Home / Romansa / Suddenly We Meet / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Suddenly We Meet: Chapter 51 - Chapter 60

94 Chapters

Diobral Lagi

Dari tadi mata Ana menatap mamanya lalu berpindah ke sang papa sebelum akhirnya tertuju pada Daren yang tengah asyik menjawab setiap pertanyaan dari kedua orang tuanya.Laki-laki itu benar-benar tidak ada beban dan cenderung percaya diri dalam menjawab setiap pertanyaan dari kedua orang tuanya yang terkadang sedikit tidak manusiawi. Terang saja, tidak ada alasan untuk klan Bagaskara memiliki rasa tidak percaya diri. itu juga terlihat jelas pada Keenan yang cenderung over pede. Tapi, bagaimana pun juga dirinya tetap saja malu dengan situasi semacam ini.Ana berkali-kali menghela napas dan berdecap, memandangi interaksi kedua orang tuanya dengan Daren yang cenderung berlebihan dari segi penglihatannya. Lihat, betapa kedua mata mamanya begitu berbinar melihat Daren berbicara. Menyeramkan sekali. Kapan ini akan berakhir? Dia mengantuk sekali.Setahu Ana mata mamanya akan otomatis berbinar seperti itu saat mendapati mangsa untuk ia jerumuskan masuk ke dalam kartu keluarganya yang aneh ini.
Read more

Mau Kamu

“An, itu tadi Daren yang ngantar lo? Kemarin dia juga ke sini, kan?” “Iya, dan lo gak perlu berpikir yang macam-macam tentang kami.” “Siapa juga yang mau mikir macam-macam. Tapi, eh An. Daren ok juga, ya? Kemarin dia jadi nungguin lo sampai pulang, kan? Kemarin lo pulang sama dia?” “Ssst ... diam! Kita harus kerja sekarang, ok? Jangan banyak tanya, karena gue bukan mbak g****e!” Baru juga diperingatkan, sahabatnya itu sudah membahasnya. “An, dari pada Keenan lebih baik Daren lo ke mana-mana. Dia Lebih ramah dan tidak bikin lo sebel terus juga, kan? Gue sih lebih yes si Dar ... en.” Suara Cika otomatis mengecil saat tanpa terduga Keenan, laki-laki yang baru saja dia bahas ada di hadapannya, tersenyum sangat ramah ke arah Cika yang membuat perempuan itu salah tingkah tidak karuan dibuatnya. Setelah membalas senyum Keenan ala kadarnya demi formalitas dan rasa tidak enak, Cika pun buru-buru pergi demi menghindari laki-laki itu. “Memang seberapa dekat kalian?” tanya Keenan dengan wajah
Read more

Silahturahmi Bibir

Sepertinya Ana terlalu berpikir berlebihan. Ia kira Daren tadinya akan menyusul Keenan yang mereka akan berakhir dengan perkelahian. Tapi kenyataannya laki-laki itu kembali lagi tidak lama kemudian dengan wajah yang malah terlihat bahagia, tidak ada bekas luka atau lebam seperti dugaannya.Ada dua kantong kertas yang ada di kedua tangan Daren. Satu kantong berisi camilan-camilan manis, satunya lagi berisi dua box yang berukuran lumayan besar. Laki-laki itu mengangkat bingkisan itu dengan wajah yang berseri. Mau tidak mau Ana pun ikut tertular oleh atmosfer yang dipancarkan oleh Daren.Ana melihat beberapa camilan yang dipegangnya lalu beralih menatap Daren. “Lo mau bikin gue diabetes, Ren?”“An, please...,” ucapnya nelangsa.Ana tertawa menanggapinya lalu pandangannya beralih pada box yang baru dikeluarkan oleh Daren. Perempuan itu pun membukanya, dan sebuah boneka gurita lucu langsung tertangkap oleh penglihatannya.“Kalau lo sebel, lo bisa bejek-bejek itu boneka. Lucu kan dia? Gue y
Read more

