Home / Sci-Fi / Another Side of EARTH / Catatan Keseratus Empat Puluh Empat : Altar Suci

Share

Catatan Keseratus Empat Puluh Empat : Altar Suci

Author: Ditarina
last update Last Updated: 2021-12-20 09:00:00

Sepertinya tadi langit masih gelap. Tapi kini sudah terang lagi. Sinar matahari membangunkanku yang tertidur sambil duduk di kursi ruang kendali SKYLAR. Aroma harum makanan menggoda hidungku. Saat aku keluar dari ruang kendali, Dova dan Serenada sudah berebut sesuatu.

"Hei, buat saja sendiri! Aku susah payah belajar memasak dengan W115."

"Aku mau yang ini saja!"

"Asnee, apa itu yang mereka ributkan sejak tadi?"

"Nasi goreng."

Serenada akhirnya menyerah dan memilih melepaskan masakan pertama buatannya itu. W115 ternyata sudah membuatnya lagi untukku, Serenada dan juga Asnee. Dova hanya melirik sedikit lalu berfokus pada makanan yang disantapnya. 

"Ini juga sama saja, Serenada."

"Tapi itu masakan buatanku yang pertama kali. Dibantu W115 tentunya."

Agaknya lucu baru kali ini manusia belajar dengan robot. Tapi daripada tidak ada yang bisa memasak sama sekali di SKYLAR ini. Tetap kuhargai usaha Serenada untuk bisa membuat masak

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Another Side of EARTH   Catatan Keseratus Empat Puluh Lima : Pertunjukkan Sirkus

    "Ayo, Ayo, kemarilah! Pertunjukkan akan segera dimulai! Jangan lupa belilah token untuk masuk ke dalam tenda.""Hei, dimana kami bisa membelinya?""Disana! Ada loket kecil di ujung kanan.""Baiklah, terima kasih."Orang tadi masih berteriak, beberapa anak kecil berlari dan nampak orang tua mereka kewalahan mengejarnya. Kami langsung menuju ke tenda kecil yang dimaksud "Loket" oleh orang tadi."Permisi, kami mau beli tiga token.""Ya, baiklah semuanya tujuh puluh Rip! Kau mau bayar pakai tunai atau kartu?""Kami tidak punya uang, tapi kami bisa bayar dengan yang lain.""Kalian bercanda! Kalau tidak punya uang jangan kemari!""Hei, apa tidak bisa ditukar dengan ini? Ini kacamata canggih, kau saja belum tentu punya.""Hah! Untuk apa? Aku tidak membutuhkannya! Cepat pergilah!""Tunggu dulu! Bagaimana jika kami tukar dengan gelang ini?""Ayolah! Kalian buang-buang waktuku saja. Eh... ini... gelang d

    Last Updated : 2021-12-21
  • Another Side of EARTH   Catatan Keseratus Empat Puluh Enam : Pertarungan Dua EARTHSEED Terkuat

    Apa yang ada dipikiranku saat ini adalah Serenada. Makhluk itu terus berlari dan kami kehilangan jejaknya secara tiba-tiba. Asnee ingat aroma tubuh monster itu."Sniff....""Hm... kalau dari aromanya dia masih lurus.""Ayo kita kejar lagi!"Dova memacu Hexacycronya lebih cepat lagi. Senjata laser besar sudah ada di tangannya. Bersiap jika tiba-tiba monster itu muncul di hadapan kami. Seketika ada sekelebat bayangan muncul dan menghadang kami. Apalagi ini? Binatang berkaki empat yang wajahnya nyaris sama seperti monster tadi."Grrr...!""Minggir! Jangan halangi kami!""Apa itu, Dova?""Menurut informasi dari kacamataku, hewan ini namanya Harimau. Tapi aneh, warna bulunya putih dan lorengnya hitam.""Graor!""Aarkh! Jangan makan aku!"Asnee sudah panik dan menutupi mukanya. Tapi Harimau yang satu ini hanya melompatinya saja. Kini kami dihadang oleh dua binatang buas sekaligus."Harimau lagi! Tapi

