All Chapters of Ksatria Pengembara Season 2: Chapter 1541 - Chapter 1550

2578 Chapters

168. Bagian 3

“Ugghh..!” hingga terdengar erangan pelan dari mulut sigadis yang membuatnya tersadar. Untuk sesaat terlihat gadis itu mengeliat-geliat seperti berusaha merenggangkan seluruh urat-urat ditubuhnya. Setelah cukup, kedua mata indahnya terbuka. Sosok pertama yang dilihatnya adalah kegelapan malam yang terhampar didepan matanya. Beberapa kali gadis itu tampak mengedipkan mata indahnya untuk menyesuaikan pandangannya yang masih silau akan kegelapan.Sosok yang tak lain adalah Gadys itu tampak meraba-raba genggaman tangannya sendiri, terasa seperti tengah memegang sesuatu, maka segera kedua mata Gadys terbuka dan mengangkat tangannya yang tengah memegang sesuatu tersebut.Wajah Gadys terlihat langsung memucat saat melihat Pedang Batu Petir yang ada ditangannya tampak patah gompal hampir ¼ nya, seketika saja Gadys teringat apa yang terjadi padanya hingga Pedang Batu Petir miliknya patah menjadi dua. Hal ini membuat Gadys tenggelam dialam kesedihannya.Menyesali nasib, Gadys tampak kembali mem
Read more

168. Bagian 4

Cret!Pedang Batu Petir yang buntung tampak mengiris leher Bintang, tak dalam tapi cukup untuk mengeluarkan darah, terlihat jelas bagaimana sosok Gadys yang saat ini tengah perang batin didalam dirinya. Antara membalaskan dendam ayahnya pada orang yang telah menebar benih-benih asmara dihatinya. Bintang sendiri terlihat pasrah untuk apa yang akan dilakukan oleh Gadys padanya.Gadys sendiri kini terlihat bagaimana tubuhnya bergetar dengan hebat, perang batin benar-benar telah menyiksanya, hingga akhirnya ;Weesshh...!Gadys melesat pergi bagaikan bayangan meninggalkan Bintang yang kini hanya terlihat menarik nafas panjang, Bintang menyadari perang batin yang dialami oleh Gadys, walau sebenarnya Bintang ingin sekali mengejar Gadys, tapi hal itu urung dilakukannya, karena saat ini tenaga Bintang sedang dalam pemulihan setelah menyelamatkan Gadys dari kematian.-o0o-Bangunan besar dan megah terlihat diujung jalan, rumah yang tampak dijaga oleh belasan orang berpakaian prajurit lengkap de
Read more

168. Bagian 5

Sementara di sebelah kanan Adipati Sutapati tampak dua orang pemuda berwajah tampan, dua-duanya berkumis tipis dengan usia yang sepertinya tidak bertaut jauh, sekitar 26-27 tahunan. Mereka adalah Bayusuta, putra Adipati Sutapati, sedangkan pemuda tampan yang  berjalan disebelah Bayusuta adalah Aryasuta.Dibelakang mereka, tampak pula sesosok laki-laki tua bertubuh pendek bulat, sebuah tongkat tampak tergenggam ditangannya, dia tak lain adalah Mpu Bajil, sedangkan disebelah mpu bajil berjalan beriringan wanita tua berpakaian merah dengan sebuah angkin merah dipingganngya, dia adalah Nini Rampah, istri dari Mpu bajil.Kini Adipati Sutapati dan rombongannya sudah berdiri dihadapan sosok perempuan bercaping. Kedua belah pihak terlihat saling pandang satu sama lain.“Apakah saat ini saya berhadapan dengan paman Sutapati?” tanya sosok perempuan bercaping. Adipati Sutapati beserta rombongannya sendiri tampak menatap dengan penuh seksama kepada sosok be
Read more

