Home / Romansa / JODOH DEPAN RUMAH / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of JODOH DEPAN RUMAH: Chapter 1 - Chapter 10

51 Chapters

Dijodohkan

Bab 1Dijodohkan? "Naura, tolong antar kue brownies ini ke rumah tante Salma!"   "Malas, ah, Ma! Suruh bik Siti saja!"   "Gak boleh gitu dong, Sayang! Kan tante Salma dan om Adrian itu sahabat Mama Papa. Mereka juga sayang banget sama kamu!"   "Iya, Ma! Tapi malas saja harus ketemu sama si rese itu."   "Udah, udah! Ayo, cepat antar kesana! Jangan banyak alasan! Lagian, Bagas sedang gak di rumah. Dia belum pulang kerja jam segini."   "Iya, Mamaku yang cantik dan bawel."   Akhirnya, Naura berangkat juga ke rumah tante Salma. Rumah tante Salma berada tepat di depan rumah keluarga Naura.   Orangtua mereka bersahabat. Om Adrian adalah te
Read more

Hari Pernikahan

Bab 2Hari Pernikahan   "Apa? Gak. Naura gak mau, Ma. Masak, Naura disuruh nikah sama si tukang rese itu sih. Gak. Gak mau."   "Naura sayang. Tolonglah! Apa kamu tidak kasihan melihat Tante Salma sedih? Kalau acara pernikahan ini sampai gagal, mereka pasti malu."   "Naura sayang. Mau ya, nikah sama Bagas? Tolong Tante!" ucap Tante Salma sambil terisak.    Duh, aku ikut sedih jadinya. Sebenarnya tidak tega melihat Tante Salma seperti itu, tapi masak harus dengan menikah sama Bagas sih.   "Naura, bagaimana? Mau ya nikah sama Bagas?" ucap tante Salma sambil terus terisak.    "Tante, sudah jangan nangis lagi. Iya,Naura mau kok nikah sama Bagas."   
Read more

Apartemen

Bab 3Aparteme  "Lalu apa rencana kalian setelah ini?" tanya papa Nau   "Biar kami jalani saja dulu, Pa. Kami perlu waktu untuk adaptasi. Bagas juga berencana untuk membawa Naura untuk tinggal di apartemen. Kami ingin belajar mandiri. Lagian, jarak apartemen dengan kantor dan kampus Naura kan tidak terlalu ja   "Kamu yakin mau tinggal di apartemen? Apa tidak sebaiknya tinggal sama Mama Papa dulu? Naura itu masih manja banget lho," ujar Mama Na   "Udah, Ma. Biarin saja mereka tinggal di apartemen. Benar kata Bagas. Biar mereka belajar mandiri. Papa mendukung keputusan kamu, Gas. Cuma pesan Papa, tolong, jaga putri Papa baik-baik! Bimbing dia agar bisa menjadi istri yang ba   "Tentu,Pa," jawab Bagas sembari tersen   
Read more

Cemburu

Bab 4Cemburu Tiba-tiba, ada yang menyapa Naura. "Naura!"    "Uhuk …." Naura tersedak. Suaranya terdengar familiar.   "Ini, minumlah!" Mereka berdua menyodorkan minuman.   "Terimakasih, Kak!" Naura menerima minuman dari Bagas.    "Siapa dia?" tanya Bagas menunjuk pria yang ikut duduk di meja mereka.   "Kenalkan, gue Nico. Teman dekat Naura," ujar Nico sambil mengulurkan tangannya.    "Teman dekat?" tanya Bagas sambil mengernyitkan dahi.   "Bukan, Kak! Itu …."   "Ayo kita pulang!" ujar Bagas sembari menarik tangan Naura. &nbs
Read more

Saling Membuka Hati

Bab 5Saling Membuka Hati Tanpa terasa, pernikahan mereka sudah berjalan 3 bulan. Selama ini, mereka rutin setiap Minggu mengunjungi orang tua mereka. Mereka tidak pernah mengizinkan orang tua mereka mengunjungi apartemen. Takut ketahuan tidur terpisah. He……   Ting... tong….Bel rumah berbunyi.   Begitu pintu terbuka," Kejutan…."   Naura hanya bisa melongo melihat siapa yang datang."Mama? Bunda?"   "Kenapa wajah kamu seperti itu? Sepertinya tidak senang melihat kami datang," tanya bunda Bagas.     "Bukan begitu, Bun. Naura hanya kaget saja. Ayo masuk, Bun, Ma!" ujar Naura.   "Bagas belum pulang?" &
Read more