    Last Updated : 2021-12-22
  • Another Side of EARTH   Catatan Keseratus Empat Puluh Tujuh : Saatnya Kita Bertarung

    "Anak-anak...! Serang dan tangkap yang berbadan setengah Rusa itu!" "Pilihan kita cuma satu, Majuuu...!" Asnee dan Primerose menggunakan kekuatan tanduk mereka. Banyak dari anak buah sirkus ini terpukul mundur, bahkan mati sia-sia. Aku mengerahkan pukulan jarak jauh yang mampu memukul mundur puluhan orang dihadapanku. Serenada memainkan mereka dan saat nyaris ditangkap, dia langsung menembakkan laser. Sesekali dia mengeluarkan bom asap kecil untuk mengecoh pandangan. Dova terus mengandalkan senjata laser di Hexacycro dan pistol laser miliknya. "Aneh, kenapa rasanya mereka tidak ada habisnya ya!" "Tenagaku sudah tak kuat lagi!" "Asnee! Bertahanlah dulu. Heaargh! Matilah kalian semuaa...!" Laki-laki berkumis aneh itu hanya tertawa sinis sambil diam ditempatnya. Apa mereka yang ada diluar ini bukan manusia asli? Jika hanya hologram semestinya mereka nampak membayang. Tapi mereka semua asli! "Graor!"

    Last Updated : 2021-12-23
  • Another Side of EARTH   Catatan Keseratus Empat Puluh Delapan : Datuk Pualam

    "Dok! Dok! Dok!""Datuk...! Tolong buka pintunya!""Iya, sabaaar! Siapa yang datang?"Ekspresi lelaki tua yang membukakan pintu nampak terkejut. Rupanya dia sudah kenal dengan Farhein dan Berlian. Kami semua langsung diminta masuk dan aku ditidurkan diatas kursi yang masih terbuat dari kayu."Farhein, Kenapa dengan anak muda ini?""Dia...ah! Kak Jaqualine menantangnya bertarung. Mereka sama kuatnya dan hasilnya seperti ini. Cepat! Tolonglah, Datuk.... Kalau tidak nyawanya tidak terselamatkan lagi.""Hm... aku rasa tidak. Dia masih bisa bertahan, Farhein."Laki-laki yang dipanggil Datuk itu nampak berkonsentrasi. Tidak nampak apakah dia sedang mengalirkan energi kepadaku. Tapi aku merasakan rasa hangat mengalir di tubuhku."Coba nak, gerakkan tanganmu perlahan.""Masih sakit....""Baiklah aku coba sekali lagi. Farhein, ambilkan air di belakang.""Baik, Datuk.""Ah, ya Berlian. Ambilkan kotak kay

    Last Updated : 2021-12-24
  • Another Side of EARTH   Catatan Keseratus Empat Puluh Sembilan : Kediaman Alamsyah

    Muncul kendaraan kecil yang menyambut kami setelah turun dari SKYLAR. Ternyata melalui kendaraan inilah kami diantar ke satu rumah. Eh, tapi bangunan mirip rumah biasa ada banyak disini. Hanya dibatasi taman kecil sebelum menuju ke bangunan rumah lainnya."Selamat datang, semuanya! Inilah kediamanku untuk sementara waktu.""Sementara waktu?""Ya, sampai aku selesai menjabat menjadi gubernur disini. Wilayah pemerintahanku tidak hanya kota LampOne-G saja, tapi kota kecil lainnya disekitarnya."Alamsyah mengajak masuk bersama kendaraan kecil yang kami tumpangi. Dia sendiri juga menaiki kendaraan yang sama."Bukannya ingin membuat kalian manja, tapi disini sangat luas. Bisa capek jika harus berjalan biasa. Nah, kendaraan itu akan mengantarkan kalian ke kamar."Setiap orang mendapatkan kamarnya masing-masing. Aku takjub melihat kamarnya. Rasanya seperti kembali lagi ke rumahku yang ada di dalam Dome. Terdapat kamar mandi juga didalam dan ka

