Beranda / Romansa / JODOH DEPAN RUMAH / Bab 11 - Bab 20

Semua Bab JODOH DEPAN RUMAH: Bab 11 - Bab 20

51 Bab

KIRANA KEMBALI

Bab 11Kirana KembaliTing … tong….Bel rumah berbunyi.Naura bergegas membuka pintu. Saat pintu terbuka, Naura tertegun melihat siapa yang datang."Siapa, Sayang?" tanya Bagas sembari berjalan ke depan. Dia pun tertegun. Suasana pun sesaat menjadi canggung. "Selamat pagi! Maaf mengganggu waktunya! Boleh saya masuk?" tanya Kirana.Ya, tamu mereka pagi ini adalah Kirana. Naura hanya mampu menatap wanita itu dengan pandangan yang entah. Sulit untuk diterjemahkan."Pergilah!" ujar Bagas."Kak, ijinkan aku menjelaskan semuanya! Setelah selesai, terserah bagaimana penilaianmu! Aku hanya ingin menjelaskan semuanya!" mohon Kirana."Tidak ada yang perlu dijelaskan! Pergilah! Aku tidak ingin melihat mukamu lagi!""Tolong, beri aku waktu sebentar saja! Aku mohon!""Pergi, kataku!" Bagas berteriak keras. Naura terkaget. Baru kali ini, dia melihat Bagas semarah itu. Selama ini, Bagas terlihat tenang, bahkan saat mereka terpaksa menikah, dia terlihat pasrah. "Baiklah, aku akan pergi! Aku harap
Baca selengkapnya

DALANG GAGALNYA PERNIKAHAN BAGAS-KIRANA

Bab 12Dalang Gagalnya Pernikahan Bagas-Kirana"Iya. Terpaksa. Aku tidak akan tenang kalau belum jelasin semua!"Bagas menghela napas. Melihat situasinya, Anita segera meminta izin untuk kembali ke kantor terlebih dahulu."Sepuluh menit! Aku beri kamu waktu sepuluh menit!""Sayang, maafkan aku! Aku ta—.""Jangan panggil sayang. Kau bukan siapa-siapa ku!" ujar Bagas dingin.Kirana menunduk. Matanya sudah mulai berkaca-kaca."Em … Kak … aku … minta maaf. Maaf … karena aku sudah melakukan kesalahan besar sama kamu. Aku melakukannya karena aku disuruh.""Siapa yang menyuruhmu?" tanya Bagas dingin.Kirana diam dan menunduk. Dia tidak berani mengangkat kepalanya."Kenapa diam saja? Siapa yang menyuruhmu?" bentak Bagas. "Kak Ronald," jawab Kirana lirih.Bagas mencelos. Semua ini, diluar perkiraannya. "Kenapa?" tanya Bags lirih."Dia ingin membalas sakit hatinya. Dulu, saat kamu menolak Alice, dia sempat depresi dan mencoba bunuh diri. Perlu waktu cukup lama untuk menyembuhkan adiknya. Bahk
Baca selengkapnya

PENYESALAN KIRANA

Bab 13Penyesalan Kirana"Kamu tidak mau menjadi kekasihku?" tanya Ronald."Tentu saja aku mau, Kak. Itu adalah impianku sejak lama. Tapi … kenapa?" tanya Kirana bingung."Kenapa? Tentu saja karena aku menginginkan kamu," jawab Ronald santai."Tapi … ini seperti mustahil. Bagaimana bisa?" Kirana masih kebingungan."Tentu saja bisa. Bahkan, aku akan menikahimu," ujar Ronald."Kakak serius?" tanya Kirana memastikan."Tentu saja. Aku akan menikahi kamu, asalkan kamu mau membantuku.""Membantu apa?" tanya Kirana."Membalas dendam kepada Bagas," sahut Ronald mantap."Apa? Tidak. Aku tidak bisa menyakiti dia. Dia terlalu baik.""Terserah kamu. Itu berarti, kamu lebih memilih menyakiti diri kamu sendiri. Apakah kamu benar-benar akan melewatkan kesempatan menikah denganku?""Kak, aku memang mencintai kamu. Tapi, tidak seperti ini.""Kirana, hidup itu pilihan. Dan sekarang, saatnya kamu memilih. Tetap bersama dia atau menikah denganku."Kirana terdiam. "Aku akan menemui kamu seminggu lagi. Pi
Baca selengkapnya

