Home / Romansa / Pelakor Itu Pembantuku / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of Pelakor Itu Pembantuku: Chapter 141 - Chapter 150

150 Chapters

Bab 141. Lamaran Mengharukan

Bab 141. Lamaran Mengharukan "Kita nekat kawin lari,  yuk. Kita nikah secara militer aja,  mau enggak?" ajak Mas Diky terdengar makin putus asa. "Emang bisa?" tanyaku menahan geli.  Kedua orang tua kami menahan tawa.  "Iyakan aja!" bisik Papanya. Mereka sepertinya ingin mengerjai Mas Diky. "Bisa,  ayuklah! Mau,  ya,  Sayang!  Tolong!  Daripada suamimu mampus karena kutembak,  bagus kita nekat sekarang. Iya,  kan?" "Kalau kau tembak suamiku,  kamu masuk penjara,  aku jadi janda,  dong?  Ntar,  aku nikah lagi," ancamku sengaja mempermainkan hatinya. "Aku tembak lagi!" Dia balik mengancam. "Kamu penjara lagi!" "Biarin!" "Aku nikah lagi!" "Kutembak lagi!" "Panjara lagi!"&nb
last updateLast Updated : 2022-03-26
Read more

Bab 142. Pernikahan Kedua Dan Terakhirku

Bab 142. Pernikahan Kedua Dan Terakhirku Kupaksa otakku berfikir keras. Mencoba membongkar memori ingatan, namun, tetap tak kutemukan. Tunggu, suaranya? Suaranya, sepertinya juga tidak asing. Sepertinya aku sering mendengarnya, tapi siapa? Apakah karena tertutup masker, sehingga suaranya agak susak kukenali. Rasa penasaram mengaduk hati, ok, aku akan cari tahu dari si pengirim karangan bunga itu.   Aku bangkit perlahan, menuju sudut ranjang. Baru saja tanganku hendak meraih kertas kecil yang terselip di karang bunga yang lumayan cantik itu, seseorang memanggilku untuk segera keluar.  “Mel! Ayo, rombongan mempelai pria akan segera tiba. Akad nikah akan segera dimulai.”  Mala dan Rani berdiri di ambang pintu kamar. Keduanya berkebaya dengan warna dan model yang sama, rambut mereka berdua digelung rapi, wajah di make up cantik. 
last updateLast Updated : 2022-03-27
Read more

Bab 143.  Kejutan Di Malam Pertama Pertama

Bab 143.  Kejutan Di Malam Pertama Pertama “Terima kasih sudah menjadi istriku, Mel! Aku sangat mencintaimu! I Love you, Sayang!” bisiknya  lembut di telinga.  “Kau juga tampan sekali, Mas, aku bangga dan sangat bersyukur bisa memilikimu. I love you, too,” balasku mengerjapkan mata.  “Terima kasih.” Mas Reno tersenyum lagi. “Sekarang, ya?” tanyanya memohon izin.  Aku tak menjawab, karena memang dia pun tak menunggu jawaban dariku. Mulutku tak lagi bisa berucap. Bibir kenyal mas Reno telah melumatnya. Awalnya begitu lembut, namun sesaat kemudian berubah kasar. Mas Reno melumatnya dengan begitu rakus.  Aku membalas setiap lumatannya. Makin terhanyut saat lidahnya menerobos masuk ke dalam mulutku.  Mas Reno menjelejah setiap inci rongga mulutku. Memeprmainakn lidahku de
last updateLast Updated : 2022-03-28
Read more

Bab 144. Cinta Pertama Dan Selamanya (Tamat)

