Pendekar Buruk Rupa masih dalam perjalanan dengan kuda bersama ketiga pengikutnya. Saat mereka sudah tiba di dekat perkampungan, Darsa menghentikan kudanya. Pendekar Buruk Rupa dan yang lain pun menghentikan kuda masing-masing. “Sepertinya kita tak perlu memasuki perkampungan itu,” pinta Darsa. Pendekar Buruk Rupa tampak heran. “Kenapa?” tanyanya heran. “Candaka Uddhiharta sudah terlalu jauh dari sini! Percuma juga jika kita harus membuat keonaran di sana,” jawab Darsa. Pendekar Buruk Rupa terdiam. “Benar, Tuan Pendekar! Saya setuju pendapat Darsa,” sahut Tama. “Perutku sedang lapar, jika kita meminta makanan pada mereka, aku rasa itu lebih baik. Asal jangan membuat keonaran, kecuali mereka mengusir kita dan berusaha melawan kita, baru kita bertindak,” pinta Pendekar Buruk Rupa. Darsa, Tama dan Salwa saling menatap bingung. “Tapi bukankah Tuan Pendekar ingin kita segera menemukan Candaka Uddhiharta?” “Kau bisa menerawang Darsa,” jawab Pendekar Buruk Rupa. “Kita tak akan kehil
Read more