168. Bagian 6

“Siapa diantara kalian, kakang Aryasuta?” tanya Gadys kepada keduanya.Aryasuta tampak maju satu langkah kedepan.“Nenek bilang, menitipkan sebuah plakat bermata hijau kepada kakang” ucap Gadys lagi hingga membuat Aryasuta terkejut, lalu tangan Aryasuta tampak meraih sesuatu dari sabuk pinggangnya, sebuah plakat bermata hijau.“Nenek juga bilang, kalau kakang memiliki tanda lahir dipunggung dalam betis sebelah kanan” ucap Gadys lagi. Lagi-lagi wajah Aryasuta berubah.Aryasuta kemudian mengangkat sedikit celana dikaki kanannya, dan dibagian punggung dalam terlihat sebuah tanda hitam sebesar bola kasti. Semuanya menjadi perhatian orang-orang ditempat itu, terlebih Adipati Sutapati.“Siapa nama nenek yang nisanak sebutkan tadi?” tanya Adipati Sutapati. Gadys tampak tersenyum dan berkata ;“Orang-orang dunia persilatan menyebut nenek dengan julukan Pertapa Suci Dari Lembah Kutukan” ucap
Read more

168. Bagian 7

ADIPATI SUTAPATI tampak menarik nafas panjangnya setelah menyelesaikan cerita tentang kematian Juragan Suta, ayah Gadys. Gadys sendiri terlihat terdiam sejak awal Adipati Sutapati menceritakan hal itu.“Paman juga sudah bertemu langsung dengan gusti prabu Bintang yang telah menceritakan apa yang telah terjadi. Dalam hal ini, gusti prabu Bintang tidak sepenuhnya bersalah.. Apalagi gusti prabu Bintang juga telah menolong kakangmu, Aryasuta” ucap Adipati Sutapati.“Jadi maksud paman, kematian bopo harus kulupakan begitu saja?”“Bukan begitu Gadys. Hanya saja, gusti prabu Bintang itu bukan orang biasa.. Selain menjadi raja di Setyo Kencana, gusti prabu Bintang juga ketua dunia persilatan.. Paman sudah melihat sendiri bagaimana kesaktian yang dimiliki oleh gusti prabu Bintang” ucap Adipati Sutapati menarik nafas panjang. Gadys terlihat semakin terdiam mendengar hal itu.“Sudahlah.. Hal ini nanti saja kita baha
Read more

168. Bagian 8

Keesokan harinya, Gadys dan Aryasuta tampak menghadap Adipati Sutapati yang saat itu berada di pendopo bersama Bayusuta, Tania, Mpu Bajil dan Nini Rampah. Kedua segera menjura hormat dihadapan Adipati Sutapati dengan kaki kanan menekuk sedang lutut kirinya menyentuh lantai dengan kedua telapak tangan yang menyatu didepan dada.“Mari silahkan duduk Aryasuta, Gadys.. Kebetulan baru saja aku ingin memanggil kalian berdua” ucap Adipati Sutapati kepada keduanya.Aryasuta dan Gadys segera duduk ditempat yang telah disediakan untuk mereka.“Gadys” Adipati Sutapati membuka pembicaraan sehingga kini perhatian Gadys dan yang lain langsung terarah kearah Adipati Sutapati.“Maksud aku tadi ingin memanggil kalian untuk menyampaikan sesuatu hal” sambung Adipati Sutapati lagi, Gadys terlihat tetap menunggu dengan tenang.“Aku mewakili putraku, Bayusuta.. ingin melamarmu sebagai istrinya”Wajah Gadys langsung
Read more

168. Bagian 9

Kini semua terkesima saat melihat diujung jari telunjuk Gadys terlihat kilatan petir yang gemerlap. Kini semua mengerti kenapa tadi Bayusuta dengan cepat menarik jari dan berteriak tertahan.“Kini raden sudah taukan?” ucap Gadys lagi seraya menarik kembali jari telunjuknya.“Ya sudahlah, masalah ini tak perlu kita panjang lebarkan lagi.. Oh ya, ada keperluan apa kalian berdua menghadap paman?” tanya Adipati Sutapati lagi kepada Gadys dan Aryasuta.Gadys dan Aryasuta terlihat saling pandang, hingga akhirnya Aryasutalah yang menjadi juru bicara diantara mereka. Sepanjang Aryasuta bercerita, terlihat wajah-wajah ditempat itu berubah terkejut.“Ilmu ‘dewa dewi’” ucap Adipati Sutapati akhirnya setelah Aryasuta mengakhiri ceritanya.“Benar paman, nenek bilang ilmu ‘dewa dewi’ merupakan gabungan dari ilmu ‘perjaka murni’ milik kakang Aryasuta dan i
Read more

