Beranda / Sci-Fi / Another Side of EARTH / Bab 141 - Bab 150

Semua Bab Another Side of EARTH: Bab 141 - Bab 150

176 Bab

Catatan Keseratus Empat Puluh Satu : Keisengan Azka

Sebenarnya apa yang membuat Azka memaksa untuk menambahkan sesuatu pada SKYLAR, masih menjadi misteri bagiku. Dia tidak mau mengatakannya selama masih berada di dalam Absolute Car. Kali ini Asnee tidak ikut, dia mau di rumah saja katanya. "Sudah sampai, ayo kita turun!""Hei, Azka jawab dulu pertanyaanku yang tadi. Kenapa kau ngotot sekali ingin menambahkan sesuatu pada SKYLAR kami?""Sebenarnya... aku hanya iseng."Hah...! Iseng? Apa kalau libur begini tidak ada yang bisa dikerjakannya selain utak atik membuat alat baru? Azka hanya terkekeh saja setelah menjawab pertanyaanku itu. Dia dan Dova sama saja menurutku. Pintu SKYLAR aku buka dan kami bertiga masuk. Azka tertarik pada W115 dalam kondisi nonaktif. Memang bentuknya menjadi seperti kapsul besar jika dia dalam kondisi mati. Aku memang lupa menchargernya dan baru hari ini aku colokkan kabel ke lubang port daya yang ada di badannya. "Itu akan berubah wujud. Lihat saja n
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-17
Baca selengkapnya

Catatan Keseratus Empat Puluh Dua : Kurasa Sudah Waktunya Tiba

Aku masih mempelajari peta digital yang diberikan oleh Azka ke dalam Chromabook. Area B-neo saja sangat luas dan itu sebenarnya belum kami jelajahi sepenuhnya. Sayangngnya aku masih harus meraba dimana tempat tinggal Profesor Madrosa. "Hei, Artemis. Kau tidak tidur?""Kalau kau mau tidur duluan, silahkan.""Serius sekali! apa yang membuatmu belum bisa tidur?"Aku melirik ke kanan atas dan mendapati Serenada ikut mengintip dari balik kasurnya. Supaya lebih jelas, peta digital Nuuswantaara aku tunjukkan padanya. "Sudah jelas?""Sangat jelas! Memangnya mataku minus ya, sampai harus kau dekatkan seperti itu?""Daripada kau penasaran terus, Serenada.""Oh ya, Artemis. Setelah perjalanan kita yang panjang ini, pernahkah kau terpikir bagaimana jika yang bernama Madrosa itu sudah mati?"Deg! Seketika jantungku berdegup kencang. Tak pernah aku terpikir sampai sana. Andai iya terjadi, tentu saja perjalanan ini menjadi
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-18
Baca selengkapnya

Catatan Keseratus Empat Puluh Tiga : Kota Penuh Cahaya

"Bukan tanpa alasan aku menuju kesana, Dova.""Iya, tapi setidaknya dipikir dulu Artemis!""Baiklah...kalau memang kau punya alasan. Apa alasanmu Artemis?"Pertama, aku mungkin bisa bertanya pada orang-orang disana dimana tempat tinggal Profesor Madrosa? Rasanya tidak mungkin satu daratan sebesar Andalas Land ini berbahaya. Kedua, ada sesuatu hal yang rasanya mengundangku untuk kesini. Seperti magnet menarikku begitu saja. Dua alasan ini rasanya kuat untuk menjawab pertanyaan Serenada. "Jadi, itu alasanmu Artemis.""Ya, itu alasanku. Ayolah! Jangan berpikir yang negatif dulu, Serenada.""Sejujurnya untuk kali ini aku tidak sependapat denganmu. Tapi jika itu alasan terkuatmu, silahkan saja."Dova meninggalkan ruang kendali. Ketika tidak sependapat denganku, selalu saja itu yang dia lakukan. Pergi ke ruang pribadinya atau tidur. "Hm... bau masakan. Kau Serenada....""Sejak tadi aku berada disini, A
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-19
Baca selengkapnya