    Last Updated : 2021-12-25
  • Another Side of EARTH   Catatan Keseratus Lima Puluh : Perjalanan Menyusuri Lautan

    Alamsyah datang menaiki kendaraan kecilnya, sebelumnya dia sudah berpesan agar kami berkumpul di ruang tengah tempat kami tinggal sementara ini. Farhein sudah pulang ke Hutan Bukit Alam Tuo. Sengaja pertemuan ini dilakukan malam hari agar tidak ada yang mencuri dengar."Kalian harus segera pergi, bukan bermaksud mengusir tapi kita tak pernah tahu. Apakah Profesor Madrosa masih baik-baik saja atau tidak. Komunikasi kami sempat terputus selama satu bulan.""Jadi, kami selanjutnya harus mengarah kemana?""Ke Pulau Van Java. Tapi tolong lewat jalur laut saja."Jalur laut sejauh ini tidak terlalu mendeteksi adanya pendatang dari negara lain. Alamsyah berpikir jalur ini lebih aman untuk kami. Sebab bila menerbangkan SKYLAR, maka dikhawatirkan menara pengawas di Kota Meichartaka akan mendeteksi kami sebagai penyusup."Tidak ada ampun bagi penyusup. Kenapa jalur laut tidak seketat itu? Karena laut disini sangat berbahaya. Beberapa kali muncul p

    Last Updated : 2021-12-26
  • Another Side of EARTH   Catatan Keseratus Lima Puluh Satu : Makhluk Aneh di Lautan

    "Apa yang terjadi tadi? Perutku mual sekali! Hngg...!"Serenada berlari kembali ke kamar mandi. Ini sudah ketiga kalinya dia muntah. Asnee hanya memegang kepalanya dan tubuhnya sudah berubah menjadi setengah Rusa.Sementara aku dan Dova hanya diam dan terduduk cukup lama dibawah panel. Kurasa inilah pengalaman pertama dan kalau perlu terakhir kalinya nyaris mati ditelan pusaran air. W115 juga mendatangiku dan bertanya soal itu."Biarkan aku dan Dova menenangkan diri dulu, W115.""Baik, Tuan. Maafkan saya."Aku dan Dova hanya saling memandang. Napas kami masih terengah-engah. Akhirnya aku duluan yang mencoba bangkit dan duduk di tempatku seperti biasanya. Dova masih terduduk dibawah sambil berteriak pada W115 agar diambilkan segelas air.Kondisi mulai kondusif, aku harap tidak ada lagi kejadian seperti tadi. Perjalanan berlangsung tenang dan sepertinya ini sudah mulai masuk malam hari. Lampu depan dan samping SKYLAR aku hidu

    Last Updated : 2021-12-27
  • Another Side of EARTH   Catatan Keseratus Lima Puluh Dua : Alara

    "Cepat sekali makhluk itu berenang!""Hei, apa yang kalian lakukan?""Sst... diam dulu Serenada! Kami sedang mengejar makhluk aneh itu."Badannya yang kira-kira sebesar manusia itu tak membuatnya lambat dalam berenang. Gerakan sirip belakangnya nampak cepat sekali. Makhluk itu akhirnya menengok ke belakang. Sepertinya dia tahu kalau kami mengikutinya."Astaga! Wajahnya menjijikkan sekali!""S-seperti manusia tapi dipenuhi apa itu...? Hm...ya, menurut informasi di kacamataku badannya dipenuhi sisik. Termasuk di beberapa bagian wajahnya.""Fokus kita kejar saja, Dova! Eeeh... apa ini?""Gerombolan ikan? Uwaaaa...!""Duk! duk! duk!"Akhirnya hilang juga sebanyak apa ikan yang sempat menabrak kaca depan SKYLAR. Untung saja kacanya tidak pecah. Tapi kami jadi kehilangan jejak makhluk tadi. Kemana perginya ya?"PERINGATAN! OKSIGEN SUDAH MENIPIS!""Kita naik ke permukaan dulu untuk mengambil oksigen. Naikkan tuasn

