Home / Romansa / Pelakor Itu Pembantuku / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Pelakor Itu Pembantuku: Chapter 51 - Chapter 60

150 Chapters

Bab 51. Anda Jual Saya Borong, Ibu Mertuaku

Bab 51. Anda Jual Saya Borong, Ibu Mertuaku “Kau tidak menyimpan nomor suamimu?” pekiknya dengan suara seperti petir. Pengunjung yang lain sempat melihat ke arah kami dengan heran. “Ya, maaf,” sahutku datar. “Keterlaluan kamu! Istri macam apa yang tidak punya perhatian sedikitpun pada suami! Pantas Gilang lebih betah sama Harum dari pada sama kamu!” ketusnya. “Tolong jangan ribut di sini, Ma! Ini rumah sakit!” sergahku sambil bangkit meninggalkannya. “Mel! Duduk!” perintah ibu menghentikanku. Aku menurut setelah menghela nafas berat. “Melur sengaja memblokir dan menghapus nomor Gilang pasti ada alasannya, Mbak,” ucap ibu mencoba membelaku. “Iya, anak situ! Pasti dibela!” sungut mama sambil merogoh tas tangannya. Dengan kasar diobrak-ab
last updateLast Updated : 2022-02-26
Read more

Bab 52. Ibu Mertua Kena Serangan

Bab 52.  Ibu Mertua Kena Serangan “Mohon maaf Ibu, saldonya  tidak mencukupi.” “Tidak mungkin, coba sekali lagi!” perintahnya. “Sudah berkali-kali, Bu. Kalau ada kartu yang lain?” “Dipegang anak saya, saat berangkat tadi pagi, dia mengembalikan yang ini, lalu minta yang satu lagi.” “Oh, berarti anak ibu mengembalikan yang ini karena memang sudah habis. Makanya dia minta yang satu lagi,” terka si petugas. “Enggak mungkinlah anak saya begitu, Mbak. Masak tega ngabisin saldo saya?” “Maaf, saya hanya menerka.” “Sebentar, Mbak, saya telpon dulu, ya?” “Baik, Ibu.” Mertuaku melangkah ke bangku panjang, lalu mulai menelpon. Lima menit kemudian, Mas Gilang, Harum dan ib
last updateLast Updated : 2022-02-26
Read more

Bab 53. Harum Tidur Di Ranjang Bekasku

Bab 53. Harum Tidur Di Ranjang Bekasku  “Tidak, Bu. Aku tidak sendirian. Ada Ibu, ada Chika, ada teman-teman, juga ada Mas Reno … ops!” Mulutku keceplosan menyebut nama itu. “Siapa yang terakhir kau sebut?” sergah ibu menatapku lekat. “Lupakan, Bu! Bukan siapa-siapa.” “Jangan bilang kalau Reno yang kau sebut itu adalah Reno yang dulu mengkhianatimu! Lelaki yang membuatmu menangis tiga hari tiga malam mengurung diri di kamar dan nekat berhenti kuliah. Kalau  Gilang tidak datang menghiburmu, kau udah mati karena patahati,” cecar ibu. Aku terkesiap. Ibu tidak tahu masalah yang sebenarnya. Rasa bencinya sama besar dengan rasa benciku dulu. Tapi, setelah aku tahu kalau semua adalah rekayasa Mas Gilang, aku justru merasa salah telah menuduh Mas Reno yang bukan-bukan. Tapi, tidak mungkin aku menjelaskan semuanya se
last updateLast Updated : 2022-02-26
Read more

