"Nez," panggil Mama Ratih, sudah duduk di atas salah satu kursi di meja makan. Menikmati es teler buatannya mengalihkan pandangan Inez yang sedang duduk di sebelahnya. "Kenapa Ma?" tanya Inez, sesaat setelah menelan minumannya. "Mengenai calon cucu Mama? sudah ada tanda tanda belum?" Mempercepat degup jantung Inez, meletakkan spontan sendok yang di pegang nya perlahan. Sebelum mengalihkan pandangannya ke arah Agam yang terdiam, duduk di seberangnya. "Belum Ma," lirih Inez menundukkan kepala, "Maaf," "Lo, kenapa minta maaf? Mama hanya tanya Nez, belum pun juga nggak papa," sahut Mama Ratih, menegakkan kepala menantunya. "Momongan itu kan rejeki, tergantung sama yang Di Atas, jadi ya nggak papa, nggak perlu minta maaf begitu," Beradu pandang dengan Inez yang terdiam, tak mampu menyembunyikan gurat kesedihannya yang semakin mendalam merasa bersalah. 
Baca selengkapnya