Catatan Keseratus Empat Puluh Empat : Altar Suci

Sepertinya tadi langit masih gelap. Tapi kini sudah terang lagi. Sinar matahari membangunkanku yang tertidur sambil duduk di kursi ruang kendali SKYLAR. Aroma harum makanan menggoda hidungku. Saat aku keluar dari ruang kendali, Dova dan Serenada sudah berebut sesuatu."Hei, buat saja sendiri! Aku susah payah belajar memasak dengan W115.""Aku mau yang ini saja!""Asnee, apa itu yang mereka ributkan sejak tadi?""Nasi goreng."Serenada akhirnya menyerah dan memilih melepaskan masakan pertama buatannya itu. W115 ternyata sudah membuatnya lagi untukku, Serenada dan juga Asnee. Dova hanya melirik sedikit lalu berfokus pada makanan yang disantapnya. "Ini juga sama saja, Serenada.""Tapi itu masakan buatanku yang pertama kali. Dibantu W115 tentunya."Agaknya lucu baru kali ini manusia belajar dengan robot. Tapi daripada tidak ada yang bisa memasak sama sekali di SKYLAR ini. Tetap kuhargai usaha Serenada untuk bisa membuat masak
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-20
Baca selengkapnya

Catatan Keseratus Empat Puluh Lima : Pertunjukkan Sirkus

"Ayo, Ayo, kemarilah! Pertunjukkan akan segera dimulai! Jangan lupa belilah token untuk masuk ke dalam tenda.""Hei, dimana kami bisa membelinya?""Disana! Ada loket kecil di ujung kanan.""Baiklah, terima kasih."Orang tadi masih berteriak, beberapa anak kecil berlari dan nampak orang tua mereka kewalahan mengejarnya. Kami langsung menuju ke tenda kecil yang dimaksud "Loket" oleh orang tadi. "Permisi, kami mau beli tiga token.""Ya, baiklah semuanya tujuh puluh Rip! Kau mau bayar pakai tunai atau kartu?""Kami tidak punya uang, tapi kami bisa bayar dengan yang lain.""Kalian bercanda! Kalau tidak punya uang jangan kemari!""Hei, apa tidak bisa ditukar dengan ini? Ini kacamata canggih, kau saja belum tentu punya.""Hah! Untuk apa? Aku tidak membutuhkannya! Cepat pergilah!""Tunggu dulu! Bagaimana jika kami tukar dengan gelang ini?""Ayolah! Kalian buang-buang waktuku saja. Eh... ini... gelang d
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-21
Baca selengkapnya

Catatan Keseratus Empat Puluh Enam : Pertarungan Dua EARTHSEED Terkuat

Apa yang ada dipikiranku saat ini adalah Serenada. Makhluk itu terus berlari dan kami kehilangan jejaknya secara tiba-tiba. Asnee ingat aroma tubuh monster itu."Sniff....""Hm... kalau dari aromanya dia masih lurus.""Ayo kita kejar lagi!"Dova memacu Hexacycronya lebih cepat lagi. Senjata laser besar sudah ada di tangannya. Bersiap jika tiba-tiba monster itu muncul di hadapan kami. Seketika ada sekelebat bayangan muncul dan menghadang kami. Apalagi ini? Binatang berkaki empat yang wajahnya nyaris sama seperti monster tadi. "Grrr...!""Minggir! Jangan halangi kami!""Apa itu, Dova?""Menurut informasi dari kacamataku, hewan ini namanya Harimau. Tapi aneh, warna bulunya putih dan lorengnya hitam.""Graor!""Aarkh! Jangan makan aku!"Asnee sudah panik dan menutupi mukanya. Tapi Harimau yang satu ini hanya melompatinya saja. Kini kami dihadang oleh dua binatang buas sekaligus."Harimau lagi! Tapi
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-22
Baca selengkapnya

Catatan Keseratus Empat Puluh Tujuh : Saatnya Kita Bertarung

"Anak-anak...! Serang dan tangkap yang berbadan setengah Rusa itu!" "Pilihan kita cuma satu, Majuuu...!" Asnee dan Primerose menggunakan kekuatan tanduk mereka. Banyak dari anak buah sirkus ini terpukul mundur, bahkan mati sia-sia. Aku mengerahkan pukulan jarak jauh yang mampu memukul mundur puluhan orang dihadapanku.  Serenada memainkan mereka dan saat nyaris ditangkap, dia langsung menembakkan laser. Sesekali dia mengeluarkan bom asap kecil untuk mengecoh pandangan. Dova terus mengandalkan senjata laser di Hexacycro dan pistol laser miliknya.  "Aneh, kenapa rasanya mereka tidak ada habisnya ya!" "Tenagaku sudah tak kuat lagi!" "Asnee! Bertahanlah dulu. Heaargh! Matilah kalian semuaa...!" Laki-laki berkumis aneh itu hanya tertawa sinis sambil diam ditempatnya. Apa mereka yang ada diluar ini bukan manusia asli? Jika hanya hologram semestinya mereka nampak membayang. Tapi mereka semua asli!  "Graor!"
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-23
Baca selengkapnya