Tidur Sekamar

Bab 6Tidur Sekamar  "Bagaimana hubunganmu dengan Nico?" lanjut Bagas.   "Hubungan apaan? Gue sama Nico gak ada hubungan apa-apa."   "Beneran? Sepertinya, dia suka sama lo."   "Iya sih, memang benar dia suka sama gue, malah dia pernah nembak gue. Hanya saja, gue nganggap dia teman doang."   "Kenapa?"   "Ya … gak papa. Kan, emang perasaan gak bisa dipaksain."    "Dia ganteng, lho! Pasti banyak yang suka. Meskipun, masih gantengan gue jauh sih!"   Naura tertawa terpingkal mendengar kepedean Bagas. "Ha … ha … ha…. Ih … Kak Bagas! Orang lagi serius juga, bisa aja bercanda
Read more

Naura Cemburu

Bab 7Naura Cemburu  " Kak Bagas …!" panggil wanita itu seraya mencium pipi kanan dan kiri Bagas.  Bagas yang tak siap, tak sempat menghindar.   "Kamu …." ucapan Bagas terputus saking terkejutnya.   "Iya … ini aku. Kakak apa kabar?" ujar wanita itu.   "Aku … baik. Sama siapa?" tanya Bagas.   "Sendiri aja. Kak Ronald masih di Aussie, ngurusin bisnisnya. Kakak sama siapa?"  Bagas ingin menjawab, tapi didahului oleh Naura.  "Sayang … dia siapa?" tanya Naura sambil bergelayut manja di lengan Bagas.  "Ow … iya, Sayang! Kenalin! Ini Alice, adiknya Ronald, sahabat aku pas kuliah."  Naura
Read more

BAGAS SAKIT

Bab 8Bagas Sakit  "Kalo cewek gak mau, ya jangan dipaksa!" sela Bagas yang tiba-tiba sudah muncul.  "Emangnya lo siapa? Gak usah ikut campur!" ujar Nico ngegas.   "Lo belum tahu siapa gue? Dengarkan baik-baik. Gue suaminya Naura. Jadi, jangan pernah lo coba ganggu dia lagi! Ngerti lo!" ujar Bagas.  "Apa benar yang dia katakan, Ra?" tanya Nico kepada Naura.   "Udah dibilangin, masih saja ngeyel!" ejek Bagas.  "Gue tanya sama Naura, bukan sama lo!" ujar Nico sambil menunjuk muka Bagas.   "Apa lo pake nunjuk-nunjuk?" Bagas tersulut emosinya.  "Kur*ng aj*r!" teriak Nico.Bugh …. Nico menghantam wajah Bagas.   Bagas yang tak siap, tak sempat meng
Read more

BULAN MADU

Bab 9Bulan Madu Pukul 08.00 WIB Naura terbangun. Dia berjalan perlahan ke kamar mandi. Rasanya nyeri sekali. Tapi dia bahagia. Hari ini, dia sudah menjadi istri Bagas seutuhnya.   Dia sadar, selama ini dia sudah mulai jatuh cinta pada sang suami. Cinta yang dia pendam sendiri, karena menunggu sang pujaan hati benar-benar siap membuka hati. Wajahnya merona saat ingat kejadian tadi.   "Masih sakit?" tanya Bagas lembut saat mendapati Naura keluar perlahan dari kamar mandi.  "Gak kok! Udah mendingan."  Bagas menghampiri Naura, lalu membopongnya menuju tempat tidur.   "Istirahatlah! Kamu pasti capek!"  "Aku mau masak, Kak! Ini sudah siang!"  "Gak usah masak! Kita order saja! Satu lagi! Jangan panggil aku kak la
Read more

TAMU TAK DIUNDANG

Bab 10Tamu Tak Diundang Mereka tiba di Jakarta pukul 19.00 WIB. Mereka sepakat untuk pulang ke apartemen dahulu untuk berisitirahat. Besok mereka baru akan ke rumah orang tua mereka untuk mengantar oleh-oleh.  Pagi ini, saat bangun tidur, Naura merasa mual hebat. Dia langsung berlari menuju kamar mandi.   Bagas yang terkejut, langsung menyusulnya. Dia memijit lembut tengkuk Naura.  "Bagaimana, Sayang? Sudah enakan?" tanya Bagas.   Naura hanya melambaikan tangannya dengan lemas. Setelah selesai, Bagas segera membopong tubuh istrinya ke tempat tidur. Setelah menidurkan istrinya, dia bergegas menuju dapur untuk membuat teh hangat.   "Diminum dulu, tehnya! Biar enakan! Habis ini kita ke dokter, ya! Wajah kamu pucat banget, gitu!" ucap Bagas.   
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status