All Chapters of Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas: Chapter 181 - Chapter 190

237 Chapters

182. POV IKA (Ruri pinjam uang) (Bagian A)

Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas182. POV IKA (Ruri pinjam uang) (Bagian A)Tidak terasa sudah hari ketiga semenjak kepergian bapak dan ibu, di pagi hari ini keluargaku datang dan turun di rumahku.Aku berpamitan kepada Bang Usman dan pulang ke rumah untuk menemui keluargaku, yang kebetulan ikut ke sini hanya Mama dan juga adik perempuanku beserta suaminya. Bang Usman tadi berpesan agar membawa keluargaku ke sini, tapi mana mereka mau. Toh, mereka ke sini untuk melihatku, bukan untuk takziah.Tapi, aku hanya mengiyakan saja kata-kata dari Bang Usman, agar dia senang dan mau mengizinkan aku untuk pulang."Ma!" Aku memeluk Mama dan mencium pipinya, aku sangat rindu karena memang sudah lama tidak bertemu dan berpelukan seperti ini."Dari mana kamu? Mama nunggu lama banget!" protes Mama sambil mencubit lenganku."Dari rumah Bapak, kan masih suasana duka, Ma. Nanti malam itu, masih malam ketiga," ujarku sambil membuka pintu rumah.Mama dan adikku masuk sambil mengedarkan pandangan
last updateLast Updated : 2022-07-14
Read more

183. POV IKA (Ruri pinjam uang) (Bagian B)

183. POV IKA (Ruri pinjam uang) (Bagian B)"Tapi cepat ya, Kak. Aku mau segera punya usaha, punya grosir besar di desa. Biar nggak ada lagi orang yang menghina kami!" ujar Ruri lagi sambil merengek manja.Aku menatapnya sambil tersenyum dan mengangguk, impiannya begitu sederhana. Agar tidak ada lagi yang menghina mereka! Agar mulut orang-orang di desa bungkam.Aku tahu, banyak orang yang menjengkali Mama dan Ruri karena kami dulu memang keluarga yang biasa-biasa saja.Bisa dibilang semenjak aku menikah dengan bang usman, kehidupan kami menjadi lebih baik dari hari kehari.Bang Usman bukan tipe menantu yang perhitungan pada keluarga istrinya, dia cukup rendah hati dan juga baik.Dia tidak segan memberikan bantuan untuk membangun rumah Mama dan juga membelikan sepetak kebun sawit, agar hasilnya bisa digunakan Mama untuk kebutuhan sehari-hari.Cukup? Jelas cukup, bahkan berlebih jika untuk Mama sendiri, tapi semenjak ada Amar dan Ruri, Mama sering kekurangan dan memintaku untuk mengirim
last updateLast Updated : 2022-07-14
Read more

184. POV IKA (Ruri pinjam uang) (Bagian C)

184. POV IKA (Ruri pinjam uang) (Bagian C)"Barusan, Kakak cuma nganter lauk buat kalian makan siang. Soalnya Ibu masak rendang jengkol," kata Ambar sambil mengangsurkan satu buah rantang alumunium, yang langsung diterima Ellen dengan sumringah.Cih, lebay sekali!"Ada oseng cumi, dan juga sambal hati ampela," kata Ambar lagi. "Kamu sudah makan?" tanyanya ke arah Ellen.Adik iparku itu menggeleng pelan, dan Ambar mendelik dramatis. Lucu sekali, padahal dulu mereka itu bermusuhan. Tapi sekarang malah sebegitu dekatnya seperti perangko! Cih!Melebihi kekompakan aku dan juga Ellena, karena memang akhir-akhir ini aku berusaha menjauhi Ellen. Aku tidak nyaman lagi berpura-pura di depannya.Aku menjadi pribadi yang cuek dan juga pendiam, tentunya di belakang Bang Usman. "Kenapa belum makan?" tanya Ambar lagi pada Ellen."Nggak apa-apa, Kak. Aku memang belum selera saja," kataku menyahuti.Galuh berdiri dan memberikan kursinya untuk di tempati oleh Ambar, setelah Bang Usman yang langsung me
last updateLast Updated : 2022-07-14
Read more