Batas Aurat

Butuh beberapa menit sebelum Ana sadar dengan keterkejutannya saat melihat Daren jatuh tersungkur setelah tiba-tiba ditarik dan dipukul oleh Keenan.Keduanya berguling-guling dan berganti-gantian saling pukul satu sama lain. Hingga, begitu kesadaran Ana mulai berhasil terkumpul, segera perempuan itu menarik rambut Keenan dengan kekuatan ekstra sampai laki-laki itu terhuyung ke belakang dan jatuh.Bunyi “brak” terdengar cukup keras berbarengan dengan jatuhnya Keenan. Laki-laki itu meringis menahan sakit, tetapi tidak ada yang bisa ia perbuat. Tidak mungkin ia membalas Ana.Ana sedikit menyesal juga saat melihat lengan Keenan berdarah, karena terbentur batu yang memiliki pinggiran bergerigi dan entah mengapa juga kebetulan tergelatak di bawah laki-laki itu terjatuh tadi.Daren yang melihat itu seketika tercengang, tubuhnya membeku, dan melongo dalam satu waktu, juga tidak mampu berucap satu patah kata pun saking kagetnya. Dia tidak menyangka Ana yang terlihat lemah ternyata memiliki kek
Read more

Ingin ke Mars

“Kenapa ke sini An, bukan ke rumah lo?”Ana menghentikan niatnya melepas sabuk pengaman. “Ini rumah teman gue, Cika. Gue mau menginap saja di sini, Ren. Ribet aja kalau nanti ditanya-tanya mama dengan penampilan gue yang seperti ini,” terangnya.Daren mendekat lalu membantu Ana melepas sabuk pengamannya. “Atau lo sebenarnya memang gak mau dikira dekat sama gue?”Ana baru bisa bernapas dengan normal saat Daren sudah menyelesaikan aksi ala dramanya. “Iya juga. Salah satu alasannya emang itu.”“Jujur banget,” ujar Daren sembari memainkan pipi bagian dalamnya dengan lidah.Ana tertawa. “Makasih, ya. Gue pinjam dulu pakaian lo. Gue kembalikan kalau sudah gue cuci.”Daren mengangguk. “An?”“Apa?”“Gue tetap boleh nemuin lo, kan?”Ana pura-pura berpikir dan mengangguk setelahnya.“Makasih ya, An,” ujar Daren merasa bersyukur, sebab dengan perbuatannya tadi, Ana masih tetap mau menemui dirinya.Setelah Ana benar-benar ke luar dari mobil Daren, laki-laki itu pun lalu tersenyum dan melambaikan
Read more

Kultum Beni

Beni terpaksa bangun dari tidurnya padahal dia merasa belum lama memejamkan mata karena masih mengerjakan deadline kantor yang ia bawa ke tempat tinggalnya. Percuma memberikan cadangan kunci kos miliknya tetapi saat datang, Keenan tetap saja mengetuk pintu. Bukan ketuk, lebih tepatnya menggedor-gedor. Kadang kalau sedang kumat iseng, Laki-laki itu malah berteriak “kebakaran-kebakaran” agar dirinya kalang kabut. Keenan memang selalu saja mengusik ketenangannya.Beni juga heran terhadap Keenan. Mau digunakan untuk apa sih uangnya yang banyak itu? Kan bisa menyewa hotel, beli apartemen, atau rumah sekali pun dari pada berdusel-duselan di kosnya yang sempit ini. Belum Beni juga harus menerima pelampiasan amarah, padahal sama sekali dia tidak tahu apa yang salah dengan dirinya.Keenan selalu datang malam hari dengan penampilan acak kadut. Melempar sepatu dengan tenaga dalam, melempar kunci dengan penuh dendam, dan entah apa yang dilakukan hingga selalu menimbulkan bunyi berisik yang sangat
Read more

Melawan Bisa

Suara detik jam menguar di ruangan yang hanya ada Ana di dalamnya. Perempuan itu menaruh kepala yang tiba-tiba terasa berat pada meja kerjanya setelah menghubungi seseorang yang tempo hari baru saja menjadi korban kekerasan darinya.Tanggapan Keenan tadi begitu dingin, sedingin ruang mesin ATM saat musim hujan. Laki-laki itu hanya menjawab setiap apa yang dikatakan Ana dengan jawaban “iya” saja setelah itu diam. Memang dia berharap apa juga dengan Keenan? Bercerita tentang serial Upin-Ipin?Ana berjalan mendekat kedua buah manekin yang berpakaian khas gaun pengantin. Perempuan itu mengamati gaun pengantin yang baru selesai ia kerjakan satu hari yang lalu. Dia mencurahkan setiap energinya di sana, tentu saja tanpa memikirkan siapa yang akan memakainya. Ana hanya membayangkan gaun itu akan digunakan oleh seorang wanita terberuntung di dunia ini, karena telah mendapatkan sosok laki-laki yang diinginkannya. Yup, menjadi pengantin dan menemukan belahan jiwa adalah mimpi setiap perempuan, t
Read more