    Last Updated : 2021-12-28

Latest chapter

  • Another Side of EARTH   Catatan Dova : Misi Malam Pertama

    Yess...! Akhirnya Artemis mengijinkanku untuk memakai sisa terakhir dari kapasitas kertas ini. Aku mau menuliskan kisah malam pertama Serenada dan Artemis. Sebenarnya, ini adalah misi selanjutnya dariku dan Irana.Hei, kalian tahu bukan? Artemis dan Serenada itu orangnya polos parah. Mereka tidak paham soal apa yang harus dilakukan oleh pasangan pengantin setelah menikah. Haah... aku tidak tahu! Kenapa bisa punya sahabat seperti mereka?"Roger! Ganti! Posisimu, Irana!""Bzzzt!""Posisi! Aku ada di dekat kamar pengantin."Astaga! Apa yang dilakukan Irana disana? Terpaksa aku datangi saja dan kuseret dulu keluar dari posisinya."Kapten! Bajuku bisa rusak!""Aaah...! Kau ini bagaimana? Kenapa malah ada didepan pintu kamar mereka?""Bukannya kita mau mengawasi, apakah mereka sudah melakukan sesuatu yang benar sebagai pasangan suami istri pertama kalinya?""Tapi jangan didepan pintu! Bagaimana kalau mereka t

  • Another Side of EARTH   Catatan Keseratus Tujuh Puluh Lima : Sisi Lain Hatiku

    Bel rumah Profesor Madrosa berbunyi. Kebetulan sang pemilik rumah sedang pergi bersama cucunya. Jadi, aku yang membukakan pintu kali ini."Halo, Artemis...!""Astaga! Kalian semua...."Dova akhirnya turun dari lantai dua dan ikut menyambut orang-orang yang datang kemari. Dia meminta semuanya masuk dan seketika rumah ini jadi ramai. Acaranya besok, tapi mereka semua sudah hadir. Ternyata Dova mengundang orang-orang ini.Dari B-Neo City ada Azka yang datang dan juga laki-laki dari suku Xafreon yang bernama Purnama. Aku ingat ini, Alamsyah dan Farhein dari keluarga El-Tigre. Padahal Alam ini orangnya selalu sibuk."Aku hanya bisa hari ini saja, Artemis. Farhein yang mewakiliku nanti. Kalau sudah selesai, biar nanti aku jemput."Ternyata itu alasannya kenapa dia mengajak Farhein. Ada Dexta, Alara, Ericko dan juga Asnee yang ikut datang kemari. Asnee yang paling heboh disini. Dia bilang, Primerose akan datang besok.

  • Another Side of EARTH   Catatan Keseratus Tujuh Puluh Empat : Kita Tak Perlu Lagi Menyembunyikannya

    Waktu terus berlalu di Nuuswantaara...Aku, Irana dan Serenada masih terus berlatih. Bahkan sekarang aku lebih baik dalam mengendalikan kekuatan EARTHSEED ini. Tak perlu lagi marah atau melihat Serenada menderita. Kapanpun asal dibutuhkan, aku bisa mengendalikannya.Perkembangan Irana juga sangat baik dalam mengendalikan listrik di tubuhnya.Profesor Madrosa membantu kami agar bisa mendapatkan tanda bukti bahwa kami sekarang adalah penduduk tetap di Nuuswantaara ini. Bahkan dia yang menunjukkan dimana aku bisa belajar lagi ilmu arkeologi yang sesungguhnya.Sepertinya SKYLAR sebentar lagi akan pensiun. W115 juga ku turunkan dan Profesor Madrosa sangat terkejut melihatnya.Sayangnya, mesin W115 mulai mengalami kerusakan. Irana menyarankan untuk menonaktifkan robot ini. Hanya satu yang kuminta darinya, aku hanya mau mengambil memori milik sahabat robotku ini. Irana dan Dova yang bekerjasama mengeluarkan dan katanya ada rencana mereka mau mem

