Bagian 26 Dengki Damar memperhatikan keluarga yang sedang berkumpul bersama itu dan sedang menceritakan tentang dirinya masing-masing. Ia merasa peringatannya untuk segera meninggalkan Bukit Buas diabaikan. Ia tak terima, lebih tepatnya, iri. Tak banyak wanita yang tahan hidup dengannya sebab terlalu buas, ganas dan tanpa ampun. Hanya Candra yang setia menemani Damar. Namun, siluman ular itu hanyalah bawahannya yang berdarah panas saja, tidak pernah lebih. Sejak dulu, sejak menjadi manusia biasa, Candra sudah menaruh hati padanya. Sayangnya, tidak ada jalan yang tepat bagi Candra untuk menjadi manusia harimau betina. Kebanyakan mati karena tak tahan dengan panas darah yang sering menggelegak. “Menarik juga, wanita itu mati, lalu manusia harimau itu juga mati. Permainan yang sangat mengagumkan.” Damar hengkang dari singgasana kayu berlapis emasnya. Ia turun ke bawah bukit, tapi tidak terburu-buru, selangkah demi selangkah dengan empat kakinya. Memberi waktu pada keluarga siluman itu
Read more