana, lelaki yang mampu mencuri hatiku, jiwa dan ragaku.Laki-laki yang mampu membuat aku berpaling dari Bang Usman, dan mengkhianati pernikahan kami yang sudah berlangsung bertahun-tahun lamanya.“Aku lagi di rumah, Romeo,” balasku manja.Melalui sambungan telepon ini, aku berhasil mengikis sedikit rasa rindu yang sudah menumpuk di dada. Hingga rasanya sesak dan juga nestapa, namun suara Romeoku mampu melenyapkan perasaan tidak nyaman itu.Ah, tak ada lagi nama Bang Usman di hati ini. Bukan lagi namanya yang selalu membuat aku tersenyum, bukan lagi suaranya yang bisa membuat aku tersipu malu, dan bukan lagi keberadaannya yang aku rindukan.Entah sejak kapan, namun aku sudah mulai mencintai laki-laki ini. Dan merasakan ketergantungan yang amat besar.[Sayang, kamu memang benar diusir oleh si Usman?] tanyanya lag

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-24
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   208. ROMEO DAN JULIET (Bagian B)

    208. ROMEO DAN JULIET (Bagian B)Suara Mama berhasil menghilangkan senyum ku, dan aku pun langsung menunjukkan wajah datar dan menatap Mama dengan pandangan bosan.“Ma, sudah selesai masaknya?” tanyaku mengalihkan perhatiannya.Dan benar saja, raut wajah Mama langsung berubah masam, dan ikut mendudukkan diri di ranjang sempitku ini. Entah apa lagi yang mau Mama sampaikan, namun aku aku bersyukur karena setidaknya dia tidak mengungkit hal yang barusan saja terjadi.Hahhhh, sambil nunggu Mama bercerita, aku mengedarkan pandangan ke sekeliling. Dan yang menyapa penglihatanku, hanya ruangan kecil yang berisi perabotan sederhana.Karena kami memang saat ini tinggal di kos-kosan milik Pak Lurah, dan aku memutuskan tidak banyak membeli barang. Bahkan yang kami pakai di sini pun, adalah fasilitas kos-kosan ini.Lemari, ranjang, dan juga kursi serta meja. Yang aku beli hanya kompor, piring, dan rice cooker. Setidaknya aku masih menunggu putusan pengadilan, baru aku bisa mengambil langkah.Kare

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-24
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   209. AMBAR DAN SURYA (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas209. AMBAR DAN SURYA (Bagian A)POV AMBARMengurus perceraian ke pengadilan agama benar-benar terasa melelahkan, namun yang membuatku sangat bersyukur adalah Bang Gery yang sama sekali tidak mempersulit jalannya perceraian.Dia bahkan tidak datang pada panggilan yang pertama dan kedua, jika yang ketiga ini dia juga tidak datang maka aku akan secara resmi bercerai dengannya dan menyandang status janda yang sah.Aku tidak tahu, kenapa dia tiba-tiba berubah pikiran seperti ini. Padahal beberapa minggu yang lalu, dia masih ngotot untuk mempertahankan rumah tangga kami.Namun, sekarang dia bahkan tidak menampakkan batang hidungnya sama sekali. Menelepon atau mengirim pesan pun tidak, padahal sebelumnya dia begitu gencar merayuku melalui telepon.Yah, setidaknya dia sadar untuk tidak kembali merepotkan dan menyakitiku. Karena memang, berpisah darinya adalah hal yang aku inginkan. Aku sudah tidak mampu hidup bersamanya lagi.Bahkan akhir-akhir ini, Ibr

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-25

Bab terbaru

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   235. (ENDING) CUPLIKAN SEASON 2 (Bagian B)

    235. (ENDING) CUPLIKAN SEASON 2 (Bagian B)“Bang Usman?”Usman menghentikan langkahnya seketika, panggilan yang baru saja di dengarnya berhasil menarik atensinya agar berhenti sebentar dari kegiatannya.“Ya?” tanyanya sopan.Usman belum pernah melihat wanita ini, cantik, muda, dan juga terlihat sangat lembut. Dan wanita ini juga terlihat cukup ramah, entah kenapa Usman seperti pernah melihatnya.“Apa Ellena ada di rumah?” tanyanya pelan.“Ellena?” Usman mengulang pertanyaan wanita itu.Dia mengernyit heran dan kemudian langsung menatap wanita itu dari atas ke bawah dengan pandangan menyelidik, berusaha kembali mengingat siapa sebenarnya wanita ini.Namun nihil, Usman sama sekali tidak mendapatkan secuil pun ingatan tentangnya.“Maaf, anda siapa?” tanya Usman ingin tahu.“Oh, maaf, saya lupa memperkenalkan diri. Saya Veya, saya adalah suster yang akan menjaga Ellena!” katanya tegas. “Apa Ellena di rumah?” tanyanya lagi.Suster? Apakah wanita ini adalah suster yang dikatakan Indra? Sust

