Home / All / Ms. Manager And Her Brother / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Ms. Manager And Her Brother: Chapter 71 - Chapter 80

130 Chapters

Kemunculan Papa

Cahaya matahari sore menembus ruang tamu apartemen Rosie. Di kursi empuk itu, Ethan rebahan santai sambil menonton video di aplikasi Kyutube. Dan, saat tengah asik menikmati dunianya, Rosie yang baru pulang kerja itu membuat Ethan langsung menurunkan kaki demi menyambut kakak kesayangannya itu. “Aku pulang!” sapa Ethan. “Sapa aku dengan benar. Yang benar itu selamat datang!” protes Rosie. “Selamat pulang, Manajer Rosie.” Ethan mengulangi sambutannya. Kesal dengan itu, Rosie melanggang ke balik konter dapur. “Wah, Kak. Kamu tampak stress begitu. Ada apa?” tanya Ethan. “Bukan urusanmu,” ketus Rosie lalu menenggak air dari dalam gelas hingga tandas. “Jangan sering-sering stres. Nanti kamu cepat tua, Kak,” goda Ethan. Rosie mendekat ke Ethan, duduk di sebelah Ethan dan melepaskan semua rasa lelahnya hari itu pada sandaran sofa yang empuk. Perlahan matanya terpejam dengan posisi tangan dilipat ke dada. Melihat posisi kakaknya seperti itu, Ethan mengambil tablet di atas meja.
Read more

Anak Yang Terabaikan

Tatapan intimidasi Rosie kepada ayahnya berhasil membuat pria itu tertunduk. Bahkan, untuk datang seperti ini kepada putrinya dan meminjam uang Pak Juan berpikir seribu kali. Awalnya, Pak Juan berniat meminjam uang kepada Clayton tapi, Clayton menolak. Karenanya, Rosie adalah harapan terakhirnya untuk meminta bantuan.“Aku tidak tahu lagi, apa aku masih bisa menyebutmu sebagai ayah. Aku menyembunyikan fakta selama bertahun-tahun tentang perselingkuhanmu. Aku masih ingat betul bagaimana kamu berbicara dengan wanita itu di ruang makan dengan seorang wanita saat mama sedang bekerja.” Rosie mengenang kejadian yang tidak mampu dia lupakan. Sebuah fakta menyayat hatinya saat mengetahui ayahnya menghamili wanita lain. Seiring dengan itu, memori Juan sekan muncul di kepalanya begitu saja.Flashback. Langit Kota Jakarta diselimuti mendung tapi, siang itu tak juga kunjung hujan. Pak Juan sedang menjamu tamu di ruang tamu rumahnya saat istrinya sedang sibuk bekerja. Wanita itu terisak d
Read more

Kedatangan Dicky

Ethan masuk ke kamar Rosie, pemuda itu masih penasaran dengan maksud perkataan kakak perempuannya itu.“Kak, maksud kakak gimana?” tanya Ethan.“Yang mana?” Rosie menjawab pertanyaan Ethan dengan pertanyaan. “Kenyataan? Apa maksudnya itu?” Ethan melipat tangan ke dada.“Keluarlah, aku mau tidur!” Rosie membaringkan tubuhnya di atas king size. Menyalakan lampu tidur di dekat nakas lantas menarik selimut. Ethan tidak ingin mengganggu kakaknya, dia mengalah daripada menyulut kekesalan Rosie. Keluar dari kamar itu dan merebahkan tubuhnya di atas sofa. Mengerjap-ngerjapkan matanya memandang ke langit-langit.“Lebih baik gak usah dipikirkan!” Ethan bermonolog sendiri, menutup wajahnya dengan bantal dan mencoba menutup matanya. Rosie memiringkan tubuhnya, matanya mulai basah dan lambat laun bulir bening itu mengalir di pipinya, membasahi bantal bersarung putih itu. Hatinya terasa tersayat mengingat masa lalu orang tuanya. *** Ethan tersentak, keluar dari selimut yang menutup
Read more