TEROR FOTO

Bab 14TEROR FOTODi rumah, di kamarnya, Naura menangis tergugu. Dia membanting ponselnya ke atas ranjang. Dia berharap semua itu tidak nyata, tapi foto-foto itu begitu jelas.Seseorang mengirimi dia foto-foto Bagas yang sedang berpegangan tangan dengan Kirana di sebuah restoran. Hatinya benar-benar hancur.Ini yang Naura takutkan selama ini. Kehadiran Kirana kembali akan menggoyahkan hati Bagas yang sudah mulai beralih kepadanya.Mood Naura yang tadinya bagus, anjlok seketika. Sepanjang siang hingga sore hari, Naura benar-benar gelisah. Dia bahkan tidak mau keluar dari kamarnya. "Assalamualaikum," teriak Bagas saat masuk ke rumah. "Waalaikumsalam," sahut ibu mertuanya. Dia segera mencium tangan sang ibu mertua. "Naura mana, Ma?" tanya Bagas."Di kamar. Gak tahu, tuh. Dari tadi gak mau keluar. Hati-hati, moodnya lagi jelek kayaknya!" ujar Mama Naura sembari berbisik."Beneran, Ma?""Iya. Biasalah ibu hamil. Suka berubah-ubah. Kamu yang sabar aja, ya!"Bagas bergegas naik ke kamarny
Baca selengkapnya

BERTEMU LAGI

Bab 15BERTEMU LAGI"Sebenarnya gue juga pengen jalan. Tapi, gak enak kalo berdua aja. Sama lo sekalian gimana? Ntar, pulangnya gue anterin," sahut Nico."Duh, gimana, ya? Soalnya, bodyguardku ini protectif banget," ujar Naura bimbang."Ayolah! Kan, kita gak berdua! Sama Prilly juga?"Naura tampak menimbang-nimbang."Aku izin kak Bagas dulu, deh!" putus Naura.Akhirnya, Naura segera menghubungi Bagas untuk meminta izin. "Bagaimana?" tanya Prilly tidak sabar saat naura sudah selesai menelepon."Gue dapat izin ta—" "Yes … yuk, berangkat sekarang!"Belum selesai Naura bicara, Prilly sudah menyambarnya. "Aku belum selesai ngomong, markonah …," ujar Naura sebal kepada temannya."He … maaf. Abisnya, gue terlalu seneng sih. Ya udah gih, lanjutin. Gimana tadi?" ujar Prilly cengengesan."Aku dapat izin, tapi hanya gak boleh lama-lama," ujar Naura."Ya udah, gak papa. Kita nongkrong di cafe aja. Gak usah muterin mall. Kasihan Naura nya juga," ujar Nico."Ya udah, yuk, berangkat!" sahut Pril
Baca selengkapnya

RONALD TELAH KEMBALI

Bab 16Ronald telah Kembali"Ya udah! Sekarang minum obat, ya!"Naura mengulurkan obatnya. Setelah selesai minum obat, Bagas berbaring lagi."Terimakasih, sayang!" ujar Bagas."Sama-sama," jawab Naura sembari tersenyum."Semalam kenapa bisa basah gitu bajunya? Kena flu kan, jadinya?" tanya Naura.Bagas berpikir sejenak. Dia menghela napas."Ceritanya ntar aja, ya. Ini kepalaku pusing banget," ujar Bagas."Ya udah, bobok lagi sana!" jawab Naura, lalu membetulkan letak selimut suaminya. Setelah Bagas merasa nyaman dengan posisinya, Naura segera keluar kamar."Bagaimana kondisi, Bagas?" tanya Bunda Bagas."Bunda! Kapan datang?" tanya Naura, lalu mencium tangan bundanya."Barusan! Ini bunda bawakan sup ayam! Bagas kalau sakit, sukanya makan sup ayam! Bagas sudah makan?" "Sudah, Bun! Tadi Naura buatkan bubur ayam! Ini sup ayam buat nanti siang aja ya, Bun?" "Iya, Sayang! Gak papa. Bagas bagaimana kondisinya?""Masih pusing katanya. Itu tadi habis minum obat, terus tidur.""Bagas itu gak
Baca selengkapnya

KECELAKAAN

Bab 17Kecelakaan"Kakak belum makan?" tanya Kirana. Dia segera mengeluarkan kotak bekal yang dibawanya."Kamu juga belum makan?" "Belum, Kak! Tadi itu, rencananya aku akan makan setelah mengantar bekal dan mengembalikan payung kak Bagas. Tapi, dia hari ini tidak masuk kantor.""Kamu bertemu dia?" tanya Ronald penasaran."Iya, kak. Semalam!" Lalu, Kirana menceritakan pertemuannya tadi malam dengan Bagas."Ternyata, dia masih peduli sama kamu, ya?" ujar Ronald."Kak Bagas dari dulu memang baik. Kalaupun tadi malam itu bukan aku, pasti dia juga tetap menolongnya! Udah ah, ayo makan dulu!" ujar Kirana.Mereka makan siang sembari mengobrol ringan. Setelah selesai,mereka bersama-sama mengepak barang-barang milik Kirana."Ini sudah semua?" tanya Ronald."Iya, Kak! Aku gak punya banyak barang!" ujarnya."Ya sudah! Ayo!"Mereka segera meluncur ke apartemen milik Ronald. Apartemen yang menjadi saksi bisu kisah mereka di belakang Bagas, dulu."Kak, apa aku harus tinggal disini? Aku kost aja, y
Baca selengkapnya

