43. Jam Tangan KunoBaru saja membuka pintu kamar, aku sudah dihadiahi sosok Kelabu yang tampak merenung di atas ranjang. Kerutan di dahinya terlihat jelas, menandakan bahwa dia tengah berpikir keras. Tetapi, ketika aku berdehem pelan, dia langsung merubah ekspresinya menjadi sedia kala. Tersenyum lebar dengan netra yang berbinar. Seakan-akan akulah hadiah terindah yang pernah dia dapatkan. Padahal, akulah yang seharusnya begitu. Tetapi, entah mengapa sejak dekat dengan Kelam membuat perasaan bahagiaku terusik. Menjadikan sosok Kelabu perlahan lenyap. Dan kini, aku berada di ambang kebingungan. Siapa yang harus kupilih sebenarnya? Kelam atau Kelabu? Mengingat Kelam yang seakan-akan menarik-ulurkan perasaan ini, membuatku bingung. Ditambah lagi dengan perkataan Kelabu yang bisa saja pergi jauh dariku, itu membuatku semakin terusik. "Sejak kapan di sini?" Aku menutup pintu pelan setelahnya melangkah mendekatinya. "Sejak tadi, nungguin kamu selesai makan malam sama mama kamu," balas K
Read more