168. Bagian 10

Hiya ! hiya !! hiya !!!Seekor kuda putih dipacu dengan kencang oleh penunggangnya, penunggangnya adalah seorang perempuan, walaupun mengenakan caping bambu dikepalanya, tapi bentuk tubuhnya yang ramping membuat dirinya sangat mudah dikenali sebagai seorang perempuan. Mengenakan pakaian biru putih dengan sebuah selendang biru terlilit dipinggangnya yang ramping. Sesekali capingnya terangkat, terlihat bibir mungil merah alami terlihat menggoda, sekilas wajahnya yang terlihat membuat kita dapat mengenali sosok bercaping berkuda tersebut yang tak lain adalah Tania Ayusuta.Sebelum subuh, Tania sudah berangkat meninggalkan kadipaten gelagah ireng, hal ini dilakukan agar kepergian dirinya tak diketahui oleh orang lain, tapi Tania sudah meninggalkan surat dikamarnya agar kelak bila ada orang yang memasuki kamarnya, dapat menemukan surat tersebut.Entah sudah berapa lama Tania memacu kudanya dengan cepat, terlihat sekali kalau Tania sangat terburu-buru, siang
Read more

168. Bagian 11

“Panas sekali” ucap Tania pelan.“Hhmm.. jalan lurus ini langsung menuju ke Setyo Kencana” ucap Tania lagi menatap kearah depan, lalu menoleh kearah kanan.“Kalau tidak salah diujung jalan setapak ini ada sebuah desa yang cukup ramai penduduknya.. mungkin ada baiknya aku mengisi perut dulu sebelum melanjutkan perjalanan” batin Tania lagi, memutuskan seperti itu, Tania lalu mengarahkan kudanya kearah kanan.Sebuah desa yang terlihat cukup ramai penduduknya, ditambah lagi desa itu berada dipinggiran jalan utama, sehingga tak heran, banyak orang berlalu lalang melewati desa itu, desa ini pula dimana Tania saat ini berada.Dengan perlahan, Tania mulai menggebah kudanya memasuki gerbang desa tersebut, dari balik caping yang dikenakannya, mata indah Tania tampak mengawasi keadaan disekitarnya disepanjang jalan yang dilewatinya, hingga setelah memasuki cukup jauh desa tersebut, akhirnya Tania menghentikan langkah kuda
Read more

168. Bagian 12

Tak lama kemudian, hidangan yang dipesan Taniapun datang, maka dengan sedikit tergesa-gesa Tania segera menyantap hidangannya tanpa melepas capingnya, Tania menyadari masih banyak pandangan yang menatap kearahnya, karena itulah Tania ingin cepat-cepat menyelesaikan santapannya. Begitu selesai, Tania langsung pergi meninggalkan kedai makan itu.Kuda tunggangannya kembali digegah dengan cepat. Kali ini Tania berniat untuk tidak berhenti-henti lagi sampai tiba di Setyo Kencana, perkiraan Tania, mungkin nanti sore atau malam sudah tiba di Setyo Kencana.Hiieekkk...!Tiba-tiba saja Tania menarik tali kekang kudanya, hingga membuat kuda tunggangannya meringkik dengan keras. Dari balik caping yang dikenakannya, Tania menyipitkan pandangannya, beberapa tombak dihadapannya tampak sesosok tubuh berdiri ditengah jalan.Setelah berhenti cukup lama, perlahan Tania kembali menjalankan kudanya secara perlahan, semakin dekat, Tania semakin dapat melihat
Read more
PREV
1
...
153154155156157
...
258
DMCA.com Protection Status