Seperti biasa, setelah Syifa berangkat sekolah, aku langsung membantu di toko. Hari ini ada pesanan beberapa jenis kue basah dan roti yang jumlahnya tidak sedikit. Pesanan dari orang yang sedang hajatan, menikahkan putrinya. "Ti, sudah genap, 'kan, bika ambonnya? Kata Ibu tadi kurang tiga puluh lagi," kataku pada Surti yang sibuk menata kue lemper di loyang. "Sudah, Mbak. Tadi sudah aku tambahi." "Ya, sudah." Aku memasukkan kue pukis ke dalam kotak sedang. "Ti," panggilku lagi pada gadis di sebelah. "Ya, Mbak." "Minggu depan Mbak sudah enggak tinggal di sini lagi. Menurutmu apa perlu tambah karyawan lagi untuk jaga toko. Menemani kamu dan Tarjo?" "Loh, memangnya Mbak mau ke mana?" "Mbak dan Syifa akan pulang ke rumah Mas Ilham, Ti." Sarti menghentikan peker
Baca selengkapnya