Bab 54. Pezina di Kamar Tidurku

Bab 54. Pezina di Kamar Tidurku “Ho oh, yuk masuk kamar! Kamu harus istirahat! Kamu kan masih hamil muda, masih rentan. Kalau perutmu kenapa-napa, papa dan mama pasti kecewa.” “Iya, Sayang ….” Kudengar langkah mereka menjauh. Sepertinya mereka benar-benar nekat tidur di kamarku. Darahku kian mendidih. Terasa panas dan tegang tengkukku di  bagian kanan. Ya, Tuhan! Apa yang harus aku lakukan sekarang? Perempuan itu akan tidur di ranjang bekas aku tidur dengan suamiku. Dia bahkan dibujuk dan dirayu oleh lelaki yang dulu membujuk dan merayuku. Kurebahkan tubuh yang terasa sangat lemas di ranjang. Kupejamkan mata dengan paksa. Sendi sendi terasa berlepasan, rasa sakit di seluruh tubuh kian menyerang. Panas! Hatiku panas! Dadaku panas! Nafasku panas! Semuanya panas! Aku bagai dibakar di api neraka. Yah, ini adalah neraka dunia. Kenapa aku harus merasakannya? Apa salahku,
last updateLast Updated : 2022-02-26
Read more

Bab 55. Bukti Perzinahan Kudapat

Bab 55. Bukti Perzinahan Kudapat “Ampun, Kak! Ampun … Mas Gilang yang maksa aku tidur sini!” pinta Harum dengan memelas. “Oh, jadi Mas Gilang yang memintamu tidur di kamarku?” teriakku dengan lantang agar menjadi bukti di video itu bahwa kejadian ini benar benar di kamarku. “Iya, Kak. Aku bilang aku mau tidur di kamar pembantu aja, tapi dia ngelarang,” “Siniin HP-nya!” tiba-tiba Mas Gilang yang telah berpakaian menyerang Bik Ina. Bik Ina melemparkan HP ke ranjang, ke dekatku. Langsung kutangkap dan kusembunyikan di dalam pakaian dalamku. Mas Gilang meradang, tepat saat ibu membawa chika masuk ke kamar. “Ada apa ini? Astafirullah!  Harum! Kau telanjang di atas ranjang majikanmu! Ya Allah! Laknat apa yang akan Kau timpakan kepada pasangan mesum ini, Ya Tuhan!” teriak ibu histeris. Bik Ina d
last updateLast Updated : 2022-02-26
Read more

Bab 56. Suamiku di Ambang Kebangkrutan

Bab 56.  Suamiku di Ambang Kebangkrutan “Maaf, aku enggak bisa datang, Mel. Aku ke kampus hari ini. Penting banget!”  lirih Mala  begitu teleponku terhubung. “Ok,” sahutku pasrah. Kucari nomor Mas Andy. Mungkin dia bisa menjelaskan semuanya. “Ya, Mel! Kamu hari ini mau masuk rumah itu, ya?” sapanya. “Aku udah sampai, Mas,” sahutku. “Bagaimana, suka rumahnya?” “Tolong jangan permainkan saya! Ini rumah mertua saya! Kenapa Mas Andy menawar rumah ini?” “Oh, iya. Rumah mertuamu? Bagaimana bisa?” “Jangan main-main, Mas! Mas tahu sebenarnya, kan?” “Enggak. Suer, aku enggak tahu.” “Kenapa Mas menyuruh saya ngontrak rumah ini? Bisa Mas je
last updateLast Updated : 2022-02-26
Read more

Bab 57. Mas Gilang Datang Menyerang

Bab 57. Mas Gilang Datang Menyerang Butuh setengah jam, mantan karyawan toko pusat telah tiba. Dengan mengendarai sepeda motor, mereka bisa mempercepat perjalanan. Pasti mereka mengambil jalan pintas untuk menghindari kemacetan. “Mbak pindah ke sini? Pantes yang di Medan di tutup,” kata Siska terperangah begitu dia memasuki toko. “Saya ngontrak di sini. Oh, iya, perlu kalian ketahui, saya bukan istri Pak Gilang lagi. Jadi, apapun yang terjadi ke depannya, tolong jangan kaitkan saya dengan urusan beliau,” sahutku menatap lekat keempat karyawan baruku. “Mbak berpisah dengan Bapak?” Semua terkejut, kecuali Siska. Sempat kulihat dia tersenyum samar. Entah apa maksudnya. “Ya, semoga kalian bisa memaklumi.” “Pantas, Pak Gilang hancur-hancuran. Toko-toko dijuali, mobil pikc up juga udah dijuali,” sahut Pak
last updateLast Updated : 2022-02-26
Read more

