Setelah Lima TahunPart 22 Usai Badai Mereda Hari ini terasa begitu lambat, jarum jam seolah bergerak di tempat. Begini rasanya menunggu, penuh debar tak menentu. Aku ingin tahu keputusan apa yang akan diambil Mas Ilham sore ini. Pulang ke rumah untukku atau pergi menemui perempuan itu. Jarum jam menunjukkan pukul dua siang, aku makin gelisah. Mas Ilham belum juga memberi kabar. Sepiring nasi berlaukkan ayam masak kecap hanya ku obrak-abrik di piring, sebagai pelampiasan rasa gelisah. Aku berjingkat cepat menggapai ponsel yang berdering di meja ruang keluarga. Nada deringnya berbeda dari panggilan masuk lainnya. "Halo, Assalamu'alaikum, Mas." "Wa'alaikumsalam. Sudah makan siang apa belum?" "Iya, baru saja. Mas, sudah makan?" "Ini baru sempat keluar makan. Oh ya, nanti Mas pulang agak telat, ya. Masih ada urusan
Last Updated : 2022-02-22 Read more