Beranda / Romansa / JODOH DEPAN RUMAH / Bab 21 - Bab 30

Semua Bab JODOH DEPAN RUMAH: Bab 21 - Bab 30

51 Bab

PENYELIDIKAN

Bab 21PenyelidikanNaura menikmati setiap sentuhan dari petugas itu. Rasanya, sangat nyaman. Tak terasa, empat jam sudah mereka menjalani perawatan. Saat ini, jam sudah menunjukkan pukul 14.00 WIB."Nah, kalo gini kan badan jadi seger. Ayo, sekarang kita makan siang di resto sebelah saja! Saya sudah lapar sekali," ajak Mama Naura."Ayo, Jeng!" Mereka bertiga melangkahkan kaki menuju resto tersebut. Saat sedang menunggu makanan datang, tiba-tiba ada yang datang menyapa. "Naura! Kamu Naura, kan?"Naura mengernyitkan dahi. Dia mencoba mengingat-ingat siapa wanita ini."Kamu … Alice, kan?" tanya Naura ragu."Iya, benar! Aku Alice!" ujarny sembari tersenyum."Kamu temannya Naura? Ayo, duduk! Gabung sini!" ujar Bunda Bagas."Terimakasih, Tante!" ujar Alice."Mau pesan apa? Tadi, kami sudah pesan!" ujar Mama Naura."Gak usah, Tante! Saya sudah makan, kok! Ini tadi mau pulang! Kebetulan aja melihat Naura!""Teman kuliah? Kok Tante gak pernah lihat?""Bukan, Tante! Saya adiknya kak Ronald,
Baca selengkapnya

KEMBALI MASUK KULIAH

BAB 22Kembali Masuk KuliahBagas menghembuskan napas panjang."Sebenarnya, ada yang belum gue ceritakan," ujar Bagas lirih."Mengenai apa?" tanya Marchel penasaran."Operasi Naura."*************************************"Kondisi Ibu Naura kritis. Benturan di perutnya mengakibatkan pendarahan hebat sehingga Ibu Naura kehilangan banyak darah." Dokter tersebut memberi penjelasan."Tolong lakukan yang terbaik untuk istri saya, Dok! Berapapun biayanya!" ujar Bagas."Tentu, Pak! Kami akan melakukan yang terbaik untuk pasien kami. Hanya saja, ada yang perlu Bapak ketahui.""Apa, Dok! Tolong jelaskan!""Benturan tadi mengakibatkan memar pada bayinya. Ditambah lagi dengan pendarahan hebat yang mengakibatkan Ibu Naura menjadi lemah, janinnya pun ikut melemah. Dan, janinnya tidak bisa diselamatkan.""Maksud Dokter?" tanya Bagas tak paham."Ibu Naura mengalami keguguran. Demi keselamatan Ibu Naura, janinnya harus segera dikeluarkan."Bagas merasa sangat sedih. Buah hati yang mereka tunggu, kini
Baca selengkapnya

PERMINTAAN ALICE

Bab 23PERMINTAAN ALICE"Naura tuh, bikin gara-gara," adu Prilly."Cie … dia ngadu!" goda Naura,lalu tertawa terbahak."Naura!" teriak Prilly kesal. Nico hanya geleng-geleng kepala melihat dua wanita yang bersahabat itu."Sudah! Pagi-pagi sudah ribut aja! Ayo, masuk! Pak Pramono udah jalan tuh!" ujar Nico sembari menunjuk dosen mereka.Seusai jam kuliah, mereka segera meluncur menuju cafe tujuan mereka. Mereka memilih duduk di rooftop sembari menikmati pemandangan kota."Ra, ini kalung kamu! Maaf, baru bisa ngembaliin sekarang! Itu kemarin putus, jadi aku bawa ke toko perhiasan untuk memperbaikinya," ujar Nico sembari menyerahkan seutas kalung.Naura mengernyit heran. "Ini bukan punyaku!" sahut Naura. Naura memperhatikan kalung tersebut."Masak, sih? Kalung itu ada di genggaman tangan kamu saat kejadian itu," ujar Nico. "Beneran!" sahut Naura."Trus, ini punya siapa dong?" tanya Prilly.Naura mencoba mengingat-ingat kejadian tersebut. Saat itu, dia hendak menuruni tangga. Di saat y
Baca selengkapnya