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   234. (ENDING) CUPLIKAN SEASON 2 (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas234. (ENDING) CUPLIKAN SEASON 2 (Bagian A)POV ELLENA Aku sudah banyak berpikir, dan memikirkan hal ini berulang-ulang kali. Dan aku sudah memutuskan kalau berpisah dengan Bnag Galuh adalah keputusan yang tepat.Dia adalah penerus keluarga Dirga, dan jika kami kekeh untuk bersama maka kemungkinan besarnya adalah darah keluarga Dirga akan terputus hanya di Bang Galuh saja.Aku tidak bisa memberinya keturunan, dan mungkin lebih baik kalau dia menikah dengan orang lain dan hidup bahagia bersama keluarga kecilnya.Taraf paling tinggi dalam mencintai adalah ikhlas, dan aku akan mencoba mengikhlaskan Bang Galuh dan berusaha melepaskannya dengan dada yang lapang.Mencintainya, bukan berarti mengikatnya dengan duri yang terlilit hingga mengeluarkan darah. Definisi cinta bagiku adalah, membiarkan dia menemukan kebahagiaannya yang lain.Jika aku bukanlah pelabuhan terakhirnya, maka aku akan membantu angin agar meniup layarnya hingga menemukan pelabuhan y

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   233. BERCERAI (Bagian B)

    233. BERCERAI (Bagian B)“Besok di cek aja, Dek. Takutnya ada yang kurang atau ada yang harus dibeli,” ujar Bang Usman memberi saran. “Oke,” sahutku cepat.“Rumah kalian gimana?” tanya Bang Usman tiba-tiba.Aku dan Bang Galuh terdiam, kami memang belum ada pembahasan tentang ini. Aku sebenarnya juga bingung, jujur saja aku berat meninggalkan rumah lamaku, tapi aku juga berat meninggalkan rumah ini kosong.Bukan karena rumah ini lebih nyaman ataupun lebih besar dan mewah, yang membuat aku berat meninggalkannya adalah memori Bapak dan Ibu yang ada di sini. Jika aku di rumah ini, setidaknya aku bisa selalu mengenang mereka.“Aku sih, ikut Ellen saja, Bang,” ujar Bnag Galuh bijak. “Di mana dia bisa merasa nyaman dan aman, maka di situ kami akan tinggal,” katanya lagi sambil tersenyum.“Nah, Dek … kamu mau di mana?” kata Bang Usman sambil menghadap ke arahku. “Kalau di sini, rumah kalian di kontrakkan saja, daripada rusak,” lanjutnya memberi usul.Aku terdiam dan menimbang, bagaimanapun j

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   232. BERCERAI (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas232. BERCERAI (Bagian A)Setelah perdebatan yang cukup alot dan juga lama, akhirnya Wak Nurma dan juga Bang Diky serta Kak Nuri sepakat untuk pulang besok. Walaupun sebenarnya, Wak Nurma dan juga Bang Diky terlihat masih keberatan akan permintaan yang diberikan oleh Kak Nuri. Karena memang, yang sangat ngotot untuk pulang adalah Kak Nuri.Entah karena bentakan Bang Galuh tadi, atau karena dia memang sudah sadar kalau selama ini sudah menjadi benalu di rumahku.Yah, yang manapun tidak menjadi masalah. Yang penting mereka tidak di sini, bukannya aku kejam ataupun tidak tidak punya hati, tapi memang aku tidak tahan akan kelakuan mereka yang seenak jidat dan juga keterlaluan.Sekarang berhutang pada Bu Saodah dan juga Mpok Lela, tapi besok-besok bisa saja mereka mengulangi perbuatan mereka ini pada orang lain dan kembali mengatasnamakan aku.Bang Diky dan juga Kak Nuri memang keterlaluan, bahkan mereka sama sekali tidak ada mengeluarkan kata maaf k

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   231. EMOSI BANG GALUH (Bagian B)

    231. EMOSI BANG GALUH (Bagian B)"Salahnya adalah … kalian yang terlalu sok tahu! Tutup mulut kalian, jangan sampai aku mendengar hal-hal seperti ini lagi. Atau aku bersumpah, akan merobek mulut kalian!" ujar bang Galuh dengan tajam."Galuh, kami hanya bercanda!" sahut Bang Diky sambil terkekeh kecil."Kalian keterlaluan, Diky, Nuri!" ujar Bulek Rosma pelan. "Masalah keturunan bukanlah hal yang bisa dijadikan candaan!" lanjutnya dengan tajam."Bulek, mereka saja yang terlalu sensitif!" sahut Bang Diky cepat, senyumnya hilang berganti rengutan kesal."Sensitif? Jika kalian bercanda, dan hanya kalian yang merasa itu adalah hal lucu dan hanya kalian yang tertawa. Berarti ada kesalahan di dalam candaan kalian!" sahut Bulek Rosma. "Jangan berlindung dibalik kata 'terlalu sensitif', karena bisa jadi yang kalian tertawakan adalah sesuatu yang mereka perjuangkan!" lanjutnya lagi.War Nurma dan keluarganya terdiam, walau aku yakin kalau mereka masih gatal ingin membalas tapi mereka memilih pi