KONDISI NAURA

Bab 18KONDISI NAURA"Halo! Gue Nico!""Ada apa? Mana Naura?" tanya Bagas emosi."Sekarang, kami ada di rumah sakit Cipta Husada. Sebaiknya kamu segera ke sini.""Apa yang terjadi?" tanya Bagas panik."Naura … dia terjatuh dari tangga," ujar Nico."Apa?" Bagas segera mematikan sambungan ponselnya dan berlari menuju tempat parkir. Dia melajukan mobilnya dengan kencang menuju rumah sakit."Semoga kamu dana anak kita baik-baik saja,Sayang!" gumam Bagas. Setelah sampai, Bagas segera menghubungi ponsel Naura."Dimana kalian?" tanya Bagas setelah ponselnya diangkat."Kami masih di UGD," jawab Nico. Bagas segera berlari ke arah UGD. Dari jauh, terlihat Nico dan Prilly. "Bagaimana keadaan Naura?" tanya Bagas."Masih ditangani dokter," jawab Nico."Apa yang sebenarnya terjadi? Bagaimana dia bisa jatuh dari tangga?" tanya Bagas. "Tadi, sepulang kuliah, kami berencana hangout bareng. Pas mau keluar kelas,Naura izin ke toilet dulu. Kami disuruh menunggu di mobil. Tak lama setelah kami tiba di
Baca selengkapnya

KEPULANGAN MARCHEL

Bab 19Kepulangan Marchel"Sus, sudah semalaman istri saya kok belum sadar?" tanya Bagas."Sabar dulu ya, Pak! Didoakan saja, semoga Ibu cepat sadar. Ini semuanya sudah normal, kok. Kalau begitu, saya permisi, Pak! Selamat pagi!""Selamat pagi!"Bagas kembali duduk di dekat Naura sembari menggenggam tangan istrinya.Tiba-tiba, pintu ruangannya terbuka."Bagas!"Bagas menoleh."Marchel!" Bagas segera bangkit dan memeluk sahabatnya itu."Maaf, aku baru bisa kesini sekarang," tanya Marchel."Iya, Chel, aku ngerti. Kamu mau pulang saja, aku udah seneng banget.""Bagaimana keadaan Naura?" tanya Marchel. Mereka berbincang sembari duduk di sofa yang disediakan."Masih belum sadar.""Aku ikut berduka cita tentang putra kalian. Sudah dimakamkan?" tanya Marchel. "Rencananya pagi ini. Papa sudah menyiapkan semuanya," jawab Bagas sendu.Marchel menepuk pundak sahabatnya."Kamu yang sabar, ya! Kamu harus kuat!" Marchel memeluk sahabatnya. Bagas kembali menitikkan air mata. Kesedihan masih mengg
Baca selengkapnya

ALVARO FAUZAN ARDIANSYAH

Bab 20Alvaro Fauzan Ardiansyah"Sudah siap, sayang? Ayo, kita pulang!" Bagas keluar membawa barang-barang mereka. Sementara Naura disampingnya, didorong oleh suster menggunakan kursi roda.Setelah menata semua barang, mereka segera meluncur. Bagas menjalankan mobilnya dengan santai. Tiba-tiba, dia membelokkan mobilnya."Lho, sayang! Ini mau kemana? Aku mau langsung pulang, pengen lihat anak kita!" protes Naura.Bagas hanya menanggapinya dengan senyuman. Dia terus melajukan mobilnya dengan tenang. Naura yang tidak ditanggapi, akhirnya diam dan menurut.Perlahan, mobil Bagas menepi dan berhenti di sebuah pemakaman umum. Naura menjadi semakin bingung. "Sayang, kita ngapain kesini?" tanya Naura bingung.Bagas segera melepas seatbeltnya dan turun dari mobil. Dia mengitari badan mobil, mengambil kursi roda, lalu membukakan pintu untuk Naura.Dengan wajah kebingungan, Naura membiarkan Bagas memindahkannya ke kursi roda dan mendorongnya memasuki area pemakaman. Tak lama kemudian, Bagas men
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status