KEICIKAN ALICE

Bab 24Kelicikan Alice (21+)"Maaf, Pak, ada tamu!" ujar sekretarisnya."Siapa?" "Utusan dari PT Angkasa Raya, Pak!""Iya, persilahkan masuk!"Tak lama kemudian, seorang gadis cantik memasuki ruangan Bagas. "Selamat siang, Pak Bagas!" sapanya."Selamat siang!" sahutnya, lalu mendongakkan kepala. Bagas tampak terkejut melihat tamunya. "Kirana!" ujar Bagas.Kirana tersenyum tipis."Apa kabar, Pak Bagas? Lama tak berjumpa," ujar Kirana.Bagas masih bergeming. Dia tampak shock atas kedatangan tamunya tersebut."Kamu kerja di Angkasa Raya?" tanya Bagas setelah mampu menguasai diri."Iya, Pak! Saya menjadi asisten pribadi Bapak Ronald Wijaya," ujar Kirana."Syukurlah! Aku senang mendengarnya! Kudengar, hubungan kalian juga sudah membaik?""Iya, Kak, eh, Pak! Maaf!" ujar Kirana gugup."Gak perlu seformal itu. Toh, disini tidak ada siapa-siapa.""Maaf, Pak, kebiasaan," ujar Kirana merasa tak enak. "Panggil aku Kak seperti biasa saja.""Tapi kan, ini masih jam kantor, Pak!" "Iya, tapi gak
Baca selengkapnya

PENCULIKAN

Bab 25Penculikan"Sayang, hari ini kamu gak kemana-mana, kan?" tanya Naura pagi itu."Gak, Kenapa?" tanya Bagas."Anterin aku ya. Aku mau nyekar ke makam Varo!""Boleh, ntar habis sarapan kita berangkat, biar gak kesiangan!" sahut Bagas."Oke. Terimakasih, sayang!" ujar Naura manja. "Udah punya suami, masih aja manja!" ejek Marchel yang tiba-tiba muncul."Biarin! Manja sama suami sendiri kok! Weeek!" ejek Naura balik. "Dasar manja!" ejek Marchel lagi. Naura mengerucutkan mulutnya mendengar ejekan kakaknya. "Chel, gimana hasil penyelidikan kemarin?" tanya Bagas."Penyelidikan apa?" tanya Naura kepo.Bagas dan Marchel saling berpandangan. Dia lupa jika Naura tidak tau masalah ini."Itu sayang … anu …." jawab Bagas gak jelas."Anu apa? Bicara yang jelas dong, Sayang!" sahut Naura."Masalah kalung yang kamu kasih kemarin itu. Kan, Kakak sedang melakukan penelusuran," sahut Marchel."Ow … itu. Bagaimana hasilnya? Sudah ketemu?" tanya Naura."Belum. Nama jelwelrynya sih, sudah ada. Tapi
Baca selengkapnya

DALANG PENCULIKAN NAURA

Bab 26Dalang Penculikan Naura"Halo, Marchel!" ujarnya."Dimana Bagas?" tanya Marchel."Dia ada di ruangannya. Dia sudah ditangani, kok!""Apa yang terjadi?" tanya Marchel lagi."Aku juga gak tahu. Tadi, anak buahku yang menemukan.""Dimana Naura? Mereka tadi pergi berdua.""Aku juga gak tahu. Tadi, anak buahku hanya menemukan Bagas tergeletak di pinggir jalan." Aldo memberi penjelasan.Marchel menyugar rambutnya kasar. Dia tampak gelisah."Ayo, kita ke ruangan Bagas! Takutnya, nanti dia sadar dan gak ada orang!"Mereka segera melangkah bersama menuju ruangan Bagas. Disana, tampak Bagus baru saja sadar. Dia mulai mengerjap-ngerjapkan matanya."Gas! Bagas! Kamu gak papa!" tanya Marchel."Aku dimana?" tanya Bagas lirih."Kamu di rumah sakit. Tadi, petugas bengkel menemukan kamu tergeletak di pinggir jalan. Apa kamu ingat apa yang terjadi?" tanya Marchel.Bagas memejamkan matanya mencoba mengingat-ingat. Kelebatan bayangan kejadian tadi melintas di pikirannya."Dimana Naura?" tanyanya
Baca selengkapnya

PENGAKUAN ALICE

Bab 27PENGAKUAN ALICE"Kamu tahu, sudah sejak lama aku jatuh cinta sama Kak Bagas. Pernah aku ungkapkan perasaanku padanya, namun dia menolakku. Bukan hanya sekali, bahkan hingga tiga kali dia tetap tidak mau menerima perasaanku. Dia malah keukeuh dengan cintanya kepada Kak Kirana, wanita yang tidak pernah mencintainya. Dia hanya mencintai kakakku.""Alice, itu hanya masa lalu.""Apa kamu bilang? Hanya masa lalu? Lalu bagaimana dengan hatiku? Hatiku yang tak pernah sembuh atas penolakan itu. Jika aku tidak bisa memilikinya, maka orang lain pun tidak.""Apa maksudmu?" "Kamu masih ingat kejadian foto-foto Kak Bagas dan Kak Kirana? Itu ulahku. Aku berharap,dengan foto-foto itu bisa membuat kalian bertengkar hebat. Sayangnya, prediksiku meleset. Yang ada, kamu malah hamil."Naura mendengarkan penuturan Alice dengan seksama. Alice tersenyum miris. "Kamu tahu, aku juga yang membuatmu terjatuh dari tangga hingga anakmu mati. Bahkan, aku dengar, kamu juga kehilangan rahimmu," ejek Alice."
Baca selengkapnya