Bab 58. Siska Anjing Kejepit

Bab 58. Siska Anjing Kejepit “Jangan ada yang mendekat! Dia masih sah istriku!” ancam Mas Gilang. Mereka hanya melongo. Harum kembali, mendekatiku lalu menyodorkan ponselku. “Aman, Mas. Sudah kuhapus!” teriaknya sambil tertawa. Spontan Mas Gilang melepaskanku sambil terkekeh. “Aku sudah menawarkan pilihan terbaik buatmu, Sayang. Tapi kau menolak. Ok, sampai jumpa di sidang, ya! Sudah kubilang bukan, aku punya harta untuk melawanmu! Juga punya otak! Bukti yang akan kau gunakan untuk melawanku, sudah kuhapus. Oh, bukan aku yang hapus, tapi calon istriku, adikmu! Mantan pembantumu! Yang sebentar lagi akan jadi ratu di istanaku. Sedang bukti yang kudapat tentang perselingkuhanmu dengan pecandu yang membeli rumah ini, sudah ada ditanganku, hehehehe ….” “Jadi, tujuanmu ke sini hanya untuk menghil
last updateLast Updated : 2022-02-26
Read more

Bab 59. Semoga Siska Tak Berkhianat

Bab 59. Semoga Siska Tak Berkhianat “Mbak Mel! Mbak Keren banget! Ok, aku siaap. Malam ini juga akan aku laksanakan. Kebetulan ini malam Minggu, kan, Mbak? Aku ada lasan minta diapelin, kalau dia enggak datang, aku ancam aja enggak mau bersaksi di sidang Senin besok.” “Bagus.” “Aku enggak di pecat, kan, Mbak?” “Enggak,  dengan syarat, kau harus berhasil menjalankan tugasmu!” “Baik, aku akan kerja keras untuk itu. Sakit hatiku dibohongi oleh Pak Gilang. Aku juga sering disuruh memanipulasi laporan, uangnya diambil olehnya, rupanya untuk senang-senang sama perempuan itu!” “Ya, benar sekali.” “Makasih, Mbak! Mbak sudah menyadarkan saya.” “Hati-hati menjalankan misimu nanti malam, ya! Jangan sampai kau yang terjebak, perawanmu m
last updateLast Updated : 2022-02-26
Read more

Bab 60. Telepon Dari Mertua Saat Sidang Pertama

Bab 60. Telepon Dari Mertua  Saat Sidang Pertama “Ibu, sudah, enggak usah dibahas!” bisikku di telinga ibu. Lalu memberi kode kepada teman-temanku. Perasaanku tidak enak  kepada Mas Andy. Mudah-mudahan dia bisa memaklumi. “Hust, itu suamimu datang bersama pasukannya!” Mala menunjuk ke arah pintu dengan dagunya. Kami menoleh ke sana. Dengan pedenya Mas Gilang melangkah beriringan dengan Siska. Saat melewati kami, Siska mengedipkan mata ke arahku. Aku membalasnya dengan senyum. Saat itulah ponselku berbunyi. Kuraih dan kuteliti sipenelepon. Jantungku berdegup kencang, telepon dari papa mertuaku. Bagaimana mungkin? Bukankah dia kena stroke? “Siapa?” tanya Mas Andy melirik ke ponselku. “Papa mertua, papanya Mas Gilang,” sahutku resah. “Angkat aja! Mumpung sidangnya belum mulai, cepat!” perintah
last updateLast Updated : 2022-02-26
Read more
PREV
1
...
45678
...
15
DMCA.com Protection Status