Kami melewati akhir pekan dalam kebersamaan. Aku tidak lagi membahas kehamilan perempuan itu. Biar kutunggu saja, sampai ada bukti kebenarannya. Kami menikmati akhir pekan layaknya keluarga bahagia tanpa cela. "Kapan, sih, Syifa punya adek, Pa?" tanya Syifa siang itu saat kami rebahan di depan TV. "Tanya sama Mama?" jawab Mas Ilham sambil memandang ke arahku. "Kapan, Ma? Kalau kita belanja di mall, enggak ada yang jual adek, ya?" Mas Ilham tersenyum. "Tidak ada, Sayang." "Kata temanku, adeknya masih di perut bundanya yang membesar. Tapi perut Mama, kok, enggak besar?" Syifa meraba perutku yang rata. "Karena enggak ada adeknya, makanya perut Mama enggak besar," jawabku. "Makanya Mama makan yang banyak, ya. Biar perut Mama cepat besar dan ada adeknya." Aku tersenyum gemas sambil mengangguk. Mas Ilha
Baca selengkapnya