Share

Catatan Keseratus Lima Puluh : Perjalanan Menyusuri Lautan

Alamsyah datang menaiki kendaraan kecilnya, sebelumnya dia sudah berpesan agar kami berkumpul di ruang tengah tempat kami tinggal sementara ini. Farhein sudah pulang ke Hutan Bukit Alam Tuo. Sengaja pertemuan ini dilakukan malam hari agar tidak ada yang mencuri dengar. 

"Kalian harus segera pergi, bukan bermaksud mengusir tapi kita tak pernah tahu. Apakah Profesor Madrosa masih baik-baik saja atau tidak. Komunikasi kami sempat terputus selama satu bulan."

"Jadi, kami selanjutnya harus mengarah kemana?"

"Ke Pulau Van Java. Tapi tolong lewat jalur laut saja."

Jalur laut sejauh ini tidak terlalu mendeteksi adanya pendatang dari negara lain. Alamsyah berpikir jalur ini lebih aman untuk kami. Sebab bila menerbangkan SKYLAR, maka dikhawatirkan menara pengawas di Kota Meichartaka akan mendeteksi kami sebagai penyusup. 

"Tidak ada ampun bagi penyusup. Kenapa jalur laut tidak seketat itu? Karena laut disini sangat berbahaya. Beberapa kali muncul p

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status