Ana mengangkat kedua tangannya ke atas melakukan sedikit peregangan, sambil menggerakkan kepala miring ke kanan lalu ke kiri.Untung saja tubuh Ana baru menunjukkan protes setelah ia berhasil menyelesaikan semua pekerjaannya. Pekerjaan yang benar-benar menguras tenaga, pikiran, dan hati seharian ini.Suasana ruang kerja Cika baru Ana sadari juga sudah tampak sepi. Memang sih, sahabatnya itu sudah ijin pulang terlebih dahulu dari beberapa jam yang lalu. Terang saja, ini juga sudah pukul sembilan malam, bahkan mungkin di kantor mereka sudah tidak ada manusia lain selain dirinya.Semenjak percakapan antara Ana dengan Daren tadi, ia memang mengungsi dan melakukan semua pekerjaannya di ruangan Cika demi menghindari laki-laki itu. Kurang nyaman saja, jika dia tetap melakukan pekerjaannya dengan masih dilihat oleh Daren. Yang ada Ana tidak akan bisa konsentrasi. Lagi pula, dirinya saat ini kan sedang dalam mode marah. Rencananya sih seperti itu.Setelah merapikan alat kerjanya dan keluar dar
Read more