Kebenaran

“Katakan, Pak Dicky!” Rosie tampak tidak sabar mendengar tentang Nature Chemical. “Nature Chemical sedang mengincar produk perawatan wajah dari Absolute Beauty. Kalau ini terus berlanjut tentu saja, reputasi Absolute Beauty akan jatuh.” Dicky melanjutkan kalimatnya. Rosie membeliak, di balik tempurung kepalanya sekarang ini sudah mengalir niat untuk mencegah hal ini terjadi tapi, sesaat kemudian Rosie kembali ke topik pembicaraan demi mendengarkan tamunya itu.“Hanya itu saja informasinya sampai repot-repot datang kesini?” tanya Rosie seakan tak puas. Wanita itu tidak puas jika informasinya hanya segini saja. Dicky menggeleng lantas membuka tas selempang yang dia pangku sedari tadi. Dicky mengeluarkan sesuatu berwarna putih dari dalam sana, bukan hanya selembar tapi lembaran itu tampak tebal. “Saya sudah menyelidiki latar Nature Chemical. Semua ada di sini.” Dicky mengulurkan kertas itu kepada Rosie. Rosie pun menerimanya tanpa keraguan.“Hanya itu saja yang bisa saya bawa t
Read more

Di Mansion Om Clayton

Sementara itu di tempat lain, Ethan sudah sampai di kediam Om Clayton. Berangkat dengan mobil milik kakaknya. “Rosie mana?” sambut Om Clayton sambil mencari seseorang di belakang Rosie. “Tadi niatnya mua ikut tapl gak jadi, katanya masih ada pekerjaan.” Ethan menjawab jujur. Om Clayton merangkul pundak keponakannya itu menuju ruang tamu. “Sayang sekali, dia itu sama kayak mamanya. Pekerja keras dan bertanggung jawab,” puji Om Clayton.“Ya, karena pekerjaannya itu aku kadang jadi sasaran untuk meluapkan stresnya.” komentar Ethan.“Hahaha, yah mau gimana lagi. Kan cuma kamu yang ada untuk itu.” Om Clayton mempersilakan keponakannya duduk di sofa bergaya mewah nan empuk itu.“Yah, pagi ini juga kedatangan seorang tamu,” tutur Ethan. Sesaat kemudian seorang pembantu datang membawakan minuman dan camilan untuk jamuan Ethan. “Kamu betah di yayasan?” tanya Om Clayton.“Yah, sejauh ini betah sih. Enak kerjanya.”“Oke. Om harap, kamu bisa betah terus di sana. Apa kamu gak mau buk
Read more

Getaran Asmara di Balai Bengong

Setelah melewati jalan setapak yang jalurnya menjulur lurus, mereka memasuki jembatan kecil. Di bawahnya terdapat kolam ikan dengan bunga teratai di atasnya. Sesekali ikan mas seakan mengintip dua anak manusia itu dari bawah daun tertai yang lebar. Di ujung jembatan itu terdapat sebuah balai bengong dengan tembok pembatas setinggi pinggang orang deawa hingga pemandangan kolam masih terlihat dari sana. . Sesekali, angin berembus meniup rambut mereka yang berjalan berdampingan.“Ada dua hal yang gak bisa kupercaya setelah ketemu kamu.” Yunri memulai pembicaraan.“Apa itu?” “Pertama, aku masih gak percaya kamu seorang dokter dan yang kedua Pak Clayton punya keponakan sepertimu,” jawab Yunri. Pandangannya jauh ke tengah kolam.“Hahaha, kenyataannya begitu. Ya, mau gak mau kamu harus percaya.” Ethan menimpali.“Ya, mungkin kalau kamu dokter aku sudah sedikit pecaya sekarang. Tapi, kalau kamu keponakan Pak Clayton itu aku masih meragukannya. Langkah mereka pun sampai di balai be
Read more

Kemarahan Rosie

Sebelum Yunri terlarut dalam suasana asmara seperti itu, Yunri menggeser pantatnya demi menjaga jarak dengan Ethan. “Ba-Bagaimana kalau kita lakukan segera?” Yunri gelagapan. Menunduk demi menyembunyikan rona di wajahnya. Ethan melengos, menyadari drirnya nyaris saja larut dalam suasana yang terjadi secara tiba-tiba. Di balik tulang rusuk itu masih terasa deguban yang membuat jantungnya nyaris saja lepas saking kencangnya. “Bisa kita mulai senin tapi, apa di yayasan ada alat pendukungnya, ya?” tanya Ethan. “Apa yang kamu perlukan?” Yunri memiringkan kepala.“Ya, seperti yang ada di film tadi.” Ethan menyahut.“Kalau itu, hampir semuanya ada kok.”“Baguslah, kalau enggak ada itu semua kita bisa keluar biaya nih,” komentar Ethan.“Jangan khawatir, alat penunjang belajar dan pengembangan kreativitas di yayasan itu lumayan lengkap, kok.” Yunri tersenyum.“Oke. Kita siapkan saja Senin. Aku akan melatihnya.” Ethan memerosot turun dari balai bengong. Menghirup udara yang segar itu lant
Read more