  • Another Side of EARTH   Catatan Keseratus Tujuh Puluh Tiga : Si Misterius Wanara

    Sepertinya aku bangun terlalu pagi. Kulihat Serenada dan Dova masih tertidur di kasurnya. Aku meminta W115 membuatkan sarapan dan segelas kopi untukku. Saat aku pergi ke kamar mandi dan membuka baju, baru ku sadari hal lainnya.Aku pikir hanya lengan dan telapak tanganku saja yang nampak lebih besar. Bagian dada dan perut juga jadi lebih bidang. Padahal rasanya dulu biasa saja. Bahkan aku tidak pernah berolahraga rutin untuk membentuk badanku."Haah... sepertinya aku butuh baju baru."Aku hanya berganti pakaian dengan kaos biasa saja. Baju bekas ayah sudah kucoba dan sama saja sempitnya. Saat aku turun sambil memakan sepotong roti dan membawa segelas kopi di tangan, Irana mengejutkanku."Eh, hampir saja ini jatuh!""Pagi, Artemis. Temanmu yang perempuan itu belum bangun?""Serenada? Ya, dia masih tertidur. Aku tidak berani mengganggunya. Ada apa?""Kakekku mengajak kalian sarapan di rumah. Oh ya, ngomong-ngomong saat

  • Another Side of EARTH   Catatan Keseratus Tujuh Puluh Dua : Saat Semuanya Semakin Kacau

    "Kakek...! Keluarkan aku dari sini! Aaargh! Lepaskan aku!""Ayo batalkan! Komputer utama... batalkan prosesnya!""PROSES TIDAK BISA DIBATALKAN!""A-apa? Iranaaaa...!""Kakeeeek...! Aaaaa...!""PROSES DIMULAI!""Tidaaaaak...!"Sementara itu, Dova dan Serenada masih terjebak dengan Artemis. Mereka berdua tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan."Aku tidak mau mati sekarang, Dova!""Kau pikir aku juga? Artemis... sadarlah!""Dova... Serenada...kalian adalah sahabat terbaikku."Artemis berhasil meraih mereka berdua dan memeluknya. Tapi bagi Dova dan Serenada, mereka justru tersiksa oleh panas yang berasal dari tubuh Artemis."Panaaaas...!""Eergh! Profesor... apa yang harus kami lakukan? Kami sudah tidak tahan lagi...!""Dova, aku tahu! Tahanlah sebentar!"Profesor Madrosa merogoh kantong jas laboratoriumnya. Dia mengeluarkan batu Katilayu yang berasal dari Artemis sebel

  • Another Side of EARTH   Catatan Keseratus Tujuh Puluh Satu : Kebangkitan yang Kedua

    "Kau gila, Artemis!""Ya, aku memang sudah gila Dova!""Pikirkan lagi baik-baik, Artemis. Kumohon....""Semua sudah aku pikirkan dan sekarang aku sedang memutuskan itu, Serenada."Profesor Madrosa masih saja diam menatapku. Ternyata Irana punya pemikiran yang sama dengan kedua sahabatku itu. Hari ini aku sudah mempersiapkan diriku untuk itu. Satu tujuanku, ingin hidup normal. Jika memang gagal, biarkan aku menyusul ayah dan ibuku."Kemarilah kalian semua!"Profesor Madrosa menunjukkan satu alat yang ditutupi kain putih. Saat kain penutupnya dibuka, nampak tabung besar berwarna silver dalam kondisi tertutup. Tabung Penghapus, begitulah sebutan yang disematkan oleh sang pembuatnya sendiri."Seharusnya ini untuk Irana. Tapi aku tidak mau terjadi apapun pada cucu kesayanganku itu."Apapun yang terjadi, aku tidak akan mundur. Tujuan terakhirku melakukan perjalanan hanya untuk ini saja. Bertemu dengan Profesor Madrosa dan mengh