185. BATAS KESABARAN USMAN (Bagian A)

Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas185. BATAS KESABARAN USMAN (Bagian A)POV IKAAku sontak menatap Ellena dan juga Bang Usman dengan pandangan yang sangat marah, jujur saja aku kecewa saat mendengar ucapan yang baru saja Nuri lontarkan. Bagaimana bisa Ibu dan Bapak melakukan hal ini? Bukankah Bang Usman seharusnya yang lebih berhak? Bang Usman adalah anak laki-laki satu-satunya, dan juga anak suluk keluarga ini.Dan mereka lebih memilih Ellena? Hah, yang benar saja!Aku melirik ke arah Ellen dengan sinis, biar dia sadar kalau aku tidak menyukai kabar yang baru saja kudengar ini. Saat menatap Bang Usman aku langsung menuntut jawaban padanya."Kok bisa sih, Bang?" tanyaku dengan nada menuntut pada Bang Usman.Suamiku itu kemudian malah mengernyit heran, keningnya melipat dalam dengan ekspresi yang sangat aku benci, mungkin dia heran dengan tingkahku.Aku sendiri jelas tengah memendam kekesalan yang amat besar saat ini, dan dia malah santai-santai saja. Sialan! Tidak bisakah dia p
last updateLast Updated : 2022-07-14
Read more

186. BATAS KESABARAN USMAN (Bagian B)

186. BATAS KESABARAN USMAN (Bagian B)"Kenapa kalian begini, sih?" ujarnya pelan. "Masih empat hari! Empat hari yang lalu Mbak Mai dan juga Mas Rahman di kuburkan, dan saat ini kalian sudah ribut masalah warisan? Sadar! Itu bukan ranah kalian!" katanya lagi.Halah, air mata buaya. Padahal Bulek Rosma iu juga pasti merasa kecewa karena tidak mendapatkan hak waris dari Bapak."Halah, Ros ….""CUKUP!"Ucapan yang hampir dikeluarkan oleh Wak Nurma, dipotong Ellen dengan lantang. Dia menatap kami semua dengan nafas yang memburu, dia terlihat amat berusaha menahan amarahnya.Dadanya naik turun dan kemudian, "Cukup!" Dia mendesis.Terlihat amat berbahaya juga mengancam, namun aku sama sekali tidak takut dengannya. Aku adalah istri Abangnya, yang seharusnya mendapatkan lebih banyak ketimbang dia."Kenapa kalian meributkan harta orang, hah?!" tanyanya pelan namun tajam.Orang-orang di sini semua terdiam, Ellena terlihat sangat marah dan juga kecewa. Sudah lama aku tidak melihat amarahnya.Juju
last updateLast Updated : 2022-07-14
Read more

187. BATAS KESABARAN USMAN (Bagian C)

187. BATAS KESABARAN USMAN (Bagian C)Kami semua terdiam dengan pikiran masing-masing, namun tidak lama kemudian aku langsung bergegas pergi karena mendengar ucapan Bang Diky."Hati-hati, Ka. Kakaknya Galuh itu kan, mau bercerai, bisa saja Usman kecantol!"Sialan, sialan! Ambar sialan!Dan setelah aku sibuk mencari keberadaan mereka, aku bisa menemukan mereka tengah enak-enakan menikmati makanan yang tadi di bawa oleh Ambar.Amarahku membumbung tinggi dan berjalan cepat ke arah mereka."Enak ya, makan di sini. Nggak mikirin anak dan istri yang belum makan!" Aku berdiri di bibir pintu dan menatap Bang Usman dengan pandangan tajam, namun suamiku itu dengan cueknya tetap makan dengan lahap.Sialan, dia tidak memperdulikan keberadaanku."Oh, Aksa udah aku suapin tadi, Kak," kata Ellen sambil tersenyum kecil.Cih, sok baik. Aku tidak menyahuti ucapannya dan malah mendengus juga membuang muka. Malas sekali aku melihatnya, najis"Kakak mau makan juga?" Ambar bertanya padaku.Dia mengangsurk
last updateLast Updated : 2022-07-14
Read more

188. JATUH TALAK UNTUK IKA (Bagian A)

Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas188. JATUH TALAK UNTUK IKA (Bagian A)POV ELLENAKak Ika terdiam setelah Bang Usman mengucapkan kata 'cerai' untuknya, wajahnya terlihat linglung dan juga bingung.Dia menatap Bang Usman dengan pandangan gamang, bibirnya bergetar seperti hendak mengucapkan sesuatu, namun tak ada satu patah kata pun yang keluar."A—abang bercanda, kan?" tanyanya pelan.Nyaris berbisik, hampir tak terdengar oleh kami. Namun suasana yang hening dan juga dingin, membuat telinga kami semua mampu mendengar bisikannya dengan jelas."Tidak! Aku serius!" ujar Bang Usman dengan tegas. "Pulanglah, tenangkan dirimu bersama keluaragamu!" katanya lagi sambil memalingkan wajah.Nada bicara Bang Usman terdengar bergetar, saat mengucapkan kata 'keluargamu', karena memang sampai sekarang keluarga Kak Ika sama sekali belum ada yang datang ke sini.Mereka sepertinya tidak berniat untuk mengucapkan bela sungkawa, dan menghibur kami yang baru saja di tinggalkan oleh kedua orang tua k
last updateLast Updated : 2022-07-16
Read more

