Bab 44. Mertua Menangis, Suami Meradang “Pergi, Mel! Aku enggak tahan lagi! Pergi!” lirihnya dengan suara hampir hilang. “Kita berobat, ya, Mas! Kau mau berubah, kan? Kau mau direhap, kan, Mas?” tanyaku sambil membelai kepalanya. “Mas, kau mau kan, demi aku?” bisikku lembut di telinganya. “Kau akan kembali padaku?” Aku tercekat, tapi tidak ada lagi waktu untuk berpikir. “Asal kau berjanji untuk sembuh dan tidak akan pernah mengulang lagi, aku mau,” sahutku. “Baik, bawa aku berobat! Bawa aku ….” Keluarganya langsung menghambur masuk. Mereka rupanya mengintip sejak tadi. Rasa lega dan harapan baru tergambar dari wajah mereka.*** Sekembali dari panti rehab, aku langsung pulang. Pukul dua siang, ada waktu dua
Last Updated : 2022-02-25 Read more