Bab 144. Cinta Pertama Dan Selamanya (Tamat)   Itu Kak Bulan. Dia merekam video ini  untukku? Kak Bulan tengah duduk di samping sebuah  ranjang pasien.   Sepertinya seseorang sedang berbaring di ranjang itu. Entah siapa, wajahnya tidak muncul di rekaman.     “Maaf, ya, Mel. Sepertinya kamu sudah duluan lihat fhoto-fhoto itu baru buka plasdisc ini. Iya, kan? Pasti kamu sedang marah, emosi, kecewa dan mungkin kamu juga udah ngusir Reno. Aku enggak tahu persis apa yang terjadi di situ. Aku hanya berusaha memberi yang terbaik buatmu, adikku. Selama ini kami sekeluarga telah membuat hidupmu hancur. Untuk terakhir kalinya aku berusah setidaknya bisa menyelamatkan pernikahan yang baru saja kau mulai.   Isi Plasdisc ini aslinya bukan ini, Mel. Sengaja kuhapus, dan kuganti dengan yang ini.  Tapi, foto-foto itu enggak bisa kuganti, karena dia yang memesan karangan bunga itu. Kau tahu siapa? Ha
last updateLast Updated : 2022-03-29
Read more

Bab 145.Ekstra Part 1

Bab 145.Ekstra Part 1   VOP Harum   Kehancuran Kak Melur adalah target utamaku. Dia yang telah membawaku ke kota ini, semua masalah ini timbul  karena dia, Aku dan keluargaku terusir dari kampung, juga karena dia telah menghasut orang kampung.   Sekarang, Mas Yanto meninggal, Ibu di penjara, dan aku terlunta-lunta dengan penyakit di tubuhku. Ke mana aku akan bernaung sekarang? Setelah kucoba mengemis kepadanya, dia malah mengusirku dengan kasar. Harusnya dia bertanggung jawab dan menampungku.   Sekarang, ke mana aku akan melangkah? Uang yang di berinya waktu itu hanya cukup biaya makan seminggu.   Untung tempat tinggal aku enggak perlu bayar. Bekas toko ini bisa kugunakan untuk tempat bernaung. Tapi untuk makan besok, aku uang dari mana?   Sebuah Mobil berhenti di depan toko. Gegas aku keluar melihatnya. Itu Bang Jordan, teman Mas Gilang sekaligus tempat
last updateLast Updated : 2022-03-30
Read more

Bab 146. Ekstra Part 2

Bab 146. Ekstra Part 2     Secara rutin aku memeriksakan diri ke dokter. Namun penyakitku tak juga kunjung sembuh. Awalnya tak menunjukkan gejala apa-apa. Tetapi  setelah beberapa tahun kemudia, infeksi itu sudar menyerang bagian dalam tubuh. Mulai dari uterus, bahkan alat kelamin itu sendiri.   Melihat kondisiku, tak ada lagi lelaki hidung belang yang mau menggunakan jasaku. Mereka merasa jijik dan takut tertular.    Padahal aku tak pernah mengatakan  tentang penyakitku. Aku hanya deman biasa, begitu alasanku. Tapi, melihat kodisi tubuhku yang kian kurus tinggal tulang, juga lemah tak bertenaga, mereka semakin curiga.   Bokong dan dada besarku yang sangat terkenal di kalangan lelaki durjana itu, mulai menipis. Hilang sudah andalanku dalam menjerat mangsa.  Aku menganggur. Makan tidur menjadi tanggunagn Bang Jordan.  Dia mulai marah karena mengaggap aku tak lagi meguntungka
last updateLast Updated : 2022-03-31
Read more

Bab 147. Ekstra Part 3

Bab 147. Ekstra Part 3     “Oh, iya, sabar, ya, Bu. Sebentar saja, kok! Enggak lama. Mereka pelanggan tetap saya. Harus  ekstra pelayanannya. Memang Ibu yang duduk duluan di sini, tapi, mereka yang memesan duluan.” Penjual es  itu, tak menghiraukanku.   “Saya duluan! Saya dari tadi  di sini!  Mentang-mentang mereka orang kaya, saya orang miskin, saya enggak dilayani, begitu? Saya bisa obrak abrik warung jelekmu ini tau?” teriakku mulai emosi.   “Lho dari tadi ibu enggak minta, mereka pesan, baru ibu minta, sabar, dong!” Penjual es tak juga memenuhi permintaanku.   “Pokoknya layani saya dulu! Saya sudah tidak sabar! Biar jadi pelajaran buatmu! Jangan pilih kasih sama pembeli, ya!”   “Ya, sudah, ibu ambil yang sudah dibungkus itu, dulu, enggak apa-apa, saya akan ganti nanti buat mereka, tanggung ini, dua bungkus lagi!”   “Saya e
last updateLast Updated : 2022-04-01
Read more