189. JATUH TALAK UNTUK IKA (Bagian B)

189. JATUH TALAK UNTUK IKA (Bagian B)Aku dan yang lainnya menggeleng kecil, merasa tak percaya dengan semua lontaran tuduhan yang Kak Ika ucapkan.Bagaimana bisa dia menuduh hal sekeji itu pada kami? Khususnya pada Bang Usman dan juga Kak Ambar, bukankah dia yang seperti itu?Kenapa maling malah teriak maling? Toh dia yang berselingkuh, kenapa malah menuduh Bang Usman? Dia playing victim dan malah berlagak menjadi seorang korban."Astaghfirullahaladzim, Kak," kataku pelan. "Kenapa Kakak malah menuduh Bang Usman yang berselingkuh padahal ….""DEK!" Ucapanku terhenti karena pekikan Bang Usman, dia menggeleng pelan dan aku sadar kalau aku baru saja hampir mengucapkan sesuatu yang bukan ranahku.Hal ini, mengenai perselingkuhan Kak Ika, hanya Bang Usman yang berhak mengatakannya. Dan Bang Usman bertekad tidak akan mengungkapkan pada siapapun, kalau Kak Ika berselingkuh.Jika mereka bercerai pun, biarlah orang tahu kalau mereka bercerai karena sudah tidak ada kecocokan lagi di dalam ruma
last updateLast Updated : 2022-07-16
Read more

190. MALING TERIAK MALING (Bagian A)

Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas190. MALING TERIAK MALING (Bagian A)Kak Ika dan juga Ibunya masih memaki Bang usman dengan segala bentuk makian dan juga kata-kata kotor, yang jujur saja baru aku dengar.Karena memang seumur hidup aku tidak pernah mendengar orang memaki sebegini beringasnya seperti saat ini, Kak Ika menangis tersedu-sedu di dalam pelukan Bu Marni.Ruri mengusap punggungnya dengan lembut, dan aku hanya bisa menghela nafas berat saat melihat drama yang ditampilkan oleh orang-orang di depan sana.Maaf, bukan drama sepertinya. Karena Bu Marni dan juga Ruri memang belum mengetahui alasan Bang Usman menceraikan Kak Ika, mereka hanya tahu kalau Abangku ini tengah marah besar juga khilaf sehingga menjatuhkan talak.."Usman, tega sekali kau menceraikan Ika. Apa kurangnya dia? Hah?" tanya Bu Marni sambil terisak perih.Di sudut hatiku yang paling dalam, aku kasihan padanya. Dia begitu membela harkat dan martabat anak perempuannya, namun dia tidak mengetahui kalau anak y
last updateLast Updated : 2022-07-16
Read more

191. MALING TERIAK MALING (Bagian B)

191. MALING TERIAK MALING (Bagian B)Enak saja, Kak Ambar yang tidak tahu apa-apa malah di maki-makinya dengan sadis. Padahal dia yang bersalah, malah berlagak menjadi korban.Bisa-bisanya Kak Ika berubah sebegini pesatnya, padahal dia dulu tidak begini. Dia dulu adalah wanita yang baik dan juga sopan, begitu setia mendampingi Bang Usman.Merintis usaha dari nol, ya walau banyak bantuan yang diberi oleh Bapak, namun Kak Ika cukup bisa di beri empat jempol. Dia tidak pernah mengeluh sama sekali.Namun kenapa dia sekarang sangat berubah? Dia menggadaikan kebahagian keluarganya oleh kebahagiaan sesaat yang datang padanya."Sialan kau Ellena! Apa yang kau tahu, Hah? Kau jelas akan membela Abangmu, walaupun Abangmu bersalah. Asal kau tahu d UGia berselingkuh di belakangku dengan Ambar!" katanya ketus."Ika! Jaga bicaramu!" bentak Bang Usman dengan kuat."Usman! Jangan berani kau membentak anakku!" balas Bu Marni dengan ketus."Sudah berani selingkuh, dan sekarang kau mau membentak-bentak a
last updateLast Updated : 2022-07-16
Read more
PREV
1
...
1718192021
...
24
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status