Rasa Kalut Ethan

“Jangan pura-pura gak tahu, Om.” Rosie membentak, dia melempar amplop coklat hingga mendarat tepat di ujung kaki Om Clayton. Om Clayton miletakkan cangkirnya, membungkuk mengamit benda cokelat itu. Benda putih pun mencuat dari dalam sana, berhasil membuat pria itu penasaran. Apa gerangan yang akan ditunjukkan keponakan perempuannya ini. Om Clayton menarik kertas itu lantas membacanya sekilas. Om Clayton tidak mampu berkata apapun setelahnya, membeliak dan mengatupkan bibir. Hanya hal itulah yang bisa dia lakukan. “Di-dimana kamu dapatkan dokumen ini?” Om Clayton menatap keponakanya lekat-lekat. “Om gak perlu tahu. Sekarang, katakan apa maksud dari semua ini?” Rosie mendelik. Amarahnya masih membakar dada wanita itu sampai-sampai paru-parunya kembang kempis.“Rosie, ini gak seperti yang kamu pikirkan!” kilah Om Clayton seraya berdiri.“Jika Om gak mau katakan tentang apa yang sebenarnya terjadi dengan perusahaan ayah, aku tidak akan menganggapmu paman lagi. Aku bahkan tidak ped
Read more

Surat Tangan Jonathan Juan

Setelah menurunkan Yunri di depan kedai van burger milik Tirta, Ethan langsung melajukan kembali kendaraannya hingga di basement apartemen Roise. Pemuda itu bahkan tidak berkata apa-apa kepada Yunri meski hanya sekadar kata perpisahan hari itu. Ethan bahkan tidak merespon ucapan Terima kasih Yunri.“Aneh banget dua orang itu.” Yunri bergumam lantas berbalik mendekat ke Tirta.“Wih, beda banget penampilanmu hari ini. Terpesona abang kau buat,” goda Tirta.“Apaan sih, Tir.” Yunri merona dipuji seperti itu meski dia tahu Tirta hanya bercanda. Yunri naik ke van, menggantung tasnya lantas mengenakan apron warna cokelat. Mengikatkannya ke pinggang lantas mengkat rambut tinggi-tinggi.“Udah selesai urusanmu dengan Pak Clayton?” tanya Tirta.“Udah. Cuma cowok itu-,” Yunri menghentikan kalimatnya, mengambil jeda-.”Cowok itu … Banyak hal yang gak kupercaya darinya.” Yunri menghadap Tirta. “Gimana maksudnya?”“Pertama, aku gak percaya kalau dia dokter, yang kedua ini yang mengagetkan. Dia itu
Read more

Rosie Sakit

Langit Kota G sudah menggelap, dihias oleh titik garis yang terbentuk oleh bintang-bintang. Lampu penerang jalan dan dari gedung-gedung tinggi pun membuat Kota G tampak gemerlap. Ethan membuka mata, pemuda itu menurunkan kaki ketika menyadari dirnya sudah ketiduran di di atas sofa dengan smartphone di atas perutnya. “Sial, malah ketiduran!” gumam Ethan setelah melihat jam di layar smartphonenya yang sudah menunjukkan angka dua puluh lewat lima menit. Setelah menggeliat sejenak, Ethan bangkit dari kursi. Dia memberanikan diri untuk masuk ke kamar Rosie. Sudah tidak sabar menunggu jawab atas pertanyaan yang dia lontarkan pada kakaknya sepulang dari mansion Om Clayton tadi siang. Takut Rosie akan menyemprotnya dengan sikap dingin, Ethan menekan gagang pintu kamar Rosie pelan-pelan. Mengendap-endap dan mendapati kakaknya sudah terlelap. “Tumben banget tidur cepat,” gumam Ethan saat memerhatikan wajah kakak perempuannya itu. Melihat Rosie tidur cepat adalah pemandangan langka
Read more
PREV
1
...
678910
...
13
DMCA.com Protection Status