Home / Romansa / JODOH DEPAN RUMAH / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of JODOH DEPAN RUMAH: Chapter 31 - Chapter 40

51 Chapters

BAB 31 KEJADIAN DI BALI

Bab 31 (Rate 18+)KEJADIAN DI BALIBagas menikmati makan malamnya sendirian di hotel tempatnya menginap. Setelah itu, rencananya dia akan menuju pusat oleh-oleh tidak jauh dari hotel.Bagas memilih berjalan sembari menikmati suasana. Dia hanya perlu menempuh perjalanan selama 10 menit. Saat sedang asik memilih, Bagas disapa seseorang."Kak Bagas!" serunya.Refleks, Bagas menoleh. "Kirana? Kok disini?" tanya Bagas."Iya, Kak. Ada tugas dari kantor. Kakak sendirian?" tanya Kirana."Iya, besok mau balik, jadi sekarang beli oleh-oleh buat orang rumah.""Ow … begitu! Aku bantu, ya?" "Kamu sendiri gak belanja?" tanya Bagas heran."Aku disini masih satu Minggu, Kak. Bisa belanja besok-besok!" sahut Kirana."Oke deh! Ayo!" sahut Bagas. Cukup lama mereka memilih-milih barang. Setelah hampir satu jam, mereka meninggalkan lokasi dengan menenteng dua buah tas belanjaan."Kamu gak beli apa-apa?" tanya Bagas heran."Gak, Kak! Ini tadi niatnya memang mau jalan-jalan saja! Kakak nginap di hotel ma
Read more

BAB 32 KEDATANGAN KIRANA

Bab 32KEDATANGAN KIRANA"Maaf, Non! Ada tamu!" "Siapa, Bi?" "Gak tahu, Non! Sepertinya,Bibi belum pernah lihat."Naura mengernyit heran. "Ya sudah, suruh tunggu sebentar! Sebentar lagi saya turun!""Iya, Non!"Naura bersiap sebentar, kemudian dia segera turun menemui tamunya. Langkahnya terhenti saat melihat siapa yang datang."Kak Kirana?" ujar Naura lirih. Mendengar namanya disebut, Kirana menoleh. Dia segera berdiri. Naura tertegun, namun sejenak kemudian dia kembali melangkah mendekati Kirana."Ada apa Kakak kesini?" tanya Naura, tanya menghenyakkan bobotnya di kursi tepat di depan Kirana.Kirana kembali duduk. Dia menunduk."Maafkan aku, Ra! Aku … sebenarnya tidak ingin mengatakan ini, tapi … aku harus.""Ada masalah apa ini?" tanya Naura heran."Mengenai Kak Bagas."Naura terkejut. "Kalian masih berhubungan?" tuding Naura."Tidak. Hanya saja …." Kirana menjeda kalimatnya."Hanya saja apa?""Hanya saja … kami pernah bertemu saat di Bali.""Lalu?" tanya Naura lagi."Kami …
Read more

BAB 33 MENGAJUKAN GUGATAN CERAI

Bab 33MENGAJUKAN GUGATAN CERAIBagas memandang orang tuanya minta bantuan."Maaf, Gas! Bunda gak bisa bantu! Mama Naura benar! Kesalahan kamu benar-benar fatal!" ujar Bundanya.Bagas tak bisa berbuat apa-apa. Dengan langkah lunglai, dia meninggalkan rumah Naura. Di halaman rumah, sebelum benar-benar pergi, Bagas memandang ke arah jendela kamar mereka. Berharap, ada Naura di sana. Namun, harapan tinggal harapan. Naura tidak menampakkan dirinya. Bagas segera melajukan mobilnya membelah jalanan. Bagas melaju tanpa arah dan tujuan. Hampir dua jam dia berkeliling, hingga akhirnya dia membelokkan mobilnya ke arah apartemen mereka. Meskipun tak dihuni, apartemen itu tetap terawat.Malam ini, Naura memilih tidur di kamar Mamanya."Ma, malam ini aku tidur disini, ya?" ujar Naura."Iya, sayang! Tidurlah! Biar Papa nanti tidur di kamar Kak Marchel!""Di kamar masih ada barang-barangnya Kak Bagas. Aku gak mau masuk kesana kalau barang-barang itu belum dibereskan.""Iya, sayang! Besok, biar Bi S
Read more