Jurus Ninja Daren

Banyak perempuan ingin terlihat anggun, jika bertemu dengan manusia yang berjenis kelamin berbeda dengan dirinya. Itu mungkin sifat alami kaumnya. Walau pun toh tidak memiliki perasaan apa-apa dengan lawan jenis itu, setidaknya dia harus tetap tampil pari purna. Termasuk juga dirinya, yang sayang sekali beberapa pertemuannya dengan Daren memiliki riwayat yang tidak begitu baik.Dari saat Ana menangis, menarik Keenan sampai laki-laki itu terhempas dan berdarah, dan sekarang menendang kursi dengan kekuatan hulk. Jangan lupa juga dengan penampilan dirinya yang acak-kadul saat dirinya kehujanan. Begitu memalukannya. Ana benar-benar ingin pergi ke mars sekarang juga.Jangan-jangan habis ini Daren tidak akan lagi mau menemuinya. Mengecapnya sebagai manusia paling bar-bar yang harus dihindarinya demi kelangsungan jiwa dan raganya.Ana masih ingat dengan ekspresi keterkejutan Daren saat melihatnya menendang kursi tadi. Aaaa! Haruskah ia bertransformasi menjadi amoeba sekarang, agar tidak terl
Read more

Cekcok

Satu minggu lagi adalah hari pernikahan Sinta. Akan tetapi rasanya untuk bertahan sedikit lagi, itu rasanya sulit sekali. Dia tahu, harusnya ia tidak boleh banyak mau, sudah syukur Keenan mau menikahinya, mau membantu dirinya, menghindarkan dia dari rasa malu, karena hamil tanpa suami. Tapi, boleh tidak sih, dia juga punya rasa sedih dan kecewa? Boleh tidak sih dia mengutarakan isi hatinya?Keenan selalu mengingkari janjinya. Laki-laki itu bilang, akan berusaha untuk lebih memperhatikan dirinya. Akan tetapi, pada kenyataannya itu hanyalah angin yang sekedar berlalu untuk mendamaikan Sinta saja.Untuk beberapa saat memang angin lalu itu begitu mendinginkan Sinta. Tapi, sungguh itu semua hanya sementara yang setelahnya membuat dirinya semakin masuk ke dalam lubang panas yang menyiksanya.Sinta berusaha keras sekali mempertahankan harga dirinya di depan Ana dengan menampilkan kebahagiaan, seolah dirinya dan Keenan adalah pasangan sempurna saat laki-laki itu sendiri sama sekali tidak tert
Read more

Guncangan

Dosa Sinta, dia sadar memang banyak sekali. Tapi dia tidak menyangka lagi-lagi karma instan secepat itu menimpanya. Seperti saat ini, setelah apa yang ia katakan kepada Ana hari ini. Dia langsung mendapatkan imbalannya. Mobil yang Keenan kendarai yang ada Sinta di dalamnya, semakin lama semakin melaju dengan kecepatan tinggi. Keenan benar-benar seperti orang kerasukan yang tidak memiliki rasa takut. Tubuh Sinta bergerak ke kanan dan ke kiri, ke atas lalu dihempas lagi duduk pada tempatnya semula. Beberapa kali tubuh perempuan itu juga terbentur pada pintu mobil. Agak sedikit ngilu sebenarnya sekujur tubuhnya. Mual, pusing, rasa takut tidak bisa dihindarinya. Sayangnya dia sendiri tidak mampu berbuat apa-apa. Kalau saja tidak ada sabuk pengaman mungkin dia akan terjerembap jatuh dari kursi penumpang ini. Berkali-kali Sinta berusaha memanggil Keenan. Memohon laki-laki itu agar bersikap waras, berteriak dan bahkan mengumpat, tapi semua itu percuma. Keenan benar-benar tidak mau peduli.
Read more
PREV
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status