Bab 97. Embun Memuliakan Seorang Janda “Jangan begini, Nak! Kasihan Kakek! Masa Kakek di suruh jadi kuda!” ucapku langsung mengangkat tubuhnya dari atas punggung Om Darfan. “Enddak apa-apa, Mammma. Laya endak malah, kok, tudanya boongan. Tata Tatek, becok, tami naik tuda benalan, enddak boongan yagi.” “Iya, tapi, Kakek capek, Sayang disuruh jadi kuda?” “Enddak, Mammma. Tata Tatek, Tatek enddak tapek, iya, tan tatek?” “Enggak, Sayang. Kakek enggak capek. Ayo, naik lagi!” jawab sang kakek dengan napas terengah-engah. Jelas terlihat dia kelehan. “Yepas, Mammma!” Raya melepaskan peganganku di tangannya. “Ops, sudah mainnya! Sekarang kiat pulang, ya! Kasihan adek Radit di rumah!” tegasku, disertai dengan tatapan mata yang sudah dia pahami. Ya, Raya
Last Updated : 2022-01-29 Read more