BAB 34 SIDANG MEDIASI

Bab 34SIDANG MEDIASI"Kapan surat panggilan sidang itu dikirimkan?" tanya Naura setelah mereka selesai mendaftarkan gugatan cerainya."Biasanya 2-3 hari sudah dikirim, Bu. Sidang perdananya satu Minggu kemudian." Pak Bambang memberi penjelasan. "Terimakasih, Pak, atas bantuannya hari ini.""Sama-sama, Bu. Kalau begitu, saya permisi! Selamat siang!" "Selamat siang, Pak!"Setelah berpamitan, Pak Bambang segera meninggalkan pengadilan agama. Naura pun melakukan hal yang sama."Mau kemana lagi, Non?" tanya Pak Ujang."Kita ke restoran di Jalan Anggrek ya, Pak!" "Baik, Non!"Pak Ujang segera melajukan kendaraannya. Tiga puluh menit kemudian, mereka sudah sampai di tujuan. Setelah diturunkan di depan pintu masuk, Naura segera masuk ke dalam restoran. Sementara Pak Ujang menuju pelataran parkir.Naura memindai lokasi untuk mencari lokasi yang tepat. Namun, matanya terpaku pada sepasang anak manusia yang sedang berbincang."Kak Bagas!" ujar Naura lirih. Sesaat kemudian, Naura memilih men
Read more

BAB 35 ALASAN KIRANA

Bab 35ALASAN KIRANAPagi ini, meski merasa agak lemas, Kirana tetap berangkat ke kantor. Ada pekerjaan yang menunggunya. Sesampainya di ruangannya, dia mengambil beberapa berkas dan mengantarkan ke ruangan atasannya.Kirana celingukan. Pasalnya, tadi dia melihatnya sudah memasuki ruangannya. Namun, sekarang dia tak nampak.Kirana meletakkan berkas-berkas tersebut di atas meja, lalu segera melangkah meninggalkan ruangan. Saat hendak membuka pintu, tiba-tiba ada yang memeluknya dari belakang. Kirana tampak terkejut."Mau kemana, Sayang?" ujar Ronald. "Lepas, Kak! Aku mau kembali ke ruanganku!" sahut Kirana merasa risih.Ronald membalik tubuh Kirana agar menghadap kepadanya, lalu menyandarkannya ke pintu.Ceklek. "Kenapa pintunya dikunci?" tanya Kirana gusar."Aku merindukan kamu, Sayang!" sahut Ronald sembari mencoba melancarkan aksinya."Lepas, Kak! Aku tidak mau!" sahut Kirana berusaha memberontak dan melepaskan diri. Namun, Ronald malah semakin mengeratkan pelukannya."Kamu berani
Read more

BAB 36 TES DNA

Bab 36TES DNA"Usahakan secepatnya selesai, Pak! Saya mau semuanya segera selesai!""Baik, Bu! Akan saya usahakan!""Baik, Pak! Kalau begitu, saya permisi! Terimakasih atas bantuannya!""Iya, Bu! Sama-sama! Silahkan!" sahut Pak Bambang.Naura melangkah meninggalkan ruangan Pak Bambang. Namun, baru beberapa langkah, tiba-tiba kepalanya terasa berputar sebelum akhirnya dia kehilangan kesadaran.**************************Perlahan, Naura mencoba membuka matanya."Sayang, kamu sudah sadar?" tanya Mamanya. Naura menoleh ke asal suara. Tampak, Mamanya memandangnya dengan cemas."Aku dimana, Ma?" tanya Naura lirih."Kamu di rumah sakit. Tadi, kamu pingsan di kantor Pak Bambang. Karena panik, mereka langsung membawa kamu kesini," sahut Mamanya. "Jangan bangun dulu! Istirahat saja! Badan kamu masih lemas!" lanjut Mamanya saat Naura mencoba bangkit. "Aku kenapa, Ma?""Gak tahu. Dokternya belum bilang apa-apa. Kita tunggu saja hasil pemeriksaannya.""Selamat siang!" "Selamat siang, Dokter!"
Read more

BAB 37 HASIL TES DNA

Bab 37HASIL TES DNADi tempat lain, Bagas sedang menjemput Kirana. Hari ini, hasil tes DNA sudah bisa diambil. Setelah menjemput Kirana di kantornya, Bagas segera melajukan kendaraannya.Hatinya begitu gelisah. Berbeda dengan Bagas, Kirana malah tampak lebih tenang. Mereka langsung menuju ruangan dokter Sulthan."Halo, Bro! Halo, Kirana! Sudah siap dengar hasilnya?" tanya Sulthan."Kami sudah siap!" sahut Bagas."Baik, tapi saya masih menunggu satu orang tamu lagi. Tolong bersabar sebentar, ya!" ujar Sulthan. Bagas mengernyitkan dahi."Siapa?" tanyanya heran."Gue!" sahut seseorang di pintu masuk. "Maaf, agak telat!" lanjutnya."Marchel! Kamu ngapain disini?" tanya Bagas heran."Karena semua sudah berkumpul, akan saya bacakan hasilnya!" sela Sulthan. Sulthan segera membuka hasil tes DNA di depannya. ""Sebelumnya, saya jelaskan sedikit duku.Perlu diketahui bahwa jumlah perulangan nukleotida pada genetic marker stabil dan diturunkan dari generasi ke generasi. Karena itulah genetic
Read more