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   230. EMOSI BANG GALUH (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas230. EMOSI BANG GALUH (Bagian A)BRAK!Meja kokoh yang terbuat dari kayu jati itu sukses bergetar dengan kuat, dan ….Prang!Asbak cantik yang terbuat dari kristal itu pun jatuh menghantam lantai, pecah berkeping-keping hingga menjadi butiran kecil.Semua orang tersentak kaget, dan semuanya sontak melotot kaget dan menatap si pelaku yang tak lain dan tak bukan adalah Bang galuh.Wajahnya memerah menahan amarah, dan nafasnya memburu dengan kuat. Dadanya naik turun berusaha menormalkan detak jantungnya, aku tahu benar kalau lelaki kesayanganku itu tengah sangat marah saat ini."Jaga mulutmu!" desisnya tajam.Kak Nuri tergagap, instingnya sebagai wanita pasti mengatakan padanya untuk menjauh. Dia beringsut mundur ke belakang tubuh Bang Diky, badannya bergetar pelan dan keringat dingin mengalir di pelipisnya.Ditekan oleh aura mendominasi sekuat ini, jelas membuat siapapun menjadi gentar. Apalagi dia adalah seorang wanita, bahkan Bang Diky saja belu

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   229. ELLENA YANG PERKASA (Bagian B)

    229. ELLENA YANG PERKASA (Bagian B)"Aku tidak bercanda!" balasku tegas. "Aku tidak mau menampung benalu, dan aku tidak mau menjual tanahku!" kataku lagi."Sombong sekali kamu, Ellen!" ujar Kak Nuri marah."Iya, dong. Sombong adalah nama tengahku!" kataku cuek.Wajah mereka terlihat memerah, mungkin mereka tidak terima dengan apa yang aku katakan. Tapi biarlah, memang sekali sekali mereka wajib diberi pelajaran.“Kamu juga, Luh. Tidak bisa tegas sebagai seorang suami!” kata Kak Nuri tiba-tiba.“Maksud Kakak apa?” tanya Bang Galuh heran. “Ya iya, kana kata Kakakmu itu, kamu banyak warisan. punya harta dan tidak mengharapkan punya Ellen. Kalau gitu, ya suruh istrimu ini ngasih tanahnya buat kami, dong!’ katanya santai.Bang Galuh sontak menganga lebar, sedangkan aku mala menahan mulutku agar tidak tertawa. Ngadi-ngadi ni, Kak Nuri … mau mengatur harta orang dia.“Loh, mana bisa begitu, Kak. Milik Ellen adalah sepenuhnya punya dia, aku mana ada hak untuk mengatur-aturnya!” kata Bang Gal

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   228. ELLENA YANG PERKASA (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas228. ELLENA YANG PERKASA (Bagian A)"Woah, tunggu dulu!" Aku memotong ucapan Bang Diky, dengan cara mengangkat tanganku di depan dada. Dia terlihat langsing terdiam, namun matanya menatapku dengan tajam."Asal? Asal apa? Kalian mengajukan syarat padaku? Begitu?" tanyaku santai. "Lucu sekali," lanjutku sambil menatapnya.Bang Diky dan Wak Nurma sontak saling berpandangan, dan tak sengaja aku melihat kalau Kak Nuri sedang mencubit kecil tangan suaminya itu."Kalau begitu kami tidak akan pergi!" kata Bang Diky tegas."Lah, aku yang punya rumah sudah tidak mau kalian tumpangi. Apa tidak malu? Kok betah banget menjadi benalu?" sindirku kepada mereka."Dek!" Bang Galuh kembali menegur, dan dia menggeleng pelan.Aku mendengus, kesal sekali rasanya dengan mereka. Bukannya mendapat pencerahan, dan kemudian sadar, eh, malah sok mengajukan syarat padaku.Memangnya mereka siapa? Saudara boleh saudara, tapi saudara yang baik dan sopan lah yang akan aku angg

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   228. PENGUSIRAN KELUARGA WAK NURMA (Bagian B)

    228. PENGUSIRAN KELUARGA WAK NURMA (Bagian B)"Dan sekarang, saat mereka datang ke sini untuk menagih perbuatan kalian, kalian berdua malah berpura-pura tidak tahu dan melimpahkan semuanya pada Wak Nurma!" kataku panjang lebar. "Manusia namanya itu?" tanyaku lagi dengan ketus.Semua orang di sini terdiam dan mendengarkan ucapanku, aku yang emosi adalah yang terburuk."Dia Ibu kalian, dan Kakak dari Ibuku! Itu artinya dia juga adalah Ibuku, pengganti orang tuaku! Aku tidak terima kalian melakukan hal itu pada beliau!" kataku lagi. "Tapi kalian malah bersikap seenaknya, apa kalian memikirkan Wak Nurma, hah?" tanyaku lagi."Bila kalian tidak bisa memberi, setidaknya jangan menyusahkan!" kataku dengan nafas terengah.Wak Nurma yang mendengar ucapanku terlihat terdiam, sedangkan Kak Nuri dan Bang Diky masih menatapku marah."Apa kalian tahu rasanya tidak mempunyai orang tua lagi? Aku bahkan rela melakukan apapun, asal Ibu dan Bapak kembali," kataku lirih."Lebay!" Aku menatap Kak Nuri den

DMCA.com Protection Status