  • Another Side of EARTH   Catatan Keseratus Tujuh Puluh : Rahasia Masa Laluku

    Max banyak bercerita pada Profesor Madrosa saat aku sedang perjalanan kemari. Terutama tentang masa laluku, pantas saja tahu nama lengkapku. Sesekali lelaki tua itu menghisap rokoknya."Tidak terganggu dengan rokokku bukan?""Tidak masalah, aku sudah terbiasa."Sebenarnya dia cukup geram dengan Max dan semua yang telah dilakukannya. Menurut Profesor Madrosa, dia sudah sangat keterlaluan. Max telah melanggar etika sains dan itu sebabnya tak pernah lagi muncul. Hanya teman terbaiknya saja yang tahu posisi dia saat ini."Dome milik V-Corporation adalah tempat terbaik baginya untuk bersembunyi. Jika tidak, dia sudah ditangkap dan dipenjara.""Maksudnya ini tentang semua percobaan dia yang melibatkan manusia. Termasuk aku dan Dova?""Dova yang pakai jas laboratorium itu?""Ya, itu aku."Sedikitnya aku jelaskan tentang masa lalu Dova bahwa dia adalah manusia buatan generasi pertama. Max juga yang memimpin dan mengawasi pr

  • Another Side of EARTH   Catatan Keseratus Enam Puluh Sembilan : EARTHSEED Golem

    Madrosa menghisap rokoknya, lalu mengeluarkan asapnya. Dia bercerita dulu tentang apa itu EARTHSEED Golem.Rupanya manusia yang menjadi EARTHSEED ini hanya ada satu saja setiap elemennya. Misalnya saja seperti Irana, tidak ada EARTHSEED Golem lainnya yang mampu mengeluarkan listrik dari tubuhnya."Sepertinya dari ceritamu di awal, Artemis. Kau masuk ke dalam elemen tanah. Kekuatanmu bisa menghancurkan tanah bahkan batu yang kau pukul.""Ya, itu benar.""Wah, dia yang namanya Artemis ini EARTHSEED juga ya. Berarti kita sama! Tos dulu!"Irana mengajakku tos dan tentu saja kubalas. Tapi tiba-tiba dia merasa aneh sambil melihat ke telapak tangannya."Eh, padahal aku tadi pakai tangan yang belum terbungkus sarung tangan. Tapi kenapa kau tidak kesetrum?""Karena dia berelemen tanah, Irana. Tanah menyerap energi listrikmu.""Ooh... begitu ya, Kek. Kalau begitu aku setrum yang tadi saja. Siapa namanya?""Dia na

  • Another Side of EARTH   Catatan Keseratus Enam Puluh Delapan : Penghuni Hutan AlasRo

    "MENUJU KE HUTAN ALASRO!"SKYLAR masih mengikuti petunjuk sesuai dengan peta offline. Dova meninggalkan ruang kendali sebentar dan sepertinya meminta W115 untuk dibuatkan makanan. Dia mengambil sebotol minuman sari buah di lemari pendingin. Baru dia cium aromanya langsung isinya dibuang ke wastafel."Astaga! Pantas saja! Ini sudah melewati masa kadarluarsa.""Kalau begitu buang saja semuanya. Jadi, minuman yang baru kita beli bisa masuk juga kesini.""Eh, sejak kapan kau ada di belakangku Artemis?""Kupikir mata siberkinetikmu mampu mendeteksi pergerakanku.""Mana bisa kalau kau ada dibelakangku, Artemis. Haah...! Dasar!"Serenada ikut ke belakang, tapi dia hanya mengambil coklat pemberian Madeline tadi. Rasanya masih aneh sampai dengan saat ini melihatnya. Astaga! Tadi aku benar-benar menciumnya ya!"Kau kenapa Artemis? Aneh sekali!""Tidak apa! W115! Buatkan aku makanan yang ini saja.""Baik, Tuan Artemis."

DMCA.com Protection Status