"Kamu mendua, Fan?" tanyaku ketika Rafan baru saja pulang dari kantor pukul sepuluh malam.Lelaki itu bergeming sesaat, lalu mengacak rambut. "Suami baru pulang bukannya diurus, malah difitnah."Aku tersenyum miris, pasalnya Rafan pernah berjanji bahwa selama aku hidup, ia tidak akan pernah mendua. Akan tetapi, kenyataan yang ada berbeda, walpaper ponselnya ada foto perempuan.Rafan menjatuhkan bobot di tempat tidur tanpa mengganti pakaian kerja. Selama ini lelaki itu selalu pulang cepat, tidak dengan sekarang sejak dua bulan terakhir. Beberapa kali aku mencium aroma parfum perempuan, hanya saja ia mengelak ketika ditanya."Jujur, Fan!" titahku ketika ia mulai menutup mata. "Siapa perempuan di walpaper ponselmu?""Bukan urusanmu!" ketusnya.Dengan entengnya lelaki bermata sipit itu menjawab. Padahal ia selalu mengingatkan kalau suami adalah pakaian bagi istri, begitu juga sebaliknya. Aku jadi curiga kalau di luar sana ada perempuan lain yang
Baca selengkapnya