BAB 38 PERTEMUAN BAGAS DAN NAURA

BAb 38PERTEMUAN BAGAS DAN NAURA"Gak usah nangis. Simpan air mata buaya kamu! Dasar s*nd*l!" umpat Ronald.Kirana terkesiap. Dia tak menyangka akan mendapat cacian seperti itu. Tanpa permisi, dia membuka pintu mobil, dan meninggalkan Ronald sendirian.Dengan berurai air mata, Kirana terus melangkah. Hatinya benar-benar sakit. Hampir dua jam Kirana terus melangkah tanpa tujuan. Tiba-tiba, dia merasa di perut bawahnya. Dia merasakan ada merembes di sela-sela kakinya, sebelumya akhirnya jatuh pingsan. *******************************Samar, Kirana mendengar suara seseorang menangis. Semakin lama, suara tangisan itu semakin jelas. Perlahan, Kirana mencoba membuka matanya. Dia melenguh perlahan. "Kirana! Alhamdulillah … kamu sudah sadar, Nak!" ujar Mamanya sembari terisak. "Mama!" panggil Kirana."Iya, Sayang!""Aku dimana?" "Kamu di rumah sakit. Kemarin, ada yang menelfon Mama. Dia bilang dia menemukan kamu pingsan di pinggir jalan. Beruntung, ada pria baik yang menolong kamu," sahut
Read more

BAB 39 RUJUK

Bab 39RUJUKMama Naura dan suaminya meninggalkan ruang tamu. Kini, tinggal Naura dan Bagas. Mereka sama-sama terdiam.Perlahan, Bagas melangkah mendekati posisi Naura."Sayang!" panggil Bagas.Naura masih terdiam. Dia menundukkan wajahnya. "Sayang … tolong katakan sesuatu! Jangan diam saja!" lanjut Bagas.Bagas semakin mendekat. Perlahan, dia menggenggam jemari Naura."Sayang, maafkan aku! Aku tahu, sulit bagimu untuk memaafkan aku."Melihat Naura tetap tak bergeming, Bagas akhirnya menyerah."Baiklah, aku tidak akan memaksamu. Aku pulang dulu!" ujar Bagas. Perlahan, dia bangkit dan melepas genggaman tangannya.Namun, Naura menahan tangannya.Perlahan, Naura mendongakkan wajahnya."Kak …," ujar Naura. Mereka saling beradu pandang. Mata Naura mulai berkaca-kaca. Bagas menahan langkahnya. Perlahan, dia duduk kembali di sisi Naura, lalu memeluknya. Naura menumpahkan air matanya di dada Bagas. Tak dipedulikannya baju Bagas yang mulai basah.Hati Naura merasa lega karena semua masalahny
Read more

BAB 40 KEGELISAHAN RONALD

Bab 40KEGELISAHAN RONALD"Papa juga tidak tahu. Sepertinya, ada yang menyabotase perusahaan kita sehingga nilai saham kita turun drastis. Kita harus bergerak cepat. Segera perbaiki keadaan ini. Jika para investor sampai mendengar masalah ini, kita bisa habis. Mereka pasti menarik sahamnya.""Iya, Pa. Akan aku atasi. Papa gak usah khawatir," ujar Ronald optimis."Baik. Papa beri kamu waktu satu minggu. Papa akan berusaha menenangkan para investor."Ronald mengusap wajahnya kasar. Bagaimana bisa saham perusahaannya mereka bisa turun drastis? Performa perusahaan mereka akhir-akhir ini semakin meningkat. Pasti ada yang tidak beres."Aurel, tolong panggilkan Pak Dimas, Pak Andrew dan Bu Silvi. Suruh mereka ke ruangan saya!" ujar Ronald melalui interkom."Baik, Pak!" sahut Aurel.Tak lama berselang, mereka sudah berkumpul di ruangan Ronald. "Kalian sudah tahu masalah yang terjadi?" tanya Ronald."Sudah, Pak. Sebenarnya, ada yang mau kami sampaikan juga," sahut Pak Dimas."Ada apa? Apa ada
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status