Bab 148. Ekstra Part 4

Bab 148. Ekstra Part 4   VOP Gilang   "Selamat menghirup udara bebas! Selamat datang kembali di dunia yang penuh sandiwara ini!"   Aku terperangah.  Seorang wanita tinggi semampai berkacamata hitam, menegurku.  Aku tidak dapat mengenalinya.   Lama kupindai wajah dan penampilannya.  Rambut sebahu hitam legam,  badan padat berisi,  dan suara yang tegas penuh wibawa.   "Selamat menjalani babak kedua dalam hidupmu?" ucapnya lagi.   Jemari dengan berkutek merah terang itu memegang bingkai kacamata,  lalu menanggalkannya perlahan.   "Fika ...!" gumamku terkejut.   Pengacara wanita yang telah membuat sang Hakim mengetuk palu,  memutuskan hukuman penjara buatku.   "Enggak ada yang jemput, ya?  Kasihan banget kamu. Mana keluargamu?"   Aku hanya m
last updateLast Updated : 2022-04-02
Read more

Bab 149. Balasan Kejam Buat sang Durjana ( Ekstra Part Akhir)

Bab 149. Balasan Kejam Buat sang Durjana ( Ekstra Part Akhir)   VOP Fika   Aku memang sudah berumur. Sudah hampir kepala empat. Hingga detik ini tak juga menikah, karena memang tak mau menikah      Keputusanku  tak mau menikah bukan karena apa-apa.  Rasa kecewa karena pernah bertepuk sebelah tangan, membuatku tak mau membuka pintu hati pada siapa  pun lagi. lebih baik hidup sendiri dari pada kecewa lagi.   Fajar, pemuda yang telah mencuri hatiku.  Sayang, dia tidak ada rasa sedikitpun untuk menerima kehadiranku.  Cintaku tak berbalas. Cinta bertepuk sebelah tangan.   Tetapi,  aku tidak pernah membencinya.  Saat dia memilih wanita lain sebagai pendamping hidupnya, aku turut berbahagia. Meski sakit,  aku harus tetap waras. Fajar tidak bersalah.  Wanita pilihannya juga tidak  salah. Yang bersalah itu adalah aku.&nbs
last updateLast Updated : 2022-04-03
Read more

Bab 150. Ekstra Part 5 (Pernikahan Mala Dan Diky)

Bab 150. Ekstra Part  5  (Pernikahan  Mala Dan Diky) "Ayo,  dong,  dandan!  Pak Penghulunya bentar lagi datang,  lho!"  Mas Diky mengalungkan tangannya di leherku. "Mas Diky,  ngapain masuk kamar, coba!  Gimana aku mau dandan kalau dipeluk terus begini?  Juru riasnya malah diusir keluar," protesku melonggarkan pelukannya. "Aku takut,  Sayang. Makanya,  aku mau menjagamu dua puluh empat jam." "Takut apa?" "Takut,  kalau kau berubah pikiran.  Karena, aku sangat paham,  kau belum juga bisa menerima  aku di hatimu." "Ya,  enggak mungkinlah  aku berubah pikiran. Secara, para tamu  undangan udah pada datang, Pak Penghulu udah dalam perjalanan,  masa iya,  aku berubah pikiran." Wajahnya terlihat mendung,  sorot mata itu kini sayu.
last updateLast Updated : 2022-04-04
Read more
PREV
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status