BAB 28 TRAUMA

Bab 28TRAUMA"Aku dulu, ya! Habis itu giliran kalian!" ujar Supri."Siap, Bos! Kami berjaga disini!" sahut Gatot.Supri menarik tubuh Naura ke atas dipan. "Tidak! Aku mohon! Jangan lakukan itu! Aku bisa memberi kalian uang berapapun yang kalian minta, tapi aku mohon, jangan lakukan," ujar Naura sembari menangis.Supri tak peduli dengan tangisan Naura. Melihat barang bagus, n*fs*nya sudah diubun-ubun. Supri menarik pakaian Naura hingga robek hingga hanya tersisa pakaian dalamnya saja. Naura terus berusaha memberontak mempertahankan kehormatannya.Supri yang sudah dikuasai setan, tak menggubris tangisan korbannya. Alice merekam kejadian sembari tersenyum puas.Saat Supri hampir berhasil melakukan aksinya, tiba-tiba pintu ruangan tersebut didobrak dan segerombol polisi merangsek masuk."Angkat tangan!" ujar petugas polisi tersebut.Merek yang tak siap, tak bisa berbuat apa-apa. Satu persatu, para preman itu diringkus tanpa perlawanan."Kalian salah orang! Kenapa saya ditangkap! Saya t
Baca selengkapnya

BAB 29 PULANG

Bab 29PULANG"Jangan tinggalin Naura, Ma! Naura takut sendirian!""Kami tidak akan kemana-mana. Lihat, Bagas pun sedari kemarin juga menemani kamu disini!"Perlahan, Naura menoleh. Dilihatnya sang suami yang juga sedang memandangnya. Bagas tersenyum tipis. Naura melengos."Suruh dia pergi, Ma! Aku gak mau melihatnya!"Semuanya yang ada di ruangan tersebut pun tampak terkejut. "Sayang, kok gitu, sih?" ujar Mamanya terkejut."Ma ... suruh dia pergi!" rengek Naura sembari menyembunyikan wajahnya. Bagas memandang Naura dengan nelangsa. Papa Naura mendekati Bagas, lalu menepuk pundaknya."Beri dia waktu!" ujar Papa Naura, lalu merangkul Bagas dan mengajaknya keluar ruangan. Mereka duduk berdua di bangku depan ruangan."Jangan diambil hati, ya! Biarkan dia tenang dulu!" ujar Papa Naura."Iya, Pa. Bagas ngerti, kok! Hanya ... rasanya sedih saja," sahut Bagas sendu."Naura itu pada dasarnya anaknya manja. Apa yang diinginkan, pasti terpenuhi. Dia belum pernah tertimpa masalah yang pelik.
Baca selengkapnya

BAB 30 KONDISI NAURA

Bab 30KONDISI NAURA"Aku kotor. Jangan sentuh aku! Aku bekas orang! Aku kotor!" teriak Naura sembari menangis.Melihat hal itu, Bagas merasa sedih. Dia memaksa mendekati istrinya, lalu memeluknya."Sudah kubilang jangan sentuh aku!" Naura memberontak mencoba melepaskan pelukan Bagas."Sayang … sayang … dengerin aku! Jangan begini! Aku mohon! Kamu milikku! Selamanya akan tetap menjadi milikku! Aku gak peduli mau apapun yang terjadi! Kamu tetap milikku! Biarkan aku menghapus bekas itu!" ujar Bagas mengeratkan pelukannya."Aku bekas orang! Aku jijik!" Naura menangis tergugu dipelukan Bagas, tenaganya sudah habis hingga dia tak mampu memberontak lagi. Tanpa melepaskan pelukannya, dikecupnya kening istrinya, lalu turun ke kelopak matanya, pipinya, hingga berakhir di bibirnya. Bagas melumatnya dengan lembut.“Dimana bajingan menyentuhmu? Biar aku hapus jejaknya!” ujar Bagas lembut.Naura memeluk Bagas erat sambil terisak. Setelah dirasa istrinya mulai tenang, Bagas mengajak istrinya beri
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status