Catatan Keseratus Empat Puluh Delapan : Datuk Pualam

"Dok! Dok! Dok!""Datuk...! Tolong buka pintunya!""Iya, sabaaar! Siapa yang datang?"Ekspresi lelaki tua yang membukakan pintu nampak terkejut. Rupanya dia sudah kenal dengan Farhein dan Berlian. Kami semua langsung diminta masuk dan aku ditidurkan diatas kursi yang masih terbuat dari kayu. "Farhein, Kenapa dengan anak muda ini?""Dia...ah! Kak Jaqualine menantangnya bertarung. Mereka sama kuatnya dan hasilnya seperti ini. Cepat! Tolonglah, Datuk.... Kalau tidak nyawanya tidak terselamatkan lagi.""Hm... aku rasa tidak. Dia masih bisa bertahan, Farhein."Laki-laki yang dipanggil Datuk itu nampak berkonsentrasi. Tidak nampak apakah dia sedang mengalirkan energi kepadaku. Tapi aku merasakan rasa hangat mengalir di tubuhku."Coba nak, gerakkan tanganmu perlahan.""Masih sakit....""Baiklah aku coba sekali lagi. Farhein, ambilkan air di belakang.""Baik, Datuk.""Ah, ya Berlian. Ambilkan kotak kay
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-24
Baca selengkapnya

Catatan Keseratus Empat Puluh Sembilan : Kediaman Alamsyah

Muncul kendaraan kecil yang menyambut kami setelah turun dari SKYLAR. Ternyata melalui kendaraan inilah kami diantar ke satu rumah. Eh, tapi bangunan mirip rumah biasa ada banyak disini. Hanya dibatasi taman kecil sebelum menuju ke bangunan rumah lainnya."Selamat datang, semuanya! Inilah kediamanku untuk sementara waktu.""Sementara waktu?""Ya, sampai aku selesai menjabat menjadi gubernur disini. Wilayah pemerintahanku tidak hanya kota LampOne-G saja, tapi kota kecil lainnya disekitarnya."Alamsyah mengajak masuk bersama kendaraan kecil yang kami tumpangi. Dia sendiri juga menaiki kendaraan yang sama. "Bukannya ingin membuat kalian manja, tapi disini sangat luas. Bisa capek jika harus berjalan biasa. Nah, kendaraan itu akan mengantarkan kalian ke kamar."Setiap orang mendapatkan kamarnya masing-masing. Aku takjub melihat kamarnya. Rasanya seperti kembali lagi ke rumahku yang ada di dalam Dome. Terdapat kamar mandi juga didalam dan ka
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-25
Baca selengkapnya

Catatan Keseratus Lima Puluh : Perjalanan Menyusuri Lautan

Alamsyah datang menaiki kendaraan kecilnya, sebelumnya dia sudah berpesan agar kami berkumpul di ruang tengah tempat kami tinggal sementara ini. Farhein sudah pulang ke Hutan Bukit Alam Tuo. Sengaja pertemuan ini dilakukan malam hari agar tidak ada yang mencuri dengar. "Kalian harus segera pergi, bukan bermaksud mengusir tapi kita tak pernah tahu. Apakah Profesor Madrosa masih baik-baik saja atau tidak. Komunikasi kami sempat terputus selama satu bulan.""Jadi, kami selanjutnya harus mengarah kemana?""Ke Pulau Van Java. Tapi tolong lewat jalur laut saja."Jalur laut sejauh ini tidak terlalu mendeteksi adanya pendatang dari negara lain. Alamsyah berpikir jalur ini lebih aman untuk kami. Sebab bila menerbangkan SKYLAR, maka dikhawatirkan menara pengawas di Kota Meichartaka akan mendeteksi kami sebagai penyusup. "Tidak ada ampun bagi penyusup. Kenapa jalur laut tidak seketat itu? Karena laut disini sangat berbahaya. Beberapa kali muncul p
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-26
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
131415